Bismillah karya baru,
Sudah tiga tahun Elyana menikah dengan Excel Damara, seorang Perwira menengah Angkatan Darat berpangkat Kapten, karena perjodohan.
Pernikahan itu dikaruniai seorang putri cantik yang kini berusia 2,5 tahun. Elyana merasa bahagia dengan pernikahan itu, meskipun sikap Kapten Excel begitu dingin. Namun, rasa cinta mengalahkan segalanya, sehingga Elyana tidak sadar bahwa yang dicintai Kapten Excel bukanlah dirinya.
Apakah Elyana akan bertahan dengan pernikahan ini atas nama cinta, sementara Excel mencintai perempuan lain?
Yuk kepoin kisahnya di sini, dalam judul "Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten"
WA 089520229628
FB Nasir Tupar
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Wejangan Mama Mertua
"Apa yang tidak baik atau belum baik, coba diperbaiki. Kalian masih terbilang baru dalam rumah tangga ini. Tiga tahun tidak ada apa-apanya dibandingkan kami yang sudah hampir 34 tahun. Kami sudah kenyang makan asam garamnya kehidupan. Tapi, kami tetap menjalaninya dengan penuh perjuangan. Kadang suka dan duka selalu menyertai pernikahan kami. Semua itu kami jalani dengan kuat dan sabar, sebab semua itu merupakan ujian dari Yang Maha Kuasa," wejang Bu Gina.
Elyana ingin berkata, akan tetapi tenggorokannya seakan tercekat. Kalau dia diberi kesempatan untuk bicara, ingin dia katakan bahwa rumah tangga yang dia dan Excel alami, berbeda dengan rumah tangga mertuanya. Ujian mereka hanyalah sebatas hal lumrah dalam kehidupan berumah tangga. Sementara di dalam rumah tangganya, tidak ada cintai dari suaminya. Ini jelas jauh berbeda.
"Kalian harus bisa saling introspeksi diri. Saling merenung apa kesalahan kalian pada pasangan. Jangan hanya karena masalah yang belum tentu kebenarannya, kalian sudah memutuskan untuk mengakhiri pernikahan ini. Sekarang, jangan pikirkan diri sendiri. Tapi lihatlah, ada anak diantara kalian," lanjut Bu Gina lagi.
Bu Gina dan Pak Erik membawa Elyana dan Excel ke dalam ruang keluarga
Wejangan Bu Gina, sedikitpun tidak memberi pencerahan atau membuat Elyana bisa reda dari rasa kecewa yang ditimbulkan Excel. Tapi, Elyana hanya bisa diam. Dia belum menemukan moment yang pas untuk menceritakan hal yang sebenarnya terhadap kedua mertuanya.
Sementara Excel, tersenyum penuh kemenangan di samping Elyana. Karena sang mama justru seakan meminta dirinya dan Elyana kembali bersama dan mengasuh Nada bersama. Dengan begitu, Elyana tidak akan berani meminta berpisah, apabila sang mama sudah meminta seperti itu.
"Mama tidak tahu apa yang sebenarnya El alami, Ma. Mama hanya melihat sisi luarnya saja, tapi dalamnya belum tahu. Tiga tahun, bagi Elya sudah cukup. Mas Excel tidak pernah mencintai Elya. Dan itu sangat menyakitkan, saat Elya tahu kalau ternyata yang dicintainya adalah wanita lain," batin Elyana sedih.
"Excel, perlakukanlah istrimu dengan baik. Jangan sekali-kali membuatnya pergi lagi. Perbaiki cara menghadapi Elyana. Mama tahu perbedaan usia kalian lumayan jauh, apabila Elyana bersikap sedikit kolokan atau manja, kamu harus memakluminya. Karena dia adalah istrimu." Bu Gina kembali berkata, kini hanya ditujukan pada Excel.
"Kolokan, manja? Walau aku delapan tahun lebih muda dari Mas Excel, aku hampir tidak pernah bermanja-manja atau kolokan di depan Mas Excel. Sikapku yang seperti biasa saja, Mas Excel terlihat muak," batin Elyana membantah tudingan kolokan atau manja yang ditujukan padanya.
"Iya, Ma. Excel akan berusaha bersikap lebih baik lagi terhadap Elyana," ujar Excel seraya meraih jemari Elyana. Elyana ingin menepisnya. Akan tetapi, tidak enak karena dilihat oleh kedua mertuanya.
"Kamu juga El, harus lebih sabar dalam menghadapi Excel, ya. Walaupun kamu masih jauh lebih muda, kamu harus bisa mengimbangi sikap Excel yang datar atau bahkan kaku. Maklum, tugas dia sebagai abdi negara, kadang sikap tegas dan kaku terbawa ke dalam rumah," ujar Bu Gina lagi.
"Iya, Ma. Elya, sudah berusaha sebaik mungkin dalam menghadapi Mas Excel. Elya juga tidak pernah menganggap sikap datar atau kaku Mas Excel merupakan sesuatu yang berlebihan. Elya menganggap itu adalah bawaan Mas Excel dari lahir. Tapi, ternyata ...."
"Elyana, ajak Nada kemari. Sepertinya dia sudah bosan bersama Bi Ocoh," potong Excel mengalihkan fokus kedua orang tuanya.
Elyana diam, dia tidak mengikuti perkataan Excel. Namun, Excel memberikan kode supaya Elyana segera pergi dan membawa Nada ke ruang tamu.
Elyana bangkit, lalu bergegas menuju dapur untuk membawa Nada.
"Mas Excel sengaja ingin menghalangiku bicara. Lalu, aku harus apa?" batin Elyana bingung.
"Sayang, ayo kita hampiri nenek dan kakek di ruang keluarga," ajak Elyana pada Nada yang sedang anteng bersama Bi Ocoh.
Nada girang, ia mengalihkan fokusnya pada sang mama, lalu meminta dipangku.
"Muachhh." Elyana mengecup sang putri yang sedang lucu-lucunya. Tiba di ruang keluarga, Elyana justru terheran-heran, karena Bu Gina dan Pak Erik justru akan berpamitan.
"Lho, Mama dan Papa mau ke mana? Kenapa seperti mau pulang?" herannya.
"Bukankah kita sebantar lagi akan berangkat ke pesta pernikahan rekan kantor aku, Elyana?" sela Excel. Sejenak Elyana termenung, kapan Excel mengajaknya ke pesta pernikahan rekan kerjanya, selama ini Excel belum satu kalipun mengajaknya pergi ke manapun.
"Lho, kapan, Mas?" Elyana menatap heran pada Excel.
"Sudah, sekarang bersiaplah. Kalian memang harus sering bersama-sama dan jalan bertiga, agar hubungan kalian semakin baik dan terjalin erat. Kami pergi pulang dulu, ya. Lihatlah, mama sekarang sudah sehat setelah melihat kamu dan Nada kembali," seloroh Bu Gina menghentikan niat hati Elyana.
"Iya, Ma." Elyana membalas dengan sikap bingung.
"Baik-baik, ya, kalian. Kami, pulang. Assalamualaikum," ucap Bu Gina seraya menerima uluran tangan Elyana, lalu mencium Nada sang cucu.
Bu Gina dan Pak Erik, keluar dari rumah menuju mobil. Elyana bingung. Bagaimana dia menghentikan kedua mertuanya.
"Mama, Papa, tunggu," tahan Elyana.
"Elyana ada apa?" sentak Excel menatap kesal.
"Aku mau mengembalikan dompet mama. Tadi tertinggal di meja," ucap Elyana seraya buru-buru keluar mencegat mobil mertuanya yang sedikit lagi akan keluar pagar.
Elyana tersenyum gembira, karena ia telah berhasil mengelabui Excel.