NovelToon NovelToon
Godaan Cinta Ibu Susu

Godaan Cinta Ibu Susu

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu susu / CEO
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Dini ratna

Sera, harus kehilangan calon anak dan suaminya karena satu kecelakaan yang merenggut keluarganya. Niat ingin berlibur malah menjadi petaka.

Sera bersedih karena kehilangan bayinya, tapi tidak dengan suaminya. Ungkapannya itu membuat sang mertua murka--menganggap jika Sera, telah merencanakan kecelakaan itu yang membuat suaminya meninggal hingga akhirnya ia diusir oleh mertua, dan kembali ke keluarganya yang miskin.

Sera, tidak menyesal jatuh miskin, demi menyambung hidup ia rela bekerja di salah satu rumah sakit menjadi OB, selain itu Sera selalu menyumbangkan ASI nya untuk bayi-bayi di sana. Namun, tanpa ia tahu perbuatannya itu mengubah hidupnya.

Siapakah yang telah mengubah hidupnya?
Hidup seperti apa yang Sera jalani setelahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini ratna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kabar Duka Yang Bahagia

Suara tangisan terdengar samar, tapi nyata. Perlahan mata Sera, terbuka setelah tiga hari koma. Sera, melirik sekitar yang dipenuhi alat medis, dan orang-orang yang dia kenal, mereka semua mengelilinginya dengan linang air mata.

"Huhu ... huhu ... Sera!"

Tangisan dari wanita paruh baya dialah Ane, ibu kandungnya. Ia sangat menyesal karena sudah mengajak putrinya itu berlibur, tetapi malah berakhir tragis. Mereka semua kecelakaan yang menyebabkan suami dan bayi dalam kandungan Sera meninggal.

"Ibu," lirih Sera lembut. Ane, langsung menoleh, matanya melebar melihat sang putri yang sudah sadar.

"Sera! Sera, kamu sudah sadar! Dokter ... dokter!" teriaknya histeris, membangunkan semua pasien yang satu ruangan dengannya. Ayahnya, dan mertuanya langsung berlari ke arahnya. Mereka semua terlihat bahagia hingga tidak mampu menahan air mata.

"Ibu, ibu aku di mana? Bukankah kita mau pergi ke pantai?" Perkataan Sera, membuat tangisan Ane semakin keras.

"Huuu ... huhuhu ... Sera ... anak ini masih ingat kita yang akan pergi berlibur. Dia tidak tahu jika suami dan bayinya meninggal."

Mendengar nama bayi, tangan Sera segera menyentuh perutnya. Sera terpaku, dengan mata yang membola. Sera, berusaha bangkit untuk melihat perut buncitnya yang kini sudah rata.

"Ibu! Di mana bayiku? Apa aku sudah melahirkan?"

Lagi-lagi bukan jawaban yang Sera dapatkan. Ibunya hanya menangis, merangkul lalu memeluknya, seolah ingin menenangkannya. Tidak hanya Ane, tapi semua orang yang ada di sana.

"Ibu, kenapa menangis? Kalian juga ikut menangis, di mana bayiku?"

"Sera ... kamu sabar, ya. Bayimu ... bayimu ... huuuu ... huhuu ....." Lagi-lagi ayahnya ikut menangis.

Sera, tidak mengerti ia menatap ibu dan ayah mertuanya. Baginya orangtuanya sedang tidak beres, sehingga Sera, bertanya pada mertuanya. Namun, bukan jawaban yang dia dapat tapi tangisan.

"Kenapa kalian semua menangis? Ada apa ini, di mana bayiku?" Sera, bertanya dengan nada tinggi. Ia sudah kesal karena tidak ada yang menjawabnya.

"Bayimu meninggal, juga suamimu," celetuk Vanessa, ia adik Sera.

Sera mendekati Essa, "Apa? Kau bilang apa tadi? Bayiku meninggal?"

"Ya, jika kamu tidak percaya pergi saja ke makamnya."

"Tidak!"

Tubuh Sera, melorot duduk di atas lantai, ibu dan ayahnya malah marah dan menyalahkan Essa, yang bicara seenaknya. Tetapi Essa, ia membela diri jika sudah mengatakan yang benar.

"Essa, kau ini jaga bicaramu." Ane menjitak kepala Essa, yang langsung manyun sambil mengusap kepalanya.

"Ibu apa salah Essa, Essa sudah mengatakan hal yang benar. Bagaimana pun kakak harus tahu."

"Tapi pelan-pelan!" hardik Ane pada putri keduanya. "Kakakmu baru saja pulih dia tidak boleh bersedih."

"Maaf, semuanya! Kami harus memeriksa pasien."

Seorang dokter datang yang menghentikan perdebatan mereka. Dokter dibantu oleh perawat yang memapah Sera, menuju ranjang tidurnya lagi. Suasana cukup tenang semua keluarga diam, membiarkan Sera diperiksa dokter. Tetapi, suasana kembali riuh ketika Sera bangun dan mengatakan umpatannya.

"Saya tidak peduli suamiku meninggal, tapi kenapa bayiku harus meninggal!"

Sontak, keluarganya terkejut. Bola mata mertuanya melebar, yang awalnya hanya terlihat kesedihan kini hanya amarah yang menyala. Ajeng, ibu mertuanya langsung menghadap dengan ekspresi yang sulit diartikan. Ia marah juga kecewa.

"Apa yang kamu bilang? Kamu tidak sedih suamimu meninggal ... kamu senang melihat putraku tiada?!"

"Ajeng tunggu! Redam emosimu, mungkin dia seperti ini karena kehilangan bayinya," tahan Ane, ketika Ajeng memarahi putrinya.

Ajeng menghela nafas, lantas bicara "Bagaimana saya tidak marah, anakmu bilang dia tidak sedih kehilangan putraku, padahal putraku adalah suaminya! Jika tahu hati dia seperti ini ... lebih baik dia yang mati."

"Apa! Kamu mendoakan putriku mati!"

 Suasana semakin kacau dan riuh, Ane mulai emosi keluarga dua pihak mulai saling berdebat. Ditambah ucapan Sera, bukannya mereda, amarah Ajeng semakin meluap ketika Sera, kembali bicara.

"Aku benar-benar bersyukur Vero meninggal," ucapnya yang menatap Ajeng datar.

"Kau! Kau menantu biadab!" Amarah Ajeng semakin menyala. "Aku jadi curiga, jangan-jangan kamu yang merencanakan ini, kamu membunvh putraku!" Ajeng menghajar Sera, ia menarik tubuhnya dan menjambak rambut menantunya itu hingga rontok.

"Yakk!!"

Ane marah, ia tidak rela melihat helaian rambut putrinya di tangan besan. Sedangkan Ajeng, ia terpaku menatap rambut di tangannya. Ajeng memang tidak berniat menjambak cuman karena energinya terlalu kuat membuat rambut itu rontok.

"Yakk!! Kau menjambak rambut putriku sampai rontok!"

"Akh!!" jerit Ajeng, ketika Ane membalasnya, dengan menjambak rambutnya. Ajeng menjerit, Ane terus berusaha untuk tidak melepas jambakannya.

Suasana semakin panas dan ricuh. Seisi kamar rawat 2 heboh, para pasien di bilik sebelah ikut menonton pertunjukkan itu. Sedangkan para dokter mulai bingung, mereka pun meminta salah seorang security untuk datang memisahkan.

"Sayang! Sayang, sudah!" teriak Joko dan Purba suami mereka. "Ini rumah sakit kalian jangan bertengkar," ujar Joko suami Ane.

"Istrimu yang memulai!" sela, Ajeng menatap tajam ke arah Joko.

"Apa kamu bilang, justru kamu yang memulai!" Tunjuk Ane dengan marah. "Kamu mengharapkan putriku mati," tambahnya.

"Putrimu yang mengatakan dia bersyukur anakku meninggal. Dia menantu durhaka dia membunuh anakku, kecelakaan ini pasti ulahnya."

"Jika kecelakaan itu ulah putriku, maka kami semua tidak ikut celaka. Putriku dia tidak akan kehilangan bayinya, untuk apa mencelakai putramu jika putriku ikut celaka?"

"Makanya, kalian itu keluarga pembawa sial!"

"DIAMM!!"

Seketika semua orang terdiam, Vanessa dia memandang sekeliling kamar yang tampak malu dengan kelakuan keluarganya.

"Kakak kamu yang memulai, jadi kamu yang harus hentikan," katanya meminta Sera untuk menjelaskan. Mereka semua diam, setelah sadar tatapan orang disekitar.

"Kita bisa bicarakan ini baik-baik."

"Tidak, aku sudah lama menunggu hari ini. " Semua orang tertuju pada Sera. "Mas Vero selingkuh, disaat aku masih hamil muda. Bahkan dia berani membawa masuk wanita itu ke rumah kami, bahkan melakukan Semar mesem di kamar kami."

Mulut Ane menganga, matanya membola menatap besan di depannya. Ajeng, tertegun ia tidak percaya dengan perkataan Sera. Tidak ada saling percaya dan saling menyalahkan. Akhirnya cekcok dua keluarga kembali dimulai. Kini, sang raja ikut membela para istrinya.

Melihat kegaduhan itu membuat Sera diusir oleh pihak rumah sakit. Perbuatannya itupun membuatnya rugi yang diusir dari rumah oleh mertua. Sera, kini kembali ke keluarganya yang miskin.

***

"Tidak ada jatah makan untukmu!" Ane menarik piring makan Sera. Wajahnya semrawut yang terlihat kekesalan dan kekecewaan.

"Ibu ... ibu tega pada putrimu ini? Aku diusir mertua, udah jadi janda, tidak dikasih makan pula. Tidakkah kau kasihan?"

"Suruh siapa mencari api dengan mertuamu."

"Ibu menyalahkanku?" Sera, terbelalak. Ane masih tidak melihat Sera, ia terus fokus pada hidangan lezat di depannya.

"Ibu aku ini diselingkuhi, aku bertahan demi bayiku. Tapi setelah semuanya terungkap Ibu tidak mendukungku, Ibu malah menyalahkanku." Sera, mengumpat sambil memasang wajah kesal dan sedihnya. Ane melirik putrinya yang lama-lama terenyuh.

"Aish ... aku tidak bisa marah pada putriku," ucapnya lalu memberikan piring kepada Sera. Sera tersenyum lalu memeluk ibunya, Vanessa dan Joko hanya menatap keduanya.

"Kakak, bajumu basah," ujar Vanessa melihat dada Sera yang basah.

Sera melepas pelukannya, lalu melihat bajunya yang basah dibagian dada.

"Ini pasti air susu, ASI-ku banyak tapi aku bingung mau diapakan."

"Peras saja, lalu masukan ke dalam botol dan freezer. Susu ibu biasanya bertahan selama 8 jam," ujar Ane.

"Tapi setelah itu dikemanakan Ibu? Jika pada akhirnya harus dibuang."

Mereka semua terdiam. Suasana mendadak sedih karena teringat bayi yang akan menjadi calon cucu di keluarga itu. Ane bahkan sudah membeli beberapa perlengkapan bayi untuk cucunya nanti.

"Sudah, kalian jangan bersedih. Mungkin belum rezeki kita, Marsha pasti sudah tenang di sana."

Ane, Joko dan Essa langsung menoleh kepada Sera. Sera yang ditatap pun merasa heran.

"Marsha?" tanya Ane demikian.

"Iya, Bu, cucu Ibu. Jika dia lahir aku sudah menyiapkan satu nama untuknya yaitu Marsha. Tapi Tuhan berkehendak lain."

Mereka kembali bersedih, Ane dan Joko langsung memeluk putrinya. Essa yang melihat itu tersenyum ngeri, ia menyantap telur dadar sambil menatap ilfeel pada keluarganya yang dianggapnya lebay.

Hari terus berlalu, Sera, kini sudah bekerja di sebuah rumah sakit ternama. Jabatannya hanyalah sebagai OB tetapi Sera, tidak malu dengan pekerjaannya itu. Selain bekerja di sana, Sera juga menyumbangkan ASI-Nya untuk bayi-bayi yang terlantar, seperti ditinggal pergi ibunya, atau bayi yang memang membutuhkan air susu.

Setiap malam Sera akan memeras susunya lalu esoknya ia bawa ke RS. Dan hari ini ia bertemu seorang wanita paruh baya yang menangis di samping tempat tidur cucunya.

Sera yang sedang mengepel lantai di ruang IGD itu pun mendekat ke arah wanita itu, ia bertanya apa yang membuat wanita itu menangis.

"Permisi Bu," ucap Sera, membuat wanita itu menoleh. "Maaf, sejak tadi saya mengepel di sini saya lihat Ibu terus menangis, jika boleh tahu kenapa dengan putra anda?"

Wanita itu duduk menyamping menghadap Sera. "Ini cucu saya, dia baru satu bulan ibunya meninggal setelah dia dilahirkan. Dari sejak pertama cucu saya ini tidak mendapatkan ASI dia hanya diberi sufor. Ternyata cucu saya ini alergi protein susu sapi (APLV) lalu saya coba kasih susu kedelai, ternyata cucu saya juga sama alergi pada protein susu kedelai."

"Saya, bingung ... tapi jika tidak diberi susu cucu saya akan makan apa? Dan sekarang cucu saya harus mengalami pembengkakan pada wajah dan bibirnya, juga dia mengalami diare dan muntah beberapa hari ini."

"Ini untuk kesekian kalinya cucu saya masuk IGD. Huhuhu ... "

Wanita itu kembali menangis. Sera, menjadi iba juga tidak tega. "Maaf, Bu jika boleh saya mau menyusui cucu ibu. Kebetulan saya habis melahirkan dan air susu saya sangat banyak."

"Ini gunung saya sudah keras, pasti ASI nya sudah penuh. Boleh saya coba menyusui cucu Ibu?"

Sontak, wanita itu sumringah. Ia mengizinkan Sera, untuk menyusui cucunya. Wajahnya semakin berbinar ketika sang cucu menyesap air susu itu dengan lahap.

"Sudah, Bu." Sera, menidurkan kembali bayi itu.

"Nama saya, Maudy." Wanita itu mengulurkan tangannya. Sera, langsung menjabat tangan itu lalu memperkenalkan dirinya. "Saya, Sera."

"Terima kasih, ya Sera. Cucu saya jadi tenang sekarang."

"Sama-sama Bu. Kalau begitu saya permisi, ya Bu."

Sera, undur diri ia pergi membawa alat pelnya, meninggalkan ruang IGD. Hari ini shif nya sudah selesai, dan Sera harus pulang lebih awal.

Maudy, baru teringat jika ia lupa menanyakan alamat Sera. Apa dia bisa bertemu lagi wanita itu? Karena tiba-tiba cucunya kembali menangis, bayi itu sudah merasakan air susu seorang ibu yang mungkin akan meminta lagi.

"Jojo!"

Jojo adalah asistennya. Tidak berselang lama seorang pria dengan pakaian formal itu datang menghadapnya. Pria itu membungkuk siap menerima tugas dari Nyonya besarnya.

"Cari petugas OB yang bernama Sera, SEKARANG!"

"Siap!"

Jojo langsung memerintahkan bawahannya, dalam waktu singkat beberapa orang berseragam memenuhi koridor rumah sakit. Mereka mencari seorang OB bernama Sera. Ternyata, Maudy adalah orang berpengaruh di kota itu.

Sementara Sera, ia sudah berjalan keluar rumah sakit. Dia akan berjalan kurang lebih 5km menuju halte bus. Namun, tiba-tiba di pertengahan jalan sebuah mobil menabraknya dari belakang.

"Ckiitt!"

"Brakk!"

...----------------...

Halo, selamat pagi ... ini karya aku yang sebelumnya berjudul IBU SUSU BABY LIO. Karena ada beberapa hal, jadi aku ganti judul GODAAN CINTA IBU SUSU, jadi jangan heran, ya jika ada kesamaan nama tokoh.

Semoga kalian suka dengan karya baru ini, dukung terus aku, ya dengan cara like, vote dan komentarnya.

SUBSCRIBE DAN RATING 5 JANGAN LUPA

1
ovi eliani
semoga sera senang dgn CD fdr darren wkwkwwk🤣🤣🤣
Ariany Sudjana
Darren jangan percaya sama Clara, dia itu hanya ingin harta kamu dan tidak peduli sama sekali sama anakmu
Danny Muliawati
ternyata dr Clara jahat bunuh istri nya darren tunggu yah dokter pembunah balasan nya Thor ga tidur🫢
ovi eliani
lagi lagiseru nih , rupanya clara jahat. up lg thor
ovi eliani
terima kadih dibble up thor, makin adik baca ceritanya, satu lg ya thor
ovi eliani
jcubit aja sera farren sampai kesakitan siapa yg mau bersandiwara 🤣🤣🤣🤣🤣
ovi eliani
thor buat darren mengejar cinta komet
ovi eliani
lagi thor jangan nanggung ceritanya , puas aku rasain kamu darren ini baru permulaan ya, nanti jatuh cinta sama sera bucin lg wkwkwkwk
ovi eliani
lanjut thor ceritanya oke bingit
ovi eliani
terima kasih thor, kadih pelajaran dulu darren thor biar tau rasa sembah 2 deh lho derren biar tau rada minta haji besar sera to buat darren susah dulu.
Ani Basiati: lanjut thor
total 1 replies
ovi eliani
gampang sebelumnya kan darren lihat CCTV pasti tau lah klo nia yg mencurinya untuk menjebak sera , tinggalin aja sera paling2 nanti baby tio nangis di buat pusing darren balas dendam sera biar tau rasa darren.
Ani Basiati
nia yg mencuri kan thor
ovi eliani
bagus sera belum. tau darren klo sera sdh bereaksi gaas ken sera duda sombon iitu
ovi eliani
jangan di marah in srra darren nanti susah cari ibu pengasuh buat susu in anak mu, udah jadi in istri aja biar sekalian enak wkwkwwk
ovi eliani
kenapa belum up thor
Dini_Ra: mungkin masih review, ditunggu aja ya 👌
total 1 replies
ovi eliani
ceritanya oke, mau ya thor up tiap hari doble up lah thor
yusnah
selalu ditunggu upnya kak
Bundanya Pandu Pharamadina
nyimak kisah Sera
Alyanceyoumee: Assalamualaikum.
Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "Parting Smile" ya, siapa tau Kaka suka.
insyaallah seru ko... xixi
di tunggu ya ☺️🙏
total 1 replies
Soraya
dh mampir thor lanjut
Dini_Ra: Terima kasih 🙏 jangan lupa dukungannya, ya 🙏
total 1 replies
kaylla salsabella
mampir Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!