Bab 4: Jalan Menuju Awan Biru

Selama beberapa hari setelah meninggalkan Kota Perbatasan Batu Hitam, Xuan Ye terus berjalan tanpa menoleh ke belakang. Dia adalah seorang pengembara sejati, tanpa tujuan dan tanpa rumah. Malam hari, dia akan berlatih Sutra Kultivasi Jiwa Awal di bawah cahaya bulan, menyerap energi spiritual yang tipis untuk memperkuat jiwanya. Siang hari, dia akan menggunakan Mata Ungu Ilusi-nya untuk berburu binatang buas kecil untuk makan.

Hidup itu keras, tetapi untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia merasa bebas.

Dia tahu bahwa berlatih sendirian seperti ini tidak akan membawanya jauh. Dia membutuhkan sumber daya, bimbingan, dan teknik yang lebih kuat. Dia membutuhkan sebuah sekte.

Setelah melakukan perjalanan selama seminggu, dia tiba di sebuah kota perdagangan yang ramai. Di sebuah kedai minum yang penuh sesak, dia menggunakan beberapa koin tembaga terakhirnya untuk membeli semangkuk mi dan mendengarkan gosip.

"Apa kau sudah dengar?" kata seorang pemuda di meja sebelah dengan penuh semangat. "Sekte Gerbang Awan Biru akan mengadakan ujian penerimaan murid tahunan mereka bulan depan! Ini adalah salah-satu dari lima sekte besar di seluruh wilayah ini!"

"Tentu saja aku dengar! Hadiah untuk peringkat pertama tahun ini konon adalah sebutir Pil Pendirian Fondasi!"

Mata Xuan Ye berbinar. Sekte Gerbang Awan Biru. Sebuah tujuan. Sebuah kesempatan.

Perjalanan menuju Pegunungan Awan Biru, tempat sekte itu berada, memakan waktu tiga minggu dan melewati Hutan Bayangan Hitam, sebuah wilayah yang terkenal karena para banditnya yang kejam.

Benar saja, saat dia sedang melintasi sebuah jalur yang sepi, dia disergap. Selusin bandit bertampang buas mengelilinginya, pemimpin mereka adalah seorang pria kekar di puncak Ranah Foundation Establishment.

"Serahkan semua barang berhargamu, Nak," geram sang pemimpin, "dan kami mungkin akan membiarkanmu hidup."

Ini adalah pertarungan pertama Xuan Ye melawan para kultivator.

"Aku tidak punya apa-apa," jawab Xuan Ye dengan tenang, tangannya sudah siap.

Pertarungan pun meletus. Para bandit ini jauh lebih pintar daripada binatang buas. Mereka bekerja sama, menyerangnya dari berbagai arah.

Tetapi mereka berhadapan dengan seorang master ilusi.

Xuan Ye mengaktifkan Mata Ungu-nya. Bagi para bandit itu, dunia di sekitar mereka tiba-tiba berubah. Tanah di bawah kaki mereka tiba-tiba tampak seperti jurang yang dalam, membuat mereka ragu-ragu. Sebuah pohon di samping mereka tiba-tiba tampak seperti golem batu raksasa yang mengancam.

Menggunakan kebingungan mereka, Xuan Ye bergerak. Dia muncul di belakang satu bandit, dan dengan satu pukulan jiwa yang diperkuat, dia merobohkannya. Dia melemparkan batu, tetapi di mata bandit lain, itu tampak seperti bola api yang meledak. Kekacauan total.

Satu per satu, dia mengalahkan mereka dengan tipu daya dan serangan presisi.

Akhirnya, hanya tersisa sang pemimpin. Marah karena anak buahnya dikalahkan oleh "sihir", dia meraung dan menerjang Xuan Ye.

Tetapi di matanya, dia melihat pemandangan yang paling mengerikan. Dia melihat rekan-rekannya yang telah jatuh bangkit kembali sebagai mayat hidup, mata mereka kosong, dan kini menyerangnya.

"Tidak! Jangan mendekat!" teriaknya panik.

Saat dia sibuk melawan hantu-hantu ilusi, Xuan Ye muncul di belakangnya. "Selamat tinggal," bisiknya.

Dengan satu tusukan menggunakan belati yang ia ambil dari bandit lain, pertarungan berakhir.

Xuan Ye, terengah-engah, telah menang. Dia telah belajar pelajaran berharga tentang pertarungan yang sesungguhnya. Dia mengumpulkan rampasan perangnya: sekantong kecil batu roh, beberapa pil penyembuh tingkat rendah, dan yang paling berharga, sebuah gulungan teknik gerakan dasar: "Langkah Angin".

Setelah beberapa minggu lagi perjalanan yang diisi dengan kultivasi dan melatih teknik barunya, dia akhirnya tiba.

Di hadapannya, menjulang sebuah barisan pegunungan yang puncaknya tertutup oleh awan biru yang tenang. Istana-istana dan paviliun-paviliun yang indah terlihat samar-samar di antara awan. Di kaki gunung, sebuah gerbang batu raksasa berdiri dengan agung, dan ribuan anak tangga mengarah ke atas.

Ratusan, bahkan ribuan, pemuda-pemudi lain dari seluruh penjuru wilayah telah berkumpul di depan gerbang, semuanya dengan ekspresi gugup dan penuh harapan.

Xuan Ye menatap pemandangan itu. Dia melihat para jenius dari keluarga-keluarga kaya, mengenakan jubah sutra dan membawa pedang berharga. Lalu dia melihat dirinya sendiri, seorang yatim piatu dengan pakaian usang dan hanya membawa sebuah belati curian.

Dia tidak merasa rendah diri. Sebaliknya, matanya yang ungu di balik rambutnya bersinar dengan tekad yang membara.

Ini... adalah langkah pertamaku yang sesungguhnya.

Dia berjalan maju, bergabung dengan kerumunan, siap untuk merebut takdirnya sendiri.

Episodes
1 Bab 1: Benih di Dalam Debu
2 Bab 2: Taring Sang Pewaris
3 Bab 3: Pertunjukan di Paviliun Bambu Giok
4 Bab 4: Jalan Menuju Awan Biru
5 Bab 5: Ujian Gerbang Awan
6 Bab 6: Gema dari Masa Lalu
7 Bab 7: Benih yang Mulai Bertunas
8 Bab 8: Terobosan di Malam Hari
9 Bab 9: Krisis di Balai Hukuman
10 Bab 10: Pengejaran di Gunung Awan
11 Bab 11: Kehangatan yang Hilang
12 Bab 12: Dasar Jurang Awan
13 Bab 13: Sepasang Mata Biru
14 Bab 14: Taman Giok di Dasar Jurang
15 Bab 15: Menemukan Bahaya Di Dunia Fana
16 Bab 16: Kembali ke Dunia Atas
17 Bab 17: Pendaftaran Sang Hantu
18 Bab 18: Debut Sang Sampah
19 Bab 19: Hutang yang Harus Dibayar
20 Bab 20: Kemenangan
21 Bab 21: Mahkota Sang Kuda Hitam
22 Bab 22: Terobosan dan Konspirasi Baru
23 Bab 23: Perjalanan Menuju Lembah Bayangan
24 Bab 24: Menyelinap ke Sarang Iblis
25 Bab 25: Pembersihan Sarang Iblis
26 Bab 26: Menagih Hutang di Awan Biru
27 Bab 27: Sebuah Awal yang Baru
28 Bab 28: Kota Api Langit
29 Bab 29: Penyakit Sang Tuan Kota
30 Bab 30: Persiapan Sebelum Operasi
31 Bab 31: Menjebak Iblis di Lautan Jiwa
32 Bab 32: Hutang Seorang Tuan Kota
33 Bab 33: Membentuk Formasi Jiwa
34 Bab 34: Gerbang Kenaikan
35 Bab 35: Dunia Bumi
36 Bab 36: Bencana dari Langit
37 Bab 37: Gadis Misterius
38 Bab 38: Kota Awan Terbit
39 Bab 39: Membuktikan Kelayakan
40 Bab 40: Gema dari Surga Tertinggi
41 Bab 41: Jejak Yang Samar
42 Bab 42: Menempa Tubuh Kekacauan
43 Bab 43: Aliansi di Dalam Reruntuhan
44 Bab 44: Kekacauan di Aula Utama
45 Bab 45: Api Biru di dalam Jiwa
46 Bab 46: Gema di Alam Ilahi
47 Bab 47: Beban Sang Putri
48 Bab 48: Perlindungan Sang Putri
49 Bab 49: Garis Keturunan
50 Bab 50: Jantung Sang Kaisar Perang
51 Bab 51: Para Pemburu
52 Bab 52: Jejak yang Ditinggalkan
53 Bab 53: Kompetisi Alkemis Awan Terbit
54 Bab 54: Api Ungu Sang Alkemis
55 Bab 55: Keajaiban
56 Bab 56: Permainan Sang Alkemis
57 Bab 57: Hati Sang Alkemis
58 Bab 58: Kemarahan Sang Dewi Cilik
59 Bab 59: Langkah Menuju Ascendant
60 Bab 60: Alam Surga Abadi
61 Bab 61: Penghakiman Tuan Putri
62 Bab 62: Tamu di Atas Awan
63 Bab 63: Badai yang Diundang
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1: Benih di Dalam Debu
2
Bab 2: Taring Sang Pewaris
3
Bab 3: Pertunjukan di Paviliun Bambu Giok
4
Bab 4: Jalan Menuju Awan Biru
5
Bab 5: Ujian Gerbang Awan
6
Bab 6: Gema dari Masa Lalu
7
Bab 7: Benih yang Mulai Bertunas
8
Bab 8: Terobosan di Malam Hari
9
Bab 9: Krisis di Balai Hukuman
10
Bab 10: Pengejaran di Gunung Awan
11
Bab 11: Kehangatan yang Hilang
12
Bab 12: Dasar Jurang Awan
13
Bab 13: Sepasang Mata Biru
14
Bab 14: Taman Giok di Dasar Jurang
15
Bab 15: Menemukan Bahaya Di Dunia Fana
16
Bab 16: Kembali ke Dunia Atas
17
Bab 17: Pendaftaran Sang Hantu
18
Bab 18: Debut Sang Sampah
19
Bab 19: Hutang yang Harus Dibayar
20
Bab 20: Kemenangan
21
Bab 21: Mahkota Sang Kuda Hitam
22
Bab 22: Terobosan dan Konspirasi Baru
23
Bab 23: Perjalanan Menuju Lembah Bayangan
24
Bab 24: Menyelinap ke Sarang Iblis
25
Bab 25: Pembersihan Sarang Iblis
26
Bab 26: Menagih Hutang di Awan Biru
27
Bab 27: Sebuah Awal yang Baru
28
Bab 28: Kota Api Langit
29
Bab 29: Penyakit Sang Tuan Kota
30
Bab 30: Persiapan Sebelum Operasi
31
Bab 31: Menjebak Iblis di Lautan Jiwa
32
Bab 32: Hutang Seorang Tuan Kota
33
Bab 33: Membentuk Formasi Jiwa
34
Bab 34: Gerbang Kenaikan
35
Bab 35: Dunia Bumi
36
Bab 36: Bencana dari Langit
37
Bab 37: Gadis Misterius
38
Bab 38: Kota Awan Terbit
39
Bab 39: Membuktikan Kelayakan
40
Bab 40: Gema dari Surga Tertinggi
41
Bab 41: Jejak Yang Samar
42
Bab 42: Menempa Tubuh Kekacauan
43
Bab 43: Aliansi di Dalam Reruntuhan
44
Bab 44: Kekacauan di Aula Utama
45
Bab 45: Api Biru di dalam Jiwa
46
Bab 46: Gema di Alam Ilahi
47
Bab 47: Beban Sang Putri
48
Bab 48: Perlindungan Sang Putri
49
Bab 49: Garis Keturunan
50
Bab 50: Jantung Sang Kaisar Perang
51
Bab 51: Para Pemburu
52
Bab 52: Jejak yang Ditinggalkan
53
Bab 53: Kompetisi Alkemis Awan Terbit
54
Bab 54: Api Ungu Sang Alkemis
55
Bab 55: Keajaiban
56
Bab 56: Permainan Sang Alkemis
57
Bab 57: Hati Sang Alkemis
58
Bab 58: Kemarahan Sang Dewi Cilik
59
Bab 59: Langkah Menuju Ascendant
60
Bab 60: Alam Surga Abadi
61
Bab 61: Penghakiman Tuan Putri
62
Bab 62: Tamu di Atas Awan
63
Bab 63: Badai yang Diundang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!