LONDON Bridge Is Falling Down
Eps5. Medali usang
Di hari libur, biasanya Ray menghabiskan waktunya dengan berolahraga di tempat gym
namun, karena sekarang dia tinggal di kota yang indah, Ray memutuskan untuk berolahraga di taman
sambil menghirup udara sejuk dan melihat pemandangan yang menyegarkan matanya
salah satunya melihat anak-anak kecil yang sedang berlatih Taekwondo, itu membuatnya merasa lebih bersemangat
terutama saat melihat pelatihnya, yang membuat Ray merasa kagum
???
Saya tau... anda sangat menyukai olahraga Taekwondo
???
Tapi anda tidak boleh mengikuti olahraga itu, tuan muda
???
Jika tuan besar tau, beliau akan memarahi anda
mendengar kata-kata supir pribadinya itu, mood Ray yang tadinya sangat bagus tiba-tiba berubah
dia menyanyikan lagu favoritenya dengan senandung yang lambat dan terputus-putus
begitu sampai di rumah, Ray langsung mengunci diri di dalam kamarnya
pak Riady dan istrinya yang sedang bersantai di teras, hanya bisa menyeruput kopinya tanpa mendapatkan sapaan dari putranya
???
T-Tidak ada apa-apa tuan, tuan muda hanya kelelahan habis berolahraga
Pak Riady
Kau pikir aku tidak mengenal putraku dengan baik?
Pak Riady
Katakan, ada apa?
sang supir merasa khawatir pada tuan mudanya jika dia berterus-terang
namun tidak ada gunanya jika dia terus menutupinya dari tuan besar
???
Tuan muda sangat senang saat melihat anak-anak kecil berlatih Taekwondo di taman
???
Tapi.. moodnya langsung berubah begitu saya mengingatkannya
Ny. Riady
Kenapa tiba-tiba dia berolahraga di taman?!
Ny. Riady
Kita juga punya ruangan Gym kan di rumah ini?!
???
Hari ini tuan muda ingin pergi keluar sambil melihat-lihat suasana baru
Pak Riady
Besok dan seterusnya, dia tidak boleh berolahraga di luar lagi
Ny. Riady
Untuk apa Ray kau bawa ke sini, jika kau banyak melarangnya?
Ny. Riady
Jangan terlalu keras padanya, jika kau tidak ingin kehilangan putramu lagi
nyonya Riady langsung meninggalkan suaminya dan masuk ke dalam rumah
dia berusaha mengetuk pintu kamar Ray untuk mengajaknya sarapan, namun putranya itu tak kunjung keluar
Ray hanya menatap ke luar jendela yang terbuka lebar
duduk di atas kasurnya sambil memegang sebuah medali emas yang usang, lalu meneteskan airmatanya
Ray memang sering mendapatkan banyak medali emas dari berbagai Olimpiade dan juga lomba di sekolah lamanya
namun medali yang ini bukanlah miliknya, entah sejak kapan ada bersamanya, Ray pun tidak ingat pastinya
yang jelas medali usang itu selalu dia bawa kemana pun sebagai jimat keberuntungannya
Ray mencari tau sendiri, tentang mendali apa sebenarnya yang selalu dia bawa itu
sampai dia tau itu adalah medali emas Taekwondo, dia pun mulai tertarik dan menyukai cabang olahraga tersebut
namun mimpinya menjadi atlet dan mendapatkan medali seperti itu, harus pupus begitu saja sebelum dia memulainya
hanya karena putra kandung keluarga Riady meninggal dunia karena kecelakaan mobil yang tak sengaja menabraknya
dan pengendara mobil itu sendiri adalah seorang atlet Taekwondo
itu membuat pak Riady sangat membenci semua hal yang berbau ilmu bela diri tersebut dan sejenisnya
usia Ray saat diadopsi, sama dengan usia putra kandung mereka yang telah meninggal, bahkan nama depan mereka juga sama
pada usia 10 tahun, barulah Ray diberitau bahwa keluarga Riady bukanlah orang tua kandungnya
namun sejak saat itu mereka semakin menyayangi Ray seperti putra kandung mereka sendiri
semakin Ray dewasa, dia semakin mengerti bahwa dia harus menjadi anak seperti yang mereka inginkan
tidak ada kebebasan memilih apa yang dia sukai dan tidak
apa yang mereka berikan, maka itu yang harus dia gunakan
namun semuanya berubah ketika dia mengungkit tentang statusnya sebagai "anak angkat"
mereka mulai menuruti keinginan Ray walaupun menyalahi aturan, namun tetap tidak untuk Taekwondo
Siang harinya, nyonya Riady mengajak Ray untuk makan siang di sebuah restoran
putranya itu tak memberinya senyuman sama sekali sejak tadi pagi
Ny. Riady
Ray... dengarkan mamy
Ny. Riady
Kau jangan pernah beranggapan bahwa daddy dan mamy tidak menyayangimu...
Ny. Riady
hanya karena kami melarangmu melakukan suatu hal
Ny. Riady
Kami mencintaimu, kami sangat menyayangimu
nyonya Riady lalu tersenyum, namun perasaan khawatirnya itu masih terlihat jelas di wajahnya
Ny. Riady
Makanlah yang banyak
dia lalu mengusap kepala putranya itu dengan lembut
di situlah Ray merasakan kasih sayang nyonya Riady yang sangat tulus
keesokan paginya, Ray keluar dari kamarnya untuk berolahraga
Ny. Riady
Kau mau olahraga?
Ny. Riady
Kenapa tidak memakai pakaian hangat?
nyonya Riady mencium kening putranya itu
Ray DRiady
Aku hanya mau thirdmill di gym
Ny. Riady
Cuacanya sangat bagus, sayang untuk dilewatkan
Ray pun bergegas memakai sweaternya secepat kilat
Ray DRiady
Dimana supir ku?
Ny. Riady
Pergilah sendiri, dia sedang mengantar daddy mu mengunjungi rumah teman lamanya
Ray DRiady
Terima kasih mamy~
senyum Ray kembali terlihat hingga membuat nyonya Riady merasa lega
Ray pun pamit pegi dengan penuh semangat
Ny. Riady
Padahal kau sesederhana itu...
Ny. Riady
hanya dengan mengikuti keinginan mu, kau bisa memberikan mamy senyuman sebahagia itu
Ray pergi ke taman yang sama seperti kemarin
pagi ini dia hanya berjalan-jalan santai saja sambil menikmati udara pagi yang sejuk
Ray DRiady
Wahh... ini pertama kalinya aku pergi sendirian, tanpa supir
Ray DRiady
Apa ini hari baikku?
Ray DRiady
Aku tidak sabar menyambut hal baik selanjutnya
dia sangat senang, sampai tak sadar terus tersenyum pagi itu
sesekali Ray juga tertawa kecil saat mengingat betapa mudahnya membuat mamy nya mengizinkan dia pergi keluar, bahkan sendirian
puas berjalan mengelilingi taman, Ray pun duduk di dekat lapangan yang dimana ada anak-anak TK sedang latihan Taekwondo seperti kemarin
dia memberikan tepuk tangan dan ikut bersorak untuk menyemangati anak-anak kecil itu
hingga perhatian sang pelatih pun tersita olehnya
Rakha Harisdarma
Loh, dia kan...
Ray juga tertawa saat melihat tingkah gemas seorang anak yang terjatuh dan kembali berdiri sambil menangis
melihat wajah yang tertawa riang itu Rakha merasakan de javu dari mimpinya yang menjadi kenyataan
dia terus memerhatikan Ray setiap kali ada kesempatan, begitu juga dengan Ray
beberapa kali mata mereka bertemu dan Rakha terus membuang muka
Ray DRiady
Pelatih itu kenapa terus melihat ke arahku, ya?!
Ray mulai merasa tak nyaman menerima tatapan tajam dari Rakha
dia pun beranjak dari tempat, sebelum latihan mereka selesai
Rakha yang menyadari bahwa Ray pergi, langsung menyelesaikan latihannya dan buru-buru mengikutinya
namun setelah anak-anak TK itu bubar, Ray sudah hilang dari pandangannya
Rakha terus mencarinya kesana kemari, namun Ray tak terlihat
Rakha Harisdarma
Kemana dia pergi
Rakha Harisdarma
Cepat sekali jalannya
Rakha pun melihat jam di tangannya, dan harus segera pergi
tanpa sepengetahuannya, Ray ternyata masih ada di sekitar taman
dia bersembunyi dan memerhatikan Rakha dari kejauhan
Ray DRiady
*Kenapa dia mengikuti ku*
melihat logo tas yang dibawa Rakha, akhirnya Ray tau kalau pelatih Taekwondo anak-anak TK itu berasal dari sekolah yang sama dengannya
Ray memicingkan matanya dan mulai penasaran
Comments