4. Bertemu Si Culun

"Hmm mana ya ... buku yang bagus dan menarik penglihatan ku. Triller? Romance? Horor? Ahh semuanya aku suka. Jadi bingung deh, mana yang mau ku ambil!" gumam Sisi yang tanpa di sadari ada yang mendengarnya.

Setelah mondar mandir melihat semua buku, akhirnya Sisi menemukan buku yang menarik. Buku Diary Narnia menjadi pilihan Sisi kali ini. Selain bergenre thriller buku ini juga terdapat sentuhan romance juga horor.

Dengan cepat Sisi langsung mengambil buku itu. Tanpa tak terduga seseorang juga mengambil buku itu secara bersamaan. Dan yang membuat Sisi terkejut dia adalah orang yang memakai seragam sama dengan Sisi juga satu kelas dengan Sisi.

"Ah si Culun! Kenapa dia ada disini?! pikir Sisi. Dia langsung bisa menangkap pikiran kalau si culun itu juga menginginkan buku itu.

"Aku duluan yang melihat buku ini! kata Simon dan langsung menarik buku yang dipegang Sisi.

Sisi tak mau kalah. Mereka berdua tarik menarik buku dan membuat kegaduhan sampai pengunjung di sana merasa terganggu. Adimas yang tadinya menunggu di ruang tunggu ikut merasa terganggu dengan kegaduhan tersebut. Karena merasa penasaran, Adimas menghampiri suara kegaduhan tersebut. Semakin dekat yang dihampiri Adimas, semakin terasa kenal siapa pemilik suara tersebut. Ternyata adalah suara pacarnya dan teman sekelasnya.

"Simon? Sisi?! Hentikan!" bentak Adimas mulai garang dan menunjuk wajah dinginnya kepada Simon. Simon pun juga demikian.

Sisi terdiam ketika Adimas datang. Baru sadar jika ia telah membuat pengunjung lainnya merasa terganggu. Namun kedua mata Sisi masih terfokuskan pada buku novel yang dipegang Simon. Andai saja Sisi lebih cepat menemukan dan merebutnya lebih dulu.

Simon melangkah maju ke depan melewati Sisi dan Adimas. Dia langsung membayar begitu mendapatkan bukunya. Lalu pergi meninggalkan tempat toko buku tersebut. Tak mau kalah Sisi lari hendak mengejarnya. Dia masih saja belum rela buku itu berada di tangannya. Adimas ikut mengejar hendak menyusul Sisi. Simon sudah menaiki motor kesayangannya dan hendak pergi. Akhirnya Sisi menemukan Simon yang hendak menghidupkan motornya. Karena belum terlambat, pikir Sisi mungkin aku masih bisa merebut buku itu bagaimana pun caranya.

Simon menyadari akan kemauan Sisi. Dia paham betul Sisi akan melakukan segala cara demi mendapatkan apa yang dia inginkan. Meskipun itu hal kecil. Namun Simon tidak peduli. Dia terus melanjutkan menghidupkan motornya lalu pergi begitu saja. Sementara Sisi, karena tergesa-gesa mengejar Simon dia sampai menabrak seorang nenek yang hendak menyeberang jalan.

"Kau telah menghalangi jalanku nenek! ucap Sisi tanpa belas kasihan. Di otaknya hanya terisi buku novel itu. Dia tak peduli bahwa yang dihadapinya adalah orang yang benar-benar lemah.

"Maa... ma maafkan nenek nak! Nenek hanya mau menyeberang jalan," ucap nenek tertatih-tatih yang sedang berusaha bangun karena jatuh tertabrak Sisi.

"Maaf katamu nek! NENEK TAU TIDAK SAYA SUDAH KEHILANGAN BUKU BERHARGA SAYA!" teriak Sisi kesal. Disisi lain Sisi menyadari banyak orang-orang di jalan yang melihat ke arah Sisi. Tiba-tiba Simon datang membantu nenek bangun. Terlihat dari wajah Simon yang sedang menahan amarah kepada Sisi. Adimas tiba juga di tempat lokasi Sisi berada. Adimas sudah bisa menebak apa yang terjadi. Pasti ulah pacarnya lagi, pikirnya.

"Bisa tidak kamu jangan seperti ini Sisi! Dia itu seorang nenek! Minta maaf sebelum kamu menyesal nantinya!"

"Aku minta maaf? Aku, kan tidak sengaja menabraknya!"

"TAPI DIA SEORANG NENEK!" teriak Simon sudah tidak sabar. "Kamu bahkan tidak membantunya sama sekali!" tambahnya.

Menyebalkan! Siapa sih orang ini berani sekali memarahiku?! Kamu itu anak baru yang nggak tau apa-apa tentangku! Beraninya berteriak! batin Sisi.

"Ayo cepat minta maaf!" perintah Simon yang juga didengarkan Adimas.

"Sayang, cepat kamu minta maaf sana! Nggak baik loh banyak yang melihat juga," bisik Adimas sambil menatap Simon dengan tajam.

"Uhh bodoh amat! balas Sisi kemudian menarik lengan Adimas untuk pergi dari tempat itu.

"Kau?! Dasar benar-benar!" kata Simon semakin kesal. Simon langsung membantu nenek menyeberang dan mengantarnya pulang.

"Nenek baik-baik saja?!" tanya Simon khawatir.

"Nenek tidak apa-apa," jawab nenek lirih.

"Aku khawatir nek. Apa sebaiknya kita ke rumah sakit saja ya?!" pikir Simon.

"Ah untuk apa?! Nenek tidak terluka sama sekali. Hanya jatuh saja," ucap nenek sambil menepuk punggung Simon yang membungkuk karena memapah nenek.

"Nak, apakah itu temanmu?" tanya nenek penasaran.

"Iya nek, teman sekolah saya."

"Gadis itu sangat cantik, ke depannya kamu akan terus berurusan dengannya," ucap nenek. Matanya menggambarkan seperti sedang meramal Simon dan penuh arti.

"Ah, itu tidak mungkin nek!"

"Biarpun gadis itu sangat merepotkan. Tapi kamu menyukainya,kan nak?" Simon terkejut.

"Itu tidak mungkin nek!"

"Nanti kamu juga akan mengetahuinya sendiri."

Simon sangat terkejut dengan apa yang dikatakan nenek tadi. Usai mengantarnya pulang dan membantu memapahnya ke tempat tidur sampai rumah Simon masih memikirkan apa yang dikatakan nenek tersebut.

"Apa maksud perkataannya?!" pikir Simon kepada dirinya sendiri. Simon membuka ranselnya dan mengeluarkan buku novel yang dia beli di toko buku. Cuma gara-gara buku ini Sisi sampai seperti itu. Apa pentingnya buku ini? Dan semenarik apa isi buku ini? Tadinya Simon tak begitu penasaran dengan isi cerita buku itu. Akan tetapi ketika dia tidak sengaja ada Sisi di situ. Simon sedikit penasaran dengan apa yang sedang dicari oleh Sisi. Ternyata dibalik Sisi yang terkenal cantik, sombong dan angkuh ada sisi dimana dia hobi membaca buku novel dan komik. Simon tak ingin tahu isi buku novel tersebut dan segera membacanya.

Sore hari Sisi tiba di rumahnya usai diantarkan Adimas. Waktu Adimas cukup banyak dihabiskan hanya untuk menemani Sisi. Mau bagaimana lagi, Sisi adalah kekasihnya. Cowok tertampan dan terpopuler di sekolahnya berpacaran dengan cewek tercantik dan terpopuler di sekolahnya. Sempurna! pikir Simon saat itu yang cintanya diterima oleh Sisi. Tak menyangka semudah itu ia mendapatkan Sisi. Tak perlu pendekatan dan pengenalan lebih jauh. Kata Sisi, pengenalan lebih jauh dan untuk saling memahami satu sama lain bisa dimulai dengan berpacaran terlebih dahulu. Pemikiran setiap orang memang tidak semuanya sama. Dan itulah faktanya bentuk pemikiran Sisi.

Di rumah seperti biasa Sisi seperti seorang putri Raja. Dia diperlukan sangat baik oleh pelayannya atau yang biasa disebut dengan pembantu atau asisten rumah tangga. Bibi Sulis, Sisi dan orang tuanya memanggilnya.

"Non Sisi, Tuan dan Nyonya mencari non Sisi. Di tunggu di ruang makan non!" kata Bibi Sulis memberitahu saat Sisi mengenakan pakaian setelah mandi.

"Hah, baru saja nyampek rumah. Jam berapa Ayah dan Mama datang?! Perasaan tadi aku tidak melihat mobilnya!"

"Tadi habis ashar non sekitar jam tiga. Non Sisi, kan belum pulang."

"Iya benar. Bilangkan sama Mama dan Papa Sisi bentar lagi turun!"

"Baik, non."

Setelah itu di ruang makan. Sisi datang dan langsung menyapa Papa dan Mamanya. Sudah lama Sisi merindukan orang tuanya yang sering kali tidak ada di rumah. Biasa mereka berdua pergi dinas kalau tidak di luar kota ya di luar negeri. Sehingga Sisi sering merasa kesepian. Sisi juga tidak pernah membawa teman-temannya ke rumahnya. Entahlah apa alasannya. Kita masih belum mengetahuinya.

"Sisi kangen banget sama Papa dan Mama," kata Sisi yang mendapatkan pelukan dari Papa dan Mama.

"Mama juga, tapi kita nggak pernah lose kontak, kan?" goda Mama.

"Betul sekali. Kali ini Mama dan pulang bawa oleh-oleh apa?!" tanya Sisi penuh harap.

"Hmmm (Saling bertatapan dengan Papa Sisi) bawa apa ya???? Sesuatu yang membuat Sisi tidak merasa kesepian lagi." Ucapan mama Sisi membuat Sisi jadi berpikir kira-kira apa ya?

"Apa itu ma?!" kata Sisi penasaran. Lagi-lagi Papa dan Mama Sisi saling bertatapan dan senyum-senyum.

"Coba kamu berbalik ke belakang!" serentak Papa dan Mama Sisi. Sisi pun berbalik karena penasaran. Dan ketika berbalik Sisi sungguh terkejut dengan apa yang telah disiapkan oleh Papa dan mamanya.

***

Jangan lupa like coment dan vote ya,

Terpopuler

Comments

The first child

The first child

aku mampir lagi nih thor..

2025-06-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!