Charlotte Hasana, wanita cantik dengan tubuh perawakan mungil, ramping dan cantik. Ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang begitu materialistis. Ibu Tiri Charlotte berencana menikahkan dirinya kepada laki-laki tua kaya raya namun seorang Gay. Charlotte menentang keras keinginan Ibu tirinya. Karena itu, Charlotte berencana kabur dengan dandanan berbeda dari biasanya. Dia memoles wajahnya begitu jelek.
Namun ketika dirinya kabur, dia bertemu dengan laki-laki yang mengancam hidupnya. Hingga karena suatu alasan, Charlotte terpaksa melakukan hubungan satu malam dengan laki-laki itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2
Charlotte menutup jendela dan mengunci pintu rapat. Lalu Menyalakan lampu kamar. Ia sudah melepas semua pakaiannya sekarang. Charlotte mendekati tempat tidur dan merangkak naik. Dalam penerangan lampu, Charlotte melihat tubuh pria itu dengan intens. Laki-laki itu memiliki tubuh sempurna. Berperawakan tinggi, kekar berotot dan juga memiliki wajah yang tampan. Walaupun sedang tidur pun, pria itu tampak rupawan. Tanpa sadar, tangannya terangkat untuk menyentuh wajah pria itu.
“Maaf sebelumnya. Aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya butuh tubuhmu saat ini. Saat kau bangun, semua akan kembali seperti semula. Anggap saja kita tidak pernah bertemu. Sekali lagi aku minta maaf, karena juga memanfaatkanmu.” Bisik Charlote sendu.
Charlotte mulai melepas satu persatu pakaian pria itu. Begitupun dengannya. Sampai tubuh mereka tak melekat sehelai benang pun. Ia sejenak terbius atas kesempurnaan tubuh pria itu. Tubuh Charlotte mulai berkeringat, hawa panas melingkupi seluruh aliran darahnya. Charlotte mulai memimpin permainan, hingga dirinya berhasil mendapatkan apa yang dia butuhkan.
15 menit sudah Charlotte menuntaskan hasratnya. Kini ia telah berpakaian langkap dan bersiap-siap untuk pergi. Ia menatap pria itu yang terbaring disana dalam kondisi tanpa pakaian apapun, hanya tertutup selimut putih. Dia masih tertidur lelap atau pingsan?
Charlotte merasakan hal berbeda. Baru ini dirinya berhubungan intim dengan seorang pria asing. Jujur saja, Charlote ingin memberikan harta berharganya untuk suaminya nanti, tapi melihat kondisinya beberapa menit lalu, ia menyingkirkan kekecewaan itu. Melihat pria itu tak sadarkan diri, Charlotte merasa kasihan, ia mengambil uang di dalam dompetnya. Hanya ada beberapa lembar uang ratusan yang ia punya sekarang. Saat kabur, dia hanya mengambil tabungannya saja. Jujur dia kekurangan uang sekarang. Keluarganya memang termasuk dari keluarga kaya, namun memiliki kehidupan menyedihkan. Ayahnya telah salah menikahi wanita yang buruk. Keluarganya menjadi hancur dan penuh masalah.
Charlotte mengambil selembar uang ratusan yang sudah kusut. Kemudian dirinya juga mengambil buku dan bolpoin didalam tasnya. Berniat menuliskan sebuah pesan singkat untuk pria itu.
Isi surat itu….
Tuan yang Terhormat,
Maafkan saya sebelumnya, saya telah lancang menyentuh Anda. Saya tidak memiliki maksud apa-apa. Disini saya terpaksa melakukannya karena suatu kondisi. Saya berharap Anda memaafkan saya. Juga, saya ingin Anda beristirahat dengan baik. Belilah sesuatu dengan uang ini. Sekali lagi saya minta maaf.
Charlotte meletakkan surat itu di atas meja bersamaan dengan selembar uang 100 ribu yang sudah kusut. Hanya itu yang Charlotte bisa berikan pada pria itu. Ia juga terpaksa tinggal di Motel karena uang yang dia punya. Tabungannya juga terkuras habis karena ibu Tirinya. Menghindari perjodohan dengan kabur sudah membuatnya kesulitan, dan sekarang dirinya harus menemukan tempat tinggal yang cocok dengan sisa uangnya yang menipis.
“Semoga hidup Tuan bahagia dan terlepas dari para penjahat itu. Maaf dan terima kasih karena sudah membantu saya. Semoga pertemuan ini menjadi awal dan akhir kita. Aku berharap tidak akan bertemu dengan Tuan lagi.”
Setelah mengatakan itu, Charlotte segera menarik kopernya keluar dari kamar Motel. Meninggalkan pria itu. Charlotte menghentikan sebuah angkutan umum didepan Motel dan masuk kedalamnya. Ia ingin pergi ke terminal Bus dan berharap pergi sejauh mungkin.
Malam itu Charlotte memutuskan untuk pergi. Meninggalkan tempat tinggalnya. Ia berharap apa yang terjadi hari ini, tidak akan pernah terulang dalam hidupnya lagi. Charlotte akan pergi untuk hidup barunya. Ia akan hidup seperti yang ia inginkan. Meninggalkan keluarganya.