Posesif

Sudah satu minggu berlalu Stella tidak pernah lagi bertemu dengan Kenan dia sebisa mungkin untuk menghindar dari Kenan. Selinapun tidak pernah mengganggunya lagi, entah menghilang kemana dia.

"Eh eh ada gosip." Alexa tiba-tiba datang dan mengagetkan Stella dan Kiran.

"Iih lo ngagetin tau nggak." Sewot Kiran.

"Tau. Emang apa sih gosipnya? Kalau nggak penting, gue tendang lo." Kesal Stella kerena Alexa telah menghancurkan acara melamunnya.

Alexa mengerucutkan bibirnya"Santai dong....kalian tau nggak? kenapa selena sicabe sama temen-temennya nggak kelihatan lagi." Alexa duduk disamping stella.

"Mana gue tau, lagian bukan urusan gue juga." Kata stella tidak perduli dan lebih memilih memainkan ponselnya.

"Harus dong! Mereka bertiga....ternyata udah pindah."

"Serius?" Tanya Kiran yang mulai penasaran.

"Dua rius malahan."

"Kok mendadak yah." Alexa mengangkat bahunya tidak tau.

"Biarin aja sih. Malahan bagus. Biar sekolah ini aman dan tentram." Kata Kiran menepis kebingungan stella.

"Iya lo seneng,biar nggak ada lagi kan yang gangguin evan."

"Ish, enggak yah." Kiran memukulkan buku yang dia pegang ke alexa dengan pelan.

"Oh iya, gue ada gosip lagi nih. Ini lebih hot, gue nggak yakin lo bakal sanggup dengarnya."

Kiran mengerinyit bingung,"emang apa sih? Lo jangan bikin gue penasaran deh."

"Yaudah kalau lo maksa. Jangan salahin gue kalau lo galau yah." Stella memukul kepala alexa membuat alexa meringis kesakitan.

"Kasih tau aja kenapa sih, lo buat gue penasaran."

Alexa mengelus kepalanya."iya-iya biasa aja dong nggak usah pake kekerasan segala. Jadi gini, tadi waktu gue baru sampe disekolah. Gue ngelihat evan dateng kesekolah bareng sama cewek, gue nggak tau dia siapa, mungkin mantannya."

Raut wajah Kiran berubah menjadi sedih, tapi cepat-cepat dia merubah raut wajahnya seperti tidak terjadi apa-apa."Terus urusannya sama gue apa, itu hak dia mau sama siapa, gue bukan siapa-siapanya."

"Ck makanya itu, lo jangan biarin itu sampai terjadi. Lo tuh harus tegas ran, jangan karena masa lalu lo, lo jadi kehilangan masa depan lo. Lo harus move on, lo harus tentuin dari sekarang. Jangan gantungin anak orang. kalau lo suka lo bilang. Kalau nanti dia bosan gimana? Setiap orang pasti ada bosannya." Kiran diam menbenarkan perkataan Alexa. Alexa benar, dia ngak boleh kayak gini terus.

"Tumben lo bijak." Hina stella.

Alexa mencebikan mulutnya.

Dan saat itu gurupun masuk, dan memulai pelajaran.

...#####...

Kring

Bel istirahat berbunyi membuat siswa-siswi bersorak senang, mereka langsung menuju kekantin untuk mengenyangkan perut mereka. Sama halnya dengan stella, kiran dan alexa. Setelah sampai, tiga gadis cantik itu duduk dipojok yang langsung memperlihat pemandangan taman yang indah.

"Mumpung gue baik. Hari ini gue teraktir kalian makan sepuasnya, gue juga yang pesenin. Kalian mau pesan apa."

"Tumben lo baik,kesambet apa loh."

Alexa memutar bola matanya."gue mah selalu salah didepan mata lo."

"Gausah berantem, gue mau pesen bakso cabenya dibanyakin minumnya es teh aja."

Stella melerai perdebatan kecil kiran dan Alexa.

"Mentang-mentang udah putus lo bisa seenaknya pesen makanan."

"Iya dong, kan kita udah putus ngapain juga gue harus nurutin ke inginan dia." Ternyata ada untungnya juga dia putus dengan kenan. Dia jadi bisa makan-makanan apa yang dia mau. Dulu sewaktu masih pacaran dengan kenan, dia selalu dikekang.

Kenan sangat posesif, apa yang dia lakukan, apa yang dia makan pasti dilarang. Seperti makan-makanan pedas. Sebenarnya sih Stella tidak bisa makan makanan pedas, dia punya  penyakit maag. Tapi dia selalu bandel, dan berakhir sakit perut, maka dari itu kenan overprotectiv dengan stella.

"Gue mau pesen kayak biasa." Alexa mengangukkan kepalanya lalu pergi memesankan makanan.

Sambil menunggu Alexa, Stella membuka medsosnya.

"Hai cantik." Evan datang dan langsung merangkul bahu kiran. Sedangkan teman-temannya memutuskan untuk duduk dimeja seberang,takut melihat tatapan tajam seseorang.

Kiran memalingkan wajahnya ,dia teringat apa yang dikatakan Alexa tadi.

"Awasin tangan lo." Kiran menyentak kasar tangan Evan.

"Lo kenapa sih, jutek amat. Tambah jelek tau ngak."

"Terus kalau gue jelek, kenapa? Lo ngak suka lagi sama gue ha!."

"Ngak gitu. Mau lo cantik ataupun jelek gue tetep cinta kok." Evan mengerlingkan matanya nakal.

"Basi."

"Salah gue apa sih? Perasaan kemarin kita baik-baik aja deh."

"Dia cemburu. Gara-gara lo tadi pagi boncengin cewek lain." Kiran memelototkan matanya. Stella dengan santai tetap memainkan ponselnya tanpa memperdulikan Kiran.

Evan menatap dalam kiran,"Lo jangan geer,gue ngak cemburu yah. Stella aja yang sembarang ngomong." Elak kiran gugup ditatap seperti itu.

Kiran semakin gugup,saat Evan memajukan wajahnya dan berbisik ditelinga kiran."lo tambah cantik,kalau sedang gugup."

Evan tersenyum,ketika pipi kiran memerah."kok pipi lo merah kak, lo sakit ya?" Katanya dengan tampang dibuat sepolos mungkin.

Kiran menundukan kepalanya, malu.

"Cewek itu bukan siapa-siapa gue dia cuman numpang. Jadi ngak usah cemburu, hati gue gak akan berpaling dari lo." Kiran menghembuskan nafasnya lega.

"Tapi gue seneng lo cemburu, tambah cantik." Evan menoel-noel pipi kiran.

"Nih pesenannya." Alexa meletakan makanannya diatas meja.

Stella bernafas lega akhirnya berakhir juga penderitaannya. Dia meletakan hpnya diatas meja dan mulai memakan makananya.

"Siapa yang ngebolehin lo makan itu?" Suara berat itu menghentikan pergerakan stella.

Kenan dengan santainya duduk disebelah Stella. Kenan mengambil bakso Stella dan mengantinya dengan nasi goreng yang telah dipesan oleh seorang siswi.

"Lo apa-apaansih, balikin nggak." Kenan menghalangi Stella ketika dia hendak mengambil makanannya.

"Gue nggak ijinin lo makan ini."

"Gue nggak perlu ijin lo." Sinis Stella.

"Gue nggak suka penolakan."

"Gue nggak perduli."

"Gue nggak suka lo makan-makanan pedas, nanti lo bisa sakit perut. Sekarang lo makan nasi goreng ini." Kenan memakan bakso stella. Stella diam, tidak mau memakannya. Sampai bakso yang dimakan kenan sudah habis tak bersisa.

"Kenapa gak dimakan?"tanya kenan setelah baksonya habis.

Stella hanya diam dengan wajah kesalnya. dia tidak mengerti dengan jalan fikiran orang disebelahnya ini.

"Gue nanya kenapa gak dimakan?"stella menghela nafas.

"Gak mau"ucap stella sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Makan."ucap kenan dengan nada dingin. Stella sedikit meringis mendengar nada bicara Kenan.

Dari dulu nada bicara Kenan yang seperti ini yang ditakutkan Stella, tapi buat apa sekarang dia peduli Kenan kan bukan siapa-siapanya lagi.

Hati Stella sudah terlanjur sakit mendengar kata-kata hina-an dari Kenan.

Stella mengambil nasi gorengnya dengan kasar dan memakannya dengan tatapan kesal.

"Makannya jangan buru-buru dong."peringat kenan saat stella memakan makanannya terlalu cepat.

Stella ingin pergi dari hadapan Kenan,ia sudah muak melihat wajah Kenan lama-lama.

"Guys gue duluan ya"ucap sttella saat makanannya sudah habis.

Mereka mengangguk dan Stella pergi dari sana tanpa memperdulikan Kenan yang menatapnya.

Kenan menatap punggung Stella yang menjauh dengan pandangan yang tidak bisa diartikan dan pergi dari sana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!