Bab tiga

Jam istirahat sudah tiba, ketiga kembar itu mulai berada di kantin sambil membawa kotak makan mereka, suasana riuh kantin mulai terdengar, di sini anak-anak mulai memesan kesukaannya masing-masing, sedangkan ketiga kembar itu hanya memakan bekal bawaan dari rumah.

  "Kakak, adik pingin sekali makan mie kayak mereka," rengek si bungsu sedangkan sang Kakak hanya bisa menarik nafas panjangnya.

  "Sabar ya, nanti kalau kakak ada uang lebih pasti di belikan," sahut Aruna.

   "Sudah, kita makan saja lauk dari Bunda, yakin deh, masakan Bunda jauh lebih lezat ketimbang mie instan," ucap Abang Arjuna.

  Sedangkan saat ini Arash hanya terdiam sambil melihat teman-temannya yang sedang menikmati makanan yang ada di kantin ini.

  'Andai saja Bunda punya uang banyak, pasti kita bisa jajan sepuasnya seperti mereka,' gumam anak itu di dalam hatinya.

  "Adik, kenapa bengong ayo di makan nasinya," titah sang Kakak.

  Mereka bertiga kini mulai menikmati makanannya di pojokan, akan tetapi di sela-sela mereka makan kedua orang teman menghampiri entah apa yang akan diperbuat mereka berdua.

  "Kalian bertiga makan apaan?" tanya seorang teman yang bernama Mona.

  "Makan nasi, memangnya kenapa," sahut Arash dengan nada ketusnya, karena dia tahu kalau temannya ini suka ngatain dirinya.

  "Idiiih, ditanyain baik-baik jawabnya ketus banget, sudah miskin tapi sok banget," cetus Mona.

  "Mereka itu memang sok, makanya itu aku gak suka mereka, sudah gitu tiap hari suka numpang naik motor sama ibukku, kan geram sekali jadinya," timpal Edo anak dari Bu Sari.

 "Kan Ibu kamu yang nawari kita, kenapa kau selalu menyalahkan kita," bantah Aruna.

  "Tuh kan, makanya jangan miskin biar tidak dikasihani sama orang lain," cibir Edo sedangkan Mona hanya menatap sengit terhadap tiga kembar, yang menurutnya selalu menjadi perhatian para guru karena kepintaran dan kekompakan mereka.

  "Iya lain kali kita gak akan pernah ikut ibu kamu, ya sudah kalau begitu sana pergi jangan ganggu kita karena kita mau makan," usir Arjun dengan tegas.

  "Kau mengusir kita? Memangnya kau siapa berani-beraninya usir kita," cetus Mona.

  "Aku bukan siapa-siapa? Tapi aku akan melindungi adik dan kakakku jika ada yang mengganggunya, termasuk kalian," sahut Arjuna.

  "Iiiiih dasar sombong banget!" ketus Mona sambil melempar sebuah kotak nasi di depan wajah Arjuna sehingga nasi dari ibunya itu berceceran di lantai.

  Arjuna tidak mau diam begitu saja, amarahnya meluap, ketiga teman ceweknya itu mulai melemparnya dengan sebuah kotak nasi pemberian sang ibu.

  "Buuuugh ....!" bogeman mentah itu mengenai lengan wajah anak perempuan itu.

   "Abang .... Kau kenapa tidak boleh Bang kita membalas kejahatan mereka," ucap kakaknya itu memarahi sang adik sambil memegang kedua lengannya.

  "Maafkan aku Kak, aku tidak bisa jika kita harus ditindas terus menerus sama mereka," sahut Arjun sambil menatap tajam ke arah Mona.

"Hiks ... Hiks ... Hiks ...," suara tangis Mona menggelegar sehingga membuat sepasang mata memperhatikan anak perempuan itu.

"Eeeh, itu kenapa?" tanya anak-anak lainnya penuh penasaran.

Saat ini semua anak mulai mengerumuni suara tangisan itu, lalu Edo pun dengan lantang menyuarakan kalau Arjun lah yang menjadi pelaku, sedangkan anak itu hanya terdiam bahkan dirinya sudah siap untuk di bawa ke kantor sekolahnya akibat kejadian ini.

"Eh, kamu kok tega banget sih nyakitin cewek, memangnya ayahmu tidak pernah ngasih tahu kamu," ucap seorang anak laki-laki yang usianya jauh diatas dirinya.

"Dia mana pernah dinasehati ayahnya orang dia saja anak haram tidak mempunyai ayah," celetuk Edo yang menambah keruh suasana.

"Stop ... Edo kami memang bersalah tapi kau jangan pernah ngatain kita anak haram, kita bukan anak haram," sahut Aruna, yang tidak terima.

Semua anak yang ada di sini semakin menghakimi ketiga kembar bersaudara itu tanpa peduli apa yang menjadi penyebabnya.

"Sudah diam jangan nangis lebih baik kita lapor saja sama Bu guru biar mereka bertiga mendapatkan hukuman," ujar seorang kakak kelas.

Sedangkan saat ini Mona masih tetap menangis, anak itu seperti tidak terima, apalagi wajahnya sampai memar seperti itu, bahkan dirinya mengancam akan memberi tahu kejadian ini kepada papanya.

"Awas kalian bertiga pokoknya akan ku adukan sama papaku, biar kalian bertiga tahu rasa sudah berani menonjok ku," cetus Mona lalu mulai pergi meninggalkan tempat kerumunan ini.

Ketiga kembar itu saling menguatkan, tubuh sang kakak berdiri di tengah-tengah kedua adiknya tangannya mulai menggenggam keduanya seolah dunia sedang baik-baik saja, meskipun saat ini posisi mereka sedang berada di ujung tanduk.

"Kak, bagaimana ini," ucap si bungsu yang merasa ketakutan dengan kejadian ini.

"Kita hadapi bertiga ya Dek, Kakak yakin kita bisa menghadapi semua," sahut Aruna.

Tidak lama kemudian mereka mendapatkan panggilan di ruang kepala sekolah, tiga anak ini hanya terdiam dan mengikuti peraturan sekolah yang saat ini tengah memanggilnya, untuk di interogasi mengenai kejadian ini yang mengakibatkan teman sekelasnya mengalami luka memar di wajahnya.

"Aruna, Arjun dan Arash, kenapa kalian melakukan tindak kekerasan terhadap teman kalian, kalian tahu gak, kalau itu perbuatan yang tidak baik," ucap kepala sekolah itu dengan tegas.

"Kami tahu Pak, tapi kami tidak akan menyerang jika mereka tidak mengganggu duluan, semenjak TK mereka selalu mengolok kami, dan hal itu berlanjut sampai kami SD, dan sampai sekarang kita masih mendapatkan olokan itu padahal kita tidak ngapa-ngapain Pak," sahut Aruna dengan bijak.

"Memangnya kalian di apakan?" tanya kepala sekolah itu yang memang tahu kalau ketiga anak ini pintar dan selalu kompak.

"Kami selalu di bully dan kejadian tadi siang, kami sedang makan bertiga, tiba-tiba si Edo dan Mona datang, mereka yang mulai duluan Pak," sahut Aruna.

"Iya Bapak tahu mereka yang mulai duluan tapi lain tidak boleh ya, memukul teman sampai luka-luka seperti itu, nanti kalau orang tuanya gak terima kalian bertiga bisa di tuntut," nasehat kepala sekolah itu.

"Kami tahu Pak, tapi dia membanting kotak makanku dan mengenai wajahku, sedangkan aku tahu sendiri bagaimana ibukku mencari nafkah untuk kami bertiga," sahut Arjun tiba-tiba.

"Bohong itu Pak, anak itu memang suka bohong, dasar kalian bertiga itu memang anak-anak tidak tahu di untung," cegah Edo tiba-tiba.

"Tidak Pak kami tidak berbohong, kalau tidak percaya tanya saja sama adikku," potong Arjun.

"Iya Pak, ini bukan kebohongan saya dan kakak saya yang melihat kalau Mona sedang melempar kotak kue itu ke arah Abang saya," timpal Arash.

"Hallah jangan percaya Pak," cetus Edo.

"Sudah stop, di sini Bapak mau bertanya dengan Mona, dan kamu Edo Bapak harap kamu diam dulu," ucap Pak Kapsek.

"Mona apa kamu melempar duluan kotak makan itu?" tanya Pak Kapsek.

"Enggak Pak mereka bohong," sahut Mona sambil melirik ke arah ketiganya.

Bersambung .....

Terpopuler

Comments

Mamah dini

Mamah dini

biasanya di sekolah ada cctv pak , liat Doong biar semua tau siapa di sini yg salah. kenapa harus bingung

2025-08-28

2

cinta

cinta

ank kcl udh berani bohong mau jd apa km nantiny

2025-08-30

1

Mamah dini

Mamah dini

BKN nya ibu c kembar nganterin ya ke sekolahnya , apa enggak

2025-08-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab satu
2 Bab Dua
3 Bab tiga
4 Bab empat
5 Bab lima
6 Bab Enam
7 Bab Tujuh
8 Bab delapan
9 Bab Sembilan.
10 Bab Sepuluh
11 Bab Sebelas
12 Bab Dua Belas.
13 Bab Tiga Belas
14 Bab Empat Belas
15 Bab Lima Belas
16 Bab Enam Belas
17 Bab Tujuh Belas
18 Bab Delapan Belas
19 Bab Sembilan Belas
20 Bab Dua Puluh
21 Bab Dua Puluh Satu
22 Bab Dua Puluh Dua
23 Bab Dua Puluh Tiga
24 Bab Dua Puluh Empat
25 Bab Dua Puluh Lima
26 Bab Dua Puluh Enam
27 Bab Dua Puluh Tujuh
28 Bab Dua Puluh Delapan
29 Bab Dua Puluh Sembilan
30 Bab Tiga Puluh
31 Bab Tiga Puluh Satu
32 Bab Tiga puluh Tiga
33 Bab Tiga Puluh Empat
34 Bab Tiga Puluh Empat
35 Bab Tiga Puluh Lima
36 Bab Tiga Puluh Enam
37 Bab Tiga Puluh Tujuh
38 Bab Tiga puluh delapan
39 Bab Tiga Puluh Sembilan
40 Bab Empat Puluh
41 Bab Empat puluh Satu
42 Bab Empat Puluh Dua
43 Bab Empat puluh Tiga
44 Bab Empat Puluh Empat
45 Bab Empat Puluh Lima
46 Bab Empat Puluh Enam
47 Bab Empat Puluh Tujuh
48 Bab Empat Puluh Delapan
49 Bab Empat Puluh Sembilan.
50 Bab Lima Puluh
51 Bab Lima Puluh Satu
52 Bab Lima Puluh Dua
53 Bab Lima Puluh Tiga
54 Bab Lima Puluh Empat
55 Bab Lima Puluh Lima.
56 Bab Lima Puluh Enam
57 Bab Lima Puluh Tujuh
58 Bab Lima Puluh Delapan.
59 Bab Lima Puluh Sembilan
60 Bab Enam Puluh
61 Bab Enam Puluh Satu
62 Bab Enam Puluh Dua
63 Bab Enam Puluh Tiga
64 Bab Enam Puluh Empat
65 Bab Enam Puluh Lima
66 Bab Enam Puluh Enam.
67 Bab Enam Puluh Tujuh
68 Bab Enam Puluh Delapan
69 Bab Enam Puluh Sembilan
70 Bab Tujuh Puluh
71 Bab Tujuh Puluh Satu
72 Bab Tujuh Puluh Dua
73 Bab Tujuh Puluh Tiga
74 Bab Tujuh Puluh Empat
75 Bab Tujuh Puluh Lima
76 Bab Tujuh Puluh Enam.
77 Bab Tujuh Puluh Tujuh
78 Bab Tujuh Puluh Delapan
79 Bab Tujuh Puluh Sembilan
80 Bab Delapan Puluh.
81 Bab Delapan Puluh Satu
82 Bab Delapan Puluh Dua Tamat
83 Bonchap
84 promo karya baruku
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab satu
2
Bab Dua
3
Bab tiga
4
Bab empat
5
Bab lima
6
Bab Enam
7
Bab Tujuh
8
Bab delapan
9
Bab Sembilan.
10
Bab Sepuluh
11
Bab Sebelas
12
Bab Dua Belas.
13
Bab Tiga Belas
14
Bab Empat Belas
15
Bab Lima Belas
16
Bab Enam Belas
17
Bab Tujuh Belas
18
Bab Delapan Belas
19
Bab Sembilan Belas
20
Bab Dua Puluh
21
Bab Dua Puluh Satu
22
Bab Dua Puluh Dua
23
Bab Dua Puluh Tiga
24
Bab Dua Puluh Empat
25
Bab Dua Puluh Lima
26
Bab Dua Puluh Enam
27
Bab Dua Puluh Tujuh
28
Bab Dua Puluh Delapan
29
Bab Dua Puluh Sembilan
30
Bab Tiga Puluh
31
Bab Tiga Puluh Satu
32
Bab Tiga puluh Tiga
33
Bab Tiga Puluh Empat
34
Bab Tiga Puluh Empat
35
Bab Tiga Puluh Lima
36
Bab Tiga Puluh Enam
37
Bab Tiga Puluh Tujuh
38
Bab Tiga puluh delapan
39
Bab Tiga Puluh Sembilan
40
Bab Empat Puluh
41
Bab Empat puluh Satu
42
Bab Empat Puluh Dua
43
Bab Empat puluh Tiga
44
Bab Empat Puluh Empat
45
Bab Empat Puluh Lima
46
Bab Empat Puluh Enam
47
Bab Empat Puluh Tujuh
48
Bab Empat Puluh Delapan
49
Bab Empat Puluh Sembilan.
50
Bab Lima Puluh
51
Bab Lima Puluh Satu
52
Bab Lima Puluh Dua
53
Bab Lima Puluh Tiga
54
Bab Lima Puluh Empat
55
Bab Lima Puluh Lima.
56
Bab Lima Puluh Enam
57
Bab Lima Puluh Tujuh
58
Bab Lima Puluh Delapan.
59
Bab Lima Puluh Sembilan
60
Bab Enam Puluh
61
Bab Enam Puluh Satu
62
Bab Enam Puluh Dua
63
Bab Enam Puluh Tiga
64
Bab Enam Puluh Empat
65
Bab Enam Puluh Lima
66
Bab Enam Puluh Enam.
67
Bab Enam Puluh Tujuh
68
Bab Enam Puluh Delapan
69
Bab Enam Puluh Sembilan
70
Bab Tujuh Puluh
71
Bab Tujuh Puluh Satu
72
Bab Tujuh Puluh Dua
73
Bab Tujuh Puluh Tiga
74
Bab Tujuh Puluh Empat
75
Bab Tujuh Puluh Lima
76
Bab Tujuh Puluh Enam.
77
Bab Tujuh Puluh Tujuh
78
Bab Tujuh Puluh Delapan
79
Bab Tujuh Puluh Sembilan
80
Bab Delapan Puluh.
81
Bab Delapan Puluh Satu
82
Bab Delapan Puluh Dua Tamat
83
Bonchap
84
promo karya baruku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!