NovelToon NovelToon
Kultivator Dewa Xiao Wang

Kultivator Dewa Xiao Wang

Status: tamat
Genre:Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang / Tamat
Popularitas:7.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rahmat Kurniawan

Dunia Luas. Tidak menyenangkan jika tidak di jelajahi.

Aku Xiao Wang. Sejak kecil telah mendapat predikat sebagai sampah klan. Tidak bisa berkultivasi membuat diriku kian menjadi sasaran latihan. Sampai di asingkan di Hutan Binatang Buas, namun aku selamat oleh tekad–ku.

Suatu saat nanti, aku akan berdiri di depan banyak orang. Membersihkan namaku dari orang-orang yang dahulu pernah menghinaku. membersihkan namaku dari orang-orang yang pernah mengucil–ku. Pun juga membersihkan nama kedua orang tuaku. Hingga menjadi seorang yang di akui oleh satu kekaisaran sekali pun.

Tidak! Satu Kekaisaran saja tidak cukup. Berkelana ke berbagai belahan dunia juga bukanlah ide buruk dan ya, harus aku laksanakan.

Tentunya, untuk melakukan itu semua, bukan melewati perkara yang mudah. Banyak tantangan yang akan aku hadapi nantinya. Entah itu berjalan di antara ribuan tubuh tak bernyawa, atau mungkin bermandikan darah dari musuh-musuhku... Maka nantikan perjalananku di kisah ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 2 ~ Selamat

Hari yang kian temaram, seiring dengan senja yang kian memudar. Sebuah tubuh tak berdaya terbaring di tengah hutan belantara. Hutan yang terkenal angker, bukan karena roh makhluk halus atau sejenisnya, melainkan makhluk kasat mata, namun memiliki insting kuat serta sedikit memiliki akal.

Makhluk tersebut adalah binatang buas.

Terbaring tak berdaya dengan kesadaran yang masih terjaga. Meski hidupnya kian putus asa, dan ingin cepat-cepat mengakhiri hidupnya, namun entah mengapa Xiao Wang masih merasakan rasa takut.

Tegang, Khawatir dan takut bercampur aduk menjadi sebuah rasa yang mengalahkan rasa sakit yang saat ini di deritanya. Kawan yang membawanya kemari telah pergi meninggalkan Xiao Wang setelah selesai menimbulkan kelumpuhan padanya.

Sakit mental, maupun fisik.

Di akhir-akhir sisa hidupnya, Xiao Wang mencoba untuk tidak menangis. Menurutnya, percuma saja dia menangis kalau pada akhirnya akan mati juga oleh binatang buas yang kini telah bergerak mendekati tubuhnya.

"Sial sekali..." batin Xiao Wang.

Darah yang menetes di beberapa bagian tubuhnya yang robek, akibat serangan yang datang bertubi-tubi itu telah mengundang kedatangan bintang buas di hutan ini.

Grrrtt!!

Suara dengusan serigala malam terdengar di gendang telinga Xiao Wang. Kontan hal itu yang membuat dia semakin khawatir. Degup jantung kian berdetak kencang. Sekali lagi, meski dia ingin cepat-cepat mati, namun entah mengapa dia masih merasa takut untuk menghadapi kematian itu sendiri.

Xiao Wang mencoba menggerakkan tubuhnya untuk bangkit. Tapi, untuk menggerakkan jari-jari tangannya saja dia tidak bisa.

"Haah, andai aku masih di beri kesempatan untuk hidup. Akan ku datangi mereka yang membawaku kemari. Membalas perbuatan mereka hingga berpuluh-puluh kali lipat seperti yang aku rasakan sekarang," Sumpahnya.

Gelap dan gelap sepenuhnya. Cahaya rembulan datang menggantikan posisi matahari untuk menerangi alam. Tak ada pohon di sekeliling Xiao Wang dalam jarak lima meter, membuat terpaan cahaya perak bulan menyinari keseluruhan tubuhnya.

Satu ekor serigala telah muncul, keluar dari bayang gelap pohon rimbun. Serigala itu mendekati Xiao Wang, melangkah pelan. Tampak dia menjilati ujung bibirnya yang berbulu. Tak sabar untuk menyantap daging manusia di hadapannya ini.

Tak berselang lama, muncul kembali seekor serigala lain. Lalu Dua ekor serigala kembali muncul dari arah berbeda. Dari yang tadinya satu ekor saja, kini menjadi belasan ekor serigala dalam waktu cepat. Apalagi, ukuran tubuh serigala diluar kata normal.

Merasakan kehadiran mereka, membuat Xiao Wang kian tak tenang. Ingin rasanya dia berlari sejauh mungkin, menghindari para serigala ini. Tapi apalah dayanya, dia tidak sanggup untuk melakukannya.

"Biarlah mereka mendatangi ku dan mencabik tubuh ini," pasrah Xiao Wang.

Rombongan serigala berlari cepat dan semakin mendekat. Seolah-olah serigala-serigala itu tidak ingin membagikan tubuh Xiao Wang kepada temannya.

Derat langkah kaki terdengar di berbagai sisi, menciptakan getaran tertentu pada tanah. Tiada detik yang terlewat selain dengan rasa tegang.

Kini serigala-serigala itu telah dekat dengan tubuh Xiao Wang. Tinggal menunggu hingga mereka mencabik-cabik dirinya.

Grrrrttt!!

Salah seekor serigala membuka mulut, berniat menggigit Xiao Wang. Tapi belum juga dia berhasil melakukan aksinya, terlebih dahulu lehernya malah robek, dan berakhir dengan terlempar beberapa meter dari tubuh Xiao Wang.

Melihat rekan mereka yang tumbang begitu saja, sontak membuat serigala yang lain memasang sikap waspada. Mereka tidak jadi menggerogoti tubuh Xiao Wang.

Masing-masing dari mereka mengeluarkan aura intimidasi. Nafsu membunuh dari masing-masing serigala menyatu dan menyebar ke berbagai arah.

Grrrrttt!

Salah satu serigala menggertak giginya kala melihat bayangan hitam bergerak cepat. Instingnya yang tajam mengatakan bahwa sosok tersebut yang mengundang bahaya bagi mereka, dan juga yang telah menyebabkan salah satu rekan mereka kehilangan nyawa.

Namun tak berlangsung lama, dirinya malah tumbang. Tanpa tahu siapa yang telah menumbangkan–nya. Bahkan sorot matanya masih ternganga, seolah-olah dia masih penasaran dengan pembunuh itu.

Angin tiba-tiba saja bertiup sedikit kencang. Tapi hanya sesaat, lima detik kemudian angin itu telah menghilang. Bersama dengan menghilangnya angin, belasan serigala mengelilingi Xiao Wang tadi juga telah tumbang.

Xiao Wang tidak sempat melihat hal itu. Dia yang terlampau takut dan tegang sudah tidak sadarkan diri semenjak melihat taring panjang dari serigala yang berniat menerkamnya tadi.

***

Tiga orang saat ini tengah duduk bersantai di tengah hamparan bunga persik yang berguguran.

Xiao Wang bersama dengan kedua orang tuanya.

Sebenarnya saat ini Xiao Wang sedang kebingungan melihat keduanya yang tampak baik-baik saja dan saat ini bersama dengannya. Pasalnya, dia tidak lagi bertemu dengan kedua orang tuanya itu untuk beberapa tahun lamanya.

Tapi Xiao Wang mencoba untuk menepis rasa bingung itu. Yang terpenting saat ini adalah kedua orang tuanya telah kembali bersama dirinya.

"Ayah—Ibu ... aku sangat merindukan kalian!" ucap Xiao Wang. "Kenapa kalian meninggalkan aku?!"

Baik ayah maupun ibunya tidak langsung menjawab. Mereka saling berpandangan sejenak. Menampakkan sunggingan tulus dari sudut bibir mereka.

Keduanya sama-sama bangkit dan berdiri. Lalu berjalan bergandengan tangan meninggalkan Xiao Wang.

Baru saja dia merasakan kebahagiaan dan kehangatan, kini semuanya itu akan pergi begitu saja. Xiao Wang tak terima. Dia juga hendak bangkit dan mengejar keduanya.

"Ayah—Ibu ... kalian mau kemana, tunggu aku!" ucapnya, sembari berlari dan memeluk erat keduanya dari belakang.

Ayah serta Ibu Xiao Wang berbalik. Membiarkan Xiao Wang memeluk mereka untuk beberapa saat. Setelahnya mereka melepaskan cengkraman tangan Xiao Wang dari pakaian mereka.

"Nak, kau bisa ikut kami ... tapi belum saatnya!" ucap ibunya.

Menatap sendu ibunya, dia tampak tak terima dengan pernyataan itu.

"Kenapa?"

"Kami menyayangi mu!" ucap kembali ibunya.

"Jadilah kuat, dan setelahnya cari ayah serta ibu!" perkataan ayahnya, menjadi penutup dari pertemuan mereka.

Cahaya terang menyilaukan mendadak tercipta di belakang kedua orang tua Xiao Wang. Lalu keduanya sama-sama berjalan perlahan menuju cahaya.

Xiao Wang sendiri tidak mengejar. Dia terisak, namun dia juga sebenarnya tengah memikirkan akan perkataan dari ayahnya tadi.

Cahaya yang menyilaukan itu perlahan semakin terang. Menelan tubuh kedua orang tua Xiao Wang. Semula berbentuk siluet, namun setelahnya tak ada lagi yang bisa Xiao Wang lihat.

***

"Ayah—Ibu jangan tinggalkan aku!" Xiao Wang ngigau dalam tidurnya. Tubuhnya refleks terbangun dari posisi semula terbaring.

"Aku hanya bermimpi?" gumamnya. Meski yang dia rasakan hanyalah sebuah mimpi, tapi entah mengapa rasa sedihnya terasa hingga sekarang.

Xiao Wang menilik sekitarnya. Tempat yang sama dengan sebelum dia pingsan.

"Aku... aku baik-baik saja?" gumamnya sembari meraba-raba tubuhnya. Memang tidak ada yang lecet sama sekali.

Luka-luka yang semula menghiasi tubuhnya, kini telah sembuh sepenuhnya. Senang, namun Xiao Wang juga bingung.

Dia kemudian bangkit dari posisi duduknya. Berjalan dan meninggalkan tempat itu.

"Apakah aku harus kembali ke klan?" Xiao Wang tampak berpikir di tengah perjalanannya.

"Tidak, aku tidak akan kembali sebelum memiliki kekuatan yang cukup. Lihat saja, setelah aku kembali, aku akan membuat kalian semua yang dulu menghinaku akan membayarnya," ucapnya bersungguh-sungguh.

Namun ketika mengingat bahwa dirinya yang masih belum bisa berkultivasi, membuat wajahnya muram.

Grrrt!

Bunyi perut Xiao Wang, pertanda minta di isi.

"Sudahlah, lebih baik aku mencari makanan terlebih dahulu."

Kembali berjalan, beberapa saat Xiao Wang menemukan pohon mangga yang memiliki buah banyak, juga telah matang-matang. Tanpa pikir panjang, dia memanjat dan mengambil salah satu buahnya.

"Sial... Ada ular!"

Refleks melompat Xiao Wang saat melihat ular itu.

Sialnya ular yang ukurannya lebih besar dibanding dengan tubuh kecil Xiao Wang sendiri itu tidak melepaskan Xiao Wang begitu saja. Ular itu turun dan mengejarnya.

Xiao Wang lantas memacu kakinya, dan berlari kencang. Saat itulah dia menyadari ada keanehan pada tubuhnya.

1
Indah Hidayat
tdk tahu dimana lucunya , baru kali ini baca novel menggunakan alat kelamin utk bahan lelucon...dan tdk lucu.
Indah Hidayat
kesan erornya si mc memangkrn sii thor
Indah Hidayat
yg bodoh si thornya buat ceritra adegannya serasa dibuat2 dan ketololan si mc sangat jelas, benang merah ceritra ini juga tdk jelas, serasa amburadul, asal nulis saja.
Indah Hidayat
si thor agak eror, tahu bahaya kok ya desa tsb dimasuki lalu malah berpencar, otqk eror lagipula apa sich uijuannya????
Indah Hidayat
si mc memang tdk karuan setuju utk meningkatkan kultivasinya, malah pergi yg tdk jelas apa tujuannya, atau si thor yg memang nulis suka2 ati mau apa. aneh ceritra begini kok byk yg like, juga dialognya tdk sesuai dgn usianya shg jadi spt sandiwara. si thor memang tdk menjiwai peran tokoh2nya.
Yoona
Maaf izin ya kak 🙏
Yuk semuanya, mampir di novel ku judulnya REAL WORLD FILTER. di tunggu kehadiran semuanya buat dan mampir di novel ku💜✨
Indah Hidayat
si mc terlalu bodoh, arigan merasa kuat kurang perhitungan sampai peliharaannya bisa mati...
Indah Hidayat
si thor nulis ceritra tdk sesuaikan dgn kebiasaan masa itu jadi terasa janggal. juga paragraf terakhor artinya apa? buat bingung.
Sudi Martopo
Lumayan
Indah Hidayat
si mc bodoh
Indah Hidayat
si mc ini memang sok jago malah dgn sengaja menjauhi guru nya tanpa alasan jelas
Indah Hidayat
suasana perangnya tdk terbangun...apalagi dialog si mc tdk menjiwai kalau masih anak2
Indah Hidayat
turnamen tdk penting saja sampai berpuluh2 chap...si thor miskin ide.
Indah Hidayat
si mc ceroboh dan lelet, tahu akan ada serangan tapi tdk melakukan pencegahan atau tindakan utk mengatasi
Indah Hidayat
bosan berchapter2.hanya bicara ttg tunamen yg tdk menarik, di skpi teeus.
OI
semoga tenang arwah nya xiou wang di sana
Indah Hidayat
heran ceritra yg sangat biasa kok bisa like byk, padahal ada novel lain yg lbh bermutu, bhsnya dan ide veritranya lebih seru malah kurang like.
Indah Hidayat
membosankan...kurang menegangkan, ide ceritra kurang variasi, tdk ada misterinya. dialognya juga tdk lucu bahkan kadang malah spt jaman sekarang.
Indah Hidayat
agak aneh si mc kan masih kecil tapi gayanya thd gurunya spt org dewasa dan kata2nya tdk ada etika. juga sikap ketika merebut lencana persis copet...memuakkan.
Indah Hidayat
keren si mc berbuat baik thd guru dan temannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!