Bab 4. Di Balik Gaun Pengantin Hitam

Jasmine merasa kesal mendengar pernyataan Keenandra barusan. Ia sama sekali tidak takut dengan ancaman suaminya. Pantang bagi wanita cantik itu lemah dalam urusan agama.

"Aku tidak akan mengadukan apapun pada orang tua kita. Tetapi, satu hal aku tidak akan pernah berhenti untuk mengingatkanmu tentang hal yang berhubungan dengan syariat Islam!" tegas Jasmine dengan membalas tatapan Keenandra.

"Arghhhh, manik matanya! Tidak, ini hanya perasaanku saja," batin Keenandra yang menolak pesona Jasmine di balik cadar.

Tak dapat dipungkiri memang manik mata indah milik Jasmine mampu menghipnotis setiap kaum Adam yang memandangnya. Tak terkecuali Keenandra. Dia tidak sengaja menatap kelopak mata sang istri yang hanya ia lihat dari celah cadar yang menutupi wajah Jasmine.

"Kenapa? Ada yang menarikmu untuk melihatku suamiku!" tuding Jasmine sembari tersenyum tipis di balik cadarnya.

"Jangan terlalu berharap tinggi dan percaya diri Jasmine Qurattul Ain! Aku sama sekali tidak tertarik dengan pesonamu," sahut pria bewokan itu dengan memalingkan wajahnya dari Jasmine.

Keenandra pun meninggalkan sang istri dalam kesendirian. Dia tak ingin berlama-lama berada di dekat Jasmine. Wanita itu bisa saja menjebaknya terlalu jauh. Hal itu membuat Keenandra harus bisa menjaga jarak dari wanita yang menurutnya memiliki sisi yang berbeda dari kebanyakan wanita pada umumnya.

"Arghhhh, Celline kemana? Tumben seharian ini dia tidak menghubungiku. Aku berharap tidak ada orang yang membocorkan pernikahanku dengan wanita kolot tersebut. Jika itu terjadi Celline pasti kecewa." Lagi-lagi Keenandra lebih mementingkan perasaan wanita yang telah tujuh tahun menjadi kekasih hatinya itu.

Keenandra balik ke pelaminan setelah menatap sebentar layar ponselnya. Tidak ada hal yang istimewa di sana, sang kekasih yang ia rindukan pun tidak berkabar sama sekali.

"Mungkin dia lagi sibuk! Tapi sibuk karena apa? Bukankah hari weekend biasanya libur, tidak kuliah dan tidak kerja?" gumam Keenandra yang begitu berharap Celline menghubungi seperti biasanya.

"Keenan, istrimu mana? Mengapa kamu meninggalkannya sendirian di kamar?" cecar mama Anya saat sang menantu tidak terlihat bersama sang putra.

Kerisauan Keenandra tentang sang kekasih nun jauh di mata pun buyar saat sang mama tiba-tiba menyapa. Mama Anya baru saja menikmati jamuan makan siang.

"Lagi didandani tim MUA, sebentar lagi pun keluar!" kilah Keenan sembari hendak menyulut puntung rokoknya.

"Jangan smoking di keramaian pesta? Keluarga Kyai Hanan tidak menyukai pria yang merokok," bisik mama Anya dengan perasaan geram.

Keenandra pun urung menyesap benda berbahan nikotin tersebut. Dia lebih menghargai permintaan sang mama. Menjaga nama baik keluarga lebih diutamakan.

"Astaghfirullah, aku baru tahu menantuku suka merokok," batin umma Hanin yang tak sengaja melihat perdebatan ibu dan anak itu.

"Ada apa, Umm? Sudah sholat Dzuhur belum?" tanya Abah Hanan yang baru saja selesai melaksanakan ibadah shalat di dekat mushola hotel.

"Belum, Ba. Umma makan siang dulu, setelah ini baru sholat."

Umma Hanin tidak memberitahukan sang suami jika menantu mereka itu memiliki kejanggalan. Beliau tidak ingin merusak acara dan kebahagiaan semua anggota keluarga hari ini.

"Iya, Abba juga mau makan siang dulu. Nanti kita akan melanjutkan menyambut tamu undangan. Insya Allah tiga jam lagi acara ini berakhir."

 Abba Hanan tersenyum dengan perasaan bahagia. Dalam pikirannya hanyalah kebahagiaan sang putri. Di sana pun ada Qafiya yang juga baru saja dari mushola. Dia pun ikut menikmati jamuan makan siang bersama keluarga serta tamu undangan yang masih ada di sana.

"Nak, kamu kuliah yang baik. Nanti kalau sudah waktunya menikah cari jodoh yang bibit bobotnya baik. Terutama perihal agama. Karena agama itu adalah akidah atau keyakinan yang harus kita pegang dengan kuat," ungkap umma Hanin.

"Insya Allah, umma. Semoga nanti Qafiya mendapatkan jodoh yang seperti kak Jasmine. Suami yang baik akhlak dan agamanya juga mapan, bisa memenuhi kebutuhan keluarga," jawab gadis cantik itu tanpa beban.

Hampir saja umma Hanin tersedak makanannya sendiri. Bukannya apa dia bingung karena semua orang memandang sosok Keenandra seperti pemuda yang baik dan bertanggung jawab.

"Mungkin aku yang terlalu su'udzon. Tetapi, aku melihat dengan jelas jika kelakuan nak Keenan tadi kurang beradab," batin umma Hanin yang memang anti dengan rokok.

Tak lama Jasmine pun kembali ke bangsal pengantin. Dia ditemani oleh dua orang MUA. Wajah di balik cadar hitam itu terlihat anggun, dia sama sekali tidak menunjukkan kelemahan atau pun rasa sakit karena pernikahan yang baru akan ia bangun bersama Keenandra bagaikan bara api membakar sekam.

Keteguhan hati Jasmine mampu mengalahkan angin topan dan badai sekalipun. Dia tak peduli jika berada dalam keadaan segenting apapun. Baginya, itu semua hanyalah secuil debu yang menempel dalam roda-roda kehidupan.

Keenandra sangat terpukau melihat sang istri menuruni anak tangga. Di balik gaun pengantin hitam Jasmine memancarkan aura yang begitu sangat luar biasa.

"Biasanya para wanita yang kolot dan menye-menye menyukai warna baby pink, biru muda, warna yang soft atau lembut. Dia malah menyukai warna hitam. Sangat menantang sekali!" gumam Keenandra yang tanpa sadar memuji kecantikan sang istri di balik gaun pengantin hitam tersebut.

Semua orang nampak terpukau dengan pesona Jasmine. Keteguhan hati dan kelembutan serta ketangguhannya terlihat nyata sehingga siapa pun yang memiliki berlian berharga tersebut merasa begitu sangat beruntung.

"Aku tidak boleh lemah! Dia pasti akan besar kepala jika sampai mengetahui aku memujinya."

Keenandra pun mengalihkan perhatian pada benda pipih yang ada di tangannya. Ia tidak ingin terhipnotis dengan pesona Jasmine. Pria berahang tegas itu pun mengirim pesan pada sang Asisten pribadi yang tak lain adalah saudara sepupunya sendiri, Kyan Oliver Kalandra.

Kyan, tolong lacak tentang keberadaan Celline! Mengapa dia tidak ada kabar berita sekali pun? ~ Keenandra

Isi pesan itu pun seketika terkirim pada Asisten Kyan yang sedang fokus dengan pekerjaannya. Kyan adalah tipekal pria yang tak mudah jatuh hati. Wajahnya pun cuek dan dingin sama persis seperti Keenandra. Dua adik sepupu itu bagai pinang dibelah dua. Yâng membedakan hanyalah karakter mereka yang saling bertolak belakang.

"Apa dia tidak bosan mengejar Celline? Dasar laki-laki bodoh! Tak sadarkah dia menjadi ATM berjalan!" omel Kyan dengan menutup slide kerja di tab kesayangannya.

"Celline lagi! Celline lagi padahal sudah mendapatkan istri spek bidadari sholihah masih saja diabaikan."

Pria berwajah jutek itu pun segera mendeteksi keberadaan Celline yang sedang menikmati kebebasannya di negara Amerika. Seketika wajah Kyan memanas saat melihat bukti perbuatan tak senonoh Celline.

"Dasar wanita tak bermoral!" omel Kyan Oliver saat melihat Celline dugem dengan pria lain. Dia pun mengirimkan isi pesan tersebut pada pada Keenandra yang sedang duduk bersanding di pelaminan bersama Jasmine.

Lihatlah kelakuan wanita pujaanmu! ~ Kyan Oliver Kalandra

"Berdebah!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!