Mermaid:Cinta Atau Balas Dendam
Di dasar laut yang biru dan tenang, cahaya matahari menembus permukaan air hingga menari di atas pasir halus. Gelombang kecil berdesir lembut, membawa aroma asin yang segar, sementara riak-riak air menimang karang berwarna-warni. Nerina Oceana, mermaid muda dengan sirip berkilau biru kehijauan, berenang di antara gerombolan ikan kecil. Rambutnya yang panjang dan gelap bergerak perlahan di arus laut, seolah menari bersama gelombang.
Ia menghela napas panjang, matanya menatap jauh ke istana yang menjulang megah di kejauhan. Kristal cahaya yang menempel di menara-menara istana memantulkan bayangan indah. Ia segera berenang ke arah Istana itu dengan indah,hingga sampailah dia di dalam istana.
"Yang mulia ratu, anak saya sudah dua hari tidak kembali pulang" Kata salah satu mermaid wanita paruh baya.
"Anak saya juga ratu, sudah satu minggu setelah bermain ke arah daratan ia tidak kunjung kembali" Kata salah seorang mermaid wanita berumur sekitar tiga puluh tahunan.
Sang ratu segera memanggil beberapa penjaga disana.
"Apa benar yang dibilang mereka?"tanya sang ratu dengan tegas.
"Benar ratu,sudah ada sekitar dua puluh mermaid muda yang menghilang dari lautan" kata salah satu penjaga mermaid itu.
"Apa kalian sudah cari tahu siapa pelakunya?" Ratu mermaid berkata sambil menghentakkan tongkatnya.
"Sudah ratu,sepertinya itu ulah bangsa manusia"jelas salah satu penjaga.
Ratu Mermaid menatap penjaga itu dengan mata yang penuh amarah namun tetap tenang. Suaranya bergema di aula istana, membuat riak air di sekeliling mereka ikut bergetar.
"Kita tidak bisa membiarkan ini begitu saja" katanya tegas.
"Kehilangan dua puluh mermaid muda bukan hal kecil. Mereka adalah penerus klan kita. Jika manusia berani mencampuri urusan kita, mereka harus merasakan akibatnya"
Sejenak, keheningan menyelimuti aula. Para mermaid menunduk, takut sekaligus menahan emosi mereka. Nerina, yang baru datang cepat cepat pergi menuju ke kamarnya. Nerina menatap ke arah luar jendela kamarnya,ia merasa sedih melihat teman temannya menghilang satu persatu.
"Anakku, Nerina" Suara lembut tapi tegas terdengar dari belakang.
Nerina menoleh dan melihat sang ibu, Ratu Oceana meluncur ke arahnya. Sirip emasnya berkilau dan mahkota perak di kepalanya memantulkan cahaya seperti mutiara.
"Iya bunda" Nerina menunduk hormat.
"Nak,kamu sudah tahu kan kalau ada banyak mermaid mermaid muda yang hilang" tanya sang ibu yang ikut duduk disebelah putrinya.
Nerina hanya mengangguk,lalu menatap ke arah sang ibu.
"Apa ibu? Apakah ibu ingin memberiku sebuah tugas"tanya Nerina seperti sudah tahu kebiasaan ibunya.
Ratu Oceana menatap putrinya dengan mata yang lembut namun penuh ketegasan.
"Anakku, aku ingin kau mengerti ini bukan sekadar tugas biasa. Hilangnya mermaid-mermaid muda ini bukan hanya soal keselamatan mereka, tapi juga kehormatan klan kita. Kita tidak bisa tinggal diam. Apalagi kamu nanti yang akan menjadi ratu mereka menggantikan ibu"
Nerina menelan ludah, hatinya bergetar. Ia tahu betul beratnya tanggung jawab yang dipikulnya.
"Aku mengerti, bunda tapi bagaimana aku bisa menemukan mereka di daratan? Aku belum pernah berada di sana sendirian, aku merasa takut" suaranya terdengar ragu.
Ratu Oceana tersenyum tipis, menaruh tangannya di bahu Nerina.
"Aku tahu,tapi ketahuilah, kekuatanmu lebih dari yang kau sadari. Keberanianmu, kepintaranmu, dan hatimu yang tulus akan menuntunmu. Kamu punya satu keistimewaan Nerina,bahwa saat kamu menginjak daratan kamu bisa berubah menjadi manusia yang sempurna" sang ibu tersenyum tipis.
Nerina menarik napas dalam-dalam, menenangkan dirinya. Pandangannya tertuju pada jendela kamarnya, ke permukaan laut yang berkilau di bawah cahaya matahari. Gelombang-gelombang kecil tampak seperti menyambutnya, seakan memberi semangat sebelum ia memulai perjalanannya.
"Baik, bunda aku akan pergi ke daratan. Aku akan mencari mereka dan memastikan mereka kembali dengan selamat" ucap Nerina dengan suara tegas walau hatinya masih diliputi rasa takut dan cemas.
"Bunda tau kalau kamu pasti setuju,kamu bisa berkomunikasi dengan ibu lewat kalungmu itu. Nerina kalau kamu merindukan ibu panggil lah ibu dengan menepuk air laut tiga kali saat malam hari,ibu akan datang menemui mu"Sang ibu tersenyum bangga melihat putri kecilnya sudah tumbuh dewasa.
Nerina mengangguk lalu pergi meninggalkan ibunya,sebelum ia membuka pintu. Sang ibu memanggilnya kembali.
"Nerina,disana nanti ada paman Jason yang akan menjagamu" Sang ibu menghampiri Nerina laku memeluknya sebagai ucapan perpisahan.
"Baik bunda,aku pergi dulu" Nerina segera pergi meninggalkan istananya dan berenang menuju ke arah daratan.
Nerina menyibakkan air laut dengan gerakan siripnya yang lincah, menembus riak-riak ombak menuju permukaan. Hatinya campur aduk antara semangat memulai petualangan dan rasa cemas akan misi yang menunggu di daratan. Angin laut yang lembut membelai wajahnya, membawakan aroma garam dan kebebasan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Tiba-tiba dari balik terumbu karang yang berkilau, muncullah sosok yang membuat Nerina terkejut. Seekor kuda laut berwarna perak dengan sirip bercahaya seperti kristal meluncur di dekatnya. Matanya yang besar dan penuh wibawa menatap Nerina seolah mengenalinya.
"Halo, Nerina" suara lembut namun jelas terdengar di pikirannya. Nerina menelan ludah, menyadari bahwa kuda laut itu bisa berbicara.
"K-Kau bisa bicara?" Nerina hampir terhuyung, siripnya bergetar kaget saat melihat seekor kuda laut yang bisa berbicara.
"Tentu saja. Aku diperintahkan oleh Ratu Oceana untuk menemuimu. Namaku Nana dan aku akan menemanimu, menjaga, serta membantumu selama perjalananmu" Kuda laut itu mengangguk gerakan siripnya memantulkan cahaya.
"Menemaniku? Di daratan?" Ia merasa kagum sekaligus heran.
"Tapi, kau kan hanya bisa hidup di laut. Bagaimana kau bisa ikut denganku di daratan" Nerina menatap Nana dengan mata terbelalak.
Nana tersenyum atau setidaknya itulah yang terlihat dari gerakan mulutnya.
"Kekuatan yang diberikan Ratu kepadaku memungkinkan aku menyesuaikan diri dengan dunia daratan untuk sementara waktu. Aku bisa menempuh jalur darat dan air, jadi kau tidak akan sendiri dan aku yang akan membantumu menemukan paman Jason"
Nerina merasakan kelegaan yang hangat di hatinya. Hatinya yang sempat cemas mulai tersibakkan harapan.
"Terima kasih, Nana aku senang kau ada di sini" Nerina tersenyum hangat.
Nana melayang di sampingnya, siripnya berkilau seakan menenangkan arus laut.
"Ingat, Nerina. Perjalanan ini tidak hanya soal menemukan saudara-saudarimu yang hilang. Ada rahasia di daratan yang mungkin belum kau ketahui, dan bahaya yang tersembunyi. Aku akan selalu bersamamu" kata Nana.
Dengan itu, Nerina dan Nana mulai meluncur lebih cepat ke arah permukaan laut. Cahaya matahari menembus riak air, memantulkan kilauan sirip Nerina dan Nana yang berkilau seperti mutiara. Di kejauhan, daratan mulai terlihat pantai dengan pasir keemasan, hutan hijau, dan dunia manusia.
Dunia manusia tidak begitu asing bagi Nerina karena dia dulu pernah menolong seorang manusia yang tenggelam tetapi hanya sebatas menolong dan menaruhnya di pinggir pantai,tetapi itu hanya sekali. Setelah itu dia tidak pernah pergi ke daratan lagi.
"Ayo segera ke daratan"ajak Nana.
Nerina segera mengeluarkan kepalanya dan menghirup udara segar ia melihat ke arah daratan yang sepi kaku segera berenang ke arah sana. Sesampainya di daratan Nerina merasakan ada yang aneh dari ekornya, ekornya mulai mengeras dan membentuk dua kaki. Air laut yang menempel di kulitnya menetes, meninggalkan jejak kilau seperti mutiara di pasir pantai. Tubuhnya yang dipenuhi sisik berubah menjadi pakaian dress bunga bunga.
Sementara itu, Nana yang biasanya berenang anggun di laut, kini berubah wujud menjadi seekor kucing kecil berwarna oren dengan mata besar yang menatap Nerina dengan senang.
Mohon dukungannya jangan lupa like dan komen sebanyak banyaknya ❤️❤️❤️terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments