Bab Dua

Tujuh tahun kemudian, ketiga anak kembar itu mulai berlarian, bermain bersama dengan saudara kembarnya, tidak terasa ibunya berjuang membesarkan mereka bertiga meskipun cemoohan dan cibiran tetangga begitu tajam menusuk hati.

  Hal itu tidak pernah mengurangi rasa semangat Anika, meskipun sampai saat ini dirinya harus berjuang demi memenuhi kehidupan anak-anaknya.

  "Kakak ... Abang dan Adik, jangan lari-lari ini baju kalian ayo mulai di pakai sendiri-sendiri," ucap Anika, yang baru selesai membuat kue donat untuk di titipkan di sekolah.

   Selain menjadi guru TK Anika juga membuat kue donat, untuk di titipkan di kantin-kantin sekolahnya yang kebetulan satu naungan dengan sekolah anaknya, mulai TK sampai SMA, dan sekarang anak-anak Anika sudah menduduki kelas satu SD.

  "Bunda, Adik dan Abang masih berlarian tuh, gak mau nurut," adu putri sulungnya yang bernama Aruna.

  "Ayo Abang dan Adik kalau gak nurut mau di hukum sama Bunda," ujar Anika.

  "Tuh kan si cerewet mulai ngadu, ayo Adik kita pakai baju dulu, lagian kasihan Bunda dia sudah lelah," ucap Abang Arjuna.

 "Baiklah tapi nanti kita lanjut ya lari-larian lagi," sahut Arash, anak bungsu paling jail diantara kedua saudaranya.

  Saat ini ketiganya sudah memakai seragam sekolah dengan sendirinya, ketiga anak Anika tumbuh mandiri sejak dini, tidak ada pengasuh yang mendampingi mereka, semenjak kecil anak-anak itu sudah di latih mandiri, karena memang mereka tumbuh hanya bersama satu orang ibu saja.

  "Bunda lihat Kakak, sudah selesai memakai seragamnya," ucap Aruna.

  "Abang juga sudah," sahut Arjuna.

  "Adik juga," timpal Arash.

  "Wah, anak-anak Bunda memang pintar sekali, kalian tahu, Bunda tuh sangat bangga dengan kalian yang mau belajar mandiri seperti ini," ujar Anika yang mulai memberikan senyuman hangat, untuk ketiga anaknya.

  "Bunda, hari ini masak apa?" tanya si bungsu, yang sedikit rewel dengan makanannya.

  "Bunda hari ini masak tempe Sayang," sahut Anika dengan perasaan gelisah dia tahu kalau hari ini dia mulai membohongi anak-anaknya lagi.

  "Ya tempe lagi, tempe lagi," sahut Arash yang memang sejak satu Minggu kemarin menginginkan makan ayam.

Melihat ibunya yang menunduk si sulung Aruna langsung menegur sang adik, dengan cara baik-baik penuh dengan pengertian.

"Adik, tempe juga enak kok, yang penting kita makannya dengan rasa syukur pasti rasanya akan menjadi nikmat," ucap kakaknya itu.

  "Tapi Kak, Bunda kan sudah berjanji katanya mau masak ayam goreng untuk kita bertiga," sahut Arash dengan raut muka yang di tekuk.

  "Sudah Adik, besok-besok saja kita makan ayam gorengnya berdoa saja semoga besok Bunda dapat rejeki yang banyak," timpal Arjun meyakinkan hati adiknya.

  "Ya sudahlah, gak apa-apa jika menunya tempe tiap hari, yang penting ada yang di makan," ucap Arash yang akhirnya menerima menu makanannya itu.

  Lagi-lagi Anika harus menyaksikan ketiga anaknya mengalah demi keadaan yang setiap harinya butuh perjuangan, bahkan meskipun dirinya sudah banting tulang mencari nafkah tetap saja pas-pasan karena yang dia biayain bukan satu atau dua anak saja, tapi tiga sekaligus dalam waktu yang bersamaan.

  "Sayang, maafkan Bunda ya, Bunda janji kalau susah gajian pasti Bunda akan masak ayam goreng banyak untuk kalian," ujar Anika sambil memeluk ketiga anaknya.

  Saat ini Anika dan anak-anaknya berangkat sekolah beriringan dengan berjalan kaki, tidak ada kata mengeluh dari wajah-wajah kecil itu, langkahnya bagaikan sepucuk harapan yang begitu berarti untuk ibunya, kadang mereka ikut boncengan dengan tetangga yang merasa iba terhadap wanita yang sudah berjasa banyak untuk desanya ini.

  "Kalian bertiga ayo ikut kami," ujar wanita bertubuh gempal itu.

"Bunda apa boleh kita ikut dengan Ibu Sari?" tanya si sulung meminta ijin.

"Boleh Sayang, kalian boleh ikut dengan Ibu Sari," sahut Anika yang diangguki oleh ketiga anaknya.

"Bu Sari tunggu kita," ucap Aruna.

Saat ini Anika hanya bisa menatap ketiga anaknya yang sedang di bonceng oleh tetangganya itu, sebagai seorang ibu dia merasa bersyukur karena semenjak bayi, dia mendapatkan bantuan-bantuan kecil yang meringankan tenaganya, bahkan si kembar dulu ada yang ikutan mengasuhnya, hanya saja pengasuh si kembar sudah berpulang satu tahun yang lalu.

"Ya Allah, terima kasih banyak, Engkau selalu menghadirkan orang-orang baik di sekitar kita," ucap Anika.

******

Sesampainya di sekolah ketiga anak itu langsung turun dan tak lupa mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada ibu Sari yang sudah membawanya sampai ke sekolah.

"Bu Sari makasih banyak ya," ucap Aruna.

Sedangkan Edo anak dari Ibu Sari hanya menekuk wajahnya dengan kesal. "Ibu kenapa sih selalu ajak ketiga anak ini mereka kan gak punya ayah Bu," celetuk Edo yang membuat ketiga anak itu bersedih.

"Huuush kamu gak boleh bersikap seperti ini, ayah mereka bertiga masih bekerja jauh, lain kali gak boleh ya bicara seperti itu lagi, ayo minta maaf sama mereka bertiga," ucap Sari dengan nada sedikit tinggi.

"Gak mau ah, kata teman-teman mereka memang anak haram kok gak punya ayah," tolak Edo lalu mulai berlalu pergi meninggalkan ibu dan si kembar.

Selepas kepergian anaknya tadi Ibu Sari langsung meminta maaf kepada si kembar, karena dia tahu perubahan wajah sedih yang saat ini mereka rasakan.

"Arun, Arjun serta Arash, maafkan anak Ibu ya," ucap Sari.

"Iya Bu, oh ya bilang ya sama Edo, jangan pernah ngatain kita anak haram, karena kata guru ngajiku setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci," ucap Aruna yang begitu menyentuh hati Sari.

"Iya Nak, kau benar. Sekali lagi Ibu minta maaf ya," ucap Sari lalu mulai meninggalkan ketiga anak itu.

Wajah ceria tadi seketika hilang begitu saja, karena ucapan yang tidak mengenakkan hati mereka kembali terulang, Edo dari kesekian banyaknya anak yang menyebut kalau mereka ini anak haram, entah omongan seperti itu di dapat dari siapa.

"Kak, kenapa sih mereka selalu memanggil kami dengan sebutan anak haram," ujar si bungsu yang kali ini merasa sedih dengan ucapan itu.

"Adik, kita ini bukan anak haram, bahkan bunda sendiri loh yang bilang, jadi kita tidak usah dengerin kata mereka," sahut Aruna begitu pintar menenangkan hati kedua adiknya.

"Tapi Kak, nyatanya kita tidak pernah bertemu dengan ayah kita," timpal Arjun.

"Abang, meskipun kita tidak pernah bertemu, bukan berarti kita ini anak haram, siapa tahu saja ayah kita masih ngumpulin uang untuk bertemu kita bertiga kan kita dengar sendiri dari Bunda, kalau ayah kita sedang kerja jauh," tutur kakaknya itu sambil menasehati adiknya pelan-pelan.

Anak sekecil Aruna harus di tuntut dewasa oleh keadaan, bahkan anak itu sering mengabaikan hatinya sendiri yang sebenarnya sama-sama terluka, hanya saja dia merupakan anak pertama dan tugasnya begitu besar dalam menjaga kedua hati adik-adiknya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Yuni Ngsih

Yuni Ngsih

wah Thor ceritramu bikin ku meleleh kasian Anika ...ya .Ada lk" dzolim yg ky gtu ya Thor .....perjuangan Anika hebat meskipun di salah awalnya tapi..ya mau gmn lg Takdirnya kynya tapi tenang saja Anika setelah hujan badai pasti bakal timbul pelangi ...Aamiin

2025-08-13

3

🦆͜͡ᴅᴇᴇʀᴀ🥑⃟𝓐𝔂⃝❥ꪶꫝ

🦆͜͡ᴅᴇᴇʀᴀ🥑⃟𝓐𝔂⃝❥ꪶꫝ

sabar ya dek Arash.. nnti kamu bisa makan lebih enak kok.. semungut adek Arash 😗😘

2025-09-09

1

🦆͜͡ᴅᴇᴇʀᴀ🥑⃟𝓐𝔂⃝❥ꪶꫝ

🦆͜͡ᴅᴇᴇʀᴀ🥑⃟𝓐𝔂⃝❥ꪶꫝ

ma syaa Allah ibu guru Anika. 😍🤗🤗

2025-09-09

1

lihat semua
Episodes
1 Bab satu
2 Bab Dua
3 Bab tiga
4 Bab empat
5 Bab lima
6 Bab Enam
7 Bab Tujuh
8 Bab delapan
9 Bab Sembilan.
10 Bab Sepuluh
11 Bab Sebelas
12 Bab Dua Belas.
13 Bab Tiga Belas
14 Bab Empat Belas
15 Bab Lima Belas
16 Bab Enam Belas
17 Bab Tujuh Belas
18 Bab Delapan Belas
19 Bab Sembilan Belas
20 Bab Dua Puluh
21 Bab Dua Puluh Satu
22 Bab Dua Puluh Dua
23 Bab Dua Puluh Tiga
24 Bab Dua Puluh Empat
25 Bab Dua Puluh Lima
26 Bab Dua Puluh Enam
27 Bab Dua Puluh Tujuh
28 Bab Dua Puluh Delapan
29 Bab Dua Puluh Sembilan
30 Bab Tiga Puluh
31 Bab Tiga Puluh Satu
32 Bab Tiga puluh Tiga
33 Bab Tiga Puluh Empat
34 Bab Tiga Puluh Empat
35 Bab Tiga Puluh Lima
36 Bab Tiga Puluh Enam
37 Bab Tiga Puluh Tujuh
38 Bab Tiga puluh delapan
39 Bab Tiga Puluh Sembilan
40 Bab Empat Puluh
41 Bab Empat puluh Satu
42 Bab Empat Puluh Dua
43 Bab Empat puluh Tiga
44 Bab Empat Puluh Empat
45 Bab Empat Puluh Lima
46 Bab Empat Puluh Enam
47 Bab Empat Puluh Tujuh
48 Bab Empat Puluh Delapan
49 Bab Empat Puluh Sembilan.
50 Bab Lima Puluh
51 Bab Lima Puluh Satu
52 Bab Lima Puluh Dua
53 Bab Lima Puluh Tiga
54 Bab Lima Puluh Empat
55 Bab Lima Puluh Lima.
56 Bab Lima Puluh Enam
57 Bab Lima Puluh Tujuh
58 Bab Lima Puluh Delapan.
59 Bab Lima Puluh Sembilan
60 Bab Enam Puluh
61 Bab Enam Puluh Satu
62 Bab Enam Puluh Dua
63 Bab Enam Puluh Tiga
64 Bab Enam Puluh Empat
65 Bab Enam Puluh Lima
66 Bab Enam Puluh Enam.
67 Bab Enam Puluh Tujuh
68 Bab Enam Puluh Delapan
69 Bab Enam Puluh Sembilan
70 Bab Tujuh Puluh
71 Bab Tujuh Puluh Satu
72 Bab Tujuh Puluh Dua
73 Bab Tujuh Puluh Tiga
74 Bab Tujuh Puluh Empat
75 Bab Tujuh Puluh Lima
76 Bab Tujuh Puluh Enam.
77 Bab Tujuh Puluh Tujuh
78 Bab Tujuh Puluh Delapan
79 Bab Tujuh Puluh Sembilan
80 Bab Delapan Puluh.
81 Bab Delapan Puluh Satu
82 Bab Delapan Puluh Dua Tamat
83 Bonchap
84 promo karya baruku
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab satu
2
Bab Dua
3
Bab tiga
4
Bab empat
5
Bab lima
6
Bab Enam
7
Bab Tujuh
8
Bab delapan
9
Bab Sembilan.
10
Bab Sepuluh
11
Bab Sebelas
12
Bab Dua Belas.
13
Bab Tiga Belas
14
Bab Empat Belas
15
Bab Lima Belas
16
Bab Enam Belas
17
Bab Tujuh Belas
18
Bab Delapan Belas
19
Bab Sembilan Belas
20
Bab Dua Puluh
21
Bab Dua Puluh Satu
22
Bab Dua Puluh Dua
23
Bab Dua Puluh Tiga
24
Bab Dua Puluh Empat
25
Bab Dua Puluh Lima
26
Bab Dua Puluh Enam
27
Bab Dua Puluh Tujuh
28
Bab Dua Puluh Delapan
29
Bab Dua Puluh Sembilan
30
Bab Tiga Puluh
31
Bab Tiga Puluh Satu
32
Bab Tiga puluh Tiga
33
Bab Tiga Puluh Empat
34
Bab Tiga Puluh Empat
35
Bab Tiga Puluh Lima
36
Bab Tiga Puluh Enam
37
Bab Tiga Puluh Tujuh
38
Bab Tiga puluh delapan
39
Bab Tiga Puluh Sembilan
40
Bab Empat Puluh
41
Bab Empat puluh Satu
42
Bab Empat Puluh Dua
43
Bab Empat puluh Tiga
44
Bab Empat Puluh Empat
45
Bab Empat Puluh Lima
46
Bab Empat Puluh Enam
47
Bab Empat Puluh Tujuh
48
Bab Empat Puluh Delapan
49
Bab Empat Puluh Sembilan.
50
Bab Lima Puluh
51
Bab Lima Puluh Satu
52
Bab Lima Puluh Dua
53
Bab Lima Puluh Tiga
54
Bab Lima Puluh Empat
55
Bab Lima Puluh Lima.
56
Bab Lima Puluh Enam
57
Bab Lima Puluh Tujuh
58
Bab Lima Puluh Delapan.
59
Bab Lima Puluh Sembilan
60
Bab Enam Puluh
61
Bab Enam Puluh Satu
62
Bab Enam Puluh Dua
63
Bab Enam Puluh Tiga
64
Bab Enam Puluh Empat
65
Bab Enam Puluh Lima
66
Bab Enam Puluh Enam.
67
Bab Enam Puluh Tujuh
68
Bab Enam Puluh Delapan
69
Bab Enam Puluh Sembilan
70
Bab Tujuh Puluh
71
Bab Tujuh Puluh Satu
72
Bab Tujuh Puluh Dua
73
Bab Tujuh Puluh Tiga
74
Bab Tujuh Puluh Empat
75
Bab Tujuh Puluh Lima
76
Bab Tujuh Puluh Enam.
77
Bab Tujuh Puluh Tujuh
78
Bab Tujuh Puluh Delapan
79
Bab Tujuh Puluh Sembilan
80
Bab Delapan Puluh.
81
Bab Delapan Puluh Satu
82
Bab Delapan Puluh Dua Tamat
83
Bonchap
84
promo karya baruku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!