bab : 3. uji coba

Udara pagi di distrik GEAR masih diselimuti bau besi tua dan oli terbakar. Kabut tipis menyelimuti udara di antara reruntuhan, menciptakan suasana yang seperti keluar dari mimpi buruk robotik. Di kejauhan, tumpukan besi bekas menggunung, menciptakan labirin raksasa dari bangkai mesin, robot rusak , plat plat berkarat, dan kendaraan militer yang sudah dilucuti kulitnya.

Di sinilah Ruby dan Zack berdiri—di tengah salah satu tempat paling liar dan tak terurus di Neo-Terra: Zona Pembuangan D-3, tempat sampah logam yang dijauhi bahkan oleh para pemulung veteran.

“Tempat ini luas, kosong, dan nggak ada yang peduli kalau tiba-tiba ada ledakan kecil,” kata Zack sambil memeriksa ulang kontrol tablet lipatnya.

Ruby mengenakan pakaian dalam pelindung dari fiber karbon, lalu berdiri di depan IRON-X, yang kini berdiri tegak dan tampak lebih hidup dari sebelumnya. Kabel sinkronisasi saraf telah disambungkan ke sarung tangan dan helm khusus yang terhubung langsung ke AI dalam armor.

“Oke Ruby, sekarang pakai armor itu. Kita akan mengujinya,” kata Zack sambil menyeringai.

Ruby menarik napas panjang. Dengan bantuan servo otomatis, bagian dada armor terbuka—menyisakan ruang dalam seperti kepompong baja. Ia melangkah masuk. Panel dada menutup perlahan, menyegel tubuhnya dengan desisan mekanis.

> “Sinkronisasi dimulai. Detak jantung stabil. Gelombang saraf cocok: 93%.”

Dalam helmnya, Ruby bisa melihat visual HUD (Head-Up Display) menyala penuh. Sensor mata, radar mini, dan grafik kekuatan armor tampil di depannya. Suara AI Orion-X terdengar halus di telinganya.

> “Selamat pagi, Ruby. Sistem IRON-X siap untuk uji coba.”

“Luar biasa…” gumam Ruby. Gerakannya kini terasa berat tapi seimbang. Langkah pertama terdengar seperti logam raksasa menghantam tanah. Tapi lama-lama, tubuhnya mulai menyesuaikan.

Zack memantau dari jarak aman, mengatur sistem dari tabletnya.

“Oke, kita mulai dari dasar: jalan cepat, lalu sprint, lalu lompat.”

Ruby mulai berjalan, lalu berlari. Armor mengikuti setiap gerakannya nyaris sempurna. Ketika ia sprint, tanah logam bergetar. Kemudian ia melompat—dan untuk pertama kalinya, ia merasa seperti bisa terbang.

“Gila! Sistem pendorong kaki aktif!” seru Ruby sambil mendarat keras di atas satu tumpukan besi. Debu dan karat berhamburan.

Zack mencatat semua data. “Stabilisasi masih kasar, tapi power output-nya brutal.”

“Lanjut ke sistem senjata?” tanya Ruby, mulai terbakar semangat.

“Belum. Coba fitur pertahanan dulu. Aktifkan perisai plasma di lengan kanan.”

Ruby menekan panel di tangannya, dan perisai energi biru berbentuk setengah lingkaran muncul, berdengung halus. Ia mencoba menahan serpihan logam besar yang dilempar Zack—dan perisai itu menangkisnya seperti selembar kertas.

“Ini… seperti mimpi,” gumam Ruby. “Gue beneran ngerasain jadi bagian dari armor ini.”

Zack tersenyum puas. “Sekarang, coba sistem tempur ringan. Aktifkan cannon lengan kiri—mode stun.”

Ruby menyesuaikan posisi. Bagian lengan kirinya berubah, dan laras senjata kecil muncul. Ia menargetkan drum kosong beberapa meter di depan.

ZzzZZT—BOOM!

Dentuman listrik keluar, dan drum itu terpental seperti ditendang raksasa.

Tapi tepat setelah tembakan pertama, HUD Ruby berkedip merah.

> PERINGATAN: Energi terdeteksi. Radar pasif menangkap gelombang pengintai.

Zack juga melihat sinyal asing muncul di tabletnya. “Ruby, ada drone pengintai di atas zona ini. Modelnya—shit, itu drone perusahaan Arkheon!”

Ruby langsung berjongkok dan bersembunyi di balik bangkai mesin besar.

“Dia ngelihat kita?” tanya Ruby cepat.

Zack menekan tombol pengacak sinyal, mencoba memutus koneksi drone. “Belum yakin, tapi kalau mereka ngelacak pancaran armor lo… kita bisa dalam masalah.”

Ruby mematikan sistem senjata dan mengaktifkan mode stealth. Lampu di matanya meredup, suara servo melembut.

“Harusnya kita belum terlalu mencolok. Tapi kita harus cabut dari sini sekarang.”

Zack menyalakan motornya dari jarak jauh. “Armor bisa lari cepat. Lo maju ke arah barat, gue bakal jemput di titik 07.”

Ruby mengangguk, lalu berdiri, tubuhnya setinggi dua meter lebih. Ia berlari menembus reruntuhan, melompat dari satu tumpukan besi ke yang lain.

Drone Arkheon melayang tinggi, tak bergerak, tapi matanya menyala merah. Dan di balik layar di menara perusahaan, seseorang sedang memantau mereka.

> “Target terdeteksi. Unit tempur model IRON-X… aktif kembali?”

Seseorang mengenakan jas hitam menyipitkan mata.

> “Kirim tim eksekusi. Bawa armor itu pulang—apapun caranya.”

...----------------...

Langit Neo-Terra sudah mulai menggelap saat Ruby dan Zack akhirnya tiba kembali di rumah Ruby. Napas mereka masih terengah, campuran antara kelelahan dan ketegangan setelah hampir tertangkap drone Arkheon. Motor Zack diparkir seadanya di samping bangunan tua, dan pintu geser yang sudah berkarat menutup dengan bunyi decit pelan.

Di ruang bawah tanah, Ruby berdiri di tengah lantai besi, lalu memerintahkan armor IRON-X untuk membuka. Panel dada terbuka, helm terbelah, dan tubuh armor bergeser perlahan, membebaskan Ruby yang masih berkeringat .

“Aku ngerasa kayak baru aja ngerasain mimpi ,” katanya sambil duduk di lantai dan menarik napas panjang.

Zack ikut duduk, tablet di tangannya masih memantau data dari armor. “Gue udah ngumpulin semua log-nya. Tapi ada satu hal aneh… Chipset AI yang lo pakai—Intel Orion-X itu—kayak lagi... ngelakuin hal di luar kendali kita.”

Ruby menatapnya. “Maksud lo?”

Zack menunjukkan layar. “Dia terhubung ke semacam jaringan satelit . Dikit-dikit, chip itu kayak... upgrade sendiri. Padahal kita nggak kasih izin apa pun.”

Tiba-tiba, dari pojok ruangan, armor IRON-X yang sudah dilepas mulai bergetar.

Lampu indikatornya menyala satu per satu, tapi warnanya bukan lagi biru—melainkan putih keperakan. Lalu panel-panel logam di tubuhnya mulai bergerak, berubah bentuk, seperti... berevolusi.

Ruby dan Zack berdiri dengan cepat, mundur beberapa langkah.

“Apa-apaan ini?!” Ruby berseru.

“Sistem AI Orion: Pembaruan selesai. Mode lama dinonaktifkan. Memulai Reformasi Integrasi Nano-Graphene™.”

Dalam sekejap, armor itu mulai meleleh dan merakit ulang dirinya sendiri—bukan seperti cair, tapi seperti jutaan partikel kecil yang menyatu kembali dalam bentuk baru. Itu dikarenakan chipset yang dipasang berbahan nano teknologi, dan nano teknologi itu langsung menyerap ke seluruh bagian komponen armor robot, jadi Prosesnya seperti jam tangan digital yang me-render ulang bentuknya secara real-time.

Panel armor lama luruh dan tergantikan oleh lapisan baru yang jauh lebih ramping, ringan, tapi juga lebih kuat secara visual. Warna hitam matte dengan pola garis tipis biru keperakan menyelimuti seluruh permukaan. Helmnya kini tidak ada lagi , melainkan menyatu secara mulus, elegan, dengan visor transparan cerdas yang bisa menyesuaikan bentuk wajah pengguna.

Yang paling mengejutkan, armor itu kini setinggi Ruby—tidak lagi setinggi dua meter lebih seperti sebelumnya.

“Dia... ngepas ke ukuran gue,” gumam Ruby, hampir tak percaya.

Zack melangkah mendekat perlahan, matanya masih terpaku pada punggung armor. “Ruby... ini bukan armor biasa. Ini udah bukan IRON-X lagi. Ini udah... jadi bagian dari lo.”

Ruby menyentuh permukaan armor baru itu. Lembut seperti sutra, tapi terasa sekuat baja. Dari dalam, armor menyalakan proyeksi hologram kecil.

“Versi 2.0 aktif. Sistem ‘NEURO-FLOW’ tersedia. Pemakain jangka panjang akan meningkatkan sinkronisasi saraf-mekanikal sebesar 300%.”

Zack membaca data di tab-nya, mulutnya sedikit terbuka karena takjub. “Armor ini sekarang terbuat dari... graphene-nanotech, Ruby. Bahan paling kuat, paling ringan, dan hampir mustahil dimusnahkan. Tapi... itu bukan bagian yang paling gila.”

Ruby menatapnya. “Apa yang lebih gila dari itu?”

Zack menatap Ruby, serius. “Armor ini sekarang punya sistem adaptif learning. Dia belajar dari lo—gerakan lo, pola berpikir lo, gaya bertarung lo. Semakin lama lo pakai, semakin cerdas dia.”

Ruby terdiam sejenak. Lalu menatap armor barunya—yang kini seperti cermin masa depan dirinya sendiri.

“Berarti ini bukan cuma alat. Ini partner,” katanya pelan.

Zack mengangguk. “Partner... dan juga senjata paling berbahaya di Neo-Terra kalau jatuh ke tangan yang salah.”

Mereka berdua saling pandang.

Terpopuler

Comments

Tentakel Batang Hitam

Tentakel Batang Hitam

alamak, emang seharusnya body armornya di cat ulang aja biar GK ketahuan + pake jubah :v

2025-08-07

1

Tentakel Batang Hitam

Tentakel Batang Hitam

lupakan dengan cat atau ganti warna yang aku sebutkan sebelumnya. ini jauh lebih baik/Frown/

2025-08-07

0

Tentakel Batang Hitam

Tentakel Batang Hitam

ternyata benar tebakan ku, itu kek Iron Man

2025-08-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Kilau Besi di Tengah Sampah
2 bab: 2 . perbaikan
3 bab : 3. uji coba
4 bab 4 uji coba ke 2
5 bab 5 .Maya dan Lily
6 Bab 6: Ancaman dan Misi Penyelamatan Hero Misterius
7 Bab 7: Kerjasama
8 bab : 8. prajurit
9 Bab 9: Pertarungan
10 bab .10 kemenangan
11 bab 11. PROYEK IRONBORN
12 bab 12. DNA
13 bab 13 latihan
14 bab :14. latihan kedua
15 bab:15. serangan dadakan
16 Bab 16 – Rencana Rahasia Dr. Vex
17 Bab 17 – Evaluasi dan Rencana Selanjutnya
18 Bab 18 – Misi dan Kebenaran
19 bab.19 misi pengintaian
20 bab.20 misi pengintaian 2 (PERTEMPURAN DIBALIK BUKIT.)
21 bab.21 kekalahan dan bala bantuan
22 bab. 22 duka
23 bab 23. kebangkitan dan remaja misterius
24 bab 24. anomali, xeno dan Vortex
25 bab 25. bayangan biru
26 Bab. 26 – Robot X
27 Bab.27 – kejutan.
28 Bab.28 – kejutan.
29 Bab 29 – Pengejaran
30 bab. 30 - kekaguman dan kekhawatiran
31 Bab. 31 – Tenang Sebelum Badai
32 Bab.32 - pengintaian
33 Bab 33 – Jebakan
34 Bab 34 – jebakan 2
35 Bab 35 – veteran
36 Bab 36 – Darah Pengorbanan
37 Bab 37 – Terpuruk
38 Bab 38 – Rapat Darurat Neo-Terra
39 bab. 39 - misi pengintaian khusus
40 bab. 40 - R-CELL
41 bab. 41 - R-CELL 2
42 PENJELASAN (R-CELL)
43 bab. 42 - regenerasi
44 bab. 43-NEW ARMOR
45 bab.44-reruntuhan kota lama
46 Bab 45 – Anomali Bawah Tanah
47 bab. 46-serangan dadakan
48 Bab 47 – Ancaman
49 Bab 48 – ketenangan sesaat
50 Bab 49 – VORTEX vs MK-I
51 bab 50 ENDING
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Bab 1: Kilau Besi di Tengah Sampah
2
bab: 2 . perbaikan
3
bab : 3. uji coba
4
bab 4 uji coba ke 2
5
bab 5 .Maya dan Lily
6
Bab 6: Ancaman dan Misi Penyelamatan Hero Misterius
7
Bab 7: Kerjasama
8
bab : 8. prajurit
9
Bab 9: Pertarungan
10
bab .10 kemenangan
11
bab 11. PROYEK IRONBORN
12
bab 12. DNA
13
bab 13 latihan
14
bab :14. latihan kedua
15
bab:15. serangan dadakan
16
Bab 16 – Rencana Rahasia Dr. Vex
17
Bab 17 – Evaluasi dan Rencana Selanjutnya
18
Bab 18 – Misi dan Kebenaran
19
bab.19 misi pengintaian
20
bab.20 misi pengintaian 2 (PERTEMPURAN DIBALIK BUKIT.)
21
bab.21 kekalahan dan bala bantuan
22
bab. 22 duka
23
bab 23. kebangkitan dan remaja misterius
24
bab 24. anomali, xeno dan Vortex
25
bab 25. bayangan biru
26
Bab. 26 – Robot X
27
Bab.27 – kejutan.
28
Bab.28 – kejutan.
29
Bab 29 – Pengejaran
30
bab. 30 - kekaguman dan kekhawatiran
31
Bab. 31 – Tenang Sebelum Badai
32
Bab.32 - pengintaian
33
Bab 33 – Jebakan
34
Bab 34 – jebakan 2
35
Bab 35 – veteran
36
Bab 36 – Darah Pengorbanan
37
Bab 37 – Terpuruk
38
Bab 38 – Rapat Darurat Neo-Terra
39
bab. 39 - misi pengintaian khusus
40
bab. 40 - R-CELL
41
bab. 41 - R-CELL 2
42
PENJELASAN (R-CELL)
43
bab. 42 - regenerasi
44
bab. 43-NEW ARMOR
45
bab.44-reruntuhan kota lama
46
Bab 45 – Anomali Bawah Tanah
47
bab. 46-serangan dadakan
48
Bab 47 – Ancaman
49
Bab 48 – ketenangan sesaat
50
Bab 49 – VORTEX vs MK-I
51
bab 50 ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!