NovelToon NovelToon
High School Iyuna

High School Iyuna

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Teen Angst / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Menjadi NPC / Romansa
Popularitas:977
Nilai: 5
Nama Author: Anggara The Blukutuk³

Setelah berhasil kabur dari Ayah angkatnya, Iyuna Marge memutuskan untuk bersekolah di sekolah elite school of all things Dengan Bantuan Pak kepala yayasan. Ia dengan sengaja mengatur nilainya menjadi 50 lalu mendapat kelas F. Di kelas F ia berusaha untuk tidak terlihat mencolok, ia bertemu dengan Eid dan mencoba untuk memerasnya. Begitu juga beberapa siswa lainnya yang memiliki masa lalu kelam

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggara The Blukutuk³, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tubuhku? Kenapa?

Sherin dan Eid sedang berjalan bersama menuju stasiun, langkah mereka seirama di atas trotoar yang ramai. "Hei Sherin, apa menurutmu tidak aneh jika Iyuna berkencan dengan Rakha-Senpai?" Tanya Eid. Berjalan di samping Sherin, sesekali tangannya menyibak rambut yang tertiup angin sepoi.

"Tentu saja aneh. Tapi yah, aku melihatnya sendiri" Ucap Sherin, jari-jarinya mengetuk-ngetuk ponsel dalam genggamannya dengan tidak sabar.

"Entah bagaimana Iyuna bisa benar benar membuat Rakha-Senpai menyukainya, atau mungkin mereka cuman kencan pura²" lanjut Sherin, matanya menyipit penuh curiga saat mengatakannya.

"Benar juga" Sahut Eid, ia melihat sekeliling mencari Iyuna dan Rakha, kepalanya berputar ke berbagai arah dengan gerakan waspada, matanya tajam memindai tiap orang yang lewat.

"Hei Eid, karena mereka belum datang. Kita jalan jalan dulu yuk..!" Tawar Sherin, menoleh ke arah Eid dengan ekspresi jahil, bibirnya tersungging membentuk senyuman nakal yang menggoda.

Eid menatap sejenak, wajahnya memerah seperti tomat matang, "Ba-baiklah, jika itu yang kau mau!" Ucapnya, lalu berjalan dengan langkah kaku, bahunya tegang menahan gugup.

Sherin tertawa kecil, suaranya merdu berdenting di udara, lalu menyusul langkah Eid dengan gerakan ringan bagai menari. Sesekali ia berusaha mendekatkan dirinya ke Eid, bahu mereka hampir bersentuhan dalam jarak yang begitu tipis.

Eid yang agak terganggu menoleh ke arah Sherin dengan gerakan cepat, "ada apa?" Ucap Eid, alisnya bertaut dalam kebingungan.

Sherin mengalihkan pandangannya dengan cepat, matanya menatap langit biru di atas mereka, "nggak ada apa apa kok" Ucapnya, nadanya jahil, jemarinya memainkan ujung rambutnya dengan gerakan memutar.

Eid menghela napas panjang, bahunya turun dalam gerakan lelah, "Baiklah baiklah, bagaimana kalau kita jalan jalan ke mall yang ada disana itu?" Ucapnya, menunjuk ke gadung besar di depannya dengan jari telunjuk yang teracung mantap.

Sherin tersenyum lebar, giginya yang putih berkilau di bawah sinar matahari, "boleh" Ucapnya, langkahnya langsung berubah menjadi lebih bersemangat, hampir melompat kecil.

Kembali ke keadaan Iyuna dan Rakha yang saat ini masih ada di mall. Mereka berjalan kesana kemari bingung entah kemana, kaki mereka menyusuri lantai marmer yang berkilau dengan langkah tak tentu arah, mata mereka sesekali memindai toko-toko yang berjajar di kanan kiri.

"Drrr~ Drr~" Terdengar notif dari ponsel Iyuna, getarannya terasa sampai ke tangannya yang menggenggam tas.

Rakha yang menyadari itu, kepalanya menoleh cepat, "Ada telpon? Dari siapa?" Tanyanya, berdiri di samping Iyuna, tubuhnya sedikit condong penasaran.

"Entahlah" Ucap Iyuna, merogoh tasnya untuk menggapai ponselnya, jemarinya bergerak cepat meraba-raba isi tas mencari benda persegi panjang itu.

Iyuna mengangkat lalu menyalakan layar ponselnya dengan gerakan jemari yang lancar, terlihat ada telepon dari kontak RC10E, cahaya layar memantul di wajahnya yang datar.

Iyuna hanya memperhatikan sekilas, matanya menyipit sebentar, ia berjalan ke arah kamar mandi yang tak jauh dari sana dengan langkah tergesa, meninggalkan Rakha yang masih berdiri menatap sekitar dengan pandangan bingung.

Sesampainya di kamar mandi, ia mengangkat telponnya dengan gerakan tegas, "Ada apa lagi?" Ucap Iyuna datar, jarinya menekan tombol jawab dengan sedikit kasar.

"Apa yang menghambatmu? Datanglah ke sekolah sekarang!" Ucap Reza di telpon, ia saat ini menelpon dari kamar mandi sekolah, nadanya tegas nan kesal, tangannya yang bebas mengepal erat menahan amarah.

"Ogah, untuk apa juga?" Ucap Iyuna datar, jemarinya memainkan ujung rambutnya dengan gerakan acuh tak acuh.

Reza berdecak keras, suara lidahnya mengetuk langit-langit mulutnya, "Tch". "Mereka menghina kelasmu, F. Dan berniat untuk menjatuhkannya" Ucap Reza, nadanya mengeras, napasnya sedikit terengah menahan emosi.

"Lalu?" Tanya Iyuna, matanya menatap kosong cermin di hadapannya.

"Apa maksudmu menjatuhkan?" Tanya Iyuna, keningnya sedikit berkerut tanda berpikir.

"Kau tau? Kelas paling rendah bisa saja tidak naik di tahun kedua, bahkan akan dihilangkan atau dikeluarkan" Jelas Reza, jarinya mengetuk-ngetuk dinding toilet dengan tidak sabar.

"Begitu yah" Respon Iyuna datar, bahunya terangkat sedikit dalam gerakan tak peduli.

"Jadi—" "—Tuth~" Iyuna mematikan telponnya dengan gerakan cepat jarinya, memotong pembicaraan Reza tanpa basa-basi.

Ia lalu memasukkan ponselnya ke dalam tas pinggangnya dengan gerakan mulus. Lalu berjalan keluar, langkahnya mantap di atas lantai kamar mandi yang licin.

"Siapa yang menelponmu tadi?" Ucap Rakha, muncul dari belakang Iyuna dan sedang berdiri bersandar dinding, lengannya terlipat di depan dada dengan sikap mengintimidasi.

"Sherin, dia bilang dia sedang mencari kita" Jelas Iyuna, tangannya masih meraba tas memastikan ponselnya aman tersimpan.

Rakha menyipitkan matanya penuh curiga, lalu berjalan mendekat ke Iyuna dengan langkah berat yang terdengar jelas di koridor sepi.

"Brwakk" Rakha mendorong Iyuna ke dinding perlahan, telapak tangannya menahan di samping kepala gadis itu, lalu menjepitnya di antara dirinya dan dinding, napasnya terasa hangat menerpa wajah Iyuna.

"benarkah? Aku mendengar seperti suara seorang laki laki?" Tanya Rakha, nadanya menyelidik, sembari mendekatkan wajahnya ke Iyuna, hidung mereka hampir bersentuhan dalam jarak yang mengintimidasi.

"menjauhlah, aku sensitif sekarang" Ucap Iyuna datar, sembari mendorong pelan dada Rakha, jemarinya menekan kain kemeja pemuda itu dengan tekanan lemah.

Rakha semakin menjepit Iyuna dengan dengkulnya, tubuhnya condong ke depan, ia menaikkan dengkulnya ke selangkangan Iyuna dengan gerakan perlahan namun pasti, "benarkah? Jawab pertanyaanku tadi!" Ucap Rakha, nadanya mengeras, matanya berkilat tajam.

"Itu adalah Eid, dia sedang bersama Sherin" Ucap Iyuna, "E-nghh~" Sedikit mengerang, tubuhnya menegang menahan sensasi yang menjalar.

Rakha memegang lembut dagu Iyuna, jemarinya yang hangat mengangkat wajah gadis itu, "Benarkah? Kok Tidak terdengar seperti dia" Ucap Rakha, semakin mendempet Iyuna, tubuhnya yang tinggi menaungi gadis itu sepenuhnya.

"E-enghh~" Erang Iyuna, kepalanya terkulai lemah ke belakang, menempel di dinding dingin di belakangnya.

"Sial⁴, Karena periodeku, tubuhku benar benar menjadi lemah dan sensitif. Belum lagi tadi pagi aku bangun dalam keadaan yang sangat buruk. Aku yang sekarang tidak bisa melawannya" Monolog Iyuna, matanya terpejam menahan sensasi yang membuat tubuhnya gemetar.

"hmm? Sebaiknya kau jawab jujur" Ucap Rakha, sembari membelai rambut Iyuna, jari-jarinya menyisir lembut helai demi helai dengan gerakan menggoda.

Iyuna hanya terdiam, napasnya terengah engah "hah—hah—hah", dadanya naik turun dengan cepat menghirup udara yang terasa tipis.

"per—gi—lah" Bentak Iyuna, menepis tangan Rakha yang membelai rambutnya dengan gerakan tiba-tiba, jemarinya menggenggam pergelangan tangan pemuda itu dengan kuat.

Rakha menatap sejenak Iyuna, matanya membulat memperhatikan gadis itu, pupilnya melebar terkejut, ia saat ini menduga bahwa Iyuna sedang sakit, tubuhnya sedikit mundur memberi ruang.

"Kau tidak apa apa? Ma-maaf, aku—aku tadi hanya—aku tidak tau kalau—" Ucap Rakha panik dan tergagap, tangannya bergerak-gerak gelisah di udara, tidak tahu harus melakukan apa.

Iyuna hanya terdiam, wajahnya memerah dan panas seperti bara api, "hah—hah—hah" napasnya terengah engah, tubuhnya merosot perlahan di dinding.

"A-anu, ma-maaf Iyuna" Ucap Rakha, nadanya melembut seperti bisikan, ia membuang muka menghindari tatapan Iyuna, sembari menyentuh dahi Iyuna yang agak hangat dengan punggung tangannya yang dingin.

"di-diamlah" Bentak Iyuna, suaranya serak dan lemah, hampir seperti bisikan.

"aku tidak tau kenapa Iyuna tiba tiba begini. Tunggu! Tadi pagi dia bilang bukan?" Monolog Rakha, otaknya berputar cepat mencari jawaban.

"Iyuna! Apa kau sekarang—" Ucap Rakha, namun terhenti setelah menatap Iyuna, kata-katanya terputus di tenggorokan.

"hah—hah—hah" Iyuna hanya terduduk bersandar dinding, tubuhnya merosot lemas, wajahnya memerah dan tubuhnya panas berkeringat, helai-helai rambut menempel di keningnya yang basah.

"Apa dia? Bergairah?" Monolog Rakha, matanya membelalak lebar saat pemikiran itu muncul di benaknya.

1
Jumpri Cry
lanjut
SukiDenial
Mcnya keren. Dan ada banyak fanservicenya😍. Iyuna itu waifu ku banget titik🤬
Dimas Saputra
lanjut thor, dan Saling suport
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!