NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Presma (Presiden Mahasiswa)

Istri Rahasia Presma (Presiden Mahasiswa)

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Enemy to Lovers
Popularitas:663.6k
Nilai: 5
Nama Author: Desy Puspita

Maksud hati merayakan bridal shower sebagai pelepasan masa lajang bersama teman-temannya menjelang hari pernikahan, Aruni justru terjebak dalam jurang petaka.

Cita-citanya untuk menjalani mahligai impian bersama pria mapan dan dewasa yang telah dipilihkan kedua orang tuanya musnah pasca melewati malam panjang bersama Rajendra, calon adik ipar sekaligus presiden mahasiswa yang tak lebih dari sampah di matanya.

.

.

"Kamu boleh meminta apapun, kecuali perceraian, Aruni." ~ Rajendra Baihaqi

Follow Ig : desh_puspita

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 01 - Salah Kamar

"Widih, calon pengantin memang beda ya auranya ... makin keluar gitu."

"Thanks, Aliya, kamu sudah muji aku lebih dari tiga kali."

Gadis itu bersemu merah, telinganya serasa sudah panas lantaran mendengar pujian serupa. Auranya beda, makin menyala, cantik dan bahkan ada yang mengiranya melakukan sedikit operasi sejak rencana pernikahannya diumumkan.

Orang bilang, aura yang terpancar dari wajahnya disebabkan karena dirinya bahagia, dan itu benar adanya. Dijodohkan dengan seorang pria dewasa, mapan dan paham Agama sesuai dengan keinginannya adalah anugerah bagi seorang Aruni Giova Anderson.

Putri dari konglomerat ternama di ibu kota yang cukup terkenal dengan kekuasaannya sejak lama. Baru-baru ini, dia melangsungkan acara pertunangan dan mereka sama sekali tidak pacaran.

Tanpa pikir panjang, Aruni menerima perjodohan yang diatur Daddy-nya dengan seorang pria mapan sesuai kriterianya, Bagaskara Baihaqi.

Pria sempurna di mata Aruni, usia calon suaminya 31 tahun, dan menurut Aruni sangat pas meski ada beberapa yang bilang ketuaan.

Caranya memperlakukan Aruni selama beberapa bulan terakhir sangat baik, dan hal itulah yang membuat Aruni semakin yakin, bahkan terkesan tak sabar ingin segera sah menjadi istri dari pria itu.

Akan tetapi, sebelum menjalani acara pernikahan yang akan diadakan minggu depan, teman-temannya berinisiatif melaksanakan pesta pelepasan masa lajang.

Bahasa kerennya bridal shower, acara yang dilakukan oleh calon mempelai wanita bersama teman-teman atau sahabat dekatnya.

Sebagai tim hore di circle pertemanan Aruni nurut-nurut saja, ajakan Aliya dia terima tanpa protes sedikit saja.

"Oke ... ini fiks ya, jam delapan malam di Morison Hotels, kamar nomor 69." Aliya, ketua geng memberikan interupsi dan yang lain mengangguk patuh.

Tidak ada yang memberikan ide lain, karena semua biaya ditanggung Aliya, bisa dibilang dia yang punya hajat.

"Jam delapan?" tanya Aruni memastikan, khawatir salah dengar dan tidak ada yang salah.

"Iyap!! Khusus calon pengantinnya boleh lah telat-telat dikit ... tapi jangan terlalu ngaret juga," ucap Aliya dengan sedikit penegasan di sana.

"Eh, yang lain nggak boleh telat nih? Rumahku lumayan jauh soalnya." Dea, si centil yang berambut paling badai itu ikutan bicara.

Helaan napas Aliyah seolah sudah jadi jawaban, karena selama ini penyakit telat Dea sudah benar-benar tidak dapat disembuhkan. "Khusus buat Dea, datangnya jam tujuh aja biar nggak ada drama telat segala, okay?!!"

Penegasan Aliyah sontak membuat mereka yang di sana tergelak, terutama Anjani, mahasiswi dari fakultas ekonomi yang baru saja tergabung di circle mereka belum lama ini.

"Aku setuju, khusus Dea jadwalnya dimajuin ... doi suka ngaret soalnya."

Dea yang mendengar hanya mencebikkan bibir, tentu saja dia merasa semua ini menyebalkan. "Apasih, so asik banget si Anja."

"Yee, emang beneran asyik!! Tanya sama Runi, tuh."

Sadar bahwa dia akan menjadi pelemparan tanggung jawab, Aruni memilih mundur dan segera pamit undur diri.

Dia sudah berjanji pada Mommy-nya bahwa tidak akan begitu lama. Lagi pula yang dibahas sudah selesai dan Aruni sudah bisa menarik kesimpulannya.

Dibanding membuang-buang waktu yang tak berguna, akan lebih baik Aruni pulang cepat karena dia bertekad untuk lebih sering menghabiskan waktu bersama keluarga yang nanti mungkin tidak akan bisa dia kunjungi sesuka hatinya.

Maklum saja, Bagaskara adalah pria sibuk yang katanya akan membawa Aruni ke Sumatera Utara jika sudah menikah.

Kebetulan, Bagaskara sukses sebagai pengusaha di sana dan hanya pulang sesekali ke Jakarta untuk mendatangi kedua orang tuanya.

Menyaksikan hal itu, Aruni mulai berpikir bahwa nanti dia juga akan melakukan hal serupa.

Itulah mengapa, bagi Aruni, pertemuan bersama kedua orang tua sangatlah utama.

"Jalan, Pak," pinta Aruni begitu masuk ke mobil taksi yang baru saja dia hentikan beberapa waktu lalu.

Sengaja tidak pakai mobil sendiri, kebetulan lelah dan tengah ingin menikmati waktu bersantai sebelum nanti saya tenaganya akan terkuras di hari pengantin.

Sepanjang perjalanan, Aruni hanya menatap sekeliling tanpa melontarkan sepatah katapun pada supir taksi.

Padahal, biasanya dia cukup aktif dan banyak tanya, tapi hari ini berbeda dan lebih irit bicara.

Begitu melangkah masuk, Aruni menyentuh dada tatkala merasakan jantungnya berdenyut tanpa dia mengerti apa maknanya.

"Duh, kenapa perasaanku mendadak tidak enak ya?"

Untuk beberapa saat, Aruni mencoba terdiam demi bisa menenangkan dirinya. Masih berusaha berpikir positif, bahwa yang kini dia alami hanya gugup biasa.

"Ih, anak Mommy sudah pulang ... kok bentar, Sayang?" Suara itu, Zavia - Mommy-nya berusaha dan sukses menciptakan ketenangan di dalam diri Aruni.

Senyumnya terbit, dan kini perlahan mendekat. Tak lupa, Aruni mencium punggung tangan Mommy-nya. "Iya, cuma diskusi bentar kok, Mom."

"Diskusi? Diskusiin apa?"

"Ehm, Bridal Shower, Mom."

.

.

"Bridal Shower?" Kening Zavia berkerut tatkala Aruni menjelaskan tentang maksud dan tujuannya.

Tampak jelas bahwa wanita itu tak setuju dengan acara yang sebenarnya kurang penting baginya itu.

"Iya, Mom, aku nggak enak sama temen-temenku ... acaranya sudah diatur, masa mau dibatalin." Aruni memang tidak merengek ataupun memohon agar Zavia tidak melarangnya, tapi dari kata-kata yang dia lontarkan jelas sekali apa maknanya.

Sejenak berpikir, Zavia kemudian ngangguk pelan. "Iya sudah kalau begitu, tapi ...."

"Jangan khawatir, Mom, aku bisa jaga diri kok."

Begitu ucap Aruni, kata-kata yang juga mengandung makna sebuah janji dan jelas harus dia tepati.

Begitu malam menjelang, tanpa menunda-nunda Aruni bergegas mendatangi tempat yang sudah ditentukan.

Akses masuk sudah dia dapatkan dan karena waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, Aruni bergegas melangkahkan kakinya.

Dia tampak terburu karena memang khawatir membuat Aliya murka. Maklum saja, mulut pedas Aliya tak ubahnya seperti petasan jika sudah bicara dan hal itulah yang membuat Aruni berusaha keras menghindari kemarahannya.

"Duh, kenapa waktunya cepet banget? Kamar 69 mana lagi? Dari tad- eh?" Omelan sekaligus langkah kaki Aruni terhenti tatkala mendapati pintu dengan nomor tertera, dan tampak sedikit terbuka.

Tanpa menaruh curiga, dan yakin seratus persen bahwa itu adalah kamar yang dituju, Aruni masuk saja.

Sementara itu, di sisi lain teman-temannya juga tengah bersiap-siap untuk menyambut kedatangannya.

"Eh, itu bukan sih?"

"Mana?" Dea mengintip tak sabar, dia yang tadi dikhawatirkan akan telat nyatanya datang paling awal.

"It- aduh bukan ternyata ...." Anjani tampak putus asa, dia mulai bosan menunggu karena yang ditunggu tidak datang juga.

Mereka bertiga saling menatap, sementara Dea sudah siap dengan balon pink di tangannya. "Duh, apa mungkin Aruni dilarang ya?"

"Enggak mungkin, aku sendiri yang minta izin lagi sama Tante Zavia kok," aku Aliya berusaha menenangkan keduanya.

Akan tetapi, Anjani dan Dea yang tak ubahnya bak ulat sagu mana bisa tenang. "Kalau memang iya, terus kenapa dia belum datang juga? Lihat, udah jam sembilan loh, Al ... sementara kita tahu, Aruni tu paling on-time di antara kita-kita."

Aliya tampak berpikir, kemudian berinisiatif menghubungi Zavia demi memastikan kembali, barang kali memang benar Aruni tidak diberikan izin.

Dea dan Anjani tampak sabar menunggu, tapi ekspresi wajah Aliya cukup menegangkan. Hingga, ketika sambungan telepon berakhir, keduanya tampak tak sabar akan kejelasan tentang Aruni.

"Gimana? Memang nggak diiziin?"

"No, lebih buruk dari itu."

"Apa?" tanya Dea mengerjap pelan, jelas saja dia bingung.

Aliyah menghela napas panjang, juga agak kasar. "Aruni bahkan sudah pergi dari satu jam lalu, dan seharusnya dia sudah ada di sini, bersama kita."

"Terus? Ke mana dia? Apa mungkin salah kamar, Al?"

"Salah kamar?!"

.

.

- To Be Continued -

1
Adit monmon
msih kurang
Istrinya Orang
aaa..Dea berisik..mereka bedua lagi melakukan obrolan lewat tatapan mata karna kalau saling sapa Aruni takut ketahuan
De bungsu
gpp, masing² aja. biar aman gak ribet kata Runi juga
Juwita Maimunah
udh Kya di sentron bersambung pas lagi penasaran banget SMA kelanjutannya ☺️
Fathimah Ismail
waduh ternyata runi tau yg curi ciuman hihihi,
akhirnya yg ditakutkan aruni kejaidan juga, udah junur aja run sama jendra, biar dia bisa lindungin kamu
De bungsu
di labrak jen
.. ah jdi kamu denger labrakan tadi yah. pdhl kata² aruni bikin sakit bgt
Yuliana Purnomo
kasih tau ke Rajendra kalau kamu di labrak mantannya,,Run
nuraeinieni
makanya mending di jelaskan biar agnes ngerti kamu lah pemilik hati rajendra sedangkan mereka hanya masa lalu,,,,,jadi kamu jujur saja sama rajenrdra biar kalian diskusikan spy tdk ada lagi acara labrak dari mantan teman rajendra
nuri nurdianti🐊🐊☪️
nah kan....
De bungsu
hoho... gini ya cewek, tenang nya itu menyeramkan 😅
Yulia Widarti
keceplosan kan 😄
azka myson28
konflik pasangan baru adalah mantan yang g sadar diri..gpp berantem sebentar nanti baikan lagi dan akan tambah mesra setelah menemukan titik terangnya.aruni jangan diam saja yaa bicarakan sama jendra pasti ada solusinya
pecinta dunia fantasi
hadir kak Des , bingung mau komen apa 😂
De bungsu
haishhhh... ni lagi... ini istri dah Jendra yah
De bungsu
" gak ada hubungan apa² " segitu takutnya Runi... Jendra bisa sakit hati tau gak
De bungsu
waduh ada yg liat
Yuliana Purnomo
ada sinyal sinyal rasa kah sudah Runi?? kalau Rajendra Jgan ditanya
De bungsu
apa Runi dengar juga, Jendra mengucap syukur krna tuhan telah mengabulkan doanya tentang aruni
nuraeinieni
hanya mata dan hati yg berbicara ya aruni,rajendra,awal dari itu semua dan kebersamaan pasti tumbuh cinta di hati aruni,karna rajendra sdh pasti mencintai aruni.
De bungsu
tuh kan, Runi sadar😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!