IRONBOY Hero In The City

IRONBOY Hero In The City

Bab 1: Kilau Besi di Tengah Sampah

Di pinggiran kota Neo-Terra, tempat langit berwarna kelabu dan gedung-gedung pencakar langit yang hanya tampak sebagai bayangan di kejauhan, terdapat pemukiman pinggiran yang dinamai distrik GEAR,

Ruby adalah anak remaja yang tinggal di pinggiran kota Neo-Terra, tak jauh dari Scrapzone 9, tempat pembuangan sampah mesin terbesar di sektor timur. Di distrik GEAR.

Ruby hidup sederhana. Setiap pagi, ia mengenakan sarung tangan robeknya dan berjalan ke tumpukan logam tua untuk mencari suku cadang yang masih bisa dijual.

Ibunya telah lama tiada, dan ayahnya—seorang mekanik—menghilang saat Ruby masih kecil, dalam misi perbaikan jaringan listrik bawah tanah yang katanya “berbahaya tapi bayarannya besar”.

Meski hidupnya keras, Ruby punya satu impian: membuat robotnya sendiri. Bukan sembarang robot, tapi unit tempur taktis seperti yang digunakan di Zona Perang saat dia kecil dulu. Ia menyimpan bagian-bagian robot yang ia temukan—sensor rusak, kabel putus, chip tua—di bawah lantai gubuknya. Teman-teman seumurnya sibuk jadi kurir drone atau pencuri data, tapi Ruby lebih suka tenggelam dalam dunia mesin dan logika.

Suatu sore yang mendung, ketika petir buatan menyambar langit Neo-Terra, Ruby menemukan sesuatu yang mengubah hidupnya.

Di balik tumpukan besi dan baja berkarat, ia melihat kilatan logam bersih, terlihat tak biasa di tempat seperti itu. Saat ia menyingkirkan puing-puing logam, matanya membelalak. Sebuah exosuit—armor tempur tipe lama, tapi masih utuh. Logo militer yang sudah terhapus sebagian terlihat di bahunya. Di dada armor, tertulis: IRON-X Mk.04.

“Ini… bukan sembarang rongsokan…” bisik Ruby, tangannya gemetar.

“ini... Armor tempur..” lanjut Ruby menelan ludah.

Dan dari dalam helm armor itu, suara lemah terdengar, seperti dengungan:

“Sistem kritis. Memulai… sinkronisasi ulang…”

****************

Ruby menatap armor itu, matanya tak berkedip. Debu tipis beterbangan tertiup angin dari turbin ventilasi raksasa yang berputar pelan di kejauhan. Di sekelilingnya, tumpukan besi dan plastik sintetis menciptakan bayangan aneh, seolah menyoroti armor yang setengah terkubur itu seperti peninggalan kuno dari peradaban masa lalu.

Ia berjongkok, tangannya menyentuh permukaan dingin exosuit itu. Logamnya mulus, jauh berbeda dari rongsokan biasa. Bahkan saat ia mengetuknya perlahan, suara “tang-tang”-nya terdengar padat dan kuat, bukan kosong atau rapuh.

Di sekelilingnya, beberapa drone pemulung melayang rendah, memindai tumpukan sampah, tapi tak ada satu pun yang tampaknya mendeteksi apa yang Ruby temukan. Entah karena sistem kamuflase armor itu, atau karena keberuntungan saja.

“IRON-X Mk.04… ini model kelas militer, armor tempur yang pernah kulihat 10 tahun lalu” gumam Ruby. Ia menelan ludah. “Kalo ini masih nyala… Armor ini bisa jadi cara untuk keluar dari tempat sialan ini.”

Neo-Terra adalah mimpi buruk bagi siapa pun yang lahir di bawah garis langitnya. Kota itu megah di bagian tengah—penuh cahaya neon, drone patroli, dan menara perusahaan raksasa. Tapi di pinggiran kotanya, tempat Ruby tinggal, hanya ada kegelapan, kebisingan mesin tua, dan udara penuh debu karbon.

Ia mencoba membuka helm armor, tapi terkunci. Lalu suara itu terdengar lagi, lebih jelas kali ini, meski masih serak dan berisik.

> “Sistem… daya utama gagal. Unit dalam mode darurat. Butuh… sinkronisasi biometrik…”

Ruby terpaku mendengar suara itu. Ia pernah membaca tentang armor ini di sebuah artikel—armor militer generasi keempat memiliki sistem pengenalan pengguna berbasis bio-jaringan.

Jika armor ini masih berfungsi dan bisa sinkron dengannya, ia mungkin bisa menghidupkannya. Tapi juga berisiko besar. Jika armor ini mengenali Ruby sebagai musuh, ia bisa terbakar oleh sistem pertahanan internal.

Namun, rasa penasaran Ruby lebih besar dari rasa takutnya.

Ia menyingsingkan lengan jaketnya yang sobek, memperlihatkan kulit yang penuh luka kecil akibat bertahun-tahun menggali rongsokan. Lalu, dengan hati-hati, ia melerakkan telapak tangan ke panel kecil di bagian dada armor. Panel itu berkedip pelan, lalu terdengar suara baru—lebih mekanis, lebih dalam.

> “Biometrik… terdeteksi. Sumber tidak dikenal. Mencocokkan dengan database…”

> “…Pencocokan gagal. Aktivasi darurat memerlukan konfirmasi manual.”

Tiba-tiba, dari bagian punggung armor, muncul alat kecil seperti jarum suntik yang menyala biru.

“Ah, sial… ini pengenal darah,” desis Ruby.

Ia menggigit bibir. “Yah, kalau ini adalah cara satu-satunya… Mau tak mau”

Dengan cepat ia menusukkan jarum itu ke ujung jarinya, dan darah menetes masuk ke lubang kecil di alat itu. Lampu indikator berganti hijau.

> “Konfirmasi manual diterima. Mode tamu diaktifkan. Memulai proses booting parsial…”

Armor itu mulai bergerak. Getaran kecil terasa di tanah saat kaki logamnya mengeluarkan bunyi klik dan desis halus. Lampu merah di helmnya menyala perlahan, membentuk pola lingkaran yang berdenyut.

Ruby mundur satu langkah, jantungnya berpacu. Namun armor itu tidak menyerang. Sebaliknya, ia hanya berdiri diam, seperti menunggu perintah.

> “Unit IRON-X siap dalam mode darurat. Energi terbatas. Tujuan operasional?”

Ruby hampir tidak percaya. Armor ini tidak hanya menyala—ia merespon.

“Tujuan?” gumamnya. “Aku cuma pengumpul rongsokan… Tapi kalau kamu benar-benar masih bisa jalan…”

Ia menatap sekeliling. Tak ada orang, hanya angin dan bau oli terbakar. Ia harus menyembunyikan armor ini—sebelum pihak berwenang menemukannya. Exosuit militer seperti ini pasti dicari. Bisa jadi milik perusahaan senjata yang kehilangan kontrol, atau malah proyek rahasia yang gagal.

Ruby menarik napas dalam-dalam. Ia menatap helm armor itu, lalu berkata, “Ikut aku. Kita harus pergi dari sini.”

Armor itu bergerak. Tidak cepat, tapi mantap. Langkah-langkahnya berat, tapi presisi, nyaris seperti manusia. Ruby memimpin jalan kembali ke gubuknya, hanya sekitar lima menit dari tumpukan sampah tempat ia menemukannya. Sepanjang perjalanan, pikirannya penuh dengan kemungkinan: jika armor ini benar-benar bisa diperbaiki, ia bisa menjadi kuat. Lebih dari sekadar pemulung. Ia bisa menjadi pahlawan.

---

Rumah kecil Ruby sempit dan berantakan, tapi memiliki satu kelebihan: ruang bawah tanah yang dulu dibangun ayahnya untuk menyimpan suku cadang. Ia membuka pintu rahasia di lantai kayu lapuk, dan memerintahkan armor untuk masuk. Armor itu menunduk dan mengikuti, dengan suara logam menggesek kayu di setiap langkah.

Begitu armor itu masuk, Ruby menutup lantai dan menyalakan beberapa lampu neon kecil yang tergantung dari kabel bekas. Di ruangan itu, ratusan bagian mesin tersusun rapi di rak buatan sendiri. Ada drone kecil setengah jadi, kaki robot yang sudah dicopot servo-nya, dan bahkan satu buah CPU militer versi lama.

“Selamat datang di markas kecilku,” kata Ruby sambil tersenyum.

Ia mulai memeriksa armor itu lebih teliti. Banyak bagian yang rusak—lapisan luar tergores parah, beberapa kabel tampak meleleh, dan modul daya utama terlihat nyaris habis. Tapi intinya masih utuh. Ia bahkan menemukan port akses di bagian punggung untuk masuk ke sistem firmware-nya.

> “Sistem mengalami kerusakan kritis. 34% fungsional. Modul pertempuran nonaktif. Butuh daya cadangan untuk pemulihan penuh.”

Ruby mengangguk. “Berarti aku perlu cari inti energi baru… atau setidaknya baterai militer kelas dua.”

Barang yang Ruby sebutkan Itu bukan hal yang mudah untuk di dapatkan apalagi hanya mencari di tumpukan sampah. Tapi ia tahu tempat: Black Alley Market, pasar gelap di bawah jalur trem tua. Di sana, semua yang ilegal bisa dibeli—asal punya cukup barang untuk ditukar. Ruby melihat ke arah rak di pojok. Ia punya beberapa barang langka—sensor termal generasi 5, chip AI bekas, bahkan panel surya mini yang masih 70% fungsional.

“Besok kita ke pasar,” katanya. “Tapi malam ini, aku mau tahu lebih banyak tentangmu.”

Ia menyambungkan kabel data ke port belakang armor dan menghubungkannya ke layar tab tua miliknya. Setelah beberapa detik, layar menampilkan logo lama: ARKHEON INDUSTRIES – IRON-X Series.

Dan kemudian muncul file log:

> MISI: Operasi Bersih – Zona Delta 4

STATUS: GAGAL – Intervensi musuh tak terduga

PILOT: Kapten D. Varen – status: HILANG

TERAKHIR DIPERINTAHKAN: Lari. Sembunyi. Jangan kembali.

Ruby terpaku menatap layar.

“Armor ini… punya masa lalu,” bisiknya.

Di luar, petir buatan menyambar lagi, menyoroti kota Neo-Terra dalam kilatan cahaya ungu. Di bawahnya, Ruby menggenggam kabel data erat-erat, hatinya berdebar.

Ia tahu. Hidupnya baru saja berubah selamanya.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Tentakel Batang Hitam

Tentakel Batang Hitam

bro, aku kira awalnya ini robot Gundam, baru sadar kalau kata yang di gunakan adalah "Armor" waktu aku baca ulang untuk memastikannya/Facepalm/

jadi ini kayak armor Ironman?

2025-08-07

1

Tentakel Batang Hitam

Tentakel Batang Hitam

aku rasa akan bagus jika ada ilustrasi kotanya, pake AI pun tidak masalah untuk awal awal/Bye-Bye/

2025-08-07

1

Tentakel Batang Hitam

Tentakel Batang Hitam

lah petir buatan untuk apa?

2025-08-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Kilau Besi di Tengah Sampah
2 bab: 2 . perbaikan
3 bab : 3. uji coba
4 bab 4 uji coba ke 2
5 bab 5 .Maya dan Lily
6 Bab 6: Ancaman dan Misi Penyelamatan Hero Misterius
7 Bab 7: Kerjasama
8 bab : 8. prajurit
9 Bab 9: Pertarungan
10 bab .10 kemenangan
11 bab 11. PROYEK IRONBORN
12 bab 12. DNA
13 bab 13 latihan
14 bab :14. latihan kedua
15 bab:15. serangan dadakan
16 Bab 16 – Rencana Rahasia Dr. Vex
17 Bab 17 – Evaluasi dan Rencana Selanjutnya
18 Bab 18 – Misi dan Kebenaran
19 bab.19 misi pengintaian
20 bab.20 misi pengintaian 2 (PERTEMPURAN DIBALIK BUKIT.)
21 bab.21 kekalahan dan bala bantuan
22 bab. 22 duka
23 bab 23. kebangkitan dan remaja misterius
24 bab 24. anomali, xeno dan Vortex
25 bab 25. bayangan biru
26 Bab. 26 – Robot X
27 Bab.27 – kejutan.
28 Bab.28 – kejutan.
29 Bab 29 – Pengejaran
30 bab. 30 - kekaguman dan kekhawatiran
31 Bab. 31 – Tenang Sebelum Badai
32 Bab.32 - pengintaian
33 Bab 33 – Jebakan
34 Bab 34 – jebakan 2
35 Bab 35 – veteran
36 Bab 36 – Darah Pengorbanan
37 Bab 37 – Terpuruk
38 Bab 38 – Rapat Darurat Neo-Terra
39 bab. 39 - misi pengintaian khusus
40 bab. 40 - R-CELL
41 bab. 41 - R-CELL 2
42 PENJELASAN (R-CELL)
43 bab. 42 - regenerasi
44 bab. 43-NEW ARMOR
45 bab.44-reruntuhan kota lama
46 Bab 45 – Anomali Bawah Tanah
47 bab. 46-serangan dadakan
48 Bab 47 – Ancaman
49 Bab 48 – ketenangan sesaat
50 Bab 49 – VORTEX vs MK-I
51 bab 50 ENDING
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Bab 1: Kilau Besi di Tengah Sampah
2
bab: 2 . perbaikan
3
bab : 3. uji coba
4
bab 4 uji coba ke 2
5
bab 5 .Maya dan Lily
6
Bab 6: Ancaman dan Misi Penyelamatan Hero Misterius
7
Bab 7: Kerjasama
8
bab : 8. prajurit
9
Bab 9: Pertarungan
10
bab .10 kemenangan
11
bab 11. PROYEK IRONBORN
12
bab 12. DNA
13
bab 13 latihan
14
bab :14. latihan kedua
15
bab:15. serangan dadakan
16
Bab 16 – Rencana Rahasia Dr. Vex
17
Bab 17 – Evaluasi dan Rencana Selanjutnya
18
Bab 18 – Misi dan Kebenaran
19
bab.19 misi pengintaian
20
bab.20 misi pengintaian 2 (PERTEMPURAN DIBALIK BUKIT.)
21
bab.21 kekalahan dan bala bantuan
22
bab. 22 duka
23
bab 23. kebangkitan dan remaja misterius
24
bab 24. anomali, xeno dan Vortex
25
bab 25. bayangan biru
26
Bab. 26 – Robot X
27
Bab.27 – kejutan.
28
Bab.28 – kejutan.
29
Bab 29 – Pengejaran
30
bab. 30 - kekaguman dan kekhawatiran
31
Bab. 31 – Tenang Sebelum Badai
32
Bab.32 - pengintaian
33
Bab 33 – Jebakan
34
Bab 34 – jebakan 2
35
Bab 35 – veteran
36
Bab 36 – Darah Pengorbanan
37
Bab 37 – Terpuruk
38
Bab 38 – Rapat Darurat Neo-Terra
39
bab. 39 - misi pengintaian khusus
40
bab. 40 - R-CELL
41
bab. 41 - R-CELL 2
42
PENJELASAN (R-CELL)
43
bab. 42 - regenerasi
44
bab. 43-NEW ARMOR
45
bab.44-reruntuhan kota lama
46
Bab 45 – Anomali Bawah Tanah
47
bab. 46-serangan dadakan
48
Bab 47 – Ancaman
49
Bab 48 – ketenangan sesaat
50
Bab 49 – VORTEX vs MK-I
51
bab 50 ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!