Kembali Menjadi Kekasih Putri Mahkota Unicron
Seorang pemuda malang bernama Qi Feng. Dia merupakan anak sah dari keluarga Qi, tapi sayangnya ibunya telah meninggal. Ayahnya menikah lagi dengan cinta pertamanya Yu Mei. Mereka mempunyai dua anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki bernama Qi Shi dan anak perempuan bernama Qi Wei.
Mereka bertiga, ibu dan dua anaknya selalu menyiksa Qi Feng. Di usia yang seharusnya dia mampu membangunkan akar spiritualnya untuk berkultivasi. Sayangnya dia lahir tanpa memilikinya. Saat ayahnya di rumah, ketiga orang itu berpura-pura baik padanya.
Malam bulan purnama yang indah. Semilir angin membawa keharuman bunga di malam musim semi. Ayah Qi Feng yaitu Qi Chao pulang ke rumah. Qi Chao menyayangi ketiga anaknya tanpa membedakan, tapi jauh di dalam hatinya dia masih merindukan istrinya Li Xia.
Qi Chao memasuki halaman mansionnya. Dia berjalan ke arah kamar Qi Feng dan mengetuk pintu dengan lembut.
Tok…tok…tok…
“Ini Ayah, apa kamu sudah tidur?” Ayah berkata dengan lembut.
Qi Feng yang tengah menikmati keindahan malam dengan duduk di daun jendela, segera turun menemui ayahnya.
“Tunggu sebentar Ayah! Aku datang.”
Qi Feng segera membuka pintu. Segera dia memeluk sosok ayah yang hangat itu. Seandainya ibunya tak meninggal, mungkin mereka bertiga menjadi keluarga paling harmonis.
“Ada apa?” tanya ayah.
“Tidak ada. Aku hanya merindukanmu,” kata Qi Feng berbohong.
“Baiklah, peluk saja sampai puas,” kata ayahnya sambil membalas pelukan itu dengan erat.
Pelukan itu dilepas setelah hati Qi Feng merasa jauh lebih baik. Sebenarnya dia sering tak kuat dengan perlakuan ibu tiri dan saudaranya, tapi dia tak mau ayahnya sedih jika tau.
“Apa perlu ditemani?” tanya ayah.
“Tidak perlu. Ayah pasti lelah, istirahat saja. Aku juga mau tidur.”
“Baiklah, segera tidur!” kata ayahnya sambil mengelus kepala Qi Feng.
Qi Chao pergi meninggalkan tempat anaknya. Qi Feng terus menatap punggung sang ayah sampai menghilang di belokkan. Dia kembali ke kamarnya. Jendela yang masih terbuka, membawa angin kencang ke dalam ruangan. Dia berlari dan bergegas menutup jendela.
“Anginnya kencang sekali. Untung saja kamarku tidak berantakan,” kata Qi Feng mengkhawatirkan tumpukan kertasnya.
Dia mendekati meja, di mana kertas dan bukunya berada. Selama ini dia bekerja keras mencari cara untuk berkultivasi, tapi tidak membuahkan hasil. Dia membereskan semua itu untuk diletakkan di rak. Entah ini yang ke berapa kalinya dia melakukan hal yang sama.
Buk!
Sebuah buku yang usang jatuh dari rak secara tak sengaja. Qi Feng memungutnya, dia menatap buku itu lama. Buku berjudul “Beast Tamer” itu sedikit menggugah rasa ingin tahunya. Diapun membawa buku itu ke atas tempat tidur dan membacanya sambil berbaring. Meski buku itu terlihat sangat tua, tapi tulisan di dalamnya masih jelas.
“Wah hebat sekali,” puji Qi Feng setelah membaca bagian awal buku.
Dia mengubah posisinya menjadi duduk. Buku itu makin dibaca makin menarik. Tentang seorang pengendali hewan yang tak kalah dari para kultivator. Sekarang ini pengendali hewan hampir tidak ada. Banyak orang mengira itu hanyalah mitos. Bagaimana mungkin seekor hewan bisa membantu seseorang menjadi kuat?
Dalam buku itu dijelaskan bahwa hanya hewan spiritual yang bisa dikontrak. Hal ini membuat Qi Feng mengerutkan dahi.
“Di mana aku bisa mendapatkan hewan spiritual?”
“Sepertinya aku bisa mencari informasi tentang habitat mereka dulu dan aku akan mencoba menjadi pengendali hewan,” katanya penuh semangat.
...****************...
Pagi harinya, Qi Feng menemui ayahnya untuk meminta uang.
Brak!
Pintu ruang kerja dibuka. Ayah Qi Feng sedang membaca dokumen. Dia melihat putranya di depan pintu. Qi Feng melangkah masuk dan mendekati ayahnya.
“Ada apa mencariku?” tanya ayah dingin.
“Apakah aku tak boleh menemuimu? Jahat,” kata Qi Feng sambil terus berpura-pura memijat baju ayahnya.
“Mau apa katakan saja?” tanya ayah yang sudah hafal siasat putranya.
“Aku ingin uang untuk beli buku,” kata Qi Feng.
“Baiklah, ambil ini!” kata ayah menyerahkan sebuah kantong penuh uang.
Qi Feng menerimanya dan mengucapkan, “Terima kasih.”
Lalu, pergi meninggalkan. Qi Chao yang melihat kelakuan putranya hanya bisa menggelengkan kepala.
Tanpa diduga, ibu tiri Qi Feng melihat kejadian itu. Dia sangat iri pada bocah yang selalu dimanja oleh ayahnya.
"Qi Shi dan Qi Wei juga anaknya, tapi mereka belum pernah dimanja oleh ayahnya. Huh, dasar Pak Tua yang pilih kasih," gerutu Yu Mei.
Pintu ruang kerja Qi Chao yang masih terbuka lebar membuat Yu Mei memulai aksinya juga. Dia masuk sambil menyapa mesra suaminya.
"Sayang!" panggilnya penuh godaan.
Yu Mei duduk di alas dan berhadapan langsung dengan suaminya. Dia memegang batang tinta dan mulai menggilingnya di atas batu tinta. Qi Chao mengabaikannya, membuat Yu Mei makin agresif.
Wajah Qi Chao dipegang dengan kedua tangan Yu Mei untuk mengarahkan pada dirinya.
"Lihat aku Sayang!" kata Yu Mei sambil cemberut.
"Ah, ada apa? Bisakah kau lepaskan dulu tanganmu?"
Yu Mei segera melepaskannya. Qi Chao meletakkan dokumen yang dibacanya. Barulah ia memulai pembicaraan dengan istri keduanya.
"Kenapa kau hanya memberi Qi Feng sekantong penuh uang? Apakah kau melupakan dua anakmu yang lain? Mereka juga butuh."
Yu Mei yang masih cemberut, meski sudah mengungkapkan keinginannya. Dia melipat kedua tangan di bawah dada dan memalingkan wajah dari suaminya. Akhirnya Qi Chao harus turun tangan untuk membujuknya.
"Qi Shi dan Qi Wei juga anakku. Aku pasti memberi mereka uang juga," kata Qi Chao dengan lembut di belakang istrinya.
"Benarkah?" tanya Yu Mei bersemangat.
Qi Chao mengangguk dan mengambil dua kantong uang untuk dua anaknya yang lain. Dia menyerahkan keduanya pada istrinya.
"Ini berikan saja pada mereka. Aku masih sibuk," kata Qi Chao beralasan.
Yu Mei sangat senang menerima pemberian itu. Dia segera mengecup pipi suaminya dan berlari ke luar.
"Tutup pintunya!" pinta Qi Chao yang tak didengar.
Sebelumnya demi alasan ketenangan untuk bekerja, Qi Chao mengusir pelayan di sekitar tempat kerjanya. Jadi dengan malas dia berdiri untuk menutup pintu itu sendiri.
"Apakah anak dan istriku tak merindukan aku?"
"Aku bekerja untuk kehidupan mereka, tapi mereka hanya ingin uangku."
Qi Chao terus berbicara sendiri setelah menutup pintu.
...****************...
Qi Feng berjalan menuju toko tempat penjualan buku bekas seperti biasa.
"Pagi Bos!" sapa Qi Feng pada pemilik toko.
"Oh, Qi Feng. Ayo masuk!"
Qi Feng masuk ke dalam toko sambil mengedarkan pandangan.
"Buku apa yang mau kau cari?" tanya pemilik toko.
"Buku lama seperti biasanya Bos, tapi kalau bisa lebih lama lagi," kata Qi Feng.
"Pantas saja kau hanya berdiri di sini. Tak tau tempat untuk buku-buku lama," kata pemilik toko.
"Hehehe.... "
"Ayo ikuti aku!" ajak pemilik toko.
Pemilik toko membawa Qi Feng ke sudut ruangan. Dia tampak meraba-raba tembok dan menekan sesuatu.
Krek....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments