Suamiku Boneka Keluarganya

Suamiku Boneka Keluarganya

Bab 1

"Aku tulang rusukmu, bukan tulang punggungmu Mas," ucap lirih seorang perempuan bernama Yuni kepada Suaminya.

Yuni mencoba memberanikan diri menyampaikan keluh kesahnya kepada Sang Suami yang selama ini sudah menjadikan Yuni sebagai tulang punggung keluarga.

"Yuni, kalau kamu tidak ikhlas membantu mencukupi semua kebutuhan keluargaku, sebaiknya kamu berhenti bekerja saja. Percuma jika kamu melakukannya secara terpaksa, karena semua itu tidak akan menjadi amal ibadah juga untuk kamu," ujar Hendra dengan nada tinggi.

Bukannya Yuni tidak ikhlas membantu ekonomi keluarga Hendra, hanya saja Yuni sudah merasa tidak sanggup menerima hinaan yang selalu dilontarkan oleh keluarga Suaminya tersebut.

Selama ini Yuni selalu diam dan masih bisa menerima jika keluarga Hendra menghinanya, tapi Yuni tidak terima jika mereka menghina kedua orang tuanya.

"Mas, bukannya aku tidak ikhlas, tapi aku juga hanya manusia biasa yang memiliki perasaan dan juga batas kesabaran. Aku tahu kalau aku berasal dari keluarga miskin, selama ini aku selalu diam jika keluarga kamu menghinaku, tapi aku tidak rela jika mereka sampai menghina kedua orang tuaku. Ibu dan Bapakku hanya memungut barang yang sudah dibuang ke tempat sampah, bukan maling seperti yang dikatakan oleh keluarga kamu."

Hendra yang mendengar perkataan Yuni lagi lagi selalu membela keluarganya, karena Hendra lebih mempercayai keluarganya dibandingkan dengan Yuni yang berstatus sebagai Istrinya sendiri.

"Yuni, kamu pasti hanya salah faham terhadap keluargaku. Tidak mungkin Mama menuduh kedua orang tua kamu sebagai pencuri. Mama bicara seperti itu hanya merasa kesal terhadap pemulung yang kemarin sudah mencuri barang-barang yang Mama simpan di belakang rumah."

"Lalu bagaimana dengan mereka yang selalu menghinaku karena aku hanya lulusan Paket C dan berprofesi sebagai seorang Cleaning service? Bahkan Mama kamu selalu bilang kalau profesiku sudah mempermalukan nama baik keluarga kamu, makanya selama ini mereka tidak pernah menghargaiku. Apa aku salah jika aku juga ingin dihargai?" ucap Yuni dengan lirih.

Selama ini Yuni tidak mengharapkan ucapan terimakasih dari keluarga Suaminya, tapi Yuni hanya ingin mereka menghargai semua pengorbanan yang telah dirinya lakukan.

"Memangnya berapa gaji seorang Cleaning service sampai-sampai kamu meminta untuk dihargai?" tanya Hendra dengan tersenyum mengejek.

Degg

Jantung Yuni rasanya berhenti berdetak mendengar perkataan yang ke luar dari mulut Hendra. Hatinya berdenyut sakit karena sedikit pun Yuni tidak pernah menyangka jika Suami yang dia harapkan bisa menjadi sandaran dan tempat untuk berkeluh kesah, dengan teganya malah berkata seperti itu.

"Apa Mas lupa kalau selama ini gaji seorang Cleaning service lah yang sudah mencukupi kebutuhan Mas dan keluarga? Selama ini aku selalu mengesampingkan kebutuhanku sendiri, bahkan aku tidak pernah memberikan sepeser pun untuk kedua orang tuaku," ucap Yuni.

"Selama tujuh tahun kita berumah tangga, jangankan merasakan, bahkan aku tidak pernah melihat gaji Suamiku yang sekarang sudah berhasil menjadi seorang Manager," sambung Yuni dengan berderai air mata, karena Yuni sudah tidak tahan lagi memendam semuanya.

Hendra diam mematung ketika teringat dengan masa lalunya saat pertama kali bertemu dengan seorang Yuni pada sepuluh tahun yang lalu.

Saat Hendra pertama kali bertemu dengan Yuni, Hendra merupakan seorang OB juga, tapi semenjak keduanya menjalin hubungan, Yuni selalu mendampingi serta mendukung Hendra untuk menggapai cita-citanya.

Keberhasilan yang Hendra dapatkan saat ini tidak luput dari dukungan dan pengorbanan Yuni, karena ketika dulu Hendra ingin mengambil Kuliah sambil bekerja, Yuni bahkan rela memberikan uang tabungannya untuk membantu biaya Kuliah Hendra.

Yuni pikir Hendra tidak akan berubah setelah berhasil menggapai cita-citanya, tapi ternyata dugaan Yuni salah, karena Hendra tidak pernah ingat dengan semua pengorbanan yang telah Yuni lakukan, bahkan dengan bangganya Hendra mengatakan kepada semua orang jika keberhasilan yang dia dapatkan adalah berkat kerja keras serta dukungan dari kedua orang tuanya.

"Yuni, apa aku salah jika aku berbakti kepada orang tua ku? semenjak Ayah meninggal dunia, aku sebagai Anak Lelaki satu satunya harus menjadi tulang punggung keluarga. Kalau bukan aku yang memenuhi semua kebutuhan Ibu dan kedua saudara perempuanku, mereka harus bergantung kepada siapa lagi?" teriak Hendra yang semakin tersulut emosi mendengar perkataan Yuni.

"Mas, bukannya aku melarang kamu untuk berbakti kepada orang tuamu, tapi apa kamu ingat dengan kewajiban kamu sebagai seorang Suami yang harus menafkahi Anak dan Istri?"

"Setelah seorang lelaki menikah, seharusnya seorang Suami lebih mengutamakan kebutuhan Istri dan Anaknya dibandingkan dengan keluarganya, apalagi sekarang kita sudah memiliki dua orang Anak. Apa Mas tidak memikirkan masa depan mereka?" ujar Yuni.

Hendra mengacak rambutnya secara kasar. Selama ini dia selalu dituntut oleh Ibu serta kedua Saudara perempuannya untuk memenuhi semua kebutuhan mereka, bahkan Hendra sampai lupa dengan kewajibannya sebagai seorang Suami, apalagi keuangan Hendra selalu di atur oleh Ibunya.

"Yuni, kurang baik apa selama ini Mama sama kita? Seharusnya kita berterimakasih karena sudah diperbolehkan tinggal di sini oleh Mama, jadi kita tidak perlu mengeluarkan uang untuk mengontrak rumah," tutur Hendra.

Hendra selalu memuji Ibu nya, padahal jika dia tidak memberikan tiga perempat gajinya untuk biaya hidup Ibu dan kedua saudarinya, Yuni dan Hendra pasti sudah bisa memiliki rumah sendiri.

"Mas, aku tahu kalau kita tinggal di sini gratis, tapi apa Mas lupa kalau semua kebutuhan keluarga Mas kita yang tanggung? bahkan Mas sampai mengorbankan nafkah untuk Anak dan Istri supaya bisa membahagiakan Ibu dan Keluarga Mas."

"Jika aku boleh memilih, aku lebih memilih tinggal di rumah kontrakan dari pada tinggal bersama keluargamu, karena setelah berumah tangga, seharusnya kita tidak tinggal satu atap dengan keluarga kita supaya tidak banyak campur tangan dari orang lain," ujar Yuni yang entah memiliki keberanian darimana, karena biasanya Yuni hanya akan diam dan tidak akan protes jika sudah menyangkut keluarga Suaminya.

"Jadi selama ini kamu menganggap Keluarga ku sebagai orang lain? Pantas saja kamu merasa keberatan ketika kamu harus membantu aku menjadi tulang punggung keluarga," sindir Hendra dengan tatapan tajam.

Yuni hanya bisa menghela nafas panjang. Dirinya merasa percuma berkeluh kesah kepada Sang Suami jika semuanya hanya berujung pertengkaran, karena Yuni selalu salah di mata Hendra jika sudah menyinggung keluarganya.

"Mas, kapan kamu akan mengerti tentang perasaanku? Aku sudah melakukan semua yang aku bisa untuk membahagiakan keluargamu, tapi yang aku dapatkan dari mereka bukanlah ucapan terimakasih, melainkan cacian dan hinaan, bahkan mereka selalu menganggap aku sebagai Pembantu," ujar Yuni.

Hendra sebenarnya mengetahui sikap Ibu dan kedua saudara perempuannya, apalagi mereka selalu terang-terangan menghina Yuni di depan Hendra, tapi sekali pun Hendra tidak pernah membela Yuni dengan alasan takut menjadi Anak durhaka.

"Yuni, kamu tolong mengerti posisi aku. Kamu tau sendiri bagaimana watak Mamaku. Aku tidak mau menjadi Anak durhaka apabila sampai melawannya, karena Surga itu berada di telapak kaki Ibu," ujar Hendra dengan memegang kedua pundak Yuni.

"Aku tidak pernah menyuruh kamu melawan Ibumu Mas, karena aku juga tau jika Surga itu berada di telapak kaki Ibu. Tapi bagaimana dengan nasib aku dan Anak-anak kita? Kami juga sudah menjadi tanggung jawab Dunia dan Akhiratmu," ujar Yuni dengan air mata yang kembali menetes membasahi pipinya.

Mohon dukungannya dengan menekan tombol like dan subscribe, terimakasih 🙏

*

*

Bersambung

Terpopuler

Comments

Siti Zaid

Siti Zaid

Ibu mertua dan adik ipar yang kejam serta suami bodoh...mentaati pada ibu itu tidak salah..tapi mengabaikan dan melukakan perasaan isteri itu yg salah...ada hak isteri dlm setiap rezeki yg suami dptkan...betul kan author🤭

2025-08-01

2

Sunshine

Sunshine

semangat terus Kak Thor, ceritanya kuar biasa, baru Bab pertama aja aku sudah nangis bombay, aku kasih 🌹🌹🌹 biar tambah semangat Up nya

2025-08-01

1

Sunshine

Sunshine

memang tidak salah jika kamu ingin memberikan uang pada keluarga, tp setelah menikah, kamu harus mengutamakan Istri dan Anak kamu Hendra oon, bolot, hadeuh gemes aku

2025-08-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!