Bab 5. Tak Semanis Malam Pertama

Keenandra mengumpat saat melihat rekaman jika Kekasih hatinya Celline sedang dugem bersama teman-temannya di negara bebas tersebut.

"Pantas saja dia tidak menghubungiku seharian ini! Ternyata dia asyik dugem dengan teman-temannya. Siapa laki-laki itu?" geram Keenandra saat Celline sedang berjoget dengan teman-teman yang terlihat bergaul bebas di sana.

Jasmine bisa menangkap raut wajah suaminya yang sedang tidak baik-baik saja. Dia dapat mendengar umpatan sang suami.

"Jadi dia benar-benar sudah memiliki kekasih!" gumam Jasmine. Tetapi ia lebih memilih fokus menyambut para undangan yang kini kembali berdatangan.

Keenandra terlihat gelisah pikirannya hanya tertuju pada Celline. "Tidak, Celline tidak mungkin mengkhianatiku. Di negara Amerika sudah biasa pergaulan seperti itu. Celline pasti hanya berkumpul dengan teman-temannya saja. Jadi wajar jika dia tidak menghubungiku hari ini," sangkal Keenandra di dalam hati.

"Tolong jangan bawa urusan pribadimu di walimahan kita saat ini! Berikan kesan yang baik untuk keluarga kita," bisik Jasmine dengan suara halus.

Hanya Keenandra yang bisa mendengar apa yang Jasmine katakan. Dia pun terpaksa berpura-pura manis sembari menahan rasa kesal di hati.

"Aku harus menahan bisa menahan diri. Setelah ini lihatlah, kau akan tahu bagaimana kejamnya aku," tekan Keenandra di dalam hati.

Acara itu pun terus berlangsung hingga para tamu undangan mulai terlihat sepi. Keenandra benar-benar merasa gerah lama-lama bersanding dengan Jasmine.

"Hari apes memang tidak ada dalam kalender. Menikah dengannya benar-benar merepotkan hidupku. Belum apa-apa saja sudah penuh drama," gumam Keenandra. Sebentar-sebentar dia melirik jam tangannya.

 Benar saja waktu pun semakin bergulir acara walimahan pun selesai. Tim Wo dan orang-orang yang bertanggung jawab pada jalannya acara tersebut pun mulai sigap merapikan setiap peralatan dan prasmanan yang ada di gedung hotel tersebut.

 Jasmine dan Keenandra telah berada di kamar pengantin setelah para anggota keluarganya pun kini telah memasuki kamar hotel yang lain. Malam ini mereka semua menginap di hotel berbintang setelah mengadakan acara pernikahan putra putrinya dan berencana akan pulang ke esokan harinya.

"Kamu bukanlah tipe wanita idamanku. Jadi, jangan berharap aku akan menyentuhmu selayaknya pasangan suami-istri!" tegas Keenandra sembari melepaskan jas pengantinnya.

"Aku pun tidak sudi disentuh oleh lelaki yang tak beradab dan berakhlak sepertimu! aku bukanlah wanita bodoh dan lemah seperti yang kamu pikirkan!" sahut Jasmine tanpa sedikitpun rasa takut dengan ancaman suaminya.

"Kamu berani menentangku, hah! Ku kira kamu adalah wanita sholihah seperti pakaian yang kau kenakan ini. Tapi, ternyata aku salah kelakuan begitu sangat buruk. Seburuk rupa dibalik kain penutup wajahmu!" hina Keenandra sesuka hatinya.

Padahal, apa yang diucapkan oleh Keenandra tersebut bertolak belakang dengan pikirannya. Netranya begitu mengagumi manik mata indah milik Jasmine.

"Si*l! Mengapa manik matanya seindah itu?" oceh Keenandra di dalam hati.

"Lepas! Dasar pria arogan dan tak berperasaan. Kalau aku tahu hatimu sekeji ini tak sudi aku menikah denganmu," cecar Jasmine sembari menepis tangan kekar sang suami dari dagunya.

"Kau pikir aku akan tertarik dengan wanita sepertimu? Jangan bermimpi! Asal kau tahu, aku sudah memiliki kekasih hati yang kecantikan dan kesempurnaannya lebih segala-galanya darimu!" cecar Keenandra dengan sesuka hatinya.

"Aku pun tidak tertarik denganmu Tuan Keenandra Nareswara Kalandra! Kau pikir kamu adalah pria idamanku? Tidak, pria yang ada dalam pikiranku adalah spek pria berhati lembut dan tulus, bukan pria kasar sepertimu!" Jasmine membalikkan ucapan sang suami sehingga membuat pria berahang tegas itu tersulut emosi.

"Kau!"

Keenandra menatap sinis ke arah Jasmine yang terlihat tenang tanpa sedikitpun rasa takut menghadapi prahara pernikahan mereka yang baru akan dimulai.

"Jika Anda ingin dihargai dan dihormati maka Andapun harus bisa memanusiakan manusia! Aku memang bukan wanita sempurna seperti layaknya kekasih hatimu. Tapi, aku memiliki rasa malu andaikata tak menutup auratku dengan sempurna sehingga dilihat oleh pria asing yang bukan mahram atau suamiku!" kecam Jasmine sembari berjalan ke ruang ganti pakaian.

Wanita yang masih mengenakan gaun pengantin itu tidak ingin sang suami sampai melihatnya dalam keadaan terbuka setelah sang suami mengatakan tidak ingin menyentuh dirinya.

"Arghhhh, dia berani menjawab setiap ucapanku!" geram Keenandra sembari mengepalkan tangan saat Jasmine sudah memasuki ruang walk in closet.

"Aku tidak boleh lemah dan sampai diinjak-injak olehnya. Baiklah, jika ia tidak ingin menyentuhku itu lebih baik. Aku pun tidak ingin disentuh laki-laki yang sama sekali tak menganggap aku ada."

Jasmine melihat dirinya pada pantulan kaca. Dia melepaskan satu persatu accesories pengantin yang melekat di seluruh anggota tubuhnya. Sehingga kini dia pakaian syar'i.

Seperti biasanya gadis cantik itu pasti akan selalu mengenakan gamis dan hijab lebar berwarna hitam senada dengan niqab-nya.

Alhamdulillaah allaahumma kamaa hassanta khalqi fahassin khuluqii (Segala puji hanya bagi Allah. Ya Allah, sebagaimana Engkau telah perindah tubuhku, maka perindah juga akhlakku).

Setelah mendawamkan do'a tersebut Jasmine berjalan menuju kamar mandi. Ia hendak membersihkan diri setelah melepaskan gaun pengantin yang mempersempit ruang geraknya.

"Kolot sekali!" kecam Keenandra saat melihat penampilan tertutup Jasmine.

"Ini lebih baik daripada aku mengumbar auratku pada setiap laki-laki asing. Ajaran agamaku mengajarkan jika menutup aurat itu wajib untuk wanita yang bergelar muslimah!" tandas Jasmine tanpa ragu.

"Kau pikir aku tak paham mengenai ilmu agama? Jangan sekali-kali mengguruiku!" ketus Keenandra sembari bangkit dari tempat tidur pengantin mereka yang terhias indah. Namun tak semanis malam pertama seperti yang dilalui pasangan pengantin pada umumnya.

Dua insan tersebut dari sejak selesai ijab qobul hingga detik ini pun masih saja terus berseteru bagai kicauan burung di pagi hari. Baik Keenandra ataupun Jasmine tidak ada yang mau mengalah. Keduanya sama-sama mempertahankan argumen masing-masing.

"Aku ingin setelah enam bulan pernikahan kita bercerai!" tegas Keenandra sembari menyulut puntung rokoknya hingga tercium oleh indera penciuman Jasmine.

"Uhuk ... uhukkkk!"

Jasmine sampai terbatuk-batuk akibat kepulan asap rokok tersebut. Langkah kaki wanita bercadar hitam itu pun terhenti saat hendak membuka handle pintu toilet. Ungkapan sang suami barusan sangat menusuk jantung hatinya.

"Tidak perlu menunggu enam bulan jika hanya ingin bercerai dariku Tuan Keenandra Nareswara Kalandra! Untuk apa dipertahankan pernikahan yang sama sekali tidak membuat hatimu nyaman!" tantang Jasmine tak mau kalah.

''Kamu benar-benar wanita keras kepala yang pernah aku temui. Beda sekali dengan Celline-ku yang lembut dan cantik luar dalam!" tandas Keenandra dengan membandingkan sang kekasih hati yang jauh di mata.

"Jadi, nama wanitamu Celline? menarik sekali! Baiklah, mari kita bercerai sekarang juga jika memang masih ada nama wanita lain di hatimu!" kecam Jasmine tanpa sedikitpun rasa ragu.

"Jangan bermimpi semudah itu kau bisa lepas dariku sebelum aku menyiksa lahir dan batinmu selama kurun waktu enam bulan ini Jasmine Qurattul Ain?" ancam Keenandra dengan tersenyum licik.

"Dasar pria tak punya hati!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!