NovelToon NovelToon

My Ex Boyfriend

Bullying

Stella berdiri kaku,dia masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

Ini nggak mungkin

"Kenan" Panggilnya keseorang pemuda.

Mendengar itu semuanya menoleh keasal suara,pemuda yang dipanggilpun menoleh.

"Apa?"

"Apa itu benar?"tanya stella dengan suara bergetar.

"Menurut lo."kata kenan tersenyum sinis."lo pikir selama ini gue pacaran sama loh karena cinta? Ya gak mungkin lah gue suka sama cewek kayak loh. Cantik sih tapi matre." Kata kenan membuat teman-temannya tersenyum mengejek stella.

Kata-kata Kenan berhasil melukai hati stella dan betapa terkejutnya dia dengan kata yang selanjutnya diucapkan Kenan.

"Kita putus"

"Maksud lo apa?"

"lo udah denger sendirikan,gue cuman jadiin loh sebagai bahan taruhan."

"Lo jahat ken."

Kenan menaikan alisnya,"gue jahat? Bukannya selama ini kita impas ya, lo pacaran sama gue dengan mengharapkan uang gue, dan gue pacaran sama loh sebagai bahan taruhan untuk dapetin mobil impian gue. Kita kan sama untung."

Kata-kata Kenan memang benar, dia pacaran sama Kenan bukan atas dasar cinta. Tapi kenapa sesakit ini yah, sebagai perempuan dia merasa dipermainkan.

"Nggak ada yang perlu di bicarakan lagi? Sekarang lo boleh keluar." Kata Kenan mengusir Stella dan langsung duduk kembali bersama teman-temanya tanpa memperdulikan Stella.

Stella keluar dari ruangan tempat biasa kenan dan teman-temannya berkumpul.

"GUE BENCI SAMA LO KENAN ALVARO MELVIANO."

★★★

Mobil laborghini keluaran terbaru masuk ke dalam perkarangan sekolah yang mengundang perhatian penghuni sekolah. Kenan memarkirkan mobilnya diparkiran khusus untuk guru dan anak kalangan atas, dia keluar dari mobil.

"Ternyata bener ya kalo orang nya ganteng, mau make apapun tetap ganteng."kata Axel saat sudah berada didepan Kenan dengan diikuti teman-teman yang lainnya.

"Mau ganti profesi lo dari fakboy ke gay." Kata Felix.

Pletak

"Sembarangan aja lo kalau ngomong, gue masih waras tau, gue masih suka cewek-cewek seksi." Felix mengaduh ketika axel memukul kepalanya.

"Sakit bangsad."

Yang lainnya hanya mengelengkan kepala melihat tingkah mereka, sudah menjadi hal biasa bagi mereka.

"Jadi ini mobilnya! Keren juga ya, kenapa nggak gue aja sih Nich, kan lumayan udah dapet mobil gratis sama bonusnya dapet Stella si primadona sekolah cantik dan seksi." Kata kendrick, pemuda keturunan amerika.

"Dulu lo gak mau bambang." Kata Nicholas.

"Ya kan gue gak tau kalau bakal semudah ini." Dia kira untuk mendapatkan hati Stella susah ternyata segampang itu, tinggal di belanjain dia bakalan mau, atau emang kenan yang pandai memikat hati perempuan.

"Ye kalau lo mah, di kasih apapun dia gak bakalan mau. lo kan lembek." Kata Axel

"Mulut lo kalau ngomong di jaga ya, gini-gini gue banyak yang suka."

"Tapi masih jomblo." Cibir Felix.

"Biarin gue jomblo dari pada lo diselingkuhi." Kendrick tersenyum kemenangan ketika Felix hanya diam.

"Lo kenapa sih, harus taruhan segala buat dapet mobil ini doang, orang tua lo kan kaya bisa mintak ke dia."kata Dilan, cowok yang paling setia diantara mereka berlima. Dilan pacaran hanya sekali dari kelas satu smp dan masih langgeng sampai sekarang.

"Lo kira bokap gue bakal beliin gitu." Kenan berasal dari keluarga kaya jadi tidak mungkin bokapnya tidak bisa membelikan dia mobil. Tapi karena mobil dia digarasi banyak makanya bokapnya tidak mau membelikan mobil.

"Yaelah lan kalau mobil beli sendiri tuh biasa, tapi kalau belinya taruhan tuh ada sensasinya."

"Sok iye loh." Kata Felix memukul kepala Axel.

"Pala gue sakit bego." Axel membalas pukulan Felix.

"Itu balasan yang tadi." Felix pun membalas pukulan Axel lebih keras dan terjadilah aksi pukul-memukul.

"Masuk, tinggalin aja mereka." Kata Nicholas. Lalu mereka bertiga pergi dari parkiran.

"Woi kok kita ditinggal sih!" Teriak Felix setelah sadar ketika tidak melihat temannya.

"Ini semua gara-gara lo." Tuduh Felix

"Kok gara-gara gue, lo yang mulai duluan."

"Udah ah dari pada berantem gak jelas mendingan nyusul mereka." Lalu mereka pergi dari sana sambil saling merangkul.

Mereka berdua berjalan dikoridor sekolah, sekali-kali menggoda perempuan yang lewat. Mereka berhenti di saat melihat ketiga temannya.

"Ada apa nih." Tanya Felix ketika melihat kerumunan orang ditengah lapangan.

"Kagak tau, bagi-bagi sembako kali." Jawab Dilan sekenanya.

"Kesana yuk."

Lalu mereka pergi kesana membelah kerumunan siswa-siswi.

"Ada apa ini."

...#####...

Stella berjalan dikoridor sekolah dengan anggun. Stella merasa heran kenapa banyak yang menatapnya sinis dan mengejek.

Eh kenan sama stella beneran putus yah?

Iya,denger-denger ternyata stella cuma dijadiin bahan taruhan sama Kenan.

Bener? Kasihan banget ya Stella

Buat apa kasihan,itu emang pantes dia dapetin.

Stella langsung menghampiri ketiga siswi itu" Maksud lo apa ngomong gitu?"

Ketiga siswi itu menunduk takut." Jawab jangan diam aja lo!" Mereka jadi perhatian semua siswa.

"Kok lo marah sih, kan emang bener kalo lo itu cuma di jadiin bahan taruhan, satu sekolah ini juga udah tau kali." Kata selina yang tiba-tiba datang dengan dua dayang-dayangnya.

"Diem lo! gue gak ngomong sama lo."

"Lo tuh terlalu kegeeran, mana mungkin Kenan bisa suka sama lo yang bar-bar ini." Kata Selina dengan pandangan menilai.

"Terus menurut loh Kenan suka sama lo gitu, gak ada yang menarik, tepos." Ejek Stella.

Selina menggeram marah,"lo bener-bener ya! dulu lo bisa selamat karena ada yang ngelimdungin lo. Kali ini lo gak akan selamat lagi." Selina menyeringai lalu dia menatap kedua temannya, Sarah dan Lia. Sarah dan Lia yang mengerti pun langsung menarik kedua tangan Stella.

Stella memberontak,"eh eh kalian mau ngapain?lepasin gue! kalian jangan macem-macem ya bangsat!" Bentak Stella.

Mereka membawa Stella ketengah lapangan dan setelah sampai mereka langsung mendorong Stella.

"Awh sakit."rintih stella.

"Stella Stella, udah lama gue mau lakuin ini ke lo. Akhirnya kesampaian juga." Selina tersenyum menyiringai.

"Mari kita mulai acaranya."

"Guys pegangin tangannya." Perintah Selina ketika melihat Stella mau berdiri. Sarah dan Lia pun langsung memegangi kedua tangan Stella membuat Stella terduduk kembali.

"Lo bego banget sih, ngelakuin cara murahan kayak gini." Kata Stella.

"Biarin yang penting gue bisa buat lo malu didepan semuan orang." Selina mulai melakukan aksinya dengan melemparkan telur satu persatu kekepala Stella.

"Bangsat!" Umpat Stella.

"Telur udah, bagusnya gue kasih tepung ya biar rambut lo putih semua."

"Kasih aja Sel, kan kurang seru kalau gak pakai tepung." Kata Lia.

"Iya bener." Kata Sarah.

Mereka bertiga tersenyum senang seperti mendapatkan mainan baru, lalu Selina menaburkan tepung kekepala Stella.

Banyak siswa-siswi yang bersorak senang dan ada juga yang menatap Stella iba.

"Ada apa ini." Semua orang terdiam mendengar suara itu, Selina menghentikan aksinya, Sarah dan Lia melepaskan tangan Stella.

"Woi! Stella lo apain? kenapa jadi putih-putih gitu? Kan gak cantik lagi." Kata Axel.

"Lo bertiga apa-apaansih? kalau ada masalah selesain baik-baik, jangan main bully kayak gini." Kata Dilan dingin.

Selina, Lia dan Sarah terdiam ketakutan, apa lagi melihat tatapan tajam Kenan.

"Ken. lo kok diam aja sih ngeliat Stella di bully"bisik Felix yang berada di samping Kenan.

Kenan berjalan kearah Selina dan teman-temannya membuat mereka dan semua siswa-siswi disana ketakutan. apa yang akan dilakuin Kenan?

"Lanjutkan."

Semuanya terkejut mendengar kata-kata Kenan, apalagi ketiga teman-teman Kenan kalau Nicholas biasa saja seperti menikmati. Selina menatap tak percaya, lalu dia tersenyum senang dan melanjutkan apa yang tertunda tadi.

Stella mengepalkan tangannya, perlahan air mata itu turun tanpa disuruh. Stella menutupi wajahnya dengan rambutnya agar tidak ada yang melihat kalau dia menangis.

...#####...

"Tiga cabe rawit itu jahat banget sih, coba kalau mobil lo gak mogok, pasti kita udah datang sejak tadi. Biar gue balas tuh si Selina." Kata Alexa menggebu-gebu.

"Siapa suruh lo nebeng sama gue, kenapa gak pergi sendiri aja." Sewot Kiran.

"Kalau gue tau bakal mogok, gue gak bakal mau nebeng sama lo."

"Udah-udah kalian buat gue pusing tau gak! mendingan beliin gue seragam baru sana." Kata Stella yang malas mendengar perdebatan kedua sahabatnya. Mereka bertiga sedang berada di dalam toilet perempuan.

"Udah gue suruh Evan beliin lo seragam baru, mungkin sebentar lagi sampai." Stella menggukkan kepalanya mendengar perkataan Kiran.

"Tapi kenapa tadi Kenan diam aja pas nliat lo di bully?" Tanya Kiran hati-hati ketika melihat raut wajah Stella.

"Brengsek banget para cowok bencong itu, gak punya hati, apa lagi Nicholas yang udah jadiin lo bahan taruhan." Kata Alexa.

"Yang lo sebut brengsek juga abang lo kali." Kata Kiran.

"Cih gue ngak punya abang kayak gitu." Elak Alexa.

Tok tok tok

"Siapa sih yang ngetok-ngetok, padahal mau masuk toilet aja pakai ketok segala, emang dia kira mau bertamu apa."

"Siapa tau itu Evan. Gue bukain dulu pintunya." Tanpa memperdulikan ocehan Alexa, Kiran membuka pintu dan disana terlihat Evan sama teman-temannya yang bersandar dipinggiran pintu. Evan menyodorkan bungkusan plastik yang dia bawa ke Kiran

"Thanks ya van."

"Iya sama-sama, kalau buat kakak mah, aku selalu siap." Kata Evan dengan tersenyum genit, Kiran memutar bola matanya malas. sudah menjadi hal biasa baginya adik kelasnya itu ngejar-ngejar dia.

"Jangan percaya kak, tadi aja dia ngegodain mantannya kak." Kata Dino mengompori.

"Iya kak, katanya dia juga mau balikan." Tambah Haris.

"Jangan percaya kak, mereka bohong tu. Jan ngadi-ngadi lo ya!" Evan menatap tajam Dino dan Haris, yang ditatapun hanya acuh saja.

"Bahkan dia juga bilang lebih cantikan mentannya dari pada ka-" belum selesai Dino berbicara, Evan sudah lebih dulu membekap mulutnya.

"Kak kita balik kekelas dulu yah." Lalu Evan menarik kedua temannya untuk pergi dari sana. Bisa bahaya dia kalau nanti temannya ngomong yang macam-macam lagi. belum juga diterima udah di tolak aja.

Kiran mengangkat bahunya acuh.

"Nih." Stella mengambil kantong yang disodorkan Kiran.

"Sekalian lo keramas, biar rambut lo gak bau." Kata Alexa sambil menutup hidungnya. Stella hanya menatap datar lalu masuk ke toilet.

"Apa lo liat-liat." Sentak Kiran ketika melihat Alexa yang terus menatapnya.

"Gak papa, gue kok kasian aja sama Evan di tolak enggak, di gantungin iya."

"Apaansih, siapa juga yang gantungin dia."

"Lo lah. nanti ya, waktu Evan udah bosen sama lo terus cari cewek lain yang lebih segalanya dari lo, nyesel lo." Kata-kata Alexa membuat Kiran terdiam.

"Diam kan lo mampus, nangis-nangis darah lo." Alexa tersenyum mengejek

"Dih, gak akan ya! Yang ada tuh, lo urusin hubungan lo sama Axel."

"Ngapain lo bawa-bawa dia, gue sama dia udah gak ada hubungan apa-apa lagi ya, jadi jangan pernah sebut-sebut nama cowok playboy itu lagi!"

"Makanya jangan urus hidup gue." Alexa mendengus kesal, siapa juga yang mau ngurus hidup dia kayak kurang kerjaan aja.

Perhatian mereka berdua teralih ketika pintu kamar mandi terbuka, terlihat Stella keluar dengan seragam yang bersih dan rambut yang basah.

"Ngapain sih lo didalam lama banget, ganti baju apa boker lo."

"Mulut lo mau gue tampar ya? udah jelas lo yang nyuruh gue keramas. ya lama lah."

Alexa langsung menutup mulut nya,"iya maap, selow dong."

Stella merapikan penampilannya didepan kaca, menyisir rambutnya dengan sisir yang selalu dia bawa.

Mine

"Alexa..." Tanpa memerdulikan panggilan Nicholas,Alexa langsung menarik kedua sahabatnya untuk pulang.

"Lex, abang lo manggil tuh." Ucap Kiran.

"Ck, biarin aja tu orang. Gue nggak mau ketemu sama dia."

Stella memberhentikan langkahnya membuat Alexa dan Kiran juga ikut berhenti. Baru saja Alexa mau protes Stella sudah lebih dulu menyela.

"Lo pulang sama abang lo."

"Tapi Stel-"

"Nggak ada tapi-tapian, gue nggak mau hanya karena masalah gue lo jadi musuhan sama abang lo. Jadi lo harus baikan sama abang lo. Yaudah gue pulangnya nebeng sama lo yah ran." Stella dengan cepat menarik tangan Kiran ketika melihat Nicholas hendak menganghampiri mereka.

"Iya-iya, gak usah tarik juga kali."

Alexa menatap kakaknya masam,"Apa?" Katanya ketus.

Nicholas menghembuskan nafasnya,"gue minta maaf."

Alexa tersenyum sinis,"ngapain lo minta maaf ke gue seharusnya lo minta maaf sama Stella."

"Gue nggak akan mintak maaf sama dia, lagian gue nggak pernah menyesal ngelakuin itu."

Alexa mengepalkan tangannya,"lo jahat banget sih, pokoknya gue nggak mau pulang sama lo, kalo perlu gue nggak pulang kerumah biar nggak ketemu sama lo."

"Gue nggak perlu persetujuan lo. mau atau nggak lo tetep harus pulang sama gue." Nicholas langsung menggendong Alexa dan membawanya masuk ke dalam mobil.

"Nicholas turunin gue...lo nyebelin banget sih!"

"Lo anterin adek gue pulang. jangan sampe lecet sedikitpun." Kata Nicholas setelah meletakan Alexa ke dalam mobil Axel. "Dek, lo pulangnya dianterin Axel yah,gue ada urusan penting, Xel jagain adek gue." Yang diacungi jempol sama Axel.

"Loh, Nicho lo mau kemana,gue nggak mau pulang sama dia..." Pangilan Alexa yang tidak di hiraukan Nicholas. Alexa menghembuskan nafasnya.

Dasar abang laknat, kalo ngak niat nganterin gak usah dianterin.

Alexa menoleh kesamping, dapat dia Axel tersenyum manis kearahnya.

"Ngapain lo, senyum-senyum kayak gitu? jijik gue lihatnya."

"Nggak papa, gue seneng aja, akhirnya bisa satu mobil lagi sama lo."

"Jangan geer yah lo, lo pikir gue mau gitu satu mobil sama lo, NGGAK!" Teriakan Alexa membuat Axel meringis.

"Tapi kan kita sekarang udah satu mobil, gimana dong." Kata Axel dengan nada suara dibuat pasrah.

"Pokoknya gue tetep nggak mau. Gue nggak sudi dianterin sama lo. Lebih baik gue pulang sendiri aja." Alexa mulai membuka pintu mobil dan ternyata pintu mobilnya dikunci. Alexa berbalik menatap sengit Axel.

"Kenapa nggak jadi katanya lo mau pulang sendiri." Kata Axel dibuat sepolos mungkin.

Alexa menggeram, dia memukul-mukul Axel dengan kesal."iiih...lo nyebelin banget sih! gue kesel sama lo, buka nggak pintunya."

Axel meringis karena pukulan Alexa yang lumayan kencang.

Hap

Axel menangkap kedua tangan Alexa." Gue nggak akan bukain pintunya. Lagian gue udah ditugasin sama abang loh, buat nganterin lo pulang dengan selamat. Jadi lo diem, Oke?"

"Nggak gue nggak mau, pokoknya gue nggak mau. Titik."

"Lo nurut atau gue cium."

...#####...

"Mobil lo mana?" Tanya Stella ketika dia tidak melihat mobil Kiran.

"Lo parkir dimana sih kok nggak ada, panas nih."

Kiran menjitak kepala Stella,"Lo lupa yah, kan udah gue bilang mobil gue mogok makanya tadi pagi gue telat. Mobil gue aja masih dibengkel."

Stella mengelus kepalanya yang berdenyut nyeri."Terus kita pulang pakek apa?" Kiran menganglat bahunya, tidak tahu.

"Eh cewek lo tuh...,maksudnya mantan, gue lupa." Kata Kendrick sambil menunjuk Stella.

"Iyah, lo anterin noh. Kayaknya dia lagi butuh tumpangan, kan biasanya lo pulangnya bareng dia." Kata Felix.

"Itu kan dulu sekarang kan udah nggak." Balas Kenan acuh.

"Ck apa salahnya sih nganterin mantan. Oh gue tau, lo takut baper yah. Ternyata lo baperan juga yah." Kenan menatap Kendrick tajam.

"Ngomong sekali lagi?"

"Iya maap."

"Kita cari taksi aja yok." Ajak kinan yang diangguki Stella.

Baru mereka akan pergi, ada motor yang berenti didepan mereka. Evan membuka helmnya dan turun dari motor diikuti teman-temannya.

"Butuh tumpangan neng,mau dianterin nggak abang siap nganterin." Kiran memutar bola matanya melihat manusia yang paling dihindarinya.

"Nggak!" Stella menyikut lengan Kinan sambil berbisik,"iyain aja lah, kan lumayan dapet tumpangan gratis, jadikan uang kita aman."

Baru saja Kiran mau menolak tapi sudah dicegah Stella.

"Kiran mau kok pulang sama lo, tapi diantara kalian berdua harus ada nganterin gue pulang." Kata Stella menunjuk Dino dan haris. Dino dan Haris pun tersenyum senang, kapan lagi kan bisa ngeboncengin cewek semacam Stella. Sementara itu Evan tidak kalah senangnya, akhirnya ini momen yang selama ini dia tunggu. Berbeda dengan Evan,Kiran malah terlihat pasrah saja.

"Ayok kak naik, kita jalan. Eh kalian berdua nganterin kak Stella yah. Gue mau nganterin pujaan hati gue dulu." Perkataan Evan disip-an oleh mereka. Lalu Evan melajukan motornya setelah Kiran naik.

"Jadi siapa yang mau nganterin gue?"

Baru saja mereka mau menjawab tetapi sudah dipotong oleh seseorang.

"Kalian nggak ada yang boleh nganterin dia." Suara tajam yang menusuk itu mampu membuat mereka merinding.

"Widih, Kenan gercep amat." Kata Kendrick.

"Harus lah, nggak kayak lo plin plan." Ucap felix.

"Kayaknya ada yang cemburu tuh."

"Bukan cemburu lagi Lan, tapi udah panas." Kata felix membalas ucapan Dilan.

Kenan berdiri diantara mereka dengan gagah.

"Mendingan lo aja deh yang nganterin gue. Cepet naik." Stella bersiap-siap akan naik keatas motor Dino,tapi Kenan menahannya dengan mencengkram pergelangan tangannya. Kenan menarik Stella sampai terbentur dada bidangnya.

"Gue bilang lo nggak boleh sama mereka."

"Apa urusannya sama lo hah,lo nggak ada hak buat ngatur-ngatur gue." Stella mencoba melepaskan cengkeraman Kenan, semakin dia mencoba melepaskan Kenan malah semakin mengencangkan cengkramannya membuat Stella meringis sakit.

"Awh...sakit Ken lepasin."

Kenan menatap dua lelaki didepannya dingin,"kalian pergi dari sini kalau nggak mau berurusan sama gue."

"Iya kak."

Mereka langsung menaiki motornya dan pergi dari sana mengemudikan motornya dengan cepat. Takut berurusan dengan Kenan, bisa berabe urusannya.

"Lo apa-apaansih!" Stella menatap Kenan tajam,bukannya membuat Kenan takut malah membuatnya gemas.

"Ada masalah?"

"Iya! lepasin nggak!"

"Kalo gue nggak mau?" Kenan tersenyum miring.

Stella menghela nafasnya"mau lo apa sih?" Kata Stella dengan suara lemah, seperti putus asa.

"Gue mau lo pulang sama gue, gue nggak terima penolakan."

'Dasar tukang paksa'gerutu Stella.

Tanpa memperdulikan jawaban Stella, Kenan langsung menarik tangan Stella menuju ke mobilnya.

Stella melirik mobil Kenan sangat asing dimatanya. Apa ini mobil....

"Iya." Kata Kenan menjawab isi pikiran Stella.

Stella tersenyum masam, jadi karena mobil ini. Ternyata dia sama harga dengan mobil ini ya, malah mobil lebih mahal dari dia. Dia seperti tidak ada harga dirinya. Terus ngapain juga Kenan bawa dia kesini, mau pamer apa mau buat Stella sakit hati.

"Gue nggak perduli."

"Ayok, gue anterin lo pulang, lo beruntung loh. Lo jadi orang pertama naikin mobil baru gue. Disini kan juga ada hasil perjuangan lo."

Beruntung dia bilang? Malah Stella nggak sudi naik mobil dia. Apalagi perjuangan-perjuangan apa lah itu,siapa juga yang mau merjuangain.

"Gue nggak sudi naik mobil murahan lo."

Kenan tersenyum menyeringai"murahan mana dari lo."

Stella memejamkan matanya,kata-kata Kenan sangat melukai hatinya. Stella menatap Kenan dingin tatapan yang tidak pernah dia tunjukan." Lo tau nggak didunia ini siapa yang pali gue benci? Yang paling gue benci itu lo! GUE BENCI SAMA LO KENAN! GUE BENCI!." Lalu Stella pergi dari hadapan Kenan.

Kenan terdiam menatap kepergian Stella.

"Lo boleh benci sama gue, tapi itu tidak akan memungkiri bahwa lo cuma milik gue. Disaat waktu itu tiba gue gak akan pernah melepas lo lagi, gak akan pernah." Kata Kenan yang entah kepada siapa. Kenan masuk kedalam mobilnya pergi dan pergi dari sekolah.

Posesif

Sudah satu minggu berlalu Stella tidak pernah lagi bertemu dengan Kenan dia sebisa mungkin untuk menghindar dari Kenan. Selinapun tidak pernah mengganggunya lagi, entah menghilang kemana dia.

"Eh eh ada gosip." Alexa tiba-tiba datang dan mengagetkan Stella dan Kiran.

"Iih lo ngagetin tau nggak." Sewot Kiran.

"Tau. Emang apa sih gosipnya? Kalau nggak penting, gue tendang lo." Kesal Stella kerena Alexa telah menghancurkan acara melamunnya.

Alexa mengerucutkan bibirnya"Santai dong....kalian tau nggak? kenapa selena sicabe sama temen-temennya nggak kelihatan lagi." Alexa duduk disamping stella.

"Mana gue tau, lagian bukan urusan gue juga." Kata stella tidak perduli dan lebih memilih memainkan ponselnya.

"Harus dong! Mereka bertiga....ternyata udah pindah."

"Serius?" Tanya Kiran yang mulai penasaran.

"Dua rius malahan."

"Kok mendadak yah." Alexa mengangkat bahunya tidak tau.

"Biarin aja sih. Malahan bagus. Biar sekolah ini aman dan tentram." Kata Kiran menepis kebingungan stella.

"Iya lo seneng,biar nggak ada lagi kan yang gangguin evan."

"Ish, enggak yah." Kiran memukulkan buku yang dia pegang ke alexa dengan pelan.

"Oh iya, gue ada gosip lagi nih. Ini lebih hot, gue nggak yakin lo bakal sanggup dengarnya."

Kiran mengerinyit bingung,"emang apa sih? Lo jangan bikin gue penasaran deh."

"Yaudah kalau lo maksa. Jangan salahin gue kalau lo galau yah." Stella memukul kepala alexa membuat alexa meringis kesakitan.

"Kasih tau aja kenapa sih, lo buat gue penasaran."

Alexa mengelus kepalanya."iya-iya biasa aja dong nggak usah pake kekerasan segala. Jadi gini, tadi waktu gue baru sampe disekolah. Gue ngelihat evan dateng kesekolah bareng sama cewek, gue nggak tau dia siapa, mungkin mantannya."

Raut wajah Kiran berubah menjadi sedih, tapi cepat-cepat dia merubah raut wajahnya seperti tidak terjadi apa-apa."Terus urusannya sama gue apa, itu hak dia mau sama siapa, gue bukan siapa-siapanya."

"Ck makanya itu, lo jangan biarin itu sampai terjadi. Lo tuh harus tegas ran, jangan karena masa lalu lo, lo jadi kehilangan masa depan lo. Lo harus move on, lo harus tentuin dari sekarang. Jangan gantungin anak orang. kalau lo suka lo bilang. Kalau nanti dia bosan gimana? Setiap orang pasti ada bosannya." Kiran diam menbenarkan perkataan Alexa. Alexa benar, dia ngak boleh kayak gini terus.

"Tumben lo bijak." Hina stella.

Alexa mencebikan mulutnya.

Dan saat itu gurupun masuk, dan memulai pelajaran.

...#####...

Kring

Bel istirahat berbunyi membuat siswa-siswi bersorak senang, mereka langsung menuju kekantin untuk mengenyangkan perut mereka. Sama halnya dengan stella, kiran dan alexa. Setelah sampai, tiga gadis cantik itu duduk dipojok yang langsung memperlihat pemandangan taman yang indah.

"Mumpung gue baik. Hari ini gue teraktir kalian makan sepuasnya, gue juga yang pesenin. Kalian mau pesan apa."

"Tumben lo baik,kesambet apa loh."

Alexa memutar bola matanya."gue mah selalu salah didepan mata lo."

"Gausah berantem, gue mau pesen bakso cabenya dibanyakin minumnya es teh aja."

Stella melerai perdebatan kecil kiran dan Alexa.

"Mentang-mentang udah putus lo bisa seenaknya pesen makanan."

"Iya dong, kan kita udah putus ngapain juga gue harus nurutin ke inginan dia." Ternyata ada untungnya juga dia putus dengan kenan. Dia jadi bisa makan-makanan apa yang dia mau. Dulu sewaktu masih pacaran dengan kenan, dia selalu dikekang.

Kenan sangat posesif, apa yang dia lakukan, apa yang dia makan pasti dilarang. Seperti makan-makanan pedas. Sebenarnya sih Stella tidak bisa makan makanan pedas, dia punya  penyakit maag. Tapi dia selalu bandel, dan berakhir sakit perut, maka dari itu kenan overprotectiv dengan stella.

"Gue mau pesen kayak biasa." Alexa mengangukkan kepalanya lalu pergi memesankan makanan.

Sambil menunggu Alexa, Stella membuka medsosnya.

"Hai cantik." Evan datang dan langsung merangkul bahu kiran. Sedangkan teman-temannya memutuskan untuk duduk dimeja seberang,takut melihat tatapan tajam seseorang.

Kiran memalingkan wajahnya ,dia teringat apa yang dikatakan Alexa tadi.

"Awasin tangan lo." Kiran menyentak kasar tangan Evan.

"Lo kenapa sih, jutek amat. Tambah jelek tau ngak."

"Terus kalau gue jelek, kenapa? Lo ngak suka lagi sama gue ha!."

"Ngak gitu. Mau lo cantik ataupun jelek gue tetep cinta kok." Evan mengerlingkan matanya nakal.

"Basi."

"Salah gue apa sih? Perasaan kemarin kita baik-baik aja deh."

"Dia cemburu. Gara-gara lo tadi pagi boncengin cewek lain." Kiran memelototkan matanya. Stella dengan santai tetap memainkan ponselnya tanpa memperdulikan Kiran.

Evan menatap dalam kiran,"Lo jangan geer,gue ngak cemburu yah. Stella aja yang sembarang ngomong." Elak kiran gugup ditatap seperti itu.

Kiran semakin gugup,saat Evan memajukan wajahnya dan berbisik ditelinga kiran."lo tambah cantik,kalau sedang gugup."

Evan tersenyum,ketika pipi kiran memerah."kok pipi lo merah kak, lo sakit ya?" Katanya dengan tampang dibuat sepolos mungkin.

Kiran menundukan kepalanya, malu.

"Cewek itu bukan siapa-siapa gue dia cuman numpang. Jadi ngak usah cemburu, hati gue gak akan berpaling dari lo." Kiran menghembuskan nafasnya lega.

"Tapi gue seneng lo cemburu, tambah cantik." Evan menoel-noel pipi kiran.

"Nih pesenannya." Alexa meletakan makanannya diatas meja.

Stella bernafas lega akhirnya berakhir juga penderitaannya. Dia meletakan hpnya diatas meja dan mulai memakan makananya.

"Siapa yang ngebolehin lo makan itu?" Suara berat itu menghentikan pergerakan stella.

Kenan dengan santainya duduk disebelah Stella. Kenan mengambil bakso Stella dan mengantinya dengan nasi goreng yang telah dipesan oleh seorang siswi.

"Lo apa-apaansih, balikin nggak." Kenan menghalangi Stella ketika dia hendak mengambil makanannya.

"Gue nggak ijinin lo makan ini."

"Gue nggak perlu ijin lo." Sinis Stella.

"Gue nggak suka penolakan."

"Gue nggak perduli."

"Gue nggak suka lo makan-makanan pedas, nanti lo bisa sakit perut. Sekarang lo makan nasi goreng ini." Kenan memakan bakso stella. Stella diam, tidak mau memakannya. Sampai bakso yang dimakan kenan sudah habis tak bersisa.

"Kenapa gak dimakan?"tanya kenan setelah baksonya habis.

Stella hanya diam dengan wajah kesalnya. dia tidak mengerti dengan jalan fikiran orang disebelahnya ini.

"Gue nanya kenapa gak dimakan?"stella menghela nafas.

"Gak mau"ucap stella sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Makan."ucap kenan dengan nada dingin. Stella sedikit meringis mendengar nada bicara Kenan.

Dari dulu nada bicara Kenan yang seperti ini yang ditakutkan Stella, tapi buat apa sekarang dia peduli Kenan kan bukan siapa-siapanya lagi.

Hati Stella sudah terlanjur sakit mendengar kata-kata hina-an dari Kenan.

Stella mengambil nasi gorengnya dengan kasar dan memakannya dengan tatapan kesal.

"Makannya jangan buru-buru dong."peringat kenan saat stella memakan makanannya terlalu cepat.

Stella ingin pergi dari hadapan Kenan,ia sudah muak melihat wajah Kenan lama-lama.

"Guys gue duluan ya"ucap sttella saat makanannya sudah habis.

Mereka mengangguk dan Stella pergi dari sana tanpa memperdulikan Kenan yang menatapnya.

Kenan menatap punggung Stella yang menjauh dengan pandangan yang tidak bisa diartikan dan pergi dari sana.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!