Lanjutan If You Meet Me First dan prolog Joy and Jessica Stories.
Jordan O'Grady harus pensiun dini dari Manchester United akibat cidera berat yang dialaminya saat pertandingan final Liga Champions. Sulung dari Shane O'Grady dan Apsarini Neville itu akhirnya mengurus bisnis bir dan baja milik keluarga O'Grady. Saat Jordan berada di Cork Irlandia untuk membuat resort, dia menemukan seorang gadis yang tidak ingat siapa dirinya. Hanya Addie yang dia ingat dan Jordan memanggilnya Addie.
Tanpa Jordan tahu jika Addie adalah Adelaide McCarthy, seorang dokter dan putri pengusaha kapal tangker yang dibunuh oleh pesaing bisnisnya. Addie berhasil kabur namun dia mengalami amnesia. Demi melindungi Addie, Jordan pun menikahinya dan berusaha mengembalikan semua ingatannya hingga bisa memenjarakan pembunuh ayahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jordan O'Grady
"Kalian menemukan dia dimana?" tanya Caroline Kerry yang masih sepupu jauh dengan Neil Kerry.
"Di pantai, area milik keluarga aku," jawab Jordan.
"Dia ingat namanya?" tanya Caroline lagi sambil melihat kondisi Addie lewat semua alat medis yang sudah dipasang oleh para perawat.
"Dia bilang Addie," jawab Jordan.
Caroline mengangguk. "Oke. Kalian berdua keluar. Aku mau periksa!"
Jordan dan Neil pun menyingkir, memberikan kesempatan Caroline untuk memeriksa Addie.
"Halo Addie. Aku Caroline Kerry, dokter yang akan memeriksa kamu. Biar aku cek semua organ tubuh kamu ya ...." Caroline melakukan scanner guna melihat kondisi organ Addie.
Addie hanya terdiam dan berusaha mengingat sedikit pun apa yang terjadi, namun dirinya seperti gelap akan semuanya.
"Lambung kamu kosong makanan tapi ada air disana, begitu juga dengan paru-paru kamu. Apakah kamu jatuh dari kapal?" tanya Caroline.
"A ... Aku tidak ingat ...." Addie menatap Caroline panik.
"Hei, hei, tenang saja. Pelan-pelan, oke. Aku rasa kepala kamu kena benturan air jadi membuat kamu kena amnesia. Menilik dari apa yang aku lihat, kamu sudah dua hari tidak makan ... Addie, kamu beruntung masih hidup!" ucap Caroline sambil menggenggam tangan Addie.
"A .. Aku harus dirawat?"
Caroline mengangguk. "Kamu harus diinfus untuk mengembalikan cairan tubuh kamu dan mengembalikan keseimbangan elektrolitmu. Oke."
Addie hanya mengangguk.
"Aku tinggal dulu. Biar aku bicara dengan Jordan."
Addie mengangguk dan entah kenapa dirinya merasa lelah hingga akhirnya tidur.
Caroline keluar dari bilik IGD dan menemui Jordan serta Neil yang menunggu.
"Dia sepertinya jatuh dari kapal dan beruntung masih hidup, Jordan, Neil," ucap Caroline.
"Jadi dia harus di rawat?" tanya Jordan.
"Tentu saja bodoh! Dia malnutrisi, paru-parunya air isinya, begitu juga dengan lambungnya. Dia sangatlah beruntung!" jawab Caroline judes.
Jordan menatap bilik Addie. "Akan aku tanggung biaya pengobatannya. Dia tidak ada identitas apalagi kartu asuransi kan?"
"Apa perlu aku lapor polisi?" tanya Caroline. "Itu wajib lho Jordan."
Jordan tampak ragu-ragu karena dia tidak yakin polisi akan membantu. "Tidak dulu. Aku harus tahu siapa dia!"
"Tapi J ...."
"C, aku rasa Jordan benar. Kita cari tahu sendiri dulu," potong Neil.
"Tapi Neil, bagaimana kalau dia buronan?" Caroline menatap sepupunya.
"Bagaimana kalau dia korban kejahatan dan sedang dicari? Kalau dia diumumkan di televisi ... Apa tidak membahayakan nyawanya?" balas Jordan.
Caroline menghela nafas panjang. SOP nya sebagai seorang dokter IGD, dia harus melaporkan jika ada pasien darurat yang tidak diketahui identitasnya ke kepolisian. Tapi dia juga tidak mau berspekulasi jika memang Addie adalah korban kejahatan, dan dicari penjahatnya, apa tidak semakin ruwet?
"Baiklah. Kamu kan punya alat canggih, jadi kamu saja yang mencari tahu." Caroline tahu siapa keluarga Jordan dan dia yakin jika sahabatnya bisa mengambil keputusan.
***
Addie dipindahkan ke kamar rawat inap VIP dan disebutkan sebagai pegawai perusahaan bir hitam milik keluarga O'Grady yang mengalami kecelakaan saat berenang. Jordan berusaha untuk tidak ada polisi datang karena bisa panjang urusannya.
Jordan mengambil sidik jari Addie dan mengirimkannya ke Favian Smith dan Duncan O'Grady, sepupunya yang berada di Jang Corp Poughkeepsie New York. Jordan ingin tahu siapa Addie sebenarnya tanpa ada pihak berwajib terlibat.
"Aku tidak tahu apakah ini benar," ucap Favian tanpa melihat layar monitor. Favian memang autisme tapi otaknya jenius dan dia sangat disiplin soal aturan.
"Maksudnya gimana Vian?" tanya Jordan.
"Mas Jordan tidak lapor polisi," jawab Favian. Cucu Benjiro Smith dan Jang Geun Moon itu menoleh ke Jordan dengan tatapan galak.
"Mas Jordan harus tahu dulu kan, Vian. Takut dia dikejar penjahat," jawab Jordan.
Favian hanya cemberut karena tidak suka yang tidak sesuai aturan.
"Sudah Vian, Jordan kan punya alasan," ucap Duncan mencoba menengahi keributan antara dua adiknya. "Oke, Jordan, aku agak kesulitan mendapatkan identitas Addie ini karena jari jemarinya kan kena air laut cukup lama. Butuh waktu untuk bisa mendapatkan sidik jarinya."
Note
Jari yang berkerut karena terkena air akan kembali normal dalam waktu sekitar 15-30 menit setelah keluar dari air. Proses pengembalian ini bervariasi tergantung pada individu dan kondisi air.
Jika suhu ruangan dingin, proses pengembalian akan lebih lama karena pembuluh darah akan menyempit lebih lama untuk menyesuaikan diri.
Semakin lama jari terendam air, semakin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk kembali normal.
Sumber Google
"Butuh waktu berapa lama?" tanya Jordan.
"Tunggulah sampai 24 jam. Semoga besok sudah bisa mendapatkan jari yang kembali normal dan bisa difoto didiknya," jawab Duncan yang sudah menikah dengan Serena Kirrin yang mantan agen MI6.
"Aku bisa menguraikannya," celetuk Favian. "Berikan aku waktu."
Duncan menatap Jordan. "Jika kamu tahu siapa dia, apa yang akan kamu lakukan?"
"Belum tahu," jawab Jordan. "Tergantung siapa dia."
Favian menoleh ke Jordan. "Beri Vian waktu ya mas. Besok Vian kabari."
Jordan mengangguk. "Makasih Vian."
***
Addie terbangun saat mencium harum makanan dan dia melihat Jordan membuka kotak-kotak makanan. Pria itu menoleh ke arahnya dan tersenyum.
"Halo. Sudah bangun? Mau makan?" tawar Jordan sambil mengambil piring dan garpu.
"Itu ... makanan apa?" tanya Addie.
"Oh, ada fish and chips, fried chicken, mashed potatoes, salad ... Mau yang mana?"
"Se .. semua. Aku ... Agak lapar," jawab Addie dengan wajah kikuk.
"Oh oke." Jordan mengambil semua makanan yang dipesannya dan membawanya ke Addie. "Kamu bisa duduk?"
Addie mengangguk. Jordan menarik meja lipat yang ada di brankar Addie dan memang untuk alas makan. Addie tampak berbinar melihat makanan enak di depannya dan langsung menggigit ayamnya.
"Enak?" tanya Jordan.
"Enak! Terima kasih," senyum Addie.
"Alhamdulillah kalau suka."
Addie mengernyitkan dahinya. "Kata apa itu?"
"Kata doa berbahasa Arab yang berarti "segala puji bagi Allah". Kalimat ini merupakan ungkapan syukur dan pujian kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya. Aku mengucapkan begitu karena aku seorang muslim."
Addie menatap wajah Jordan. "Kenapa wajah kamu familiar ya. Hanya saja aku tidak tahu dimana ... Tidak ingat tepatnya."
"Apakah kamu tahu klub sepakbola Manchester United?" tanya Jordan.
Addie mengangguk sambil makan kentang gorengnya.
"Aku Jordan O'Grady, pemain gelandang serang kanan. Yang pensiun dini karena cidera." Jordan mengambil ponselnya dan memperlihatkan pada Addie.
Gadis itu melongo. "Kamu ... Jordan yang itu?"
Jordan mengangguk.
"Kamu tidak bohong kan?"
"Apa perlu aku perlihatkan SIM aku?"
Addie termenung. "Kamu enak ingat siapa dirimu. Aku? Bahkan nama asliku saja tidak ingat !"
"Jika kamu ingat ...."
Addie menggelengkan kepalanya. "Aku sudah berusaha mengingat-ingat tapi kepalaku jadi sakit !"
Jordan tersenyum. "Bersabarlah, karena semua butuh proses."
Addie mengangguk. "Semoga tidak lama."
"Aamiin."
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu
kangen sama boneka labubu pingin ngarungin