Bab 3: Pertunjukan di Paviliun Bambu Giok

Malam berikutnya, Paviliun Bambu Giok di kediaman Keluarga Lin bermandikan cahaya. Perjamuan pertunangan antara Tuan Muda Lin Feng dan Nona Muda Keluarga Wang sedang berlangsung dengan meriah. Semua tokoh penting di Kota Perbatasan Batu Hitam hadir, memberikan selamat dan sanjungan.

Lin Feng berdiri di tengah-tengah kerumunan, wajahnya berseri-seri karena kebanggaan dan kesombongan. Dia adalah bintang malam ini.

Dan di antara para pelayan yang sibuk bergerak di pinggir ruangan, menuangkan arak dan menyajikan hidangan, ada seorang pemuda pendiam dengan kepala tertunduk. Xuan Ye.

Dia mengenakan seragam pelayannya yang sederhana. Rambutnya yang panjang menutupi matanya, menyembunyikan cahaya ungu yang berbahaya. Tidak ada seorang pun yang memperhatikannya. Baginya, dia hanyalah "sampah" yang tak terlihat.

Dan itulah keuntungan terbesarnya.

Saat perjamuan mencapai puncaknya, Lin Feng, dengan senyum lebar di wajahnya, naik ke panggung kecil di tengah paviliun. Dia mengangkat cangkir araknya, bersiap untuk memberikan pidato dan bersulang dengan tunangannya yang cantik. Ini adalah momen puncaknya, momen di mana seluruh kota akan memujanya.

Xuan Ye, yang berdiri di sudut yang gelap, tahu bahwa waktunya telah tiba.

Dia memfokuskan kehendaknya. Mata Ungu Ilusinya aktif. Dia tidak menciptakan ilusi besar yang bisa dilihat semua orang. Rencananya jauh lebih licik. Dia hanya menargetkan satu orang: Lin Feng.

Di atas panggung, saat Lin Feng mengangkat cangkirnya, senyumnya tiba-tiba membeku.

Di matanya, arak giok yang mahal di dalam cangkirnya tiba-tiba berubah menjadi cairan hitam pekat yang dipenuhi oleh cacing-cacing yang menggeliat.

"APA INI?!" pekiknya ngeri, dan dia melemparkan cangkir itu seolah-olah terbakar.

Para tamu terkejut. Mereka hanya melihat Lin Feng tiba-tiba menjerit dan melempar cangkirnya tanpa alasan.

"Feng'er, ada apa?" tanya tunangannya, Nona Wang, dengan cemas.

Lin Feng menoleh padanya. Tetapi di matanya, wajah cantik tunangannya tiba-tiba meleleh, berubah menjadi wajah mengerikan dari sesosok iblis bermata satu.

"AAAAHHHH! IBLIS!" teriaknya lagi, dan dengan gerakan panik, dia mendorong tunangannya dengan keras hingga jatuh ke lantai.

Kini, seluruh paviliun menjadi gempar.

Patriark Keluarga Wang berdiri, wajahnya hitam karena marah. "LIN FENG! BERANINYA KAU MENYAKITI PUTRIKU!"

Tetapi Lin Feng tidak lagi mendengar apa-apa. Dia benar-benar terperangkap di dalam dunia mimpi buruk ciptaan Xuan Ye. Dia melihat wajah para tamu berubah menjadi monster-monster yang mengerikan. Dia melihat lantai paviliun berubah menjadi lautan ular berbisa.

Dia benar-benar kehilangan akal sehatnya.

"IBLIS! ADA IBLIS DI SINI! JANGAN MENDEKAT!" teriaknya seperti orang gila. Dia menghunus pedangnya dan mulai mengayunkannya dengan liar ke udara kosong, nyaris mengenai beberapa tamunya yang ketakutan.

Pemandangan itu adalah sebuah kekacauan total. Tuan Muda Keluarga Lin yang agung kini tampak seperti orang gila yang menyedihkan.

Patriark Keluarga Lin, yang wajahnya kini semerah darah karena malu dan marah, akhirnya tidak tahan lagi. Dia melesat ke panggung dan dengan satu pukulan, membuat putranya sendiri pingsan.

Perjamuan yang tadinya megah kini telah hancur total. Pertunangan itu jelas batal. Keluarga Wang pergi dengan amarah yang membara. Para tamu lain pergi sambil berbisik-bisik, menyebarkan berita tentang bagaimana Tuan Muda Lin Feng telah menjadi gila. Dalam satu malam, reputasi Keluarga Lin telah hancur.

Di tengah semua kekacauan itu, tidak ada seorang pun yang memperhatikan seorang pelayan pendiam yang dengan tenang meletakkan nampannya dan menghilang ke dalam kegelapan malam. Senyum dingin dan puas tersembunyi di wajahnya.

Malam itu, di gubuk kayunya, Xuan Ye telah mengemasi sebuah tas kecil berisi sedikit makanan dan beberapa koin tembaga.

Balas dendamnya telah selesai. Dia tahu dia tidak bisa lagi tinggal di sini.

Dia melihat kembali ke arah kediaman Keluarga Lin yang kini sunyi namun tegang. Bagian dari hidupnya itu telah berakhir.

Dia berbalik dan berjalan menuju gerbang kota, di bawah selubung kegelapan. Dunia yang luas menantinya.

Balas dendam pertamanya terasa manis, tetapi dia tahu, itu hanyalah awal dari sebuah perjalanan yang jauh lebih panjang dan lebih berbahaya untuk menemukan kebenaran dan merebut kembali takdirnya.

Episodes
1 Bab 1: Benih di Dalam Debu
2 Bab 2: Taring Sang Pewaris
3 Bab 3: Pertunjukan di Paviliun Bambu Giok
4 Bab 4: Jalan Menuju Awan Biru
5 Bab 5: Ujian Gerbang Awan
6 Bab 6: Gema dari Masa Lalu
7 Bab 7: Benih yang Mulai Bertunas
8 Bab 8: Terobosan di Malam Hari
9 Bab 9: Krisis di Balai Hukuman
10 Bab 10: Pengejaran di Gunung Awan
11 Bab 11: Kehangatan yang Hilang
12 Bab 12: Dasar Jurang Awan
13 Bab 13: Sepasang Mata Biru
14 Bab 14: Taman Giok di Dasar Jurang
15 Bab 15: Menemukan Bahaya Di Dunia Fana
16 Bab 16: Kembali ke Dunia Atas
17 Bab 17: Pendaftaran Sang Hantu
18 Bab 18: Debut Sang Sampah
19 Bab 19: Hutang yang Harus Dibayar
20 Bab 20: Kemenangan
21 Bab 21: Mahkota Sang Kuda Hitam
22 Bab 22: Terobosan dan Konspirasi Baru
23 Bab 23: Perjalanan Menuju Lembah Bayangan
24 Bab 24: Menyelinap ke Sarang Iblis
25 Bab 25: Pembersihan Sarang Iblis
26 Bab 26: Menagih Hutang di Awan Biru
27 Bab 27: Sebuah Awal yang Baru
28 Bab 28: Kota Api Langit
29 Bab 29: Penyakit Sang Tuan Kota
30 Bab 30: Persiapan Sebelum Operasi
31 Bab 31: Menjebak Iblis di Lautan Jiwa
32 Bab 32: Hutang Seorang Tuan Kota
33 Bab 33: Membentuk Formasi Jiwa
34 Bab 34: Gerbang Kenaikan
35 Bab 35: Dunia Bumi
36 Bab 36: Bencana dari Langit
37 Bab 37: Gadis Misterius
38 Bab 38: Kota Awan Terbit
39 Bab 39: Membuktikan Kelayakan
40 Bab 40: Gema dari Surga Tertinggi
41 Bab 41: Jejak Yang Samar
42 Bab 42: Menempa Tubuh Kekacauan
43 Bab 43: Aliansi di Dalam Reruntuhan
44 Bab 44: Kekacauan di Aula Utama
45 Bab 45: Api Biru di dalam Jiwa
46 Bab 46: Gema di Alam Ilahi
47 Bab 47: Beban Sang Putri
48 Bab 48: Perlindungan Sang Putri
49 Bab 49: Garis Keturunan
50 Bab 50: Jantung Sang Kaisar Perang
51 Bab 51: Para Pemburu
52 Bab 52: Jejak yang Ditinggalkan
53 Bab 53: Kompetisi Alkemis Awan Terbit
54 Bab 54: Api Ungu Sang Alkemis
55 Bab 55: Keajaiban
56 Bab 56: Permainan Sang Alkemis
57 Bab 57: Hati Sang Alkemis
58 Bab 58: Kemarahan Sang Dewi Cilik
59 Bab 59: Langkah Menuju Ascendant
60 Bab 60: Alam Surga Abadi
61 Bab 61: Penghakiman Tuan Putri
62 Bab 62: Tamu di Atas Awan
63 Bab 63: Badai yang Diundang
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1: Benih di Dalam Debu
2
Bab 2: Taring Sang Pewaris
3
Bab 3: Pertunjukan di Paviliun Bambu Giok
4
Bab 4: Jalan Menuju Awan Biru
5
Bab 5: Ujian Gerbang Awan
6
Bab 6: Gema dari Masa Lalu
7
Bab 7: Benih yang Mulai Bertunas
8
Bab 8: Terobosan di Malam Hari
9
Bab 9: Krisis di Balai Hukuman
10
Bab 10: Pengejaran di Gunung Awan
11
Bab 11: Kehangatan yang Hilang
12
Bab 12: Dasar Jurang Awan
13
Bab 13: Sepasang Mata Biru
14
Bab 14: Taman Giok di Dasar Jurang
15
Bab 15: Menemukan Bahaya Di Dunia Fana
16
Bab 16: Kembali ke Dunia Atas
17
Bab 17: Pendaftaran Sang Hantu
18
Bab 18: Debut Sang Sampah
19
Bab 19: Hutang yang Harus Dibayar
20
Bab 20: Kemenangan
21
Bab 21: Mahkota Sang Kuda Hitam
22
Bab 22: Terobosan dan Konspirasi Baru
23
Bab 23: Perjalanan Menuju Lembah Bayangan
24
Bab 24: Menyelinap ke Sarang Iblis
25
Bab 25: Pembersihan Sarang Iblis
26
Bab 26: Menagih Hutang di Awan Biru
27
Bab 27: Sebuah Awal yang Baru
28
Bab 28: Kota Api Langit
29
Bab 29: Penyakit Sang Tuan Kota
30
Bab 30: Persiapan Sebelum Operasi
31
Bab 31: Menjebak Iblis di Lautan Jiwa
32
Bab 32: Hutang Seorang Tuan Kota
33
Bab 33: Membentuk Formasi Jiwa
34
Bab 34: Gerbang Kenaikan
35
Bab 35: Dunia Bumi
36
Bab 36: Bencana dari Langit
37
Bab 37: Gadis Misterius
38
Bab 38: Kota Awan Terbit
39
Bab 39: Membuktikan Kelayakan
40
Bab 40: Gema dari Surga Tertinggi
41
Bab 41: Jejak Yang Samar
42
Bab 42: Menempa Tubuh Kekacauan
43
Bab 43: Aliansi di Dalam Reruntuhan
44
Bab 44: Kekacauan di Aula Utama
45
Bab 45: Api Biru di dalam Jiwa
46
Bab 46: Gema di Alam Ilahi
47
Bab 47: Beban Sang Putri
48
Bab 48: Perlindungan Sang Putri
49
Bab 49: Garis Keturunan
50
Bab 50: Jantung Sang Kaisar Perang
51
Bab 51: Para Pemburu
52
Bab 52: Jejak yang Ditinggalkan
53
Bab 53: Kompetisi Alkemis Awan Terbit
54
Bab 54: Api Ungu Sang Alkemis
55
Bab 55: Keajaiban
56
Bab 56: Permainan Sang Alkemis
57
Bab 57: Hati Sang Alkemis
58
Bab 58: Kemarahan Sang Dewi Cilik
59
Bab 59: Langkah Menuju Ascendant
60
Bab 60: Alam Surga Abadi
61
Bab 61: Penghakiman Tuan Putri
62
Bab 62: Tamu di Atas Awan
63
Bab 63: Badai yang Diundang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!