Sinopsis
Darren Mahendra, seorang CEO muda yang tangguh dan berdedikasi, namun memiliki latar belakang yang kompleks. Meskipun bukan pewaris utama keluarga Syailendra, ayahnya mempercayakannya untuk mengelola perusahaan. Ini membuatnya harus bekerja keras untuk membuktikan dirinya.
Kehilangan ibunya secara misterius masih menghantui pikirannya, dan dia terus mencari kebenaran. Pertemuan kembali dengan Dokter Aqila, adik angkatnya, membawa sedikit kelegaan dalam hidupnya. Aqila memiliki kepribadian yang ceria dan peduli, membuat Darren merasa nyaman di dekatnya. Tanpa disadari, Darren mulai merasakan ikatan yang lebih dalam dengan Aqila.
Apakah Aqila akan menjadi sumber kekuatan baru bagi Darren? Ataukah dia hanya melihat Darren sebagai kakak angkatnya? Bagaimana Darren akan menghadapi tantangan sebagai CEO muda yang bukan pewaris utama?"
Disarankan untuk membaca karya "DINIKAHI DUDA KAYA" terlebih dahulu ya 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sosok seorang Darren Mahendra
Sosok seorang pria yang memiliki tinggi 184 Cm, berkulit putih dan memiliki paras wajah yang tampan serta sorot matanya yang tajam, dengan bahunya yang tegap dan kokoh sambil berdiri mematung menatap langit di atas atap bangunan gedung pencakar langit, ia mencoba memejamkan kedua bola matanya. Sinar mentari yang cerah dan hangat di pagi ini telah menyinari tubuhnya, membuatnya merasa damai dan tenang.
Baginya melakukan rutinitas seperti ini bisa membuatnya melupakan semua masalah dan kekhawatirannya selama ini, ditambah rasa rindunya akan sosok wanita yang telah melahirkannya kedunia ini, yang sampai saat ini belum bisa ia temukan keberadaannya.
'Mam, Darren sangat merindukanmu, kembalilah ku mohon!' batinnya merasakan sakit yang teramat dalam.
Semenjak ibunya pergi meninggalkannya, Darren yang kala itu selalu bersikap ceria, kini telah berubah, semua keceriaan seolah telah sirna dengan kenyataan yang telah ia hadapi. Dan hanya sikap dingin yang selama ini selalu ia tunjukan, rasanya Darren sudah lupa tersenyum bahagia itu seperti apa? seolah jiwanya sekarang ini telah hilang separuhnya.
Untuk melupakan semua kesedihannya, Darren lebih memilih fokus dengan pekerjaan dan juga posisi dirinya yang telah di percayakan Papahnya kepadanya.
Baginya menjadi seorang CEO di perusahaan Syailendra Group tidaklah mudah, ia kembali teringat saat sang Papah mengangkat dirinya yang semula hanyalah seorang kepala bagian keuangan perusahaan, awalnya banyak para pemegang saham yang tidak setuju atas keputusan sepihak dari Tuan Saga, karena posisi Darren adalah seorang anak yang di lahirkan tanpa adanya ikatan pernikahan alias anak haram atas hubungan Tuan Sagara Mahendra dengan kekasihnya dulu yakni Monalisa.
Rumor tersebut kian menyebar luas diantara para pengusaha lainnya, Darren sendiri sudah terbiasa akan cemoohan serta hinaan yang ia dapatkan sedari kecil, namun kali ini Sagara alias Papah kandungnya yang selama ini menyembunyikan identitas putranya, tidak terima ketika putra sulungnya mendapatkan perlakuan seperti itu. Dimatanya, Darren adalah anak yang spesial, ia memiliki kemampuan diatas rata-rata, dan tidak bisa di anggap sebelah mata.
"Ayo semangat Darren, masih banyak pekerjaan yang harus segera di selesaikan, aku tidak mau sampai mengecewakan Papah." ujarnya sambil melangkah menuju anak tangga, ia pun bergegas pergi menuju lantai delapan, dimana di lantai tersebut terdapat ruangan Khusus CEO.
Setibanya di dalam ruangannya, Rio yakni Assisten pribadinya mulai menyapanya.
"Selamat pagi Tuan Muda, anda pasti habis dari atap, betul tidak?" tanyanya dengan mata menyipit
"Hemmmm." jawabnya singkat, kemudian Darren bergegas duduk di kursi kebesarannya.
"Sebenarnya Saya sangat penasaran dengan apa yang telah Tuan lakukan di atap sana? Apakah Tuan tahu, saya pernah mendengar gosip jika Tuan selalu pergi ke atap gedung ini karena Tuan diam-diam telah memiliki seorang kekasih, lalu Tuan sengaja menemuinya disana dan wanita tersebut merupakan salah satu pegawai di perusahaan ini!" tuturnya
Mendengar hal itu, sontak Darren pun menjadi kesal dibuatnya.
"Siapa yang telah menyebarkan rumor murahan seperti itu Rio? sudah bosan hidup sepertinya orang itu." jawabnya mendengus kesal
Wajah Rio pun mendadak menjadi pucat pasi, padahal ia mendapatkan gosip murahan itu dari Divisi keuangan, tempat dimana dulunya Tuan muda Darren pernah bekerja di divisi tersebut.
"Saya juga kurang tahu siapa pelakunya Tuan!" jawabnya berbohong.
Sedari tadi Darren fokus memperhatikan sikap Rio, dan ia tahu jika Assistennya saat ini telah berkata dusta.
Sambil membetulkan kacamata yang sempat bergeser, Darren sempat menggerutu di dalam hatinya.
'Bagiku tidak ada waktu untuk sekedar bermain-main dengan seorang wanita, tujuan ku hanya satu, yakni bekerja dan bekerja, aku tidak ingin mengecewakan Papah dan juga Bunda yang selama ini telah membesarkan ku dengan penuh kasih sayang, akan tetapi tetap saja tidak ada yang bisa mengantikan posisi Mamah Mona dihatiku, Mah aku sangat merindukanmu, dimanakah dirimu berada saat ini?'tangisnya dalam hati
Lalu Darren mulai membuka laptop miliknya, ia mencoba membuka file yang kemarin sempat ia lewatkan, perlahan dengan tangan terlipat di atas meja, Darren mulai menemukan sesuatu yang janggal dari hasil laporan keuangan perusahaan, dan tentunya tidak sesuai dengan yang ia harapkan.
"Rio, panggil kepala Divisi keuangan kesini, ada yang ingin aku tanyakan padanya, cepat!" perintahnya dengan nada membentak.
Rio sempat tercekat, lalu ia bergegas pergi menuju Ruangan kepala Divisi keuangan.
"Wah kacau, sepertinya akan ada masalah baru, aish pak Thomas... bersiap-siap lah terkena omelan Tuan Darren." monolognya sambil menjambak rambutnya.
Dengan tubuh yang sudah gemetar, Pak Thomas serasa ingin melarikan diri dari tempat ini, menurutnya neraka sudah ada di depan matanya, dan bersiaplah lenyap dari muka bumi ini, mengingat sosok seorang Darren dahulu dan sekarang sangat jauh berbeda, kini pria yang memiliki sorot mata yang menakutkan itu telah berkuasa di perusahaan ini, itulah sebabnya Tuan Sagara Mahendra menempatkannya menjadi seorang CEO.
Bunyi langkah sepatu terdengar nyaring dari balik pintu, rupanya Rio datang bersama dengan Thomas.
Darren menatap dingin kearahnya, giginya mengatup rapat, bahkan rahangnya sampai mengeras, kedua tangannya sudah ia kepal.
Sedangkan Thomas, nafasnya mulai memburu, debaran jantungnya berdetak begitu cepat seolah ingin copot, ia berkali-kali menelan ludahnya, dan hanya menatap sekilas wajah seorang pria yang saat ini terlihat begitu menakutkan, ia pun jadi teringat dikala itu Darren masih berada di posisinya sedangkan dirinya pada saat itu menjadi Assistennya, Darren yang awalnya tidak menunjukan identitas aslinya, ia sempat beberapa kali mendapatkan perundungan dari teman-teman satu divisinya, terutama Thomas dan juga Billy, kedua orang ini senang sekali menindas Darren, meskipun posisi Darren bukanlah posisi yang main-main.
Sayangnya tetap saja posisi Darren pada saat itu adalah seorang junior yang telah mendapatkan posisi enak lewat jalur dalam, dan mereka tidak suka dengan Darren yang dengan mudahnya mendapatkan posisi penting di perusahan Syailendra Group.
Brak!
Darren sengaja mengebrak meja kerjanya.
"Kau masih betah bekerja di perusahaan ini, Thomas!" tatapan Darren kian menakutkan, rasanya Thomas Saat ini sedang berhadapan dengan seorang pembunuh berdarah dingin, kali ini sikap Darren yang dulu lugu dan polos telah bereinkarnasi menjadi sosok pria kejam dan juga dingin.
Merasa kejahatannya telah terbongkar, Thomas segera meminta maaf di hadapan Darren, bahkan ia sampai bersujud memohon pengampunan.
Kemudian Darren mendekat ke arah Thomas, ditariknya kerah kemejanya, lalu ia mencoba mencekiknya, sampai Thomas terbatuk-batuk.
"Uhuk...a ampun T tuan Darren!" pintanya sampai terbata
"Cih, kau bilang ampun! Pria bedebah sepertimu tidak pantas mendapatkan pengampunan, mendekam lah kau didalam jeruji besi bersama dengan komplotan mu itu!" Darren langsung melemparkan tubuh Thomas ke atas lantai sehingga ia jatuh tersungkur.
Kemudian Darren merapihkan jas serta kemeja miliknya yang sempat berantakan, ia mencoba menghela nafasnya sejenak, akhirnya dendamnya di masalalu sudah bisa ia balaskan, dan menurutnya kejadian penggelapan dana perusahaan oleh Thomas merupakan sebuah senjata ampuh untuk membalaskan semua perbuatannya dimasa lalu, karena Darren sudah tahu jika Thomas dan juga komplotannya telah berbuat curang, dan pada saat itu Darren belum berani mencari bukti kejahatan mereka.
......................
Kediaman Syailendra
" Bun, lusa kalau tidak salah Kak Aqila di wisuda ya?" tanya Daffa sambil menikmati roti bakar miliknya.
"Iya Nak, rencananya besok sore, Mamah dan Papah akan pergi ke Jogja, untuk menghadiri wisudanya Kakakmu, Bunda juga sangat merindukannya, selama kuliah di sana, kakakmu jarang sekali pulang ke rumah." keluhnya sambil menghela nafasnya secara kasar.
"Bukankah Kak Lala tinggal di Jogja bersama Paman Reyhan?"
"Huummm...begitulah Nak, karena Paman Reyhan adalah Papah kandungnya Kak Lala."
"Aku bingung deh Bun, Kak Lala itu kan jago melukis, kok malah ambil jurusan kedokteran sih?"
"Ceritanya panjang Nak, yang jelas tujuan kakakmu menjadi Dokter itu sangatlah mulia, dan patut di tiru olehmu!" jawab sang Mamah sembari mengolesi roti dengan selai.
Kemudian Daffa kembali mengunyah roti bakarnya yang di dalamnya terdapat selai coklat.
"lantas apa tujuan Kak Lala mengambil jurusan itu Bun?" tanya kembali Daffa sangat penasaran, bahkan mulutnya sampai belepotan oleh selai coklat.
Sejenak Zara malah tertawa pelan ketika melihat putranya memakan roti sudah seperti anak kecil.
"Kau itu Daffa, kalau sudah makan roti bakar isi selai coklat, pasti sampai belepotan seperti itu, persis sekali dengan Papahmu, Nak!" ejek Zara.
"Ish, Bunda ini...ayo cepat katakan Bun? Aku jadi penasaran nih." pintanya sudah tidak sabar.
"Baiklah putraku yang tampan, tujuan Kak Lala menjadi seorang Dokter, itu karena ia ingin menolong banyak orang, terutama pasien yang mengidap penyakit gagal ginjal dan cita-cita kakakmu itu ingin sekali mendirikan rumah sakit untuk orang yang kurang mampu atas jerih payahnya sendiri dan tidak mau merepotkan keluarga
Sontak Daffa pun terkejut dengan penjelasan dari ibunya.
"Waw, menurutku ini sangatlah amazing, aku bangga memiliki kakak seperti kak Lala, dan juga kak Maura! Setahuku Kak Maura juga menjadi seorang publik figur demi bisa membantu sesama dan Kak Maura senang sekali melakukan bakti sosial dan kegiatan amal." cakapnya sambil kembali melahap roti bakarnya.
"Betul sekali Nak, jiwa sosial kedua kakakmu itu memang sedari dulu sangatlah tinggi, mereka senang sekali membantu sesama yang sedang dalam kesusahan." ucapnya.
"hemmm...lantas bagaimana dengan kak Darren Bun? Selama ini kak Darren selalu bersikap dingin dan tidak akrab dengan kami, aku merasa kak Darren jauh dengan kami!" tanya Daffa, kemudian tiba-tiba saja ia menjadi murung.
"Nak, Kak Darren itu adalah kakak yang sangat baik dan patut menjadi panutan untukmu, kelak kau dan Kak Darren yang akan mengelola perusahaan milik Papahmu, sikap kak Darren yang seperti itu, jangan kau pernah ambil hati ya, pada dasarnya ia begitu menyayangi ketiga adiknya, kamu harus maklum dengan sikap kakakmu yang satu ini, apalagi akhir-akhir ini Kak Darren selalu sibuk dengan pekerjaan nya, jadi ia tidak memiliki waktu yang banyak untuk kalian, apalagi kak Darren masih baru menjabat sebagai seorang CEO di perusahaan Papahmu." bujuknya sambil mengusap kepala putranya, berharap Daffa bisa mengerti apa yang sudah ia jelaskan
"Baik Bun, semua penjelasan dari Bunda sangat bisa Daffa pahami, dan Daffa pun tidak mau menjadi seseorang yang egois." Daffa akhirnya menyudahi sarapan paginya, dan ia bergegas pergi menuju ke sekolahnya, di tahun ini Daffa akan memasuki sekolah SMU. Ia sendiri sudah tidak sabar untuk memakai seragam putih abu-abunya.
Bersambung...
☘️☘️☘️☘️☘️☘️
wah Daren boleh diharapkan oleh Saga utk mngurusi perusahaan.