2. Ini Ciuman Pertamaku

"Sisi, mukamu merah sekali," kata Adimas pelan usai menciumnya.

"Sttttt, jangan bicarakan itu. Sepertinya aku harus pergi dari sini."

"Eh tunggu makanannya, kamu belum menghabiskannya!"

"Sayang, aku sudah kenyang karena asupan darimu tadi."

Blushhh muka Adimas langsung memerah. Anak-anak banyak yang membicarakan hubungan Sisi dan Adimas. Mereka berpikir bahwa Sisi dan Adimas nggak akan pernah bisa dilepaskan. Sisi segera meninggalkan kantin dan dibuntuti oleh Adimas dibelakangnya. Suasana menjadi canggung saat detak jantung Sisi berdegup kencang. Mungkin ini baru pertama kali baginya.

'Bagaimana bisa Adimas menciumku di depan banyak orang?! Di kantin juga?! Tak adakah tempat yang lebih sepi dan romantis gitu. Contohnya di UKS atau di ruang perpustakaan?! Kan, itu lebih baik daripada di kantin yang ditonton banyak orang! Btw, ini baru pertama kalinya aku merasakannya. Ciuman pertamaku jatuh dengan orang yang aku sukai. Lelaki tertampan dan populer di sekolah ini. Aku tak menyangka! Tidak sombong sih. Kita memang pasangan terpopuler di sekolah ini.'

"Sisi, bisakah kamu jalan sedikit pelan?!"

"Aku malu...."

"Hah, kamu malu? Kenapa?"

"Karena kamu orang pertama yang menciumku di depan banyak orang lagi!"

"Apa?! Aku yang pertama. Aku sungguh senang mendengarnya. (Mendekat) Ternyata kamu juga punya sisi yang imut juga," goda Adimas membuat wajah Sisi semakin memerah.

"Aku serius," ucap Sisi imut seperti kucing betina yang hendak di mangsa kucing jantan. Adimas mendekat dan langsung memeluknya dengan erat. Entah dia gemas atau bahagia. Jelas dua-duanya sekarang Adimas sangat senang. Setidaknya Adimas tidak melihat wajah jutekdan dinginnya yang hampir setiap hari tak pernah tersenyum.

Sisi dan Adimas memasuki kelas. Jam istirahat sudah selesai. Begitu juga dengan si Culun yang baru saja masuk usai dari ruang perpustakaan. Sisi melihat ke arahnya yang duduk sendirian, diam dan tak bersuara. Seorang independen seperti dia memang bisa berdiri sendiri dan mandiri tanpa bantuan dari orang lain Sisi berpikir seperti itu. Jam pelajaran sudah selesai. Semua siswa berhamburan keluar kelas. Hari ini Sisi pulang bersama Adimas. Tak lupa Sisi menghubungi orang rumah yang menjemputnya setiap hari.

"Mau bersenang-senang sepulang sekolah?!" ajak Adimas kepada Sisi.

"Bersenang-senang kemana?"

"Jalan-jalan?"

"Berdua atau sama yang lainnya (Teman-teman)?"

"Sama teman-teman?"

"Hah kupikir hanya berdua, baiklah boleh juga!"

"Wah kita diajak?" sahut teman-teman Sisi.

"Iya, inget kalian jangan minta hal-hal yang macam-macam! Mengerti!" ucap Adimas.

"Oke."

Teman-teman Sisi merasa sangat senang apabila di ajak jalan-jalan bersama Adimas. Siapa yang tidak senang melihat tontonan bagus yaitu pria tampan dari jarak dekat. Mereka tidak hanya sekedar mengagumi diam-diam di belakang Sisi. Melainkan salah satu dari mereka sudah punya keinginan untuk mengenal dan menjadi lebih dekat dengannya. Gila, seberani itukah dengan Sisi?

Sisi yang cantik jelita namun sikap arogannya ternyata banyak sekali diluar maupun di dalam orang tak banyak menyukainya. Karena sikap angkuhnya dan sok mentang-mentangnya membuat orang merasa geram padanya. Walau mereka itu harus menahan diri mengekspresikannya. Andai Sisi tidak memiliki latar belakang yang bagus serta misterius mungkin mereka tidak akan takut dengan ancaman Sisi yang dibuatnya.

Sisi tidak hanya angkuh dan sombong tetapi Sisi juga terkenal dengan orang yang suka menindas orang jika ada yang mencoba menghalangi dan mengganggunya. Sisi juga memiliki sahabat bernama Natalie. Natalie gadis yang tak kalah cantiknya dengan Sisi. Orang menilainya dia urutan nomor dua tercantik di sekolah setelah Sisi. Dia dikenal gadis yang baik hati. Setiap Sisi membuat masalah, Natalie datang untuk membantu membereskannya.

Selain Natalie, teman lain atau sahabat Sisi yang satu geng dengannya adalah Dion. Dion lelaki tampan nomor dua setelah Adimas. Dion anak seorang dokter bedah di rumah sakit umum dan elit di Jakarta. Mereka semua adalah teman Sisi yang juga populer di sekolah dan dikagumi banyak siswa.

Di gerbang sekolah Adimas mengeluarkan mobil kesayangannya yang setiap hari menemaninya untuk menjemput Sisi. Begitu juga dengan Dion yang selalu berangkat sekolah bersama Natalie karena rumah mereka berdua yang berdekatan. Sementara Sisi dan Natalie sedang menunggu di depan sekolah sambil memainkan handphone di genggamannya. Tak lama kemudian terdengar suara jeritan minta tolong seorang lelaki. Berkali-kali suara jeritan itu menggema di telinga Sisi begitu dengan telinga Natalie. Karena merasa terganggu dan rasa penasaran itu muncul, Sisi dan Natalie bergerak mencari dimana suara jeritan itu berasal. Setelah di telusuri ditemukan suara jeritan itu berasal. Ternyata berada di taman bermain yang letaknya tak jauh dari sekolah. Letaknya berada di depan sekolah. Sisi dan Natalie menyeberang menuju lokasi tersebut. Beberapa siswa lainnya juga berlari seakan-akan mereka juga menuju kearah yang sama. Sesampainya di sana, ternyata terjadi perilaku penyimpangan sosial. Dimana pembullyan itu masih terus berlanjut. Sayangnya anak-anak nakal yang melakukan pembullyan tersebut rupanya berasal dari sekolah elit yang sama dengan Sisi. Mereka adalah senior dan junior.

Sisi dan Natalie terkejut melihatnya. Apalagi melihat anak-anak nakal itu dalam keadaan babak belur. Sementara orang yang dikenal culun dan pendiam itu berdiri di tengah-tengah mereka. Seolah itu semua adalah perbuatannya. Bagaimana bisa anak culun itu di sini dan menghajar mereka semua? pikir Sisi dan Natalie saling memandang satu sama lain seakan berbicara lewat isyarat. Si Culun bernama Simon melihat ke arah Sisi lalu berjalan meninggalkan anak-anak nakal itu membelakangi punggungnya. Sisi hendak ingin mengejarnya namun tiba-tiba terdengar suara teriakan Adimas memanggilnya.

"Sisi, kamu mau kemana? Sebentar lagi Adimas dan Dion datang!" teriak Natalie.

"SISIII... SISI... teriak Adimas memanggil dari jauh sambil berlarian menghampiri Sisi. Sisi pun berhenti dan tak jadi mengejar Simon.

"Ku dengar terjadi sesuatu di sini, kamu baik-baik saja?!"

"Aku baik-baik saja. Aku hanya menonton," jawabnya santai. Lalu Adimas memeluknya.

"Ah lagi-lagi kalian membuatku iri saja!" kata Natalie dengan wajah tak sukanya melihat sikap Adimas yang begitu perhatian dan romantis katanya membuat Natalie harus kuat melihat drama mereka berdua.

"Kalau iri ya kamu pacaran juga sana sama Dion!" ejek Adimas senyum jahat.

"Idih aku sama Dion?! Ogah!"

"Dih, siapa juga yang mau sama kamu. Aku juga ogah!" balas Dion tidak terima.

"Sisi, ku dengar selama ini kamu tak pernah berciuman ya? Apakah kejadian tadi adalah ciuman pertamamu?!" tanya Dion kepada Sisi yang masih dipeluk Adimas. Muka Sisi langsung memerah seketika dia langsung salah tingkah. Tak tahu bahwa pertanyaan tersebut haruskah dia jawab? Mengenai kejadian tadi itu memang fakta. Dan sempat mengungkapkan secara langsung kepada Adimas.

"Apaan sih! (Melepaskan pelukan Adimas) Katanya mau jalan-jalan? Yuk, ah jalan-jalan!" jawab Sisi tak mau membahasnya. Sementara Natalie hanya diam saja sambil bergumam, ciuman pertama Sisi?! Lalu memperhatikan sikap Sisi yang salah tingkah.

***

Jangan lupa like, komen, dan vote ya.

Terpopuler

Comments

The first child

The first child

Semangat terus thor..
mampir juga ya;)

2025-06-05

0

Iolanthe

Iolanthe

Dari awal sampe akhir bikin baper, love it ❤️!

2025-02-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!