Bab 5: Ujian Gerbang Awan

Hari ujian penerimaan murid Sekte Gerbang Awan Biru akhirnya tiba. Ribuan pemuda-pemudi berbakat dari seluruh penjuru wilayah berkumpul di kaki gunung yang megah, mata mereka dipenuhi dengan harapan dan kegugupan. Xuan Ye berdiri di antara mereka, sosoknya yang pendiam tidak menarik perhatian.

Seorang tetua sekte dengan jubah biru melayang di udara. "Ujian hari ini akan dibagi menjadi dua bagian!" umumnya dengan suara agung. "Bagian pertama: Ujian Bakat!"

Dia menunjuk ke sebuah pilar kristal raksasa yang berkilauan. "Batu Pengukur Akar Spiritual. Letakkan tangan kalian di atasnya. Batu ini akan mengukur potensi dan afinitas elemen kalian. Mereka yang memiliki bakat di bawah rata-rata akan langsung dieliminasi!"

Satu per satu, para calon murid melangkah maju.

"Akar Spiritual Kayu, Tingkat Menengah!"

"Akar Spiritual Api, Tingkat Tinggi! Bagus, kau punya potensi!"

Setiap kali seorang jenius dengan bakat luar biasa muncul, kerumunan akan berbisik dengan kagum, dan para tetua sekte akan mencatat nama mereka dengan senyum.

Akhirnya, tiba giliran Xuan Ye. Dia melangkah maju dengan hati yang berdebar. Dia tahu dia berbeda. Dia berharap kekuatan jiwa barunya akan menunjukkan sesuatu. Dia meletakkan tangannya di atas pilar kristal yang dingin.

Tidak terjadi apa-apa.

Pilar kristal itu tetap gelap, tidak menunjukkan secercah cahaya pun.

"Selanjutnya!" teriak tetua yang bertugas dengan tidak sabar.

"Tunggu," kata Xuan Ye. Dia mencoba lagi, menuangkan energi jiwa barunya ke dalam batu.

Tetap tidak ada yang terjadi.

tetua itu menatapnya dengan jijik. "Tidak ada Akar Spiritual! Sampah! Turun dari panggung!"

Tawa dan cemoohan meledak dari kerumunan di sekitarnya.

"Lihat pemuda itu, beraninya dia datang ke sini tanpa bakat sedikit pun?"

"Benar-benar membuang-buang waktu kita."

Xuan Ye berjalan turun dari panggung, wajahnya pucat, telinganya berdenging karena suara tawa. Dia kembali ke sudutnya, kepalanya tertunduk, tinjunya terkepal erat hingga buku-buku jarinya memutih. Jadi... bahkan setelah mendapatkan kekuatan ini, di mata dunia, aku masih tetap sampah?

Dia melihat sekeliling. Dia melihat seorang ayah dengan bangga menepuk bahu putranya yang baru saja menunjukkan bakat luar biasa. Dia melihat seorang ibu menyeka air mata bahagia saat putrinya dipuji oleh seorang tetua.

Di tengah keramaian itu, dia merasa sangat sendirian. Sebuah kesedihan dan kebingungan yang mendalam menyelimuti hatinya.

Orang tua... pikirnya getir. Siapa mereka? Apakah mereka juga seorang kultivator yang kuat? Apakah mereka membuangku karena aku lahir tanpa bakat seperti ini? Apakah... apakah mereka bahkan pernah menginginkanku?

Rasa sakit karena penolakan, baik dari dunia maupun dari masa lalunya yang tak ia kenal, terasa menusuk jiwanya.

Dia hampir berbalik dan pergi, menyerah pada takdirnya sebagai "sampah".

Tetapi saat itu, suara tetua agung kembali terdengar.

"Ujian pertama telah selesai! Sekarang, ujian kedua dan terakhir! Jembatan Hati Iblis!"

Para pekerja memindahkan sebuah jembatan kayu sederhana yang diselimuti oleh kabut hitam pekat. "Bakat hanyalah permulaan. Keteguhan Hati Dao adalah fondasi yang sesungguhnya!" jelas sang tetua. "Jembatan ini akan memunculkan ketakutan, keraguan, dan keinginan terdalam di dalam hatimu. Mereka yang tersesat di dalam ilusi akan gagal. Mereka yang berhasil menyeberang... akan diterima, tidak peduli apa hasil ujian pertama mereka!"

Sebuah secercah harapan menyala di mata Xuan Ye. Ini adalah ujian jiwa. Satu-satunya hal di mana dia mungkin memiliki kesempatan.

Para jenius yang tadinya sombong mulai menyeberang. Banyak dari mereka yang memiliki bakat luar biasa, kini terjebak. Satu pemuda tiba-tiba menjerit ketakutan, melihat monster ilusi. Yang lain tertawa gila, jelas tersesat dalam ilusi kekayaan.

Akhirnya, giliran Xuan Ye. Dia melangkah ke atas jembatan.

Kabut ilusi langsung menyelimutinya. Di hadapannya, muncul pemandangan yang paling ia dambakan. Dua sosok—seorang pria tampan dan seorang wanita cantik—menatapnya dengan senyum penuh kasih sayang.

"Anakku," kata sang wanita. "Kami kembali untukmu. Maafkan kami karena telah meninggalkanmu."

Hati Xuan Ye bergetar. Dia hampir berlari ke arah mereka.

Tetapi kemudian, ingatan akan penderitaan selama enam belas tahun, dan kalimat dari sutra kuno itu—Dunia adalah ilusi; hanya jiwa yang nyata—membuatnya berhenti.

Dia mengaktifkan Mata Ungu Ilusi-nya.

Dunia di hadapannya beriak. Sosok orang tuanya yang penuh kasih sayang itu berubah menjadi hantu-hantu iblis yang menyeringai.

"Ilusi rendahan," desisnya.

Di bawah tatapan mata ungunya yang agung, semua hantu iblis menjerit dan mundur ketakutan. Jalan di hadapannya menjadi jelas.

Dia berjalan melintasi jembatan dengan tenang, seolah-olah sedang berjalan-jalan di taman.

Saat dia melangkah turun di sisi lain, dia adalah salah satu dari segelintir orang yang berhasil.

Tetua yang memimpin ujian menatapnya dengan ekspresi yang sangat rumit. "Kau... yang tidak memiliki akar spiritual... bagaimana kau bisa memiliki Hati Dao yang begitu kuat?"

Xuan Ye tidak menjawab, hanya menundukkan kepalanya.

Dengan sangat enggan, sang tetua mengumumkan. "Kau... lulus. Kau akan diterima sebagai Murid Pelayan terendah di Puncak Pekerja."

Xuan Ye tidak peduli pada statusnya. Dia telah berhasil. Dia telah melangkahkan kakinya ke dalam pintu.

Dia membungkuk dengan tenang, menyembunyikan kilatan dingin di matanya yang ungu.

Episodes
1 Bab 1: Benih di Dalam Debu
2 Bab 2: Taring Sang Pewaris
3 Bab 3: Pertunjukan di Paviliun Bambu Giok
4 Bab 4: Jalan Menuju Awan Biru
5 Bab 5: Ujian Gerbang Awan
6 Bab 6: Gema dari Masa Lalu
7 Bab 7: Benih yang Mulai Bertunas
8 Bab 8: Terobosan di Malam Hari
9 Bab 9: Krisis di Balai Hukuman
10 Bab 10: Pengejaran di Gunung Awan
11 Bab 11: Kehangatan yang Hilang
12 Bab 12: Dasar Jurang Awan
13 Bab 13: Sepasang Mata Biru
14 Bab 14: Taman Giok di Dasar Jurang
15 Bab 15: Menemukan Bahaya Di Dunia Fana
16 Bab 16: Kembali ke Dunia Atas
17 Bab 17: Pendaftaran Sang Hantu
18 Bab 18: Debut Sang Sampah
19 Bab 19: Hutang yang Harus Dibayar
20 Bab 20: Kemenangan
21 Bab 21: Mahkota Sang Kuda Hitam
22 Bab 22: Terobosan dan Konspirasi Baru
23 Bab 23: Perjalanan Menuju Lembah Bayangan
24 Bab 24: Menyelinap ke Sarang Iblis
25 Bab 25: Pembersihan Sarang Iblis
26 Bab 26: Menagih Hutang di Awan Biru
27 Bab 27: Sebuah Awal yang Baru
28 Bab 28: Kota Api Langit
29 Bab 29: Penyakit Sang Tuan Kota
30 Bab 30: Persiapan Sebelum Operasi
31 Bab 31: Menjebak Iblis di Lautan Jiwa
32 Bab 32: Hutang Seorang Tuan Kota
33 Bab 33: Membentuk Formasi Jiwa
34 Bab 34: Gerbang Kenaikan
35 Bab 35: Dunia Bumi
36 Bab 36: Bencana dari Langit
37 Bab 37: Gadis Misterius
38 Bab 38: Kota Awan Terbit
39 Bab 39: Membuktikan Kelayakan
40 Bab 40: Gema dari Surga Tertinggi
41 Bab 41: Jejak Yang Samar
42 Bab 42: Menempa Tubuh Kekacauan
43 Bab 43: Aliansi di Dalam Reruntuhan
44 Bab 44: Kekacauan di Aula Utama
45 Bab 45: Api Biru di dalam Jiwa
46 Bab 46: Gema di Alam Ilahi
47 Bab 47: Beban Sang Putri
48 Bab 48: Perlindungan Sang Putri
49 Bab 49: Garis Keturunan
50 Bab 50: Jantung Sang Kaisar Perang
51 Bab 51: Para Pemburu
52 Bab 52: Jejak yang Ditinggalkan
53 Bab 53: Kompetisi Alkemis Awan Terbit
54 Bab 54: Api Ungu Sang Alkemis
55 Bab 55: Keajaiban
56 Bab 56: Permainan Sang Alkemis
57 Bab 57: Hati Sang Alkemis
58 Bab 58: Kemarahan Sang Dewi Cilik
59 Bab 59: Langkah Menuju Ascendant
60 Bab 60: Alam Surga Abadi
61 Bab 61: Penghakiman Tuan Putri
62 Bab 62: Tamu di Atas Awan
63 Bab 63: Badai yang Diundang
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1: Benih di Dalam Debu
2
Bab 2: Taring Sang Pewaris
3
Bab 3: Pertunjukan di Paviliun Bambu Giok
4
Bab 4: Jalan Menuju Awan Biru
5
Bab 5: Ujian Gerbang Awan
6
Bab 6: Gema dari Masa Lalu
7
Bab 7: Benih yang Mulai Bertunas
8
Bab 8: Terobosan di Malam Hari
9
Bab 9: Krisis di Balai Hukuman
10
Bab 10: Pengejaran di Gunung Awan
11
Bab 11: Kehangatan yang Hilang
12
Bab 12: Dasar Jurang Awan
13
Bab 13: Sepasang Mata Biru
14
Bab 14: Taman Giok di Dasar Jurang
15
Bab 15: Menemukan Bahaya Di Dunia Fana
16
Bab 16: Kembali ke Dunia Atas
17
Bab 17: Pendaftaran Sang Hantu
18
Bab 18: Debut Sang Sampah
19
Bab 19: Hutang yang Harus Dibayar
20
Bab 20: Kemenangan
21
Bab 21: Mahkota Sang Kuda Hitam
22
Bab 22: Terobosan dan Konspirasi Baru
23
Bab 23: Perjalanan Menuju Lembah Bayangan
24
Bab 24: Menyelinap ke Sarang Iblis
25
Bab 25: Pembersihan Sarang Iblis
26
Bab 26: Menagih Hutang di Awan Biru
27
Bab 27: Sebuah Awal yang Baru
28
Bab 28: Kota Api Langit
29
Bab 29: Penyakit Sang Tuan Kota
30
Bab 30: Persiapan Sebelum Operasi
31
Bab 31: Menjebak Iblis di Lautan Jiwa
32
Bab 32: Hutang Seorang Tuan Kota
33
Bab 33: Membentuk Formasi Jiwa
34
Bab 34: Gerbang Kenaikan
35
Bab 35: Dunia Bumi
36
Bab 36: Bencana dari Langit
37
Bab 37: Gadis Misterius
38
Bab 38: Kota Awan Terbit
39
Bab 39: Membuktikan Kelayakan
40
Bab 40: Gema dari Surga Tertinggi
41
Bab 41: Jejak Yang Samar
42
Bab 42: Menempa Tubuh Kekacauan
43
Bab 43: Aliansi di Dalam Reruntuhan
44
Bab 44: Kekacauan di Aula Utama
45
Bab 45: Api Biru di dalam Jiwa
46
Bab 46: Gema di Alam Ilahi
47
Bab 47: Beban Sang Putri
48
Bab 48: Perlindungan Sang Putri
49
Bab 49: Garis Keturunan
50
Bab 50: Jantung Sang Kaisar Perang
51
Bab 51: Para Pemburu
52
Bab 52: Jejak yang Ditinggalkan
53
Bab 53: Kompetisi Alkemis Awan Terbit
54
Bab 54: Api Ungu Sang Alkemis
55
Bab 55: Keajaiban
56
Bab 56: Permainan Sang Alkemis
57
Bab 57: Hati Sang Alkemis
58
Bab 58: Kemarahan Sang Dewi Cilik
59
Bab 59: Langkah Menuju Ascendant
60
Bab 60: Alam Surga Abadi
61
Bab 61: Penghakiman Tuan Putri
62
Bab 62: Tamu di Atas Awan
63
Bab 63: Badai yang Diundang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!