"Alexa..." Tanpa memerdulikan panggilan Nicholas,Alexa langsung menarik kedua sahabatnya untuk pulang.
"Lex, abang lo manggil tuh." Ucap Kiran.
"Ck, biarin aja tu orang. Gue nggak mau ketemu sama dia."
Stella memberhentikan langkahnya membuat Alexa dan Kiran juga ikut berhenti. Baru saja Alexa mau protes Stella sudah lebih dulu menyela.
"Lo pulang sama abang lo."
"Tapi Stel-"
"Nggak ada tapi-tapian, gue nggak mau hanya karena masalah gue lo jadi musuhan sama abang lo. Jadi lo harus baikan sama abang lo. Yaudah gue pulangnya nebeng sama lo yah ran." Stella dengan cepat menarik tangan Kiran ketika melihat Nicholas hendak menganghampiri mereka.
"Iya-iya, gak usah tarik juga kali."
Alexa menatap kakaknya masam,"Apa?" Katanya ketus.
Nicholas menghembuskan nafasnya,"gue minta maaf."
Alexa tersenyum sinis,"ngapain lo minta maaf ke gue seharusnya lo minta maaf sama Stella."
"Gue nggak akan mintak maaf sama dia, lagian gue nggak pernah menyesal ngelakuin itu."
Alexa mengepalkan tangannya,"lo jahat banget sih, pokoknya gue nggak mau pulang sama lo, kalo perlu gue nggak pulang kerumah biar nggak ketemu sama lo."
"Gue nggak perlu persetujuan lo. mau atau nggak lo tetep harus pulang sama gue." Nicholas langsung menggendong Alexa dan membawanya masuk ke dalam mobil.
"Nicholas turunin gue...lo nyebelin banget sih!"
"Lo anterin adek gue pulang. jangan sampe lecet sedikitpun." Kata Nicholas setelah meletakan Alexa ke dalam mobil Axel. "Dek, lo pulangnya dianterin Axel yah,gue ada urusan penting, Xel jagain adek gue." Yang diacungi jempol sama Axel.
"Loh, Nicho lo mau kemana,gue nggak mau pulang sama dia..." Pangilan Alexa yang tidak di hiraukan Nicholas. Alexa menghembuskan nafasnya.
Dasar abang laknat, kalo ngak niat nganterin gak usah dianterin.
Alexa menoleh kesamping, dapat dia Axel tersenyum manis kearahnya.
"Ngapain lo, senyum-senyum kayak gitu? jijik gue lihatnya."
"Nggak papa, gue seneng aja, akhirnya bisa satu mobil lagi sama lo."
"Jangan geer yah lo, lo pikir gue mau gitu satu mobil sama lo, NGGAK!" Teriakan Alexa membuat Axel meringis.
"Tapi kan kita sekarang udah satu mobil, gimana dong." Kata Axel dengan nada suara dibuat pasrah.
"Pokoknya gue tetep nggak mau. Gue nggak sudi dianterin sama lo. Lebih baik gue pulang sendiri aja." Alexa mulai membuka pintu mobil dan ternyata pintu mobilnya dikunci. Alexa berbalik menatap sengit Axel.
"Kenapa nggak jadi katanya lo mau pulang sendiri." Kata Axel dibuat sepolos mungkin.
Alexa menggeram, dia memukul-mukul Axel dengan kesal."iiih...lo nyebelin banget sih! gue kesel sama lo, buka nggak pintunya."
Axel meringis karena pukulan Alexa yang lumayan kencang.
Hap
Axel menangkap kedua tangan Alexa." Gue nggak akan bukain pintunya. Lagian gue udah ditugasin sama abang loh, buat nganterin lo pulang dengan selamat. Jadi lo diem, Oke?"
"Nggak gue nggak mau, pokoknya gue nggak mau. Titik."
"Lo nurut atau gue cium."
...#####...
"Mobil lo mana?" Tanya Stella ketika dia tidak melihat mobil Kiran.
"Lo parkir dimana sih kok nggak ada, panas nih."
Kiran menjitak kepala Stella,"Lo lupa yah, kan udah gue bilang mobil gue mogok makanya tadi pagi gue telat. Mobil gue aja masih dibengkel."
Stella mengelus kepalanya yang berdenyut nyeri."Terus kita pulang pakek apa?" Kiran menganglat bahunya, tidak tahu.
"Eh cewek lo tuh...,maksudnya mantan, gue lupa." Kata Kendrick sambil menunjuk Stella.
"Iyah, lo anterin noh. Kayaknya dia lagi butuh tumpangan, kan biasanya lo pulangnya bareng dia." Kata Felix.
"Itu kan dulu sekarang kan udah nggak." Balas Kenan acuh.
"Ck apa salahnya sih nganterin mantan. Oh gue tau, lo takut baper yah. Ternyata lo baperan juga yah." Kenan menatap Kendrick tajam.
"Ngomong sekali lagi?"
"Iya maap."
"Kita cari taksi aja yok." Ajak kinan yang diangguki Stella.
Baru mereka akan pergi, ada motor yang berenti didepan mereka. Evan membuka helmnya dan turun dari motor diikuti teman-temannya.
"Butuh tumpangan neng,mau dianterin nggak abang siap nganterin." Kiran memutar bola matanya melihat manusia yang paling dihindarinya.
"Nggak!" Stella menyikut lengan Kinan sambil berbisik,"iyain aja lah, kan lumayan dapet tumpangan gratis, jadikan uang kita aman."
Baru saja Kiran mau menolak tapi sudah dicegah Stella.
"Kiran mau kok pulang sama lo, tapi diantara kalian berdua harus ada nganterin gue pulang." Kata Stella menunjuk Dino dan haris. Dino dan Haris pun tersenyum senang, kapan lagi kan bisa ngeboncengin cewek semacam Stella. Sementara itu Evan tidak kalah senangnya, akhirnya ini momen yang selama ini dia tunggu. Berbeda dengan Evan,Kiran malah terlihat pasrah saja.
"Ayok kak naik, kita jalan. Eh kalian berdua nganterin kak Stella yah. Gue mau nganterin pujaan hati gue dulu." Perkataan Evan disip-an oleh mereka. Lalu Evan melajukan motornya setelah Kiran naik.
"Jadi siapa yang mau nganterin gue?"
Baru saja mereka mau menjawab tetapi sudah dipotong oleh seseorang.
"Kalian nggak ada yang boleh nganterin dia." Suara tajam yang menusuk itu mampu membuat mereka merinding.
"Widih, Kenan gercep amat." Kata Kendrick.
"Harus lah, nggak kayak lo plin plan." Ucap felix.
"Kayaknya ada yang cemburu tuh."
"Bukan cemburu lagi Lan, tapi udah panas." Kata felix membalas ucapan Dilan.
Kenan berdiri diantara mereka dengan gagah.
"Mendingan lo aja deh yang nganterin gue. Cepet naik." Stella bersiap-siap akan naik keatas motor Dino,tapi Kenan menahannya dengan mencengkram pergelangan tangannya. Kenan menarik Stella sampai terbentur dada bidangnya.
"Gue bilang lo nggak boleh sama mereka."
"Apa urusannya sama lo hah,lo nggak ada hak buat ngatur-ngatur gue." Stella mencoba melepaskan cengkeraman Kenan, semakin dia mencoba melepaskan Kenan malah semakin mengencangkan cengkramannya membuat Stella meringis sakit.
"Awh...sakit Ken lepasin."
Kenan menatap dua lelaki didepannya dingin,"kalian pergi dari sini kalau nggak mau berurusan sama gue."
"Iya kak."
Mereka langsung menaiki motornya dan pergi dari sana mengemudikan motornya dengan cepat. Takut berurusan dengan Kenan, bisa berabe urusannya.
"Lo apa-apaansih!" Stella menatap Kenan tajam,bukannya membuat Kenan takut malah membuatnya gemas.
"Ada masalah?"
"Iya! lepasin nggak!"
"Kalo gue nggak mau?" Kenan tersenyum miring.
Stella menghela nafasnya"mau lo apa sih?" Kata Stella dengan suara lemah, seperti putus asa.
"Gue mau lo pulang sama gue, gue nggak terima penolakan."
'Dasar tukang paksa'gerutu Stella.
Tanpa memperdulikan jawaban Stella, Kenan langsung menarik tangan Stella menuju ke mobilnya.
Stella melirik mobil Kenan sangat asing dimatanya. Apa ini mobil....
"Iya." Kata Kenan menjawab isi pikiran Stella.
Stella tersenyum masam, jadi karena mobil ini. Ternyata dia sama harga dengan mobil ini ya, malah mobil lebih mahal dari dia. Dia seperti tidak ada harga dirinya. Terus ngapain juga Kenan bawa dia kesini, mau pamer apa mau buat Stella sakit hati.
"Gue nggak perduli."
"Ayok, gue anterin lo pulang, lo beruntung loh. Lo jadi orang pertama naikin mobil baru gue. Disini kan juga ada hasil perjuangan lo."
Beruntung dia bilang? Malah Stella nggak sudi naik mobil dia. Apalagi perjuangan-perjuangan apa lah itu,siapa juga yang mau merjuangain.
"Gue nggak sudi naik mobil murahan lo."
Kenan tersenyum menyeringai"murahan mana dari lo."
Stella memejamkan matanya,kata-kata Kenan sangat melukai hatinya. Stella menatap Kenan dingin tatapan yang tidak pernah dia tunjukan." Lo tau nggak didunia ini siapa yang pali gue benci? Yang paling gue benci itu lo! GUE BENCI SAMA LO KENAN! GUE BENCI!." Lalu Stella pergi dari hadapan Kenan.
Kenan terdiam menatap kepergian Stella.
"Lo boleh benci sama gue, tapi itu tidak akan memungkiri bahwa lo cuma milik gue. Disaat waktu itu tiba gue gak akan pernah melepas lo lagi, gak akan pernah." Kata Kenan yang entah kepada siapa. Kenan masuk kedalam mobilnya pergi dan pergi dari sekolah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments