NovelToon NovelToon
EXONE Sang EXECUTOR

EXONE Sang EXECUTOR

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Dunia Lain
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Aegis zero

Seorang penembak jitu tewas kerena usia tua,dia mendapatkan dirinya bereinkarnasi kedunia sihir dan pedang sebagai anak terlantar, dan saat dia mengetahui bahwa dunia yang dia tinggali tersebut dipenuhi para penguasa kotor/korup membuat dia bertujuan untuk mengeksekusi para penguasa itu satu demi satu. Dan akan dikenal sebagai EXONE(executor one) / (executor utama) yang hanya mengeksekusi para penguasa korup bahkan raja pun dieksekusi... Dia dan rekannya merevolusi dunia.



Silahkan beri support dan masukan,pendapat dan saran anda sangat bermanfaat bagi saya.
~Terimakasih~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aegis zero, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

moralitas

Siang berganti malam dan saat ini sudah tengah malam, langit sudah gelap gulita dan rumah penduduk diterangi cahaya lampu minyak. 

Arya dan kelompoknya mulai berkumpul dan memasuki pusat kota untuk melakukan tugasnya.

"Sudah siap kah?!" Ucap arya.

"Aku ga perlu pakai kipas ini kan?" Tanya venus.

"Terserah kamu." Jawab arya.

"Hei ar, venus ini beneran akan ikut?" Tanya dina.

"Iya, oh iya ini kan debutnya." Ucap arya.

"Kak, aku masuk dulu ya mau lihat ruangan tersembunyinya." Ucap gamma.

"Iya,hati hati. Baiklah kita juga akan masuk." Ucap arya melangkah maju.

Mereka ke arah mansion, dan didepan pagar mansion ada 2 penjaga.

*Srettt. Leher tertebas dengan lembut dan senyap. 

*Bruk. Suara kepala terjatuh ketanah.

Senyap, dan akurat.

"Sudah ar, ayo masuk." Ucap dina perlahan masuk.

"Ya baiklah." 

"Ara~ si dina itu hebat juga ya." Ucap venus.

"Ya, dia spesialis assasin. Senyap,cepat,akurat." 

"Tapi sifatnya ngeselin." Ucap venus.

"Hahaha! Setiap orang punya sifat yang berbeda! Kamu juga sifatnya beda venus, sebagai wanita cabul." Ucap arya.

"Aku tidak cabul! Aku adalah wanita penyayang!"

"Hei, uda beres ini di pintu masuk. Ngapain kalian berisik!" 

"Iya iya maaf, ayo."

"Bukannya dia bisa sendirian menyelesaikannya?" Tanya venus.

"Ya,tapi masa iya menyerahkan sendiri ke dia."

"Iya sih."

*Kerchak. Suara pintu terbuka.

"Penyusup! Penyerang! Kita diserang!" Penjaga berteriak dan mulai berdatangan.

"Apa?! Jangan biarkan dia kabur! Bunuh dia!." Teriak penjaga.

"Ara~ kali ini aku mau ikutan. *Water!" Venus mengeluarkan air kearah wajah penjaga membuat mereka kehabisan nafas.

"Aku juga!" Slash! Clang! Suara dagger beradu dengan pedang penjaga lalu Seettt! Tangan penjaga terpotong, lalu kaki, badan,kepala.

"Argh! Tanganku! Bocah sialan! Mati kau!" Penjaga teriak histeris.

"Mati kau!" Penjaga menyerang dari belakang dina.

"Jangan lupakan aku." Dor! Arya Menembak kepala penjaga.

"Terimakasih ar!" Ucap dina.

"Tidak masalah, penjaganya lumayan banyak juga ya. Kata gamma tadi 23 penjaga ya?" Tanya arya.

"Aku akan maju!" Ucap venus.

"Water cutter!" Venus mengeluarkan pisau air tipis yang memotong tubuh beberapa penjaga.

"Jangan mengganggu! Aku sendiri bisa!" Ucap dina.

"Ara~ anak yang bersemangat."

"Argh!" 

"Tolong aku!" Teriak penjaga yang merangkak.

"Ara~ merangkak hanya dikhususkan oleh bayi loh. Water cutter!" Memotong tubuh penjaga itu.

"Sudah selesai ar, yang mana ruangan penguasanya."tanya dina.

"Kata gamma di lantai 2 tapi ruangan yang mana ya. *Search! Di sebelah kanan ruangan ke dua." Ucap arya.

"Baiklah."

Mereka bergegas menuju lantai 2.

Srett! Suara pintu terpotong.

"Hiiih! A apa mau kalian?!" Penguasa panik dan ngomong terbata bata.

"Tuan, larilah!" Ucap seorang pria disampingnya.

"Halo, selamat malam bajingan. Lari? Kemana? Emang bisa lari dari sini?" Ucap dina.

"Penjaga! Penjaga! Bunuh dia! Hei penjaga! Kenapa kalian tidak datang?!" Ucap penguasa ketakutan.

"Penjagamu yang 23 orang itu sudah mati." Ucap arya perlahan masuk.

"Dia ya penguasanya? Perut buncit, badan berbulu, menjijikkan lihatlah itu ingusnya sampai keluar gitu." Ucap venus.

"A apa mau kalian?! Uang?! Aku punya banyak uang! Barang dagangan?! Ambil saja diruangan tersembunyiku ada anak anak sebagai barang dagangan!" Ucap penguasa mencoba bernegosiasi.

Arya tersenyum dan tertawa."HAHAHAHA! UANG? BARANG DAGANGAN?! KAU BILANG ANAK ANAK SEBAGAI BARANG DAGANGAN?!" Ucapnya teriak. "Yang kami inginkan adalah nyawa kalian para bajingan!".

"Dia benar benar sampah ar, bolehkah aku membunuhnya?!" Ucap dina.

"Ya, dia memang sampah. Sangat menjijikkan." Ucap venus.

"A ampuni aku!"

"Brengsek! Dimana sopan santunmu?! Kau pikir kau siapa berani ngomong gitu ke penguasa?!" Ucap pria disampingnya.

*Dor! Peluru menembus kepala pria itu. "Kau diam saja, itu bukan urusanmu wahai mayat."

"Hiiihh!" Penguasa ketakutan sambil ngompol.

"Hei ar, lihatlah itu! Dia ngompol!" Ujar dina.

"Iiiih, aku pergi lah. Merusak mataku saja!" Ucap venus sambil pergi.

"Sudahlah. Selamat tinggal, Bajingan semoga kekal di neraka." Dor! Peluru menembus kepala penguasa kota.

"Ayo, dina."

"Baik, jadi keluarganya gimana?"

"Hm... Kata gamma keluarganya sama bejadnya. Bisakah kau tangani bersama venus? Mereka di kamar keempat dan kelima sebelah kiri."

"Baik, tapi aku bisa sendiri kok."

"Baiklah, kuserahkan ke kamu dina." Perlahan pergi.

*Beep beep! Suara alat komunikasi. Aktif.

"Gamma kah? Ada apa gamma?."

"Kak, bisakah kesini? Banyak anak yang terluka." Ucap gamma.

"Baiklah, aku akan kesana. Dimana ruangannya?."

"Lantai 3 paling ujung." 

"Baiklah aku akan kesana." Menutup panggilan. "Hei venus, bisakah kau tenangi para pembantu? Mereka di lantai 1 pada ketakutan sepertinya." 

"Hm... Baiklah."

Kembali ke dina.

"Srett!" Suara memotong pintu.

"Siapa itu?! Kau! Apa maumu?!" Bertanya dan teriak.

"Kasar sekali nona, aku mau membunuhmu." Ucap dina. "Dan... Keliatannya kamu bukan orang baik." 

"Apa?! Kau pikir kau siapa?! Ga sopan sekali kau!".

"Ga perlu sopan santun kepada kalian." Dina melaju dan langsung memotong istri penguasa.

"Istri dan anaknya sudah selesai." Bicara dalam hati.

"Aku mau ke tempat gamma dulu. Tapi dimana ya." 

"Kyaah!" Teriak pembangu dan terduduk.

"Tenang nona, kalian akan aman." Ucap venus.

"Be benarkah?!" Pembantu menangis.

"Iya, pergilah keluar jika tidak ingin melihat pemandangan ini. Ajak para pembantu lainnya juga."

"Baiklah! Terimakasih banyak!" Pembantu menyeka air mata dan bangkit lalu berlari.

"Hm... Jadi begini ya cara eksekusi Exone. Lega sih karena mereka hanya fokus ke penguasa korup." Ucap venus dalam hati.

"Mereka sangat mengerikan jika dijadikan musuh." Venus keluar mansion dan menatap langit yang gelap.

Pindah ke arya.

"Kak, ini sembuhkan mereka! Mereka juga kelaparan!" Ucap gamma. "Mereka kasihan sekali kak! Seperti aku dulu!" Gamma mengeluarkan air mata.

Kondisi anak anak sangat memperihatinkan. Badan mereka kurus kurus, baju sobek sobek, mata berkantung, kulit kotor, badan terluka.

"Baiklah gamma, jangan sedih gitu. Kalau kamu sedih aku sangat khawatir." Arya mengelus kepala gamma.

"Baik kak!"

"Kalian sudah bebas sekarang. Heal!" Arya menyembuhkan anak anak yang terluka.

"Terimakasih banyak kak!" Ucap mereka gemetaran dan ketakutan.

"Tidak apa-apa! Kalian anak yang hebat!" Arya mengelus kepala mereka satu persatu.

Arya mengeluarkan makanan dan minuman dari penyimpanannya. "Nih, makanlah."

"Te terimakasih banyak kak!" Antusias mengambil makanan dan minuman.

"Terimakasih banyak kak!"

"Jangan dipikirkan, jangan buru buru memakannya nanti tersedak."

"Baiklah." Mereka mulai makan perlahan.

"Ada 11 anak ya. Apakah tidak ada lagi?"

"Saat ku jelajahi hanya ini ruangan tersembunyi kak! Mungkin ada yang terlewat, coba pakai skill Search kakak!" Ucap gamma.

"Saat kupakai pun tidak ada ruangan lain dan tidak ada tanda tanda kehidupan lain selain mereka dan pembantu."

"Gitu ya."

"Ayo semuanya, kita keluar dari ruangan menyeramkan ini." Ucap arya.

"Baik kak!"

"Terimakasih banyak!"

"Apa kalian punya orang tua? Dimana rumah kalian?"

"Kami diculik saat lagi bermain di jalanan. Kami masih ada orang tua!"

"Iya, aku kangen ibuku!" Menangis.

"Ibu... Ayah..." Menangis.

"Baiklah, biar kami antarkan kalian ke rumah kalian. Mau kah percaya kami dan ikut kami?" Ucap arya menenangkan.

"Baik kak!"

"Aku percaya kakak!"

"Mohon bantu kami!"

"Anak yang baik! Ayo kita pulang!"

"Ya!"

"Kurang keras! Mana suaranya!" Ucap arya mencoba menghibur.

"Ya!" Teriak.

"Hahaha! Bagus!".

Mereka semua keluar dari mansion tersebut. Dan mengantarkan satu persatu anak ke rumah mereka.

"Ibu! Ayah!" Berlari.

"Anakku!" Berlati.

"Buu... Aku takut... Maafkan aku pergi sendirian..." Menangis.

"Maafin ibu ya, ibu khawatir banget! Maafin ibu... Karena tidak memperhatikanmu..." Menangis.

"Maafin ayah ya, ayah belum juga menemukanmu meski sudah dicari kemana mana..." Menangis.

Arya gamma dina venus perlahan pergi setelah mengantarkan semua anak anak pulang. Mereka pergi dengan senyuman lega kebahagiaan saat menyaksikan pertemuan anak anak dengan orang tuanya.

"Bagaimana kesanmu venus saat menyelamatkan orang lain?" Tanya arya.

"Hm..." Venus tidak bersuara.

"Kak, apakah simbolnya sudah diletakkan di mansion? Tanya gamma.

"Iya ar, apakah sudah?" Tanya dina.

"Hehehe!" Senyum sombong. "Belum."

"Kenapa belum?" Tanya dina.

"Lupa hahaha! Kalian pergi dulu, aku mau balik lagi." Ujar arya.

"Kakak bisa pelupa juga ya hahaha!" 

"Hahaha meski kau memuji pun tidak akan dapat apa apa gamma!" 

"Bukan memuji kak! Itu ejekkan!"

"Hahaha!"

Venus hanya tersenyum melihat semuanya...

Dan eksekusi di kota TYUIA sukses...

———

1
luisuriel azuara
Karakternya hidup banget!
Nandaal: terimakasih banyak
total 1 replies
Ani
Gak sabar pengin baca kelanjutan karya mu, thor!
Nandaal: terimakasih banyak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!