Serangeline Fros, wanita berusia 45 tahun, dikenal di seluruh kota Darsen sebagai ketua geng Bloodfangs—geng paling ditakuti yang menguasai setengah wilayah kota. Di balik reputasinya yang kelam, Sera menyimpan mimpi lama yang tak pernah terwujud: menjadi seorang penyanyi. Namun takdir berkata lain, sejak muda ia dipaksa oleh kakeknya untuk meneruskan tahta keluarga sebagai pemimpin geng, menenggelamkan keinginannya di balik darah dan kekuasaan.
Hingga suatu malam, sebuah kecelakaan tragis merenggut nyawanya. Tapi kematian bukanlah akhir bagi Serangeline Fros. Ia terbangun kembali… di tubuh seorang wanita muda berusia 25 tahun—bertubuh gendut, pemalu, dan diremehkan semua orang, bahkan oleh suaminya sendiri.
Apakah Serangeline akan menemukan makna baru dari kehidupan keduanya, ataukah sisi gelapnya sebagai gangster akan kembali bangkit dan menghancurkan segalanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mila julia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 . Masuk Agency
NNYYYIIITT—!
Aleric langsung menginjak rem mendadak. Ban mobil berdecit keras memenuhi lorong parkiran, tubuh mereka terdorong ke depan, dan suasana seketika membeku. Aleric menoleh cepat, menatap Sera dengan mata terbelalak.
“Kamu gila, Sera?!” ucapnya spontan, nyaris berteriak.
Wajah Sera pun langsung berubah. Sorot percaya diri yang tadi ia pamerkan menghilang, berganti dengan ekspresi rapuh yang pecah dalam hitungan detik. Bibirnya bergeta, dengan genangan air mata yang mengharukan.
“Ya… aku tau aku adalah seorang janda,” suaranya pecah, lirih, “mana mungkin kamu akan mau denganku… mantan istri dari musuhmu sendiri. Perempuan yang sudah disiksa habis-habisan, baik mental ataupun fisik. Hiks… hiks…”
Air matanya jatuh satu-satu, mengalir turun membasahi pipinya.
“Mungkin aku memang tidak sepantas itu untuk dicintai. Untuk bahagia. Hiks… hiks…”
Suara Sera kecil, seperti anak kecil yang kehilangan arah.
“Aku bahkan tidak diterima di kehidupan siapa pun. Bahkan untuk melakukan apa yang aku impikan dan aku senangi saja… aku tidak diberikan jalan. Hiks… hiks… dulu ataupun sekarang hidupku memang tidak pernah bahagia.”
Tangisnya pecah.
“Hiks… hiks… Huwhaaa aaa…”
Ratapannya menggema di dalam mobil, membuat Aleric menegang tak karuan.
“Sera… Sera, jangan seperti ini,” Aleric panik. Ia mencondongkan tubuh, bingung harus melakukan apa. “
Sera terus terisak, bahunya bergetar hebat.
“Baiklah… aku akan menyetujui permintaanmu.”
Seketika tetesan air mata Sera lenyap, ia menatap Aleric dengan serius, "Kamu menerima permintaanku untuk menjadi istrimu?. "
"Bukan permintaan mu yang itu ,tapi permintaanmu untuk menjadi artisku. aku akan mengabulkannya. "ucap Aleric menyodorkan tisu ke arah Sera.
Sera tersenyum mengambil tisu dari Aleric. " Ternyata laki - laki ini luluh dengan air mata buayaku. Lyra.... trikmu memang luar biasa pantas kael terbuai dengan mu. "batin Sera.
Aleric kembali merapikan posisi duduknya. “Aku akan mengantarmu ke mansion-mu.”
“Tidak. Aku ingin ke agency-mu. Aku ingin kita tanda tangan kontrak saat ini juga. Kata-katamu kadang tidak konsisten. Aku takut nantinya kamu membatalkannya.”
Aleric menoleh heran. “Kamu tidak percaya denganku?”
“Tentu saja. Kamu bersikap seperti itu kemarin saat berada di hadapan Kael. Aku hanya belajar dari pengalamanku.”
Sera mengelap hidungnya keras.
Fffrrruuuttt
Sera menyeka ingusnya dengan tisu membuat Aleric mengerutkan keningnya menatap perempuan itu.
Aleric menghela napas, lelah. “Padahal aku sudah menjelaskannya…” gumamnya, membelokkan stir ke arah agency miliknya.
Sera tidak menjawab. Ia justru memandang keluar jendela, wajahnya kembali serius, seolah seluruh dunia kembali menekan pundaknya yang kecil.
"Aku sangat tidak biasa bersikap seperti ini… kebiasaanku menggunakan otot, otak, dan kekerasan saat di gangster ternyata jauh berbeda dari kehidupan bocah ini. Ini baru permulaan tapi sudah begitu banyak drama. Mungkin akan semakin banyak, bahkan lebih berbahaya. Aku tidak boleh menyerah. Dendam bocah ini harus terbalaskan… dan ini juga kesempatan keduaku. Kesempatan untuk merasakan impian yang aku idam-idamkan sejak SMA… menjadi seorang penyanyi. "
"Sera aku merubah semua kehidupanmu menjadi kehidupan yang bahagia agar kamu bisa kembali dan tidak menyerah seperti ini. "
"Jadi kembalilah saat semua sudah seperti yang kamu inginkan. jika nanti kamu berubah pikiran,dan menginginkan kehidupanmu kembali datanglah kepadaku lagi aku akan menyerahkannya. "
Batin Sera mengingat kehidupan bocah itu sebelum ia hadir menggantikan posisinya.
_____
Media sosial mendadak meledak.
Video rekaman suara emas yang keluar dari pengeras suara mal ,suara yang digadang-gadang begitu mirip dengan suara Lyra saat nada tinggi berseliweran di semua platform. Foto-foto Sera yang hanya menampakkan punggung, tanpa wajah, tersebar di mana-mana. Warganet bertanya-tanya siapa wanita misterius itu.
"Siapa pemilik suara emas itu?"
"Mengapa suaranya… lebih stabil dari Lyra?"
"Dan kenapa Lyra menghindari nada tinggi?"
Ketenaran Lyra merosot dalam sekejab.
Para penggemarnya, yang biasanya membela mati-matian, kini mulai membandingkan suaranya dengan wanita misterius itu.
Nama Lyra semakin jatuh.
Opini publik berubah liar.
Berita itu sampai ke telinga Kael melalui telepon terburu-buru dari Dimas.
“LYRA…!” Kael berteriak frustrasi dari dalam kamarnya, memegangi kepalanya yang serasa mau pecah. “Kenapa wanita itu tidak memberikan aku waktu untuk tenang dan berpikir sebentar saja? Dia selalu membuat masalah!”
Kael langsung menelfon Lyra ,namun tidak diangkat.
Rahangnya menegang.Ia segera keluar dari kamarnya, mengambil kunci, dan melesat menuju mal tempat Lyra mengadakan press conference tanpa izin dan tanpa sepengetahuannya.
____
Kael tiba di mal.
Sejumlah penggemar mengerubungi Lyra, meminta foto, tanda tangan, dan rekaman suara. Lyra mencoba tersenyum, namun wajahnya pucat, hampir gemetar.
Kael tidak membuang waktu.
Ia langsung menarik tangan Lyra dengan dingin.
“Permisi, sepertinya Lyra harus kembali. Press conference Lyra cukup sekian hari ini. Terima kasih telah hadir.”
Kael memaksakan senyum sopan, namun sorot matanya menusuk tajam.
Begitu mereka tiba di dekat Lamborghini-nya, Kael menarik Lyra lebih keras.
Begitu pintu tertutup, suasana berubah beku.
Kael menatap Lyra tajam.
Nafasnya naik turun menahan amarah.
“Apa yang sudah kamu lakukan, Lyra? Kamu lagi-lagi mempermalukan dirimu sendiri. Media sosial sekarang heboh karena ulahmu!”
Lyra membalas, marah namun suaranya bergetar.
“Ini bukan karna aku, Kael! Ini karena Sera! Perempuan itu tiba-tiba memamerkan suaranya lewat pengeras suara mal! Selama press conferenceku tadi semuanya berjalan dengan lancar!”
“Lancarnya apanya? Semuanya berantakan, Lyra!”
Kael memukul setir mobil keras
DUAK!
Pukulan itu membuat Lyra tersentak takut.
“Semua orang semakin meragukanmu! Agency-ku benar-benar akan hancur kali ini! Kenapa kamu tidak bisa diam dan membiarkan aku berpikir tenang sekali saja?! Kamu selalu membuat ulah yang membuatku terpuruk dan frustrasi seperti ini!”
Lyra membalas dengan suara pecah, penuh tekanan.
“Kamu yang menyuruhku melakukannya, Kael! Apa kamu lupa kamu berteriak menyuruhku menyelesaikan masalahku sendiri?! Aku sudah melakukan yang terbaik! Tapi kamu masih menyalahkanku! Kamu pikir hanya kamu yang frustrasi? Aku juga, Kael!”
Kael terdiam. Nafasnya berat… sampai akhirnya ia mengucapkan kalimat yang membuat jantung Lyra seolah akan meloncat keluar.
“Baiklah. Kalau begitu keluar dari mobilku sekarang juga. Selesaikan semua masalahmu sendiri. Juga kontrak kerja sama kita. Mulai hari ini kamu bukan lagi artisku.”
Lyra menoleh, wajahnya syok dan membatu.
“Kael… apa maksudmu? Kamu tidak serius dengan ucapanmu, kan?”
“Aku serius, Lyra. Tidak ada yang bisa aku harapkan dari kamu lagi.”
Lyra langsung memegang tangan Kael erat.
“Kael! Kamu mencampakkanku? Setelah semua yang sudah aku lakukan? Lalu bagaimana dengan hubungan kita?!”
Kael menepis tangannya.
“Mulai hari ini kita tidak ada hubungan apa pun lagi.”
“Kael…” Lyra langsung mengeluarkan jurus andalannya—tangisan buaya, suara sengaja dilemahkan, air mata dibuat menetes cantik.
Namun alih-alih luluh… Kael justru terlihat semakin muak.
“Keluar, Lyra. Sebelum aku bertindak kasar padamu.”
“Ka—”
“KELUAR!”
Suara Kael membelah udara.
Lyra terperanjat dan buru-buru membuka pintu dengan tangan gemetar. Ia turun dengan pipi masih basah, berdiri kaku di bawah lampu parkiran.
Brummm—
Kael melajukan mobilnya, meninggalkan Lyra tanpa menoleh sedikit pun.
Lyra berdiri sendirian, rambutnya berantakan, napasnya tersengal marah.
“T-tidak… ini tidak mungkin… dia benar-benar mencampakkanku?”
Matanya melebar tak percaya.
“Tidak, Kael… kamu tidak bisa memperlakukanku sama seperti Sera!”
Lyra menghentakkan kaki, kesal dan terhina.
Namun tak ada lagi yang mendengarnya.
.
.
.
💐💐💐Bersambung💐💐💐
Padahal Lyra berharap banget bisa di nikahin eh taunya malah di campakkan kasian banget malah juga di keluarin dari agency. yaampun Lyra nasibmu lebih tragis dari Sera. huhuhu...
Lanjut Next Bab ya guys😊
Lope lope jangan lupa ya❤❤
Terima kasih sudah membaca bab ini hingga akhir semuanya. jangan lupa tinggalkan jejak yaa, like👍🏿 komen😍 and subscribe ❤kalian sangat aku nantikan 🥰❤
Nantikan update setiap jam 13.00 dan 19.00 guys ☺☺