Kisah sepasang CEO yang merintis bisnis mereka dari nol dan pernah berkecimpung di dunia bawah, keduanya memiliki masalah dengan keluarga dan hubungan toxic mereka masing masing sehingga mereka sulit untuk mempercayai orang orang di sekitar mereka.
Mereka menggunakan dua nama, nama untuk di dunia bisnis sebagai CEO dan nama untuk kehidupan pribadi mereka. Mereka juga memilih hidup sederhana dan mengerjakan pekerjaan yang menjadi hobi mereka. Namun keduanya ternyata tinggal di sebuah apartemen dan unit mereka persis bersebelahan.
Tanpa mereka sadari, mereka ternyata klik dan saling jatuh cinta, namun mereka memakai identitas kehidupan pribadi mereka, tanpa mengetahui sisi kehidupan bisnis mereka satu sama lain walau perusahaan mereka bekerja sama. Walau saling mencintai, keduanya menyimpan rahasia terhadap satu sama lain sampai terbongkar suatu hari nanti.
Akankah mereka bahagia atau malah sebaliknya ?
Genre : Urban, fiksi, komedi, drama, sedikit action, psikologi
100% dewasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 1
Suara ramai mengisi sebuah ruang makan di sebuah rumah mewah yang berada di perumahan di tengah pusat bisnis, di sebuah kota kecil. Sebuah keluarga sedang duduk memutari meja makan panjang dan menyantap makanan yang sudah di hidangkan di meja. Terlihat sepasang suami istri paruh baya yang nampak kaya karena apa yang di pakai mereka terlihat mahal, seorang pemuda bertubuh besar yang memakai setelan jas yang nampak mahal bersama seorang gadis bergaun merah yang cantik di sebelahnya, lalu seorang gadis bergaun putih sederhana namun bermerek bersama seorang pemuda tampan berambut panjang dan berkacamata yang mengenakan setelan jas.
Namun ada seorang pemuda yang duduk di paling ujung meja sendirian dan jauh dari yang lain. Sang pemuda yang mengenakan kemeja putih, dasi hitam bergaris putih dan celana panjang kain, terlihat seperti seseorang yang di kucilkan dan di beri tempat di bagian ujung meja. Dia terlihat santai sambil melihat smartphone nya tanpa memperdulikan sekitarnya yang berbicara keras membanggakan diri mereka. Tiba tiba pemuda bertubuh besar yang berwajah sombong itu menoleh melihat sang pemuda yang sendirian duduk di ujung,
“Heh Ethan, kamu masih jadi montir ?” tanyanya sombong.
Suasana langsung hening, seluruh mata mengarah kepada Ethan kecuali gadis yang duduk di sebelah sang pemuda bertubuh besar yang sombong, sang pemuda yang duduk sendirian di ujung. Ethan tetap tenang duduk dengan santai dan terus melihat smartphone nya, melihat Ethan mengacuhkannya, sang pemuda bertubuh besar terlihat kesal, “wuk,” dia melemparkan garpunya kepada Ethan, garpu pun melesat lurus dan kencang menuju ke wajah Ethan, “tap,” tangan Ethan tiba tiba naik menangkap garpunya dengan dua jari, kemudian dia menoleh melihat sang pemuda yang berdiri dan bertolak pinggang dengan wajah sombong nya.
“Mau apa kamu kak Blake ?” tanya Ethan dengan suara tenang.
“Hooo...si montir bisa bertanya juga rupanya (duduk kemudian merangkul gadis di sebelahnya) benar tidak sayang ku Katie ?” tanya Blake sambil mendekatkan wajahnya kepada Katie, gadis cantik bergaun merah di sebelahnya.
“I..iya haha,” jawab Katie.
“Ethan, kamu masih marah dengan kakak mu Blake karena ternyata Katie lebih mencintai Blake daripada kamu ?” tanya wanita paruh baya yang rupanya adalah ibu mereka.
“Iya kak Ethan, buat apa kamu marah, walau kalian pacaran sejak usia 17 tahun, tapi kan kamu langsung masuk militer dan bertugas di luar negeri, kamu jarang pulang jadi wajar kalau Katie lebih memilih Blake di banding kamu kan,” ujar seorang gadis yang memakai gaun putih sederhana.
“Ah benar, lagipula setelah kamu kembali kemari dua tahun lalu, kamu langsung kerja sebagai montir, sudah jelas Katie lebih memilih kak Blake yang memiliki penghasilan lebih jelas dari kamu, dia pengacara, jelas beda penghasilannya dengan montir,” ujar pemuda yang duduk di sebelah gadis bergaun putih.
“Hei hei Lauren....Jake....jangan menggoda Ethan, dia masih kesal karena istri nya di rebut sama Blake,” ujar sang ayah meledek.
“Ih papa, kalau mau meledek mah langsung aja pah,” ujar Lauren sambil melirik sinis ke arah Ethan.
“Hmm maksudnya selingkuh kan, bukan merebut,” celetuk Ethan santai.
Semuanya langsung diam, wajah Katie pun menjadi pucat seketika sedangkan wajah Blake terlihat sangat geram, kemudian dia berdiri dan “brak,” dia menggebrak meja,
“Hei...jangan bicara sembarangan, karena kamu jarang pulang, aku kasihan sama Katie dan bermaksud menemani dia, mengerti !!” teriak Blake penuh emosi.
“Maaf Ethan, tapi aku tidak bisa menunggu lama, kamu selalu pergi meinggalkan aku sendirian, aku juga punya kebutuhan dan aku tidak melihat kamu mencintai ku lagi, lagipula aku sama Blake cuman bicara dan tidak berbuat apa apa, kamu selalu berlebihan Ethan (menoleh melihat Blake dan memegang tangannya) sudah, duduk lagi,” ujar Katie.
“Katie benar Ethan, kita sekarang sedang mengadakan acara pertunangan mereka kan, tolong jangan rusak suasana malam ini,” ujar sang ibu.
“Sudahlah, wanita masih banyak, kamu baru 28 tahun, kita semua di sini dukung Blake dan Katie, sebab Katie layak bahagia,” ujar sang ayah.
“Jadi jangan sedih ya kak Ethan, nikmati saja hehe,” ujar Lauren.
“Hehe bener tuh kak, santai aja kale,” tambak Jake, anak termuda di keluarga.
Setelah melontarkan kata kata seperti menjatuhkan bom, mereka menunggu reaksi Ethan, namun Ethan tetap melihat smartphone nya dan menikmati minuman nya, setelah menaruh gelas, dia menoleh melihat keluarganya dan Katie yang menunggu reaksi dirinya dengan antusias,
“Baiklah,”
Ethan menunduk mengambil tas nya yang dia sandarkan di sebelah kursi, semua orang melihat Ethan dengan tegang, senyum menghilang dari wajah mereka karena Ethan terlihat santai dan sangat tenang, kemudian Ethan mengambil laptop dari dalam tasnya dan menyalakannya, semua orang menunggu apa yang akan di lakukan Ethan. Tiba tiba Ethan memutar laptopnya dan memperlihatkan layarnya kepada semua orang di meja makan.
“Nah sekarang kita mulai presentasi nya,” ujarnya.
Tangannya menekan tombol mouse kemudian tampil slide show power point, slide pertama menampilkan percakapan antara Katie dan Blake yang berlangsung selama satu tahun terakhir. Wajah seluruh orang yang melihat nya menjadi pucat, slide kedua sampai keempat menampilkan percakapan antara Katie dan kedua orang tua Ethan, Lauren dan Jake yang mendukung “perselingkuhan” Katie dengan Blake di belakang Ethan dan membantu menutupi hal ini dari Ethan.
“Brak,” tiba tiba sang ayah yang bernama Richard Norton, berdiri sambil menggebrak meja setelah melihat percakapan dirinya dengan Katie.
“Hei...Ethan, apa apaan ini !” teriak nya.
“Ssssst,” ujar Ethan sambil menaikkan jarinya ke mulut dan berwajah tenang.
Setelah itu, pertunjukan pun di lanjutkan ke slide 5, wajah Katie dan Blake mendadak menjadi pucat pasi, slide ke lima memperlihatkan serangkaian foto yang silih berganti menampilkan “kegiatan panas” Blake dan Katie di ranjang milik Ethan yang di sensor dengan blur karena menjaga agar tetap memiliki rating R (remaja / PG 13), bukan dewasa (D). Ethan menoleh melihat Richard, istrinya Mallory, Lauren dan Jake yang menunduk seperti tiba tiba merasa tertarik dengan warna taplak di meja. Sedangkan wajah Katie dan Blake nampak pucat, bengong dan ketakutan. Katie langsung berdiri,
“E...Ethan, itu tidak seperti apa yang terlihat, ki....kita ga ngapa ngapain,” ujar Katie terbata.
“Oh ? tidak seperti yang terlihat ya, kalau menurut ku jelas ini yang terlihat, coba beri pencerahan agar aku mengerti,” ujar Ethan santai.
“He...hei hentikan Ethan,” teriak Blake sambil berjalan mendekati Ethan.
“Mundur Blake,” balas Ethan berdiri sambil menatap Blake dengan dingin.
Wajah Blake yang sebelumnya penuh amarah, tiba tiba menjadi penuh ketakutan dalam sekejap setelah dia menatap mata Ethan yang dingin. Dia pun mundur dan terduduk di kursi yang berada di seberang Ethan. Setelah itu, Ethan kembali duduk dan tersenyum, kemudian menekan kembali tombol mousenya dan slide keenam pun tampil, isi nya adalah rekap pemakaian tiga buah kartu kredit miliknya beserta kuitansi nya untuk hotel mewah, restoran mahal, belanja pakaian pakaian branded, tas tangan (tote bag) designer, sepatu designer dan lain sebagainya.
“Hmm rupanya kamu sibuk ya Katie selama aku bertugas,” gumam Ethan.
Katie tidak bisa berkata apa apa, dia hanya bisa menangis dan menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya. Ethan melanjutkan ke slide ke tujuh, isinya adalah akta hak tanggungan refinancing rumah milik Ethan ke bank yang di lakukan oleh Richard dengan tujuan membayar acara pernikahan antara Blake dan Katie. Selain itu, Lauren juga membuka kartu kredit baru menggunakan jaminan refinancing rumah milik Ethan untuk berbelanja, liburan mewah dan bersenang senang.
Jake juga melakukan hal yang sama untuk membeli perangkat game high end, komputer canggih terbaru dan masih banyak lagi. Slide kedelapan berisi surat ijin mendirikan perusahaan dengan rekening tabungan Ethan sebagai jaminan nya yang di lakukan oleh Blake dan pemindahan sejumlah uang di rekening tabungan milik Ethan dari Ethan kepada rekening milik Mallory, ibu Ethan. Dan slide kesembilan, slide terakhir, menampilkan foto tanda tangan Ethan di atas surat surat sebelumnya yang tentu saja di palsukan. Setelah selesai, Ethan menutup laptopnya dan menatap semuanya dengan senyum,
“Bagaimana para parasit ? aku tahu semuanya,” ujar Ethan santai.
Keluarga dan calon mantan istri Ethan tidak tahu pekerjaan Ethan yang sebenarnya, Ethan memang pergi keluar negeri tapi bukan sebagai tentara yang membela negara, melainkan sebagai agen rahasia yang menjalankan berbagai macam misi penting untuk negara dengan bayaran yang tinggi. Dua tahun lalu, dia yang sudah berhenti menjadi agen setahun sebelum nya, memutuskan ingin kembali ke negaranya dan hidup dengan tenang. Keluarganya juga tidak mengetahui rahasia apa yang di bawa Ethan kembali ke negaranya dan apa pekerjaan Ethan setelah kembali dua tahun terakhir karena dia tidak pernah muncul di keluarganya dan hanya menelpon mereka. Dia juga tidak pulang ke rumah tempat Katie tinggal bersama nya, karena dia tahu semua perbuatan Katie,
“Ba...bagaimana kamu bisa tahu ?” tanya Blake.
“Semua tidak seperti yang kamu lihat Ethan, aku melakukan itu karena waktu itu kita kepepet jadi terpaksa dan aku pasti akan membayar tagihan nya, Blake dan Katie harus cepat cepat menikah, tolong segera ceraikan Katie,” tambah Richard.
“Hmm kepepet ? (mengambil sesuatu dari kantungnya) mungkin ini ya,”
Ethan melemparkan foto hasil usg ke wajah Blake, ketika melihat foto nya, wajah Blake langsung pucat dan tangannya gemetar ketika memegang foto itu, Ethan menoleh melihat Katie,
“Sudah berapa bulan ?” tanya Ethan santai.
Katie terdiam, air matanya bercucuran, dia sama sekali tidak berani menatap Ethan di depannya dan kedua tangannya yang mengepal di meja gemetar.
“Hmm dua bulan, aku sudah tanya sama dokter mu,” ujar Ethan menjawab pertanyaan nya sendiri.
Katie terkesiap, dia mengangkat wajahnya menatap Ethan dengan mulut menganga dan bibir gemetar seperti ingin berkata sesuatu untuk menghindari kenyataan.
“Baiklah, jadi ini yang akan ku lakukan,” ujar Ethan berdiri kemudian membalik laptop dan mengetik.