Harta Karun

Pintu tua itu terbuka dengan decitan keras. Ruangan penuh debu dan jaring laba-laba itu menambah kesan tak pernah dikunjungi apalagi dibersihkan. Qi Feng dan Bos Bao masuk sambil mengibaskan tangan di depan wajah.

"Uhuk uhuk"

Qi Feng terbatuk oleh debu yang beterbangan. Bos Bao maju ke rak-rak tua itu. Dia mengusap bagian jenis buku yang tertutup debu.

"Qi Feng kalau mau bukunya cepat bantu cari!"

Tak perlu diperintah dua kali, Qi Feng juga ikut mencari rak tentang kultivasi ataupun pengendali hewan jika masih ada. Rak demi rak telah dicek, tapi sepertinya belum ada hasil.

"Aneh, harusnya ada. Ini gudang buku-buku lama dari jaman nenek moyangku. Apalagi dia itu seorang kolektor buku. Pasti ada kok," kata bos Bao yakin.

"Iya aku percaya sama Bos Bao. Mari kita cari lagi! "

Mereka mulai membaca judul buku-buku di rak tentang kultivasi itu dekat dengan pengendali hewan yang dicari. Barangkali terselip di sana. Beruntung Qi Feng menemukannya secara tak sengaja.

Sebuah buku dilantai, terlihat usang dan dipenuhi debu yang tak sengaja diinjak olehnya. Dia memungut dan membersihkannya. Sederet kata yang menggembirakan untuknya.

"Pengendali hewan. Bos Bao aku sudah menemukannya!" teriak Qi Feng.

Bos Bao menghampiri, dia melihat buku usang yang dipegang Qi Feng.

"Buku yang sangat tua," pendapatnya.

"Tak apa yang penting masih terbaca dan sepertinya ini lebih lengkap dari yang di rumah," kata Qi Feng senang.

"Ambil saja itu uttukmu," kata Bos Bao.

"Jangan aku bakal bayar mahal untuk ini!"

Qi Feng memberikan separuh uang dari kantongnya. Bos Bao menerimanya.

"Terima kasih Qi Feng."

"Em," kata Qi Feng sambil mengangguk.

Mereka keluar dari tempat itu dan menguncinya lagi. Qi Feng masih penasaran pada ruangan itu.

"Bos Bao, kenapa ruangan itu tak pernah dibersihkan?"

"Itu hanya buku-buku lama yang tak banyak peminatnya. Makanya ditaruh sana, tak ada yang mengurus. Jadi tempat itu kotor," jelas bos Bao.

"Kalau begitu aku pulang dulu Bos. Sampai jumpa lagi," kata Qi Feng melambaikan tangan sambil berlari.

Bos Bao membalas lambaian tangan Qi Feng. Dia menatap dengan sedih pemuda malang yang tak memiliki akar spiritual itu.

...****************...

Tiba di rumah Qi Feng bergegas menuju kamarnya, tapi dihadang oleh ibu tiri dan dua saudaranya.

"Qi Feng, kamu belum makan sarapannya?" yang ibu tiri dengan lembut.

"Belum," jawab Qi Feng dingin.

"Nanti kamu sakit," katanya pura-pura khawatir.

Qi Feng hanya diam. Kedua saudara itu juga menatapnya dengan remeh. Qi Feng menguatkan pegangan pada buku yang baru diperoleh.

"Wah Kakak punya buku baru, tapi kenapa jelek sekali," ejek Qi Wei.

"Buku apa yang bisa dicarinya? Orang tanpa akar spiritual hanyalah sampah," kata Qi Shi menambahkan.

"Kalian berdua apa lupa ayah ada di rumah?" bentak ibunya.

"Maaf Bu," kata mereka bersamaan.

Qi Chao yang keluar dari ruang kerja melihat keramaian diantara istri dan anak-anaknya. Dia juga ingin bergabung.

"Kenapa ramai sekali di sini?"

Semua orang menoleh ke arah suara dan melihat ayahnya. Qi Wei langsung memeluk manja ayahnya.

"Ayah, aku ingin baju baru," rengeknya.

"Iya akan Ayah belikan untuk kalian semua," kata Qi Chao.

Qi Wei yang mendapatkan jawab tersenyum palsu. Di balik senyumnya tersimpan rasa jengkel karena ayahnya memperlakukan semua saudaranya dengan setara.

"Apa artinya aku sebagai anak gadis satu-satunya?" kata Qi Wei dalam hati.

"Maaf Ayah, aku tak bisa ikut makan bersama. Aku mau ke kamar dulu," kata Qi Feng menghindar.

Qi Chao yang melihat putranya pergi merasa sedikit kecewa karena dia ingin makan bersamanya. Yu Mei melihat suaminya terus memperhatikan Qi Feng yang pergi makin cemburu buta.

"Lepaskan Ayahmu!" pinta ibu pada Qi Wei.

Qi Wei dengan terpaksa melepas pelukan itu. Padahal dia berencana meminta hal lain yang lebih dari sekedar baju. Ibunya merusak rencananya huh.

Qi Chao yang terbebas dari putrinya malah terjerat dengan istrinya sebelum mengejar Qi Feng.

"Suamiku!" kata Yu Mei sambil bergelayut manja di lengan suaminya.

"Ah, sudahlah nanti aku akan mengunjunginya," kata Qi Chao dalam hati.

"Suamiku!" teriak Yu Mei yang merasa tak dianggap.

Qi Chao segera tersadar dan menatap Yu Mei. Tatapan tanpa ada rasa cinta yang tersisa. Sejak kepergian ibu Qi Feng dia secara alami menyayanginya lebih daripada istri keduanya itu.

"Apa?"

"Ayo kita makan cemilan bersama!" ajak istrinya.

"Tapi aku belum makan sejak pagi. Bukannya lebih bagus kalau makan berat daripada sekedar makan cemilan," tolaknya halus.

Yu Mei melepas lengan suaminya dengan kasar dan cemberut.

"Kau tak lagi mencintaiku," kata Yu Mei sambil merajuk dan berbalik badan.

Qi Chao ingin membujuknya, tapi dia malas melakukan hal itu lagi dan lagi. Dia cukup muak dengan semua tingkah Yu Mei yang terus mempermasalahkan hal-hal kecil.

"Aku akan makan bersama Qi Feng," kata Qi Chao meninggalkan mereka bertiga.

Dalam perjalanan ke tempat Qi Feng, dia meminta pelayan untuk mempersiapkan makanan di tempat Qi Feng sebanyak dua porsi.

Yu Mei dan kedua anaknya menatap Qi Chao yang terkesan pilih kasih dengan jengkel.

"Bu, lihat Qi Feng lagi yang menarik perhatian Ayah," kata Qi Wei.

"Apa bagusnya dia sampai Ayah mau makan bersamanya tapa kita?" Qi Shi mengatakannya karena iri.

"Kalian berdua ada benarnya. Kita harus merebutnya," kata Yu Mei.

...****************...

Qi Feng masuk ke kamarnya dan duduk manis. Buku lusuh itu diletakkan di meja. Dia membuka halaman itu dan membacanya dengan seksama. Baru dua halaman terbaca ayahnya datang mengetuk pintu.

Tok... tok... tok...

"Qi Feng, boleh Ayah masuk?" tanya ayahnya dari luar.

"Masuk saja tidak dikunci!"

Qi Chao masuk, dia melihat putranya membaca buku. Dia berjalan mendekatinya dan duduk di depannya. Melihat putranya bekerja keras seperti ini membuat hatinya luluh.

"Qi Feng buku apa yang kamu baca?" tanya ayah.

Qi Feng mengangkat kepala melihat ayah di depannya.

"Pengendali binatang," jawabnya.

"Pengendali binatang? Bukankah kamu selalu baca buku kultivasi sebelumnya untuk mencari cara mengatasi kondisimu."

"Iya Ayah benar dan aku menemukan pengendali hewan ini secara kebetulan. Jadi aku ingin mendapat informasi lainnya."

"Informasi apa? Apakah sangat sulit?"

"Ya, karena pengendali hewan membutuhkan hewan spiritual. Sekarang ini mana ada hewan seperti itu," keluh Qi Feng yang sebenarnya hampir putus asa.

"Pengendali hewan, hewan spiritual, lokasinya pasti tidak biasa," tebak ayahnya.

Mata Qi Feng terbelalak dengan kata-kata ayahnya. Dia menatap ayahnya dengan antusias.

"Ayah tau tentang itu?" tanya Qi Feng bersemangat.

"Tidak hanya menebak saja," katanya sambil menggelengkan kepala.

"Yah..." Qi Feng kecewa mendengar jawabannya.

"Tapi aku bisa membantumu mencari tau. Siapa tau masih ada," hibur ayahnya.

"Baiklah semoga beruntung Ayah. Buku tentang itu sudah lama jadi akan sangat susah di dapatkan. Jadi Ayah jangan terlalu memaksakan diri. Masih banyak hal yang harus diurus dan itu lebih penting daripada... "

"Eh!" Qi Feng terkejut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!