Dipaksa Suami Menerima Istri Siri!
Bau tumisan sayur buncis dan ayam kecap memenuhi dapur kecil Alya, ia tampak sibuk menyiapkan makan malam untuk suaminya. Sesekali ia menyeka keringat di dahinya sambil mencicipi sedikit kuahnya di sendok.
“Ehm.. Enak,” ucapnya sendiri sambil mengangguk kegirangan.
Alya sedang menunggu kedatangan suaminya Reza dari kantor, pria yang sudah ia nikahi selama 5 tahun. Walaupun sudah lama menikah tetapi keduanya belum di karuniai buah hati, karena itu dari satu tahun yang lalu Alya rela resign dari pekerjaannya demi fokus untuk program kehamilan.
“Tumben hari ini Mas Reza pulang telat,” gumam Alya sambil melihat jam dinding di ruangan makan. Meski demikian ia tetap menunggu suaminya dan dengan senang hati menyiapkan makanan favorit suaminya seperti biasa, ia ingin rumahnya tetap hangat walaupun belum ada gelak tawa dan tangisan dari seorang anak.
Setelah beberapa saat, terdengar suara pintu depan terbuka dan derap langkah kaki yang terdengar tidak asing bagi Alya. Ia segera beranjak menghampiri pria yang ia tunggu sedari tadi itu.
“Sudah pulang Mas?” seru Alya sambil mengambilkan tas kerja Reza dan membantu membukakan jas suaminya itu. Alya memperhatikan gerak gerik suaminya, sepertinya ada sesuatu yang berbeda malam ini.
“Mas, mau makan sekarang? Aku sudah masak makanan kesukaan kamu,” ujar Alya.
Reza hanya tersenyum tipis dengan mimik wajah yang tidak biasa. Ia lalu duduk di ruang makan.
“Mas, kamu kenapa? Kelihatan nggak seperti biasanya Apa ada masalah di kantor?” selidik Alya sambil terus memperhatikan wajah suaminya.
Wajah Reza tampak cemas dan gugup ia juga tidak bersemangat seperti biasanya ketika melihat makanan kesukaannya tersaji di atas meja makan.
Reza hanya bergeming ia tidak bisa menjawab pertanyaan Alya. Ia hanya memandangi piring di atas meja tanpa menyentuh makanannya.
“Mas!” ujar Alya sekali lagi dengan suara agak keras.
“Hm.. Al, aku mau membicarakan sesuatu denganmu,” ucap Reza dengan suara dalam dan agak ragu.
Alya menggenggam sendok yang di pegangannya lebih erat. Darahnya seolah surut, tubuhnya membeku padahal Reza sama sekali belum mengatakan apa-apa, tetapi firasatnya berkata jika sesuatu yang akan dikatakan Reza adalah hal yang buruk.
“Maafkan Mas, Al. Mas, telah berkhianat kepada kamu,” ucap Reza sambil menundukan kepalanya ia tidak sanggup melihat ekspresi istrinya ketika mendengar kenyataan pahit itu. “Mas, sudah menikah secara siri dengan wanita lain,” lanjut Reza dengan mata yang berkaca-kaca.
Seketika dunia Alya seperti berhenti berputar dan tiba-tiba senyap. Seperti ada sesuatu yang menghujam jantungnya sehingga membuatnya merasakan nyeri di dada.
“Apa Mas?” Bisik Alya pelan sampai nyaris tidak terdengar oleh dirinya sendiri.
“Mas, sudah menikah secara siri dengan seorang wanita bernama Nadia. Mas, tidak bisa meninggalkan dia Al, karena saat ini ia tengah mengandung anak Mas. Mas, minta kamu terima dia dengan ikhlas yah Al,” Lanjut Reza tanpa memikirkan perasaan Alya yang saat ini sedang hancur.
Alya hanya bisa terdiam, matanya tidak berkedip. Kata-kata Reza tadi tidak bisa ia mengerti, butuh beberapa saat baginya untuk mencerna perkataan suaminya itu.
Bibir Alya menyeringai. “Ikhlas, katamu Mas! Kamu menyuruh aku untuk menerima dengan ikhlas! wanita mana Mas, yang bisa menerima hal ini dengan ikhlas!” Teriak Alya dengan suara yang bergetar sambil menatap tajam wajah Reza. Air mata Alya seketika tumpah.
Reza hanya tertunduk. “Maafkan Mas, Alya. Mas, tidak bermaksud menyakitimu, tapi ini sudah terjadi. Apalagi sekarang Nadia sedang mengandung anakku. Anak yang selama ini aku tunggu. Kamu tahu betul jika Mas ingin mempunyai seorang anak,” sahut Reza.
Tangan Alya bergetar sendok yang ia genggam sedari tadi ia pukulkan ke atas meja yang terbuat dari kaca itu sehingga menimbulkan suara yang nyaring dan memecah keheningan.
“Mas, apa kamu tidak bisa bersabar, aku ini sedang berusaha untuk mempunyai anak, kamu juga tahu jika aku sedang melakukan program hamil!” pekik Alya.
“Mas, tahu Alya tapi kapan? Sampai saat ini kamu belum hamil juga kan? Mas ini kerja dari pagi sampai malam untuk apa? Semuanya terasa sia-sia jika tidak ada kehadiran seorang anak,” balas Reza.
“Terus sekarang apa mau kamu Mas? Kamu tahu bukan aku bukan wanita yang bisa berbagi suami? Kalau Mas, ingin menceraikan aku silahkan Mas, aku akan terima,” ujar Alya dengan hati yang terluka.
“Mas, tidak akan menceraikan kamu Alya, kamu ini istri yang baik. Mas, yakin kamu bisa mengerti dan dapat menerima kehadiran Nadia,” ucap Reza yang terdengar sangat egois.
Alya kemudian berdiri dari kursinya, memandang dalam wajah suaminya, air matanya mengalir deras tanpa ia sadari.
“Aku ini bukan malaikat Mas, aku tidak sebaik yang kamu kira. Aku ini cuma perempuan biasa yang hatinya bisa hancur,” ujar Alya sambil terisak.
Reza hanya diam. ia tercekat dengan ucapan Alya tatapan nanar Alya menghujam ke dadanya membuat hatinya bergetar, tetapi bukan karena menyesal karena telah menyakiti Alya, tetapi karena ketakutan kehilangan istri yang baik seperti Alya, Ia tak pernah menyangka jika tindakan dan ucapannya akan melukai hati Alya sedalam itu. Ia kira, cintanya cukup untuk membuat Alya bertahan, meski kini cintanya telah terbagi.
“Alya... aku hanya menginginkan kehadiran seorang anak, kamu tahu betul hal itu, tetapi kamu belum mampu memberikan Mas seorang anak, jadi Mas mohon kamu tetap disisi Mas dan terima saja kehadiran Nadia dan calon anak Mas,” ucap Reza mencoba menjelaskan, tetapi kalimat itu justru membuat perasaan Alya makin sakit.
“Mas, kamu pikir hatiku ini terbuat dari baja sehingga kamu bisa semudah itu berpikir aku bisa menerima kehadiran gundi* itu dan anaknya? Ingat Mas aku yang mendukung kamu dan menemanimu dari nol," kata Alya dengan suara bergetar menahan emosi.
“Jaga ucapan kamu Alya! Dia bukan seorang gu*dik hina seperti yang ada pikiran kamu,” ujar Reza.
“Wanita seperti itu memang pantas disebut gu*dik Mas, mana ada wanita baik-baik yang tega merusak rumah tangga orang lain!” pekik Alya.
Reza menunduk. Dalam hatinya, ia tahu semua kata-kata Alya benar, Tetapi tetap saja Reza tidak bisa melepaskan Nadia. Perempuan yang bisa memberikan ia keturunan. Ia salah, ia tahu. Tapi sekarang, ia hanya ingin semuanya tetap utuh walaupun ia harus bertindak egois.
“Aku tidak sanggup berbagi Mas, Aku ingin dicintai sepenuhnya," lanjut Alya. "Aku ingin suami yang memegang ucapannya bukankah dulu Mas berjanji akan menjaga, mencintaiku dan hanya aku? Tapi sekarang apa kata-katamu ternyata bohong!"
Reza mendekat, mencoba menghampiri dan menggenggam tangan Alya, tapi perempuan itu dengan cepat menarik tangannya. Tangisnya semakin tumpah menandakan luka yang tak bisa sembuh hanya dengan kata maaf.
"Kalau kamu memilih untuk tetap dengan dia, aku mohon... lepaskan aku. Jangan paksa aku untuk hidup dengan berbagai suami dengan wanita lain.”
Reza akhirnya terdiam. Tidak ada lagi yang bisa ia katakan. Di hadapannya, Alya berdiri seperti pecahan kaca rapuh tapi tajam. Dan dalam diam itu, keduanya tahu ada sesuatu yang patah dan tak akan pernah bisa kembali seperti semula.
Bersambung...
Bismillah. Assalamu'alaikum teman-teman. Author kembali lagi dengan judul baru semoga kalian suka. jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan cara like, subs dan komen... 🥰 bye.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Ma Em
Aku baru mampir Thor , yg penting Alya jgn jadi wanita lemah Alya hrs berani melawan ketidak Adilan dan bangkit dari keterpurukan , lawan semua orang yg akan merendahkan Alya jgn bisanya cuma nangis doang , Alya hrs berani tegas dlm mengambil keputusan .
2025-10-08
0