My Ex Boyfriend

My Ex Boyfriend

Bullying

Stella berdiri kaku,dia masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

Ini nggak mungkin

"Kenan" Panggilnya keseorang pemuda.

Mendengar itu semuanya menoleh keasal suara,pemuda yang dipanggilpun menoleh.

"Apa?"

"Apa itu benar?"tanya stella dengan suara bergetar.

"Menurut lo."kata kenan tersenyum sinis."lo pikir selama ini gue pacaran sama loh karena cinta? Ya gak mungkin lah gue suka sama cewek kayak loh. Cantik sih tapi matre." Kata kenan membuat teman-temannya tersenyum mengejek stella.

Kata-kata Kenan berhasil melukai hati stella dan betapa terkejutnya dia dengan kata yang selanjutnya diucapkan Kenan.

"Kita putus"

"Maksud lo apa?"

"lo udah denger sendirikan,gue cuman jadiin loh sebagai bahan taruhan."

"Lo jahat ken."

Kenan menaikan alisnya,"gue jahat? Bukannya selama ini kita impas ya, lo pacaran sama gue dengan mengharapkan uang gue, dan gue pacaran sama loh sebagai bahan taruhan untuk dapetin mobil impian gue. Kita kan sama untung."

Kata-kata Kenan memang benar, dia pacaran sama Kenan bukan atas dasar cinta. Tapi kenapa sesakit ini yah, sebagai perempuan dia merasa dipermainkan.

"Nggak ada yang perlu di bicarakan lagi? Sekarang lo boleh keluar." Kata Kenan mengusir Stella dan langsung duduk kembali bersama teman-temanya tanpa memperdulikan Stella.

Stella keluar dari ruangan tempat biasa kenan dan teman-temannya berkumpul.

"GUE BENCI SAMA LO KENAN ALVARO MELVIANO."

★★★

Mobil laborghini keluaran terbaru masuk ke dalam perkarangan sekolah yang mengundang perhatian penghuni sekolah. Kenan memarkirkan mobilnya diparkiran khusus untuk guru dan anak kalangan atas, dia keluar dari mobil.

"Ternyata bener ya kalo orang nya ganteng, mau make apapun tetap ganteng."kata Axel saat sudah berada didepan Kenan dengan diikuti teman-teman yang lainnya.

"Mau ganti profesi lo dari fakboy ke gay." Kata Felix.

Pletak

"Sembarangan aja lo kalau ngomong, gue masih waras tau, gue masih suka cewek-cewek seksi." Felix mengaduh ketika axel memukul kepalanya.

"Sakit bangsad."

Yang lainnya hanya mengelengkan kepala melihat tingkah mereka, sudah menjadi hal biasa bagi mereka.

"Jadi ini mobilnya! Keren juga ya, kenapa nggak gue aja sih Nich, kan lumayan udah dapet mobil gratis sama bonusnya dapet Stella si primadona sekolah cantik dan seksi." Kata kendrick, pemuda keturunan amerika.

"Dulu lo gak mau bambang." Kata Nicholas.

"Ya kan gue gak tau kalau bakal semudah ini." Dia kira untuk mendapatkan hati Stella susah ternyata segampang itu, tinggal di belanjain dia bakalan mau, atau emang kenan yang pandai memikat hati perempuan.

"Ye kalau lo mah, di kasih apapun dia gak bakalan mau. lo kan lembek." Kata Axel

"Mulut lo kalau ngomong di jaga ya, gini-gini gue banyak yang suka."

"Tapi masih jomblo." Cibir Felix.

"Biarin gue jomblo dari pada lo diselingkuhi." Kendrick tersenyum kemenangan ketika Felix hanya diam.

"Lo kenapa sih, harus taruhan segala buat dapet mobil ini doang, orang tua lo kan kaya bisa mintak ke dia."kata Dilan, cowok yang paling setia diantara mereka berlima. Dilan pacaran hanya sekali dari kelas satu smp dan masih langgeng sampai sekarang.

"Lo kira bokap gue bakal beliin gitu." Kenan berasal dari keluarga kaya jadi tidak mungkin bokapnya tidak bisa membelikan dia mobil. Tapi karena mobil dia digarasi banyak makanya bokapnya tidak mau membelikan mobil.

"Yaelah lan kalau mobil beli sendiri tuh biasa, tapi kalau belinya taruhan tuh ada sensasinya."

"Sok iye loh." Kata Felix memukul kepala Axel.

"Pala gue sakit bego." Axel membalas pukulan Felix.

"Itu balasan yang tadi." Felix pun membalas pukulan Axel lebih keras dan terjadilah aksi pukul-memukul.

"Masuk, tinggalin aja mereka." Kata Nicholas. Lalu mereka bertiga pergi dari parkiran.

"Woi kok kita ditinggal sih!" Teriak Felix setelah sadar ketika tidak melihat temannya.

"Ini semua gara-gara lo." Tuduh Felix

"Kok gara-gara gue, lo yang mulai duluan."

"Udah ah dari pada berantem gak jelas mendingan nyusul mereka." Lalu mereka pergi dari sana sambil saling merangkul.

Mereka berdua berjalan dikoridor sekolah, sekali-kali menggoda perempuan yang lewat. Mereka berhenti di saat melihat ketiga temannya.

"Ada apa nih." Tanya Felix ketika melihat kerumunan orang ditengah lapangan.

"Kagak tau, bagi-bagi sembako kali." Jawab Dilan sekenanya.

"Kesana yuk."

Lalu mereka pergi kesana membelah kerumunan siswa-siswi.

"Ada apa ini."

...#####...

Stella berjalan dikoridor sekolah dengan anggun. Stella merasa heran kenapa banyak yang menatapnya sinis dan mengejek.

Eh kenan sama stella beneran putus yah?

Iya,denger-denger ternyata stella cuma dijadiin bahan taruhan sama Kenan.

Bener? Kasihan banget ya Stella

Buat apa kasihan,itu emang pantes dia dapetin.

Stella langsung menghampiri ketiga siswi itu" Maksud lo apa ngomong gitu?"

Ketiga siswi itu menunduk takut." Jawab jangan diam aja lo!" Mereka jadi perhatian semua siswa.

"Kok lo marah sih, kan emang bener kalo lo itu cuma di jadiin bahan taruhan, satu sekolah ini juga udah tau kali." Kata selina yang tiba-tiba datang dengan dua dayang-dayangnya.

"Diem lo! gue gak ngomong sama lo."

"Lo tuh terlalu kegeeran, mana mungkin Kenan bisa suka sama lo yang bar-bar ini." Kata Selina dengan pandangan menilai.

"Terus menurut loh Kenan suka sama lo gitu, gak ada yang menarik, tepos." Ejek Stella.

Selina menggeram marah,"lo bener-bener ya! dulu lo bisa selamat karena ada yang ngelimdungin lo. Kali ini lo gak akan selamat lagi." Selina menyeringai lalu dia menatap kedua temannya, Sarah dan Lia. Sarah dan Lia yang mengerti pun langsung menarik kedua tangan Stella.

Stella memberontak,"eh eh kalian mau ngapain?lepasin gue! kalian jangan macem-macem ya bangsat!" Bentak Stella.

Mereka membawa Stella ketengah lapangan dan setelah sampai mereka langsung mendorong Stella.

"Awh sakit."rintih stella.

"Stella Stella, udah lama gue mau lakuin ini ke lo. Akhirnya kesampaian juga." Selina tersenyum menyiringai.

"Mari kita mulai acaranya."

"Guys pegangin tangannya." Perintah Selina ketika melihat Stella mau berdiri. Sarah dan Lia pun langsung memegangi kedua tangan Stella membuat Stella terduduk kembali.

"Lo bego banget sih, ngelakuin cara murahan kayak gini." Kata Stella.

"Biarin yang penting gue bisa buat lo malu didepan semuan orang." Selina mulai melakukan aksinya dengan melemparkan telur satu persatu kekepala Stella.

"Bangsat!" Umpat Stella.

"Telur udah, bagusnya gue kasih tepung ya biar rambut lo putih semua."

"Kasih aja Sel, kan kurang seru kalau gak pakai tepung." Kata Lia.

"Iya bener." Kata Sarah.

Mereka bertiga tersenyum senang seperti mendapatkan mainan baru, lalu Selina menaburkan tepung kekepala Stella.

Banyak siswa-siswi yang bersorak senang dan ada juga yang menatap Stella iba.

"Ada apa ini." Semua orang terdiam mendengar suara itu, Selina menghentikan aksinya, Sarah dan Lia melepaskan tangan Stella.

"Woi! Stella lo apain? kenapa jadi putih-putih gitu? Kan gak cantik lagi." Kata Axel.

"Lo bertiga apa-apaansih? kalau ada masalah selesain baik-baik, jangan main bully kayak gini." Kata Dilan dingin.

Selina, Lia dan Sarah terdiam ketakutan, apa lagi melihat tatapan tajam Kenan.

"Ken. lo kok diam aja sih ngeliat Stella di bully"bisik Felix yang berada di samping Kenan.

Kenan berjalan kearah Selina dan teman-temannya membuat mereka dan semua siswa-siswi disana ketakutan. apa yang akan dilakuin Kenan?

"Lanjutkan."

Semuanya terkejut mendengar kata-kata Kenan, apalagi ketiga teman-teman Kenan kalau Nicholas biasa saja seperti menikmati. Selina menatap tak percaya, lalu dia tersenyum senang dan melanjutkan apa yang tertunda tadi.

Stella mengepalkan tangannya, perlahan air mata itu turun tanpa disuruh. Stella menutupi wajahnya dengan rambutnya agar tidak ada yang melihat kalau dia menangis.

...#####...

"Tiga cabe rawit itu jahat banget sih, coba kalau mobil lo gak mogok, pasti kita udah datang sejak tadi. Biar gue balas tuh si Selina." Kata Alexa menggebu-gebu.

"Siapa suruh lo nebeng sama gue, kenapa gak pergi sendiri aja." Sewot Kiran.

"Kalau gue tau bakal mogok, gue gak bakal mau nebeng sama lo."

"Udah-udah kalian buat gue pusing tau gak! mendingan beliin gue seragam baru sana." Kata Stella yang malas mendengar perdebatan kedua sahabatnya. Mereka bertiga sedang berada di dalam toilet perempuan.

"Udah gue suruh Evan beliin lo seragam baru, mungkin sebentar lagi sampai." Stella menggukkan kepalanya mendengar perkataan Kiran.

"Tapi kenapa tadi Kenan diam aja pas nliat lo di bully?" Tanya Kiran hati-hati ketika melihat raut wajah Stella.

"Brengsek banget para cowok bencong itu, gak punya hati, apa lagi Nicholas yang udah jadiin lo bahan taruhan." Kata Alexa.

"Yang lo sebut brengsek juga abang lo kali." Kata Kiran.

"Cih gue ngak punya abang kayak gitu." Elak Alexa.

Tok tok tok

"Siapa sih yang ngetok-ngetok, padahal mau masuk toilet aja pakai ketok segala, emang dia kira mau bertamu apa."

"Siapa tau itu Evan. Gue bukain dulu pintunya." Tanpa memperdulikan ocehan Alexa, Kiran membuka pintu dan disana terlihat Evan sama teman-temannya yang bersandar dipinggiran pintu. Evan menyodorkan bungkusan plastik yang dia bawa ke Kiran

"Thanks ya van."

"Iya sama-sama, kalau buat kakak mah, aku selalu siap." Kata Evan dengan tersenyum genit, Kiran memutar bola matanya malas. sudah menjadi hal biasa baginya adik kelasnya itu ngejar-ngejar dia.

"Jangan percaya kak, tadi aja dia ngegodain mantannya kak." Kata Dino mengompori.

"Iya kak, katanya dia juga mau balikan." Tambah Haris.

"Jangan percaya kak, mereka bohong tu. Jan ngadi-ngadi lo ya!" Evan menatap tajam Dino dan Haris, yang ditatapun hanya acuh saja.

"Bahkan dia juga bilang lebih cantikan mentannya dari pada ka-" belum selesai Dino berbicara, Evan sudah lebih dulu membekap mulutnya.

"Kak kita balik kekelas dulu yah." Lalu Evan menarik kedua temannya untuk pergi dari sana. Bisa bahaya dia kalau nanti temannya ngomong yang macam-macam lagi. belum juga diterima udah di tolak aja.

Kiran mengangkat bahunya acuh.

"Nih." Stella mengambil kantong yang disodorkan Kiran.

"Sekalian lo keramas, biar rambut lo gak bau." Kata Alexa sambil menutup hidungnya. Stella hanya menatap datar lalu masuk ke toilet.

"Apa lo liat-liat." Sentak Kiran ketika melihat Alexa yang terus menatapnya.

"Gak papa, gue kok kasian aja sama Evan di tolak enggak, di gantungin iya."

"Apaansih, siapa juga yang gantungin dia."

"Lo lah. nanti ya, waktu Evan udah bosen sama lo terus cari cewek lain yang lebih segalanya dari lo, nyesel lo." Kata-kata Alexa membuat Kiran terdiam.

"Diam kan lo mampus, nangis-nangis darah lo." Alexa tersenyum mengejek

"Dih, gak akan ya! Yang ada tuh, lo urusin hubungan lo sama Axel."

"Ngapain lo bawa-bawa dia, gue sama dia udah gak ada hubungan apa-apa lagi ya, jadi jangan pernah sebut-sebut nama cowok playboy itu lagi!"

"Makanya jangan urus hidup gue." Alexa mendengus kesal, siapa juga yang mau ngurus hidup dia kayak kurang kerjaan aja.

Perhatian mereka berdua teralih ketika pintu kamar mandi terbuka, terlihat Stella keluar dengan seragam yang bersih dan rambut yang basah.

"Ngapain sih lo didalam lama banget, ganti baju apa boker lo."

"Mulut lo mau gue tampar ya? udah jelas lo yang nyuruh gue keramas. ya lama lah."

Alexa langsung menutup mulut nya,"iya maap, selow dong."

Stella merapikan penampilannya didepan kaca, menyisir rambutnya dengan sisir yang selalu dia bawa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!