Bab 2

Malam itu Alya mengunci diri di kamarnya, ia menangis sejadi-jadinya meluapkan amarah yang ada di dadanya. Ia sadar hal ini bukan kesalahan Reza sepenuhnya ada andil dari dirinya yang belum mampu memberikan anak untuk suaminya. Rasa sakit itu menjalar keseluruh tubuhnya membuat Alya lemah tak berdaya sampai ia tertidur lama di ranjangnya. 

Keesokan paginya Reza begitu panik karena tidak melihat Alya keluar dari kamarnya semenjak pertengkaran kemarin. Di balik pintu kamar Alya suara Reza, memanggil-manggil nama Alya dengan keras. “Al buka pintunya!” teriak Reza sambil menggedor kencang pintu kamar Alya. “Buka sekarang atau Mas, dobrak pintu ini,” ancam Reza. 

Alya mulai terbangun dari tidurnya, ia kemudian terduduk di ranjangnya lalu mengambil napas panjang dan berusaha menenangkan badai di dalam dadanya. Alya berjalan menuju meja riasnya Ia memandangi pantulan wajah di cermin, wajahnya tampak sembab dan penampilannya begitu berantakan seperti bukan Alya yang biasanya. ia tidak ingin terlarut dalam kesedihan. Sorot matanya kini penuh tekad ia tidak ingin tampak lemah. Cukup. Ini sudah terlalu lama selama 5 tahun ia memikul beban rasa bersalah atas sesuatu yang tidak sepenuhnya bisa ia kendalikan. 

Setelah merapikan penampilan kini ia siap untuk bertatap muka dengan Reza. 

“Kamu tidak perlu mendobrak pintu ini Mas aku baik-baik saja,” ucap Alya dengan kepala tegak matanya masih merah tetapi dengan sorot mata yang tajam menatap Reza. 

“Kamu tidak apa-apa Alya? Apa perlu kita ke rumah sakit,” tawar Reza. 

“Tidak Mas, aku hanya butuh sendiri. Jika kamu ingin pergi silahkan. Aku tidak akan melarang. silahkan kamu bersama wanita itu,” ujar Alya tegas. 

“Bukan seperti  ini yang Mas mau Al,” ucap Reza serba salah. “Mas, hanya mau restu dari kamu Al, untuk menerima Nadia dan calon anakku.”

“Lupakan saja restu itu Mas, sampai kapanpun aku tidak akan sudi dimadu!” Balas Alya. 

“Kamu jangan keras kepala seperti ini Alya. Jangan memaksaku berbuat kasar! Aku sudah berusaha berkata halus kepadamu tapi sikapmu malah tambah kurang ajar!” pekik Reza. 

“Aku bersikap seperti karena kamu yang memulai Mas! Siang ini juga aku akan mendaftarkan surat cerai ke pengadilan!” balas Alya. 

“Kamu ini dasar… ! Reza mengangkat tangan bersiap untuk melayangkan tamparan ke pipi istrinya itu. Tapi, ia segera tersadar dan tak jadi untuk melakukan hal itu. “Sudahlah lebih baik kita bicarakan lagi nanti,” ujar Reza lalu ia pergi meninggalkan Alya. 

Sedangkan Alya yang sudah menyiapkan mental hanya bergeming ia berdiri mematung matanya tak berkedip ketika Reza bersiap akan menamparnya. Ketika Reza pergi, air matanya kembali tumpah karena ini untuk pertama kalinya Reza bersikap kasar padanya, ternyata pernikahan selama 5 tahun, tidak cukup baginya mengenal watak Reza yang sesungguhnya.

Reza memacu kendaraannya dengan cepat menuju ke sebuah apartemen. Untuk sementara ia pergi dari rumah Alya untuk menenangkan dirinya. Pertengkaran dengan Alya cukup menguras energinya ia tidak menyangka jika Alya akan melakukan perlawanan yang sengit atas keinginannya. Karena selama ini Reza mengenal Alya adalah sosok yang lemah lembut dan penurut. Biasanya apapun keinginan Reza, Alya pasti akan menuruti. 

Setelah sampai di apartemennya Reza lalu membaringkan tubuhnya di atas sofa dan memejamkan matanya. “Mas, kamu sudah pulang?” bisik seorang wanita berambut panjang sebahu itu. 

Reza hanya mengangguk. “Bagaimana Mas, apa mbak Alya bersedia menerimaku dan calon anak kita?” tanyanya dengan hati-hati. 

“Tidak Nadia, Alya sangat marah sepertinya ia ingin menggugat cerai aku,” jawab Reza pasrah. 

Seketika Nadia bersemangat ketika mendengar hal itu. “Lalu apa yang akan kamu lakukan Mas, apa kamu akan bercerai dengan Mbak Alya?”

“Tentu saja tidak, aku tidak akan pernah melepaskan Alya, walau bagaimanapun aku masih mencintai Alya,” tegas Reza. 

Seketika raut wajah Nadia berubah kesal mendengar hal itu dari mulut Reza. “Tetapi Mas, dia tidak bisa memberikanmu anak seperti aku lihat aku Mas, aku ini sedang mengandung anakmu, anak yang kamu dan keluargamu tunggu-tunggu.” 

Reza memandangi perut istri sirinya itu yang kini tampak buncit, lalu mengelus perutnya dengan lembut. “Iya sayang aku tahu, tapi kamu harus mengerti posisimu, dari awal aku sudah bilang jika kamu adalah yang kedua yang artinya kamu adalah istri cadangan untukku paham!” tegas Reza lagi.  

“Aku tidak bisa terima Mas, aku juga ingin kejelasan dari statusku bukan hanya sekedar istri siri, aku juga ingin menjadi istri sahmu untuk melindungi status anakku,” Balas Nadia. 

“Sudahlah kita jangan bahas masalah ini lagi. Kamu tunggu saja dulu, Alya pasti akan menerima kamu masalah statusmu kita bicara saja nanti aku ingin Istirahat dulu,” ujar Reza. 

Nadia kemudian pergi ke kamarnya dan meninggalkan Reza yang sudah terlelap di sofa ruang tamu. Ia membuka ponselnya. Didapatkannya notif chat dari seseorang. 

“Nadia, aku tunggu kamu di tempat biasa,” tulis seseorang itu. 

“Siala* mau apa lagi manusia baji*ngan ini,” gumam Nadia kesal. 

“Aku sibuk hari ini,” balas Nadia cepat. 

“Aku tidak menerima alasan jika kamu tidak datang kamu akan tahu akibatnya,” balas orang itu lagi. 

“Kurang ajar orang ini! dia terus saja mengganggu hidupku,” pekik Nadia. 

Nadia mau tak mau harus menuruti perkataan orang itu karena kartu As nya dipegang olehnya. “Baiklah hanya sebentar aku tidak ada waktu,” balas Nadia. 

Nadia akhirnya diam-diam dan tanpa sepengetahuan Reza bertemu dengan seseorang itu di sebuah kafe. Ketika dirinya tiba ke kafe itu, orang tersebut sudah menunggunya,  ia sedang duduk manis di sudut kafe. 

“Apa yang kamu inginkan kali ini?” ujar Nadia langsung. 

“Kenapa harus terburu-buru sayang, aku kangen sama kamu ingin melihat wajah cantik kemu. Bagaimana keadaan anak kita dia sehat bukan?” tanya seorang pria itu sambil tersenyum senang. 

“Jaga ucapan kamu Ryan! ini bukan anak kamu ingat itu!” pekik Nadia.

“Nadia…Nadia mau bagaimanapun kamu menyangkalnya anak yang ada dalam kandunganmu itu tetap anakku kita sama-sama tahu bukan,” tegas pria itu. “Well, seperti maumu kita langsung saja, aku mau kamu beri aku uang sepuluh juta, sekarang!” pinta Ryan. 

“Apa? Gila yah kamu! Dari mana aku punya uang sebanyak itu hah! Kamu tahu bukan jika aku tidak bekerja!”

“Heh, Jangan kamu pikir aku ini bodoh Nadia aku tahu kamu menjadi simpanan seorang bos kamu pikir aku tidak tahu! Bahkan aku juga tahu jika kamu mengakui anak itu sebagai anaknya. Ayolah pasti kamu punya banyak uang bukan! Jangan pelit kepadaku kita sama -sama untung bukan.”

Kali ini Nadia tidak bisa berkutik, rahasia besarnya ternyata diketahui oleh mantan pacarnya itu. 

“Baiklah, tapi dengan satu syarat!” ucap Nadia. 

“Apa?” jawab Pria itu penasaran. 

“Aku mau ini menjadi yang terakhir setelah itu aku minta kamu pergi jauh dari hidupku paham!”

“Baik jika itu maumu, aku bisa secepatnya pergi jika kamu memberikan aku uang itu sekarang juga!”

Tiba-tiba dering ponsel Nadia berbunyi, ia melihat nama Reza di layar ponselnya. Nadia seketika panik karena ia tidak berpamitan untuk keluar kepada suami sirinya itu. 

Bersambung....

jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan cara like, subs dan komen... Bye🥰

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!