LONDON Bridge Is Falling Down
Eps1. Kakak dan adik
Malam diguyur hujan deras, disertai petir yang saling menyambar bersahut-sahutan
kedua anak kecil saling berpegangan tangan berjalan di tengah hujan
sang kakak memegangi ujung baju ibunya yang hampir robek, dengan satu tangannya yang lain menuntun sang adik yang kedinginan
ketiganya lalu berhenti di depan sebuah rumah berpagar hitam
tampak seorang wanita dengan payung usangnya, lalu menghampiri mereka
Bibi Nai
Apa yang kau lakukan di sini?
wanita yang diketahui bernama Nai itu menatap kedua anak kecil yang basah kuyup dan mengigil di belakang saudarinya
dia lalu mempersilakan mereka masuk, walaupun sekedar di teras saja
dia tampak khawatir akan seseorang yang datang dari dalam rumah
Mama
Aku mau titip anak-anak
Bibi Nai
Aku tidak bisa, bawa saja mereka pergi bersamamu!
Mama
Sebentar saja Nai, aku akan segera kembali
pada akhirnya Nai mengalah karena malas berdebat
dia takut suaminya terbangun dan berujung menyiksanya
Kakak
Mama mau pergi kemana?
Mama
Kakak... mulai hari ini kakak dan adik tinggal bersama bibi Nai, ya
Nai hanya berdecak dan cemas
Mama
Kakak harus janji pada mama untuk menjaga adik baik-baik
Mama
Mama akan segera kembali kalau kakak sudah melakukannya
putra sulungnya itu lalu mengangguk
lalu dia mengatakan hal yang sama kepada anak bungsunya
Mama
Adik... adik harus jadi anak yang baik dan menurut pada kakak ya
Mama
Mama akan segera kembali kalau adik sudah melakukannya dengan baik
Adik
Adik boleh minta gendong?
dia lalu menggendong putra bungsunya, memeluknya dengan erat, bahkan sampai beberapa kali menciumnya dengan berderai air mata
Nai lalu membawa mereka masuk, sementara saudarinya itu pergi tanpa mengatakan apapun lagi
Keesokan paginya, Nai melempar sapu dan alat kebersihan lainnya ke arah kedua keponakannya itu
mereka lalu terbangun dari tidur yang hanya beralaskan tikar tipis saja
Bibi Nai
Kalian berdua, tidak bisa tinggal di sini secara gratis
Bibi Nai
Kalian harus kerja!
Bibi Nai
Hidup ku saja sudah susah, mama kalian malah menambah beban saja bisanya
Nai memaksa kakak untuk langsung berdiri dan memegang sapu
nasib Nai tak lebih bagus dari saudarinya, dia harus hidup dengan membayar sewa rumah dan suami yang pengangguran
hanya punya seorang putri dan dililit hutang bekas pengobatan mertuanya yang sampai sekarang masih sakit-sakitan
wajah Nai juga selalu tampak lelah dengan penampilannya lusuh
Bibi Nai
Sapu rumah sampai halaman!
Bibi Nai
Kalau belum bersih, kau tidak akan dapat sarapan!
kakak pun segera menyapu sesuai perintah bibinya
sedangkan sang adik masih mengucek-ngucek matanya
Bibi Nai
Heh, kau juga tidak akan dapat sarapan kalau malas-malasan!
Nai memicingkan matanya menerka-nerka, pekerjaan apa yang cocok untuk tangan mungil si adik
adik dengan langkah kaki-kaki kecilnya pun langsung mengikuti kemana bibi Nai membawanya
terlihat seorang anak perempuan sedang mengaduk-aduk adonan tepung di dapur
adik lalu menghampirinya dan bertanya dengan kepolosannya
Adik
Kakak Shima cantik sekali
Nai lalu tersenyum melihat interaksi bocah-bocah itu
Shima
Kamu juga lucu sekali, siapa namamu?
Adik
Aku Ray, aku sering dipanggil adik oleh kakak ku
Shima lalu menatap ke luar dan melihat seorang anak laki-laki sedang menyapu halaman rumahnya
Shima
Siapa nama kakak mu?
Adik
Aku tidak tau, kamu tanyakan saja sendiri
Shima
Masa nama kakak sendiri tidak tau
Bibi Nai
Heh sudah, sudah!
Bibi Nai
Ray, kau pergi siapkan piring saja!
sejak hari itu kakak dan adik tinggal di rumah bibi Nai dan tumbuh bersama sepupunya
walaupun Nai sering membentak dan ketus pada kedua keponakannya, tapi dia tidak pernah pilih kasih
hingga suatu hari, Nai berteriak histeris dan semuanya berubah
dia mendapat kabar bahwa suaminya itu telah berselingkuh selama 8 tahun dan memiliki anak dari hasil perselingkuhannya itu
Bibi Nai
Aku merawat ibumu, melunasi hutang-hutangmu
Bibi Nai
Kau bahkan tidak mengurus putrimu sendiri, tapi kau bersenang-senang dengan j*lang di luar sana?
Nai hampir gila karena depresi, dia juga sempat mencelakai putrinya
berujung Shima dibawa oleh kerabatnya dan dijauhkan dari Nai
sementara itu, kondisi mental Nai semakin hancur dan berani menganiaya kedua keponakannya yang masih kecil
Bibi Nai
Hidupku semakin hancur karena kedatangan kalian!
Bibi Nai
Dasar pembawa sial!
bahkan mereka sering dikurung di kandang dan tak diberi makan seharian
meringkuk di atas permukaan tanah yang dingin dan kotor
Adik
Kakak... perut adik sakit
sang kakak mencoba menenangkan adiknya yang menangis kelaparan, dia juga tak bisa menyembunyikan rasa laparnya itu
tubuh mereka bergetar dan mengigil
Kakak
Adik, kita tidur saja...
Kakak
Kalau kita tidur, sakit perut kita akan hilang
Kakak
Mau kakak nyanyikan sebuah lagu?
adik pun mengangguk dan menurut
Adik
London bridge is falling down, ayo nyanyikan lagu itu
tak ada hari dimana mereka tak mendapatkan siksaan
cara Nai membangunkan mereka juga berubah, dia menyiramkan air kotor disertai pukulan demi pukulan
belum sampai di sana, Nai juga memaksa mereka bekerja mengumpulkan botol-botol bekas lalu menjualnya ke penjajal
mereka tak diizinkan pulang jika belum mendapatkan uang
Sampai suatu hari, mereka berdua duduk di taman sambil bersembunyi dari bibi Nai
adik lalu memakan wafer yang dibelikan kakaknya dengan lahap
???
Kalian berdua sedang apa?
seorang tetangga, nenek tua yang menggandeng cucunya datang lalu duduk di dekat mereka
adik menjawab dengan kepolosannya lalu tersenyum pada cucu nenek tua itu
sedangkan kakak hanya tersenyum dan memberi salam
???
Apa kau tidak sekolah?
???
Sepertinya usiamu sudah cukup untuk sekolah, dibanding adikmu
kakak lalu menjawab dengan menggelengkan kepalanya
Kakak
Kalau saya sekolah, nanti adik saya sendirian
kakak kembali menggelengkan kepalanya
Adik
Adik belum jadi adik yang baik buat kakak, jadi mama belum kembali
mendengar adiknya berkata seperti itu, sang kakak langsung menangis tersedu-sedu
???
Malang sekali nasib kalian berdua
nenek tua itu lalu mengelus kepala mereka bergantian
tak lama lalu bibi Nai datang sambil membawa sebilah kayu yang biasa dijadikan pemukul kedua keponakannya
dia berteriak sambil menjambak rambut kakak dan menariknya dengan kasar
Bibi Nai
Kemari kalian anak-anak nakal!
sang adik hanya menangis melihat kakaknya diperlakuukan kasar, oleh orang yang justru seharusnya menjaga mereka
melihat secara langsung Nai menyiksa keponakannya, tetangga mulai berkerumun dan melindungi kakak adik itu
???
Mereka hanya seorang anak kecil yang tidak tau apa-apa
???
mental dan fisik mereka belum siap untuk menghadapi kerasnya kehidupan di dunia
???
karena didikan di masa kecil menentukan kehidupan di masa depannya
Kakak
*Suatu saat nanti aku akan membalasnya...*
Comments
𝄞•ʏᴏᴊɪɴ
bibi Nai gada niat bunuh diri aja gtuu😭
kasian ray ama kaka disiksa muluh,kasian mental merka berdua pdahal mrka gak tau" apa
2025-02-21
0
𝄞•ʏᴏᴊɪɴ
"kalau kita tidur,sakit perut kita akan hilang"😭😭nyeseeekk
2025-02-21
0
𝄞•ʏᴏᴊɪɴ
udah kea mama tiri aja bibi ini🙂
2025-02-21
0