NovelToon NovelToon
Ikhlasku Mencintaimu

Ikhlasku Mencintaimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:32.2k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Ketika di bangku SMA, Gaffi Anggasta Wiguna dan Bulan Noora selalu berjalan berdampingan layaknya sepasang kekasih yang penuh dengan keserasian. Di balik kedekatan yang mengatasnamakan pertemanan, tersembunyi rasa yang tak pernah terungkapkan. Bukan tak memiliki keberanian, melainkan Bulan Tengah mengejar seseorang. Anggasta memilih jalan sunyi, memendam dan mencoba tetap setia mendampingi sampai kebahagiaan itu benar-benar datang menghampiri perempuan yang sudah membuatnya jatuh hati. Barulah dirinya mundur pelan-pelan sambil mencoba untuk mengikhlaskan seseorang yang tak bisa dia genggam.

Lima tahun berlalu, takdir seakan sengaja mempertemukan mereka kembali. Masihkah cinta itu di hati Anggasta? Atau hanya bayang-bayang yang pernah tinggal dalam diam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1. Rindu Yang Kembali Hadir

Senyum para karyawan mengembang pada sosok yang begitu menawan yang baru saja datang. Tubuh tegap dibalut dengan kemeja putih slimfit dan celana hitam bahan begitu pas di badan. Serta sepatu hitam mengkilap yang menghasilkan suara derap langkah sangat seksi. Sapaan mereka selalu disambut senyuman kecil ciri khas seorang Gaffi Anggasta Wiguna.

Sudah hampir tiga tahun anak bungsu Gavin Agha Wiguna masuk ke perusahaan milik keluarga. Kinerjanya semakin hari semakin meningkat. Dan sekarang dipercaya menjadi seorang direktur muda yang mempesona. Banyak dari mereka (karyawan wanita) mendekat, sayangnya Anggasta selalu menganggap angin lewat. Seperti lelaki yang tak memiliki hasrat.

Hembusan napas kasar dikeluarkan. Meregangkan otot kepala ke kiri dan ke kanan hingga menimbulkan suara yang membuat otot lehernya sedikit relaks. Dilihat jam yang melingkar di tangan. Senyum yang begitu tipis terukirkan karena ternyata hari sudah petang.

Tetiba sebuah rasa menggerakkannya menuju sebuah tempat yang membuat langkahnya tercekat. Tempat yang lebih rapi dan indah dari lima tahun lalu. Perlahan dan pasti, kakinya melangkah menyusuri jalan menuju sebuah kursi besi yang letaknya masih sama seperti dulu. Sorot mata tak pernah bisa berdusta. Ada hal yang masih Anggasta simpan dan tak pernah terutarakan sampai sekarang.

"Gaffi! Dia Nerima cinta gua!"

Terngiang lagi kalimat yang membuat hatinya berserakan. Terlalu menyakitkan. Padahal, orang yang mengatakannya sangat bahagia tak terkira. Pelukan yang biasanya menghangatkan, terasa mulai menyakitkan. Tangan yang biasanya mudah untuk membalas, tetiba kebas.

"Gua bahagia banget, Fi."

Sebuah kata yang menampar hati Anggasta sangat keras. Katakan atau pendam. Dia harus memilih.

"Gua ikut bahagia, Lan."

Itulah jawaban yang mengandung makna lain. Anggasta sudah memilih jalannya. Menyudahi perasaan yang dia miliki untuk perempuan yang bernama Bulan Noora.

Di kursi itulah perpisahan mereka terjadi. Pelukan yang perempuan itu berikan dijadikan sebagai perpisahan termanis oleh lelaki yang selama hampir 5 tahun menyimpan perasaannya sendiri. Perasaan yang tumbuh di dalam sebuah zona pertemanan.

Mencintai dalam diam itulah yang Anggasta lakukan. Setelah fakta yang terkuak perihal Bulan yang mencintai orang lain. Niat yang sudah bulat pun diurungkan. Rencananya perasaan itu akan diungkapkan tepat di hari kasih sayang. Pada akhirnya, perasaan itu akan dia simpan dalam diam sampai batas waktu yang tak tahu sampai kapan. Miris sekali, bukan?

Setiap kali mendengar cerita tentang lelaki yang Bulan kejar, hatinya sakit. Tapi, di sisi lain hatinya ikut bahagia karena wajah Bulan yang begitu cerah. Anggasta bagai manusia labil. Kebahagiaan serta kesakitan seakan begitu sulit untuk dibedakan. Hati kecilnya ingin pergi, tapi rasa ingin melindungi malah semakin meninggi.

Menahan kesakitan Anggasta lakukan. Dia berjanji kepada dirinya untuk menemani Bulan sampai perempuan yang membuatnya jatuh hati tersebut menemukan kebahagiaan. Masih setia berada di samping Bulan sedari SMA sampai di tahun kedua kuliah. Walaupun berbeda kampus dan jarang bertemu, ketika Bulan membutuhkannya lelaki itu akan segera datang. Bukti cinta dan bodoh itu sangat tipis.

Kebahagiaan sudah Bulan dapatkan. Anggasta yang melihat langsung bagaimana bersinarnya raut wajah Bulan memutuskan untuk mulai mundur secara perlahan. Tugasnya untuk menjaga Bulan sudah selesai dan meninggalkan jejak kesakitan yang cukup mendalam. Mencoba Belajar mengikhlaskan perempuan yang tak mampu dia genggam.

Bisa saja Anggasta tetap menyatakan perasaannya. Namun, dia bukan lelaki egois. Kebahagiaan Bulan adalah yang paling penting karena semenjak mengejar lelaki yang tak lain adalah kakak kelasnya, kebahagiaan Bulan terpancar sangat jelas. Dia tidak ingin ungkapan hatinya merusak kebahagiaan perempuan yang dia sayang. Biarkan dia yang belajar mengikhlaskan. Dan semesta pun seakan mendukung penuh keputusannya untuk melepaskan. Ponsel Anggasta dicuri orang dan semua kontak menghilang termasuk kontak Bulan. Mereka pun sudah tak pernah tahu kabar satu sama lain karena Anggasta memilih untuk pergi membawa rasa yang nyatanya tak pernah mati.

Ditatapnya langit malam yang dihiasi bulan purnama yang begitu terang. Indah, tapi tak seindah hatinya sekarang. Selama lima tahun terakhir, baru kali ini Anggasta merasa merindukan sosok Bulan. Perempuan yang dikabarkan sudah bertunangan dengan lelaki yang masih sama. Lelaki yang Bulan kejar secara ugal-ugalan. Ternyata hubungan Bulan dengan sang kakak kelas tersebut berjalan begitu langgeng.

"Cukup ya rindunya. Dia sudah bahagia dengan cintanya."

Memilih pergi dari tempat yang menyimpan kenangan indah untuknya. Tapi, belum tentu untuk perempuan yang saat ini tengah Anggasta rindukan.

Kerinduan itupun hanya mampu bertahan satu malam. Setelahnya, Anggasta kembali menjadi lelaki yang sangat sibuk. Hanya laporan dan lembaran kertas yang akan terus dia pandang.

Keseriusan Anggasta beralih ketika pintu ruangannya terbuka. Sang paman yang masih sangat tampan tetiba datang dan memberi kabar.

"Gyan akan bergabung dengan kita mengurus Wiguna Grup pusat."

Wajah bahagia Anggasta terpampang nyata. Dia sangat tak menyangka dan senyum lebar pun Reksa berikan. Sang kakak, Gyan Abhiseva Wiguna yang sudah hampir satu dekade jauh darinya dan keluarga kini akan kembali bersama mereka. Seperti hadiah terindah yang tak dia sangkakan.

Bayang wajah lucu dua keponakan kembarnya mulai hadir. Senyumnya merekah karena dia tak perlu lagi menahan rindu pada dua keponakannya yang seperti obat mujarab untuk meredakan lelah yang melanda, Arsen dan Arlen.

"Kapan Kakak kembali?" Ketidaksabaran yang dipenuhi kerinduan mampu Reksa lihat dan rasakan.

"Om belum tahu." Raut kecewa mulai hadir.

"Tapi, setiap kata yang keluar dari bibir Gyan pasti akan terelisasikan."

Anggukan pelan yang menjadi jawaban. Apa yang dikatakan oleh sang paman memang benar. Gyan tak akan pernah mengingkari janji. Hanya saja lelaki yang sudah memiliki dua anak itu menyimpan banyak teka-teki.

Reksa menyuruh Anggasta untuk kembali bekerja. Dia hanya menyampaikan apa yang diperintah oleh Gyan. Seperti ada koneksi hati di antara kakak beradik itu. Setidaknya kabar itu akan membuat hati Anggasta sedikit membaik.

Seminggu setelah kabar yang datang, sang kakak tak jua kembali ke Jakarta. Ingin bertanya pun sungkan. Apalagi dia tahu bagaimana watak kakaknya. Tengah anteng dengan segala pekerjaan yang menumpuk, getaran ponsel yang ada di atas meja membuat atensinya beralih. Nama sang paman yang ada di sana.

"Iya--"

"Jemput Gyan di Bandara."

Tanpa banyak berkata Anggasta langsung meninggalkan pekerjaannya yang begitu banyak. Akhirnya, dia akan bertemu dengan sang kakak. Baru saja keluar dari ruangan, aroma parfum yang tak asing mulai menyeruak. Langkah yang sedikit melamban pun kembali dilanjutkan. Dia meyakini itu hanya halusinasi karena rasa rindu yang belum pergi.

"Enggak mungkin kan dia ada di sini."

Bergelut dengan segala pikiran yang ada. Dan sebuah panggilan membuat tubuhnya menegang.

"Gaffi!!"

...*** BERSAMBUNG ***...

Aku enggak minta apa-apa. Cukup tinggalkan komentar di cerita ini yang banyak. Begitu juga aku udah senang banget.

Jangan lupa tekan ❤️ ya biar enggak ketinggalan update terbarunya.

1
Amidah Anhar
semangat baca nya
dika edsel
wah..wah..parah nih alma, sukanya maen dukun.., "membunuh tanpa menyentuh" elu mau nyantet emaknya Haidar gitu kah ..??? kamu berani ngancem krn pny power aja,coba klo kamu terlahir miskin..pling saat ini juga kamu nangis dipojokkan...!!!
Anrezta Zahra
good job alma..
N I A 🌺🌻🌹
good job alma,👍👍👍👍
suryani duriah
orang kayah kalo marah beda bgt ya🤭 tetap elegan😁😁
Nurminah
good laki-laki jenisan Haidar nggak layak buat wanita baik2
dari dulu selalu nahan buat ngehujat si bulan tapi sekarang jujur muak liat wanita oon yg mau aja diperbudak cinta sampe jadi nggak tau malu dan buta hadeh wanita jenisan bulan emang cocok ama laki-laki jenis Haidar sama2 rela jatuhin harga diri demi cinta kemaren sempet agak seneng liat karakternya pas lepasin Haidar sekarang jujur ilfil sudah dan nggak layak buat gagas terlalu berharga keluarga singa cuman dapet menantu sekelas si bulan
Salim S
di balik sikap ceria, bar bar nan absurd nya tersimpan iblis yg sangat kejam 👍👍👍👍bagus lah cocok jadi mantu nya keluarga singa....spill penyakitnya alma dong teh jangan nanti alma nya di buat meninggal ya teh kasihan gagas...sisi lain daei seorang alma, cucunya siapa ya alma tuh pernah nongol di cerita sebelumnya ngga teh kakek nya alma..penasaran
Lusi Hariyani
nah kan tunjukkan kuasamu alma lgan haidar sm bulan g th diri bngt
Riris
sadissss.....
kalau cewe udah terluka
pilihan opa ngga ada yang meleset...
mimih juna
best almaaaaaaa
nonaleutik
wewww aura singa betina nya awur awuran
good job alma👍 gausah jadi manusia gaenakan nanti mereka yg seenak jidat kaya mamak nya si haidar
sum mia
good Alma....emang sudah saatnya kamu tunjukkan taring mu . jangan lagi kau biarkan orang lain menggunjing san merendahkanmu .
lagian tuh ya.... para karyawan gak punya otak kali ya , dimana dia bekerja bisa-bisanya merendahkan dan menggosip pimpinannya , pada udah bosan kerja kali ya .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Quinza Azalea
ya emang manusia kayak haidar gk tau diri harusnya pecat aja Al
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
mari lah kita ikuti kisah nya..semangat
Ida Lestari
wah keren ya Alma.......emang pantes deh kyaknya jdi pasangannya gagas.........
lnjut trus Thor
semangat
Heni Fitoria
kpn giliran gaffi, sebenernya AQ suka gagas sama bulan...
Yus Nita
selalu jd pahlawsn buat orang lain.
psfshal diri ny sen d iri pun menyimpsn luka yg tsk bisa di gambar kan.
Putu Sriasih
cerita yg luar biasa
Amidah Anhar
Sudah sampai puncak kayak nya dekat dekat ending ini mah...
sya dukung gagas sma Alma..
saya pantau terus author nya
Rahmawati
alma udah disakiti masih aja ngelindungi Haidar, km baik bgt al
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!