Malam temaram, cahaya siluet datang menyambar. Detak jantung berlarian ke segala arah. Menimpali ubin yang kaku di tanah.
Di sana, seorang anak kecil berdiri seperti ingin buang air. Tapi saat wajah mendekat, Sesosok hitam berhamburan, melayang-layang menatap seorang wanita berbaju zirah, mengayunkan pedang yang mengkilat. Namun ia menebas kekosongan.
Apakah dimensi yang ia huni adalah dunia lain? nantikan terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asyiah A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siluet
Api yang menyala-nyala hebat membakar ranting yang ia pungut. Sekali lagi dia melesat, maka tangannya akan terbakar.
Cuaca malam yang tidak bersahabat, membuat ia menjadi batuk, sekaligus mengeluarkan cairan lendir yang disebut flu.
Saat ini, seorang gadis sedang menatap api yang menggerogoti seisi penghuni kayu yang ia ambil di bawah pohon yang mati siang tadi.
Ia menatap tanpa henti, entah sudah berapa kali.
"Uhuk ... uhuk .... "
Terdengar sambaran dari kerongkongan nya yang mengering. Terlihat dari suaranya, sudah seharian ia menahan dahaga. Sungguh malang.
Sretttt .....
Suara kancing tenda yang terbuka. Gadis itu memasukinya. Ia bersiap untuk tidur dengan menepuk bantal yang berdebu. Meminum sedikit sisa air yang ia ambil dari sungai.
Ia meraih selimut yang sedikit koyak diujungnya. Meneteskan rasa hangat dari kelopak matanya. Ia menangis.
Dalam kesunyian, ia tampak melamun dengan sisa-sisa api dan beberapa kepulan asap yang mengabur. Ia bisa melihat bayangan dirinya, lalu mengangkat kedua tangan yang pucat dan mengibaskan ke area kuping. Tampaknya para kawanan nyamuk sedang menggerayangi pendengarannya.
Dalam beberapa menit, dia terlelap dengan beralaskan sebuah kasur warisan dengan gambar capung berwarna merah, hijau, dan biru. Alangkah cantiknya seandainya hidupnya begitu berwarna seperti warna-warna ini. Pikirannya mengabur, dia lantas tertidur.
Dalam dengkuran yang halus, sesosok tak kasat mata sedang berjuang membangunkannya. Namun segel yang sudah gadis itu pasang sangat sulit ia bobol. Nampaknya sosok itu harus menelan saliva dan pulang dengan tangan hampa.
Siapakah dia? Sang gadis ternyata belum tidur. Pendengarannya sangat sensitif sehingga dia menderita insomnia. Tidur hanya dalam rentang waktu 2-3 jam saja. Wajar kalau lingkaran di bawah mata nya terlihat jelas dan berwarna gelap. Lingkaran yang dibenci semua makhluk bernama wanita, yaitu mata panda.
Dia sangat membenci dirinya sendiri, melebihi membenci orang-orang di luaran sana. Gadis itu beringsut, mengambil sesuatu yang tampak menyilaukan. Menyusuri setiap lekukan wajahnya. Dia sedang berkaca.
"Memang Manusia di dunia ini harus rajin berkaca. Supaya bisa sadar diri dan memohon ampunan karena dosa-dosa dan kesyirikan yang sudah diperbuat! " gumamnya.
Tampaknya hingga angin berhembus, entah kesekian kalinya, dia masih memandangi kaca, berkaca hingga dia mengantuk atau sampai dia lelah. Sudah cukup, dia sangat membenci rutinitas nya ini.
Pukul 12 malam, matanya sedikit berembun. Menguap dan terus menguap, sedikitnya 5 kali menguap dan itu menghilangkan rasa lelah yang ia rasakan sejak tadi. Dia terlelap dalam tidur yang penuh dengan kegelisahan, diselimuti dengan kewaspadaan dan keputusasaan.
Dalam keheningan, dia memandangi dirinya. merutuki apapun yang sudah menimpanya, meskipun dia bermimpi, tapi mimpinya tidak benar-benar indah. Sejak dulu mimpi atau kenyataan dalam dia hidup, sama saja. Selalu buruk. Dia bahkan tidak bisa membedakan mana yang asli dan yang palsu. Dia hanya mengetahui bahwa apapun yang dia lakukan, hasilnya tetap sama. Buruk. Sangat buruk.
Tanpa dia mengerti, dalam kehidupan ini selalu ada dua dunia yang berkaitan, tanpa dia sadari dia sudah berlawanan arah dan menghindari dunia yang seharusnya dia pilih, dan hidup yang seharusnya dia jalani. Dia tidak dapat membedakan lagi, mana yang ilusi dan mana yang nyata.
Matanya hanya melirik siluet, cahaya temaram, redup seperti bohlam yang hendak rusak. Tanpa suara, tanpa kata, hanya ada kesunyian yang tak berbalas kata.