Petualangan Danu

Petualangan Danu

Bab 0: Prolog

Kedamaian senja menyelimuti kota dengan bangunan-bangunan kokoh dari susunan batu bata dan sebuah kastil besar yang berdiri di tengah kota.

Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama saat seorang pemuda dengan plakat berangka satu di pinggangnya, terjun ke tengah-tengah prajurit yang berpatroli dari jendela kastil yang dia pecahkan.

Sang pemuda tertawa terbahak-bahak, mengabaikan pandangan bingung prajurit dan kesatria yang mengepungnya. Perhatian seorang kesatria langsung tertuju pada kotak yang di bawa oleh pemuda itu.

"Kotak itu ..., Pencuri ...! Tangkap dia ...!!" perintah sang kesatria.

Pemuda itu tersenyum dan melemparkan beberapa bola yang berdesis lalu meledak di tengah barisan mereka.

Pemuda itu lari keluar bersama kumpulan pencuri lain yang muncul dari sela-sela pemukiman dan membuat barisan prajurit terpecah bela karena tidak tahu, siapa di antara mereka yang membawa kotak itu.

#####

Pengejaran besar-besaran dilakukan untuk menangkap kumpulan pencuri itu.

Seorang pencuri berambut coklat menjadi salah satu incaran mereka. Beberapa pasukan mengejarnya melewati jalanan utama dan bangunan-bangunan penduduk.

"Semuanya lewat sini!" panggil seorang prajurit pada rekannya.

Mereka mengejarnya hingga gang yang tertutup tembok tinggi.

"Itu dia!" teriak mereka.

Para prajurit mendekat dengan pedang yang diacungkan pada sang pemuda dan tersenyum licik.

Seorang prajurit maju dan berkata, "berikan kotak itu kepada kami! Atau ...."

Sang pemuda menyeringai dan berkata, "atau apa?"

Dia melompat ke dinding dengan lincah, meraih sela batu bata dan melompat melewati tembok penghalang dengan mudah.

Para pasukan itu berdecak kesal dan mengumpat sebelum mengambil jalur lain.

Kepala sang pencuri mendongak keluar, terkekeh saat melihat gang yang sepi karena kebodohan para prajurit.

Dia melompat dan berjalan dengan santai melalui gang itu sambil memainkan plakat kayu angka 1 yang terikat di pinggang.

#####

Kegaduhan terjadi di penjuru kota dikarenakan pencurian itu. Para prajurit masuk ke pemukiman penduduk tanpa permisi, menggeledah setiap sudut yang bisa mereka geledah.

Semua penduduk meringkuk di sudut rumah, takut dengan tindakan prajurit yang brutal tanpa mereka ketahui sebabnya.

Sementara kekacauan terjadi, para pencuri merayakan kemenangan mereka pada bangunan-bangunan bobrok di ujung kota.

"Hahaha ..., kita dapat tangkapan besar hari ini," puji seorang pencuri. Teman-temannya ikut tertawa puas. Mereka duduk mengitari perapian yang telah padam.

Ada sekitar 15 orang dalam kelompok yang telah berkumpul. Mereka bernyanyi dan mabuk bersama, menertawakan pasukan kerajaan yang gagal menangkap mereka.

Namun, tidak ada barang berharga tanpa harga yang mahal.

Seorang pemuda dengan plakat angka dua datang. Tubuhnya penuh luka dan tengah terpontang-panting ke arah mereka.

"Lari!! Pergi dari sini!" Teriak pemuda itu.

"Ha? Bicara apa dia?" tanya seorang pencuri yang mabuk pada pencuri lainnya.

Beberapa dari mereka mendekati sang pemuda, menyambutnya dengan keadaan mabuk.

"Lari!!"

Pemuda itu berteriak dengan putus asa, tapi rekan-rekannya sudah terlalu mabuk untuk memahami perkataan pemuda itu.

"Hai.., kenapa kami harus lari?!" tanya mereka.

Pemuda itu telah sampai pada pintu masuk pemukiman kumuh tapi suara melengking terdengar menyusulnya.

Pemuda itu menoleh ke belakang dengan panik.

Jlep.

Sebuah anak panah menancap pada tubuhnya dan menjatuhkan sang pencuri muda.

Teman-temannya diam sesaat lalu menoleh pada kegelapan - asal panah itu ditembakkan.

"Serangan...!!"

Para pencuri berlarian kabur melewati jalan lain, tapi telah ada seorang dengan jubah hitam yang menghadang jalan mereka. Dia memegang sebilah pisau di tangannya.

Wajahnya tertutup tudung kepala, menyisakan bagian bawah wajah yang tertutup topeng bergigi tajam untuk mereka lihat.

Para pencuri sempat berhenti dan saling menoleh. Mereka memastikan kalau orang itu sendirian.

Saat telah yakin, Mereka menyerbu orang itu bersamaan. Mereka mengeluarkan golok yang mereka sembunyikan di dalam pakaian mereka.

Sosok misterius itu tidak mundur dengan serbuan itu. Dia memainkan pisau yang dia pegang, memutarnya beberapa kali dalam genggaman tangan.

Sosok itu berjalan santai mendekati kerumunan pencuri yang menyerbu.

Seorang pencuri menerjang maju dan berusaha menikam sosok misterius itu. Tak berselang lama, matanya melotot, bukan karena adrenalin yang terpompa, tapi karena sebilah pisau yang menusuk perutnya.

Sosok misterius itu bergerak dengan cepat tanpa dia sadari, lalu melirik kepada pencuri lain yang mendekat.

Pisau ditarik dari perut yang menyemburkan darah lalu menghilang bersama sang pengguna dan muncul di tengah serbuan pencuri yang berteriak tak berdaya, pada gerakan cepat dan mematikan.

Situasi berubah dengan cepat, penyerbuan mereka menjadi pembantaian sepihak.

Suara teriakan kematian memenuhi pemukiman kumuh. Sebuah teriakan beruntun yang berasal dari rintihan rasa sakit dari orang-orang yang merenggang nyawa.

Bau amis menyeruak keluar dari mayat yang tergeletak diatas genangan darah mereka sendiri.

Sosok itu berdiri dengan tegak di atas tumpukan nyawa, tanpa ada setetes darah pun yang mengotori pakaiannya.

Dia menatap dengan sinis tumpukan mayat itu dan menoleh pada sisi yang tertutup bayangan.

"Keluarlah, semuanya sudah mati, tinggal satu orang yang lolos. kejar dia!" perintah sosok itu pada anggotanya yang menampakkan diri dari sisi gelap itu.

#####

Serangga-serangga kecil berterbangan pergi dari semak-semak yang diterobos oleh seorang pemuda yang berlari dengan napas yang tersengal-sengal dan keringat yang membasahi tubuhnya.

napas nya terpekik saat mendengar suara gemeresik pepohonan yang bergoyang di belakangnya.

"Ha ... ha ... kenapa bisa jadi seperti ini ...? Kenapa ...?" keluhnya sambil terus melangkah ke depan. "Padahal semuanya sudah sempurna. Kami telah berhasil mencuri artefak itu, tapi ... kenapa malah jadi seperti ini?"

Pemuda itu terjungkal dan berguling pada dataran landai di depannya karena akar pohon yang muncul ke permukaan.

"Sial ...!"

Dia menggerutu sambil terus berjalan hingga sebuah lereng terjal terpampang dihadapannya, sementara suara yang mengejarnya semakin dekat.

"Ha ... Jangan bercanda ...!" Pemuda berambut coklat itu merengek dalam keputusasaan. "Padahal semuanya sudah direncanakan dengan baik. Kami tinggal menjualnya diam-diam dan hidup mewah setelah ini, Tapi ... kenapa harus ada mereka ...?! Siapa mereka ...?"

Tanah yang bersimbah darah serta bau amisnya yang membuat napas terasa berat, terlintas dipikirannya bersamaan dengan ingatan tentang teriakan teman-temannya.

Sang pencuri muda itu berdiri menyaksikan itu semua dari kejauhan dan segera berlari begitu menyadari keadaannya.

Tanah yang dia injak basah karena tetesan air matanya, dia menunduk dan memegang erat plakat angka satu yang masih terikat.

"Maafkan aku .... Seharusnya aku datang lebih cepat," batin sang pemuda sambil menatap pasrah dua orang berjubah hitam yang muncul dihadapannya.

Seseorang dari mereka melesat cepat dan mencekik sang pemuda hingga terangkat dari tanah.

Tapi, terdengar suara berdesis dari telapak tangan si pemuda, diikuti percikan api kecil, dan BOM..!!

Terjadi ledakan besar yang membuat kotak yang dia bawa jatuh ke dasar jurang, meninggalkan kepulan asap tebal dan sosok hitam yang mengamati dari balik asap.

#####

Kotak itu menghantam bebatuan dan meluncur bersama pecahan batu, menggelinding sampai akhirnya menabrak seekor katak dan terjebur ke dalam sungai kecil di sana.

Air sungai membawa kotak itu pergi bersama arus yang mengalir, melewati hewan-hewan yang berkumpul pada tepian sungai yang berbatu.

Kotak itu terus melanjutkan perjalanannya, melalui rusa kecil yang terkejut saat kotak itu menyentuhnya, buaya yang hanya membiarkannya lewat, hingga sungai besar yang menyambut pelayaran kotak itu.

#####

Satu minggu kemudian,

Kicauan burung yang merdu berpadu dengan suara gemericik air sungai yang jernih. Burung-burung itu bernyanyi, mandi, dan berkumpul di tepian sungai.

Sementara kupu-kupu terbang di sisi lain sungai dan mendarat pada bunga yang tengah mekar, menyaksikan burung-burung yang bermain air secara bergantian.

Pada suasana yang tenang dengan cahaya cerah matahari yang menembus dedaunan itu, seorang gadis datang dengan anggun dari balik semak-semak.

Burung-burung terbang menjauh saat dia datang, memberikan pemandangan yang sangat gadis itu nikmati.

Gadis itu memiliki rambut berwarna merah, mata keemasan, dan kalung Rubi yang melingkar di lehernya.

Kaki-kaki putih dan halusnya melangkah masuk ke dalam sungai, perlahan, dan menikmati sensasi menggelitik dari air dingin yang mengalir.

Dia duduk pada batu besar, menggoyang-goyangkan kakinya yang menyentuh air.

Senyum gadis itu manis, pandangan teduhnya membuat burung yang semula pergi datang mendekat padanya, membiarkan gadis itu mengelus bulu lembut mereka.

Suara desiran air sungai membuatnya mengantuk secara perlahan, hingga gadis itu menguap dan terlelap.

"Ha ... eh ...?"

Gadis itu terkejut saat sebuah kotak misterius menyenggol kakinya, dia turun ke dalam sungai yang dangkal dan mengangkat kotak dari kayu itu.

"Klara ...!" Panggil seseorang dari kejauhan.

Gadis cantik itu menoleh pada sumber suara dan menghampirinya sambil membawa kotak yang dia temukan.

Dia tidak sadar dengan lingkaran sihir yang bersinar di bawah kotak yang berkedip, entah apa yang ada didalamnya.

Terpopuler

Comments

🟡⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ 【≛PATRICK>⃟🌐】

🟡⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ 【≛PATRICK>⃟🌐】

Novel baru nih/Doge/

2025-10-17

2

Aruna Kim

Aruna Kim

Apakah yang ada di dalam kotak itu isinya trial yang bisa mrngubah seseorang jadi Imortal ?

2025-11-09

1

Adrian Koto

Adrian Koto

sebentar min.. jadi MC nya satu2nya pencuri lihai yg selamat dari buruan pasukan hitam misterius? 🤔

2025-10-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!