Sudah empat tahun ini kebun pisang milik Raharjo menjadi tempat yang paling menakutkan bagi warga sekitar, jangan kan malam hari, siang saja tidak ada yang berani mau lewat sana.
Bahkan keluarga Raharjo juga menghilang begitu saja, membuat warga menduga keluarga tersebut punya pesugihan.
kemana kah Raharjo menghilang bersama keluarga nya?
siapa yang sudah menjadi hantu di kebun pisang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1. Warsih ketakutan
"Halah kok ya lepas pula rantai sepeda ku!" keluh Warsih ketika sedang mengayuh sepeda nya malam malam.
Tadi dia terpaksa keluar rumah walau sudah pukul delapan malam karena gula nya habis dan suami butuh mau buat kopi setelah lelah kerja di ladang seharian, mau tak mau dia pun keluar dari rumah menggunakan sepeda ontel karena Warsih tidak bisa naik motor.
Agak merinding juga karena harus melewati kebun pisang yang sangat luas sehingga hampir setengah hektar sendiri, dulu nya sangat terawat saat pemilik masih ada, namun sekarang menjadi tempat yang sangat menakutkan sehingga kalau malam tidak ada yang berani lewat sini karena takut akan ada nya hantu seorang wanita.
Bagian lain masih ramai kalau jam segini karena kampung sini sudah hampir seperti kota keadaan nya, namun ada juga beberapa tempat yang sangat menakutkan untuk di lewati. contoh nya ya seperti kebun pisang ini, bukan cuma satu atau dua orang saja yang pernah melihat hantu wanita bermuka di cabik cabik pada kebun pisang ini.
Malah sekarang sepeda Warsih rantai nya lepas pula di sini sehingga dia sangat ketakutan setengah mati, mau loncat saja dari bagian sini sambil meninggalkan sepeda. tapi sayang pula karena takut nanti malah di ambil orang sepeda nya, mau tak mau Warsih harus membenarkan rantai dengan penerangan senter yang di ikat di kepala nya.
"Ya Allah merinding sekali rasa punggung ku." keluh Warsih yang sedang jongkok.
Karena tangan yang gemetar karena ketakutan, Warsih jadi tidak bisa bisa memasang rantai nya dan terus saja salah tempat. ada rasa ingin menangis karena begitu frustasi, mau jalan menuntun sepeda pun masih jauh tempat yang ramai.
Kalau tempat ramai maka sudah pasti akan ada yang menolong dia memasang rantai sepeda ini, meski tidak di tolong Warsih pun bisa juga, ini tidak bisa karena hati dia tidak tenang akibat takut yang melanda tidak berkesudahan di dalam hati. mau jongkok dengan tenang saja tidak bisa, berulang kali menoleh kebelakang karena takut tiba tiba nanti akan di sergap dari belakang oleh hantu itu.
Wuuusssh.
Wuussshh.
"Masya Allah, malah sudah ada angin pula begini." keluh Warsih melihat kanan kiri pada daun pisang yang bergoyang.
"Ayo lah cepat masuk, aku kok takut sekali ini rasa nya." Warsih tidak sabar lagi rasa nya.
Sreeeeng.
"Allah!" kali ini Warsih tegang tidak karuan.
Wuuusssh.
Sreeeng.
Wuuusssh.
"Tolong lah jangan kau tampakan dirimu, aku sama sekali tidak menganggu kau! tolong ya, aku sungguh minta tolong pada mu wahai gadis cantik." Warsih berkata agak keras.
Sebab angin lewat ini sambil membawa bau bangkai yang sangat memualkan perut, sudah bisa di duga bahwa sebentar lagi dia akan muncul untuk menampakan diri. tak lain dan tidak bukan, sorot senter yang ada di kening Warsih sudah menemukan baju compang camping berdiri tegak di hadapan nya bersebrangan dengan sepeda yang sedang dia perbaiki.
"A..aku....aku tidak menggangu mu, tolong jangan ganggu aku ya." Warsih tidak berani mengangkat kepala.
Hening tidak ada jawaban, menurut orang orang yang pernah menemui nya memang hantu gadis ini tidak pernah mengeluarkan suara sedikit pun, baik itu menangis atau pun tertawa. kalau pun muncul maka dia cuma diam menatap orang yang di datangi, tapi walau dia cuma diam itu sudah membuat orang kocar kacir tidak karuan karena sangking takut nya.
"ALLAAAAH!"
"Jangan ganggu aku, tolong ya jangan ganggu aku!" Warsih ketakutan melihat muka yang di sayat sayat itu berdiri di hadapan nya.
Hantu wanita ini hanya diam saja menatap nya dengan tatapan yang sangat tajam, Warsih tidak bisa cuma diam saja menahan rasa takut, walau rantai belum di pasang maka dia langsung kocar kacir lari ketakutan karena ini sudah tidak bisa lagi mau di tahan takut nya, berlari sambil membawa sepeda adalah pilihan yang paling tepat.
...****************...
Rombongan para pemuda banyak yang nongkrong di pos ronda dan itu juga sampai malam, sebab kampung ini sedang di landa masalah dengan mati nya para wanita hamil yang di ambil bayi nya oleh iblis. jadi mereka berjaga bukan cuma untuk maling saja, melainkan juga menjaga para Ibu hamil di desa nya.
Walau mereka juga tidak bisa apa apa untuk melawan iblis yang sedang meraja lela itu, namun setidak nya apa bila ada keributan besar, maka mereka akan langsung datang untuk membuat berita agar bisa di tolong oleh momok nya kampung ini yaitu Purnama dan Arya tentu nya.
"Tolooooongg ada setaaaan!"
"Hoi ada yang minta tolong itu, siapa yang berteriak?" Digo cepat turun dari pos untuk melihat kejalan.
"Kayak nya di kejar setan, buruan ambil senter lah untuk di lihat." Riski juga ikut turun melihat orang yang sedang lari.
"Itu loh orang nya, tapi aku belum lihat wajah orang nya." ujar Digo melihat Warsih membawa sepeda.
"Ibu Ibu itu kelihatan nya, lari pun masih sempat juga bawa sepeda." Riski rasanya mau tertawa.
"Heh kau ini orang tua lagi ketakutan malah kau tertawakan!" sentak Arka tidak suka karena dia mudah iba pada siapa pun yang lagi kesusahan.
Warsih yang akhirnya menemukan tempat ramai pun menarik nafas lega karena dia bisa lepas dari rasa takut yang amat sangat luar biasa, masih terbayang wajah gadis itu sehingga mata Warsih terus berkedut kedut karena ketakutan. beruntung sudah sampai sini dan rombongan para anak remaja sudah jaga di pos sehingga merasa aman, belum lagi nanti yang rombongan para orang tua juga akan duduk sini karena pos sebenarnya terbagi tiga dan itu juga tiga generasi.
"Bude Warsih kenapa kok lari lari?" tanya Arka sopan.
"Aaahh alhamdulilah Bude masih bisa sampai sini, itu hantu di pohon pisang keluar lagi." sahut Warsih sudah pucat pasi.
"Ih yang benar lah, Bude!" Riski paling penakut di antara mereka bertiga.
"Tidak apa apa, kan dia tidak mengganggu orang." Arka berkata menenangkan.
"Tidak mengganggu bagai mana? sudah jelas dia sering menampakan diri begitu kok kata mu malah tidak mengganggu!" protes Digo kesal.
"Itu cuma kebetulan saja, lagi pula kan dia memang sudah lama di sana dan dia tidak pernah keluyuran di tempat lain." jelas Arka.
"Ya memang dia tidak pernah ketempat lain, tapi mau lewat sana kalau malam tuh jadi takut." ujar Riski.
Warsih menarik nafas lega karena sudah ketemu orang dan bodo amat mereka mau debat, malah dia sangat senang karena Arka membantu nya untuk memasang rantai sepeda yang lepas tadi.
Halaman pertama dan up malam ni besty, jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya.
lanjut thor 🙏
Masih teka teki