Jungkir Balik Dunia Sisi

Jungkir Balik Dunia Sisi

1. Posesif

Pagi itu seperti biasa gadis yang kerap dipanggil Sisi sedang dibangunkan oleh pembantunya karena jam sudah menunjukkan pukul 05.00. Waktunya Sisi bergegas ke kamar mandi dan bersiap untuk berangkat sekolah. Sayangnya, pembantu yang kerap dipanggil bibi Sulis itu tidak berhasil membangunkan Sisi. Ini tidak hanya sekali dua kali Sisi sulit dibangunkan. Seperti biasa orang tua Sisi menyuruh bibi Sulis membangunkannya dengan cara menyiramkan sedikit air agar cepat bangun. Tapi bibi Sulis jarang sekali melakukannya karena merasa kasihan kepada Sisi. Sisi sudah dianggap seperti anaknya sendiri. Setiap kali bibi Sulis tak berhasil membangunkan Sisi, ia kembali ke dapur untuk menyiapkan makanan. Akibatnya Sisi sering kali terlambat masuk sekolah karena bangun kesiangan.

🎶🎶🎶🎶

Terdengar suara nyanyian dari band Sindentosca berjudul kepompong yang menjadi suara alarm handphone milik Sisi. Sisi langsung bangkit dari kasurnya menuju kamar mandi. Dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul 06.00. Sisi cukup lumayan lama kalau sedang mandi.

"Sial, kenapa bibi nggak bangunin aku sih. Aku jadi telat lagi, kan?!" gumam Sisi di dalam kamar mandi.

Selesai mandi Sisi segera bersiap-siap berangkat sekolah. Waktu sudah tidak mencukupi lagi. Belum lagi selama perjalanan menuju sekolah ada kemacetan dan lain sebagainya. Bibi Sulis berteriak mengingatkan Sisi untuk sarapan sebentar walau hanya sekedar makan roti bakar untuk mengganjal perut. Sisi tidak menggubrisnya, ia langsung saja naik mobil dan berangkat ke sekolah.

Di Sekolah

Tidak semua siswa SMA bisa bersekolah di sekolah elit ini. Yang mampu bersekolah di sini hanya anak orang berduit, konglomerat, artis, pejabat dll. Sisi anak yang beruntung, tidak hanya cantik dia juga memang terlahir menjadi anak orang kaya. Namun kelakuan Sisi sangatlah buruk. Tak heran banyak siswa yang takut padanya termasuk para guru di sini.

"Atduh, aku sudah telat nih. Aku pasti tidak boleh masuk!" ucap Sisi kesal dan menutup pintu mobil secara kasar. Sementara pak sopirnya hanya menggeleng-geleng saja melihat kelakuan Sisi.

Jam sudah menunjukkan pukul 06.55, Sisi berlari-lari menuju kelasnya sebelum Ibu guru datang. Sangking terburu-burunya tiba-tiba tidak sengaja Sisi menabrak lelaki muda. Dia memakai seragam yang sama. Rambutnya lurus dengan potongan yang bagus. Namun cara berpakaiannya seperti anak culun. Di tambah lagi dia mengenakan kacamata. Sisi belum pernah melihatnya di sekolah ini. Baru pertama kali ini dia melihatnya.

"Kalau jalan pakai mata dong! Jadi jatuh kan jadinya. Kamu bisa berdiri sendiri, kan! Aku buru-buru soalnya bye!" ucap Sisi.

Lelaki berkacamata itu hanya diam saja lalu berdiri.

Sampai di kelas, akhirnya Sisi bisa masuk sebelum Ibu guru datang. Seperti biasa penampilan Sisi selalu membuat siswa lainnya terpesona akan kecantikannya. Padahal dia sama sekali tidak memakai riasan.

"Kenapa kamu selalu datang terlambat!" bisik Adimas cowok tertampan di sekolah yang saat ini sedang berpacaran dengan Sisi.

"Mau bagaimana lagi, aku paling nggak bisa bangun lebih awal! Coba kamu jemput aku dong," gerutu Sisi.

"Dijemput pun kamu tetep aja bangun kesiangan, ujung-ujungnya kita berdua terlambat!" sahut Adimas makin kesal.

"Huh ya udah deh sayang, jangan cemberut gitu ah. Nanti gantengnya ilang loh," ucap Sisi manja memeluk lengan Adimas tanpa ia sadar Ibu Guru sudah memasuki ruangannya.

"Sisi, lepasin ada ibu guru!"

"Huh!" Dengan malas Sisi langsung melepaskan.

"Semuanya ibu minta perhatiannya. Hari ini kita kedatangan murid baru. Siswa pindahan dari luar negeri. Namanya Simon. Ibu harap kalian bisa akrab dengannya dan berteman baik dengannya."

"Simon, kamu bisa duduk di tempat duduk yang kosong sekarang ya," ucap ibu Guru.

Sisi menahan tawa setelah tau nama murid baru tersebut. Sedangkan Adimas sedikit tidak suka dengan sikapnya yang suka menertawakan orang.

"Kamu bisa tidak sih, nggak seperti itu?!"

"What's emangnya kenapa?!"

"Aku nggak suka tau!"

"Kamu cemburu aku menertawakan anak itu?!"

"Hah?! Yang benar saja kamu bisa berpikir begitu."

"Aku tertawa karena namanya sama dengan kucingku."

"Apa?!"

"Hheee,"

Simon duduk di bangku paling belakang pojok sendiri dekat tembok. Ia duduk sendirian. Tak ada satu pun orang yang mengajaknya berbicara. Bahkan mengajaknya untuk makan siang bersama di kantin. Untuk Simon sendiri, dia tidak peduli akan hal itu justru dia sangat senang. Bila tak ada satu orang pun yang mengganggunya. Simon lebih suka menyendiri. Jam istirahat ia gunakan untuk pergi ke perpustakaan setelah makan jika masih ada waktu. Simon suka membaca buku. Apalagi buku tentang Pengetahuan alam dan umum.

Berbeda dengan Sisi dan gengnya. Dia suka sekali menganggu siswa yang terlihat lemah. Apalagi siswa yang diam-diam menyukai kekasihnya. Tak segan-segan Sisi langsung menghukumnya.

"Hei, kamu! Aku sudah mengingatkan kamu untuk tidak dekat-dekat dengan Adimas! Kenapa kamu masih saja diam mendekatinya?!"

"Eh nggak kok, mana berani aku. Aku hanya melihatnya dari belakang!"

"Itu sama saja bodoh! Sekali lagi kamu berani menggodanya, coba saja! Rambut yang indah dan halus ini (Membelai) akan menjadi rambut rasa cola yang kamu minum ini!"

(Mengangguk) "Iya, saya tidak akan lagi mengagumi Adimas."

Wa ... wahhh ... wah

Beberapa orang berbisik tentang Sisi di kantin. Mereka tak berani menatap Sisi kecuali Adimas kekasihnya. Dan juga beberapa pria yang menyukainya.

"Kamu sampai kapan akan seperti ini terus?!" kata Adimas sambil minum sebotol air mineral.

"Kenapa kamu tak suka?!" jawab Sisi melotot.

"Bukan begitu, kamu sangat berlebihan. Kamu terlihat sangat posesif!"

"Jika kamu tidak memiliki wajah yang tampan dan sikap ramah pada semua orang aku tidak akan begini!"

"Kau takut sekali aku akan diambil oleh wanita lain?!"

"Apa?! Kenapa kau bilang begitu?! Jika aku tidak memiliki rasa takut, itu artinya aku tidak menyukaimu!"

"Hah?! Kau tidak percaya denganku?!"

"Apa?! Bukannya aku tidak percaya! Banyak perempuan gatel sama kamu. Dan kamu cukup meresponnya?! Bagaimana aku tidak muak dengan sikapmu itu?!"

"Aku hanya membangun citraku, agar tak terkesan dingin dan tidak baik!"

"Oh begitu, lalu bagaimana dengan tanggapan wanita lainnya dengan responmu? Bisa-bisa mereka salah paham tau!"

Sisi dan Adimas berdebat di meja makan. Beberapa teman yang satu geng dengannya hanya diam dan berpura-pura tidak mendengarkan. Sudah biasa mereka mendengar Sisi beradu argument dengan Adimas. Apalagi dengan temperamen Sisi yang seperti itu sudah jelas Adimas kalah.

"Baiklah, awas saja jika kamu berkhianat padaku Adimas. Aku akan bunuh kamu dan gadis siapa pun itu yang menjadi kekasihmu selain aku."

"Sisi, cukup kenapa kamu selalu berpikiran sempit seperti itu sih?! Cobalah untuk percaya padaku sedikit saja!"

"Percaya?! Dengan sikapmu yang ramah seperti itu? Aku tidak yakin!"

"Baiklah."

Tanpa berpikir panjang, Adimas langsung mengecup bibir seksi milik Sisi. Di tengah-tengah kerumunan di kantin, semua mata melihat. Beberapa wanita yang menjadi penggemar Adimas berteriak histeris. Tak menyangka pujaan hati mereka bisa melakukan skinship di depan umum. Kata mereka itu romantis bagai di film-film Korea.

"Adimas ...."

"Sekarang kamu percaya, kan?"

"Iya," jawab Sisi lemas.

***

Hai, saya penulis pemula. Mohon bantuannya ya, like dan komen disini untuk memberikan masukan, pendapat kalian dll ☺️

Terpopuler

Comments

iqbal nasution

iqbal nasution

.lanjut semangat

2025-06-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!