Chapter 14

Selagi Meli dan Rina becerita, Rudi memanggil Neos di kepalanya, dia bertanya kenapa kapolsek dibunuh sedangkan ayah dari Doni dan Meli hanya stroke dan tidak mati.

[Kejahatan beliau sudah banyak, beliau harus hidup untuk merenungi kejahatannya tanpa mampu berbuat apa apa untuk mengubahnya.]

“Tapi kapolsek di bunuh ?” tanya Rudi.

[Itu karena aku mencegah dia berbuat kejahatan lebih jauh lagi dan akhirnya fatal terhadap dirinya juga keluarganya, sebaiknya di akhiri.]

“Berarti sekarang tinggal Doni dan Farah,” ujar Rudi geram di kepalanya.

[Doni ya, tapi Farah tidak, kamu akan tahu kebenarannya sebentar lagi, aku harus permisi dulu.]

“Hah...oi Neos apa maksudmu Farah tidak, oi Neos...oi...jah dia maen cabut aja,” ujar Rudi.

Tiba tiba tangan Rudi di pegang dari luar jeruji, Rudi yang terpejam membuka matanya dan melihat Rina memegang tangannya.

“Kamu dengar ga sih kak ?” tanya Rina.

“Oh dengar apa ya, maaf aku melamun,” jawab Rudi.

“Gimana sih, ulang deh Mel,” ujar Rina sambil menoleh kepada Meli.

“Aku minta maaf kak, keluargaku sudah nyakitin kakak dan Rina, atas nama keluargaku, aku minta maaf yang sebenarnya benarnya ya kak,” ujar Meli dengan kepala tertunduk.

“Mel, sudah aku bilang, kamu tidak perlu minta maaf, tenang saja, aku sudah maafkan (gue udah puas semalem, baru bapaknya sih),” balas Rudi.

“Makasih ya kak,” balas Meli.

“Mel, sisa waktu kan tinggal dikit, lo bisa ga keluar bentar, gue mau ngomong sama kakak berdua aja, sedikit pribadi soalnya,” ujar Rina.

Meli mengangguk, dia berjalan keluar menyusul Farah dan Sari yang sudah keluar lebih dulu. Begitu Meli sudah tidak terlihat lagi, Rina langsung menoleh melihat Rudi dengan tatapan tajam, dia mengeluarkan buku tabungan dari tasnya,

“Aku mau tanya kak, duit segini dan rekening atas namaku ini darimana ? jawab jujur,” ujar Rina.

“Lah si Neos bukain rekening bank, ampun dah, sekarang gimana cara gue jelasinnya,” ujar Rudi di dalam hati.

Rudi diam tidak menjawab pertanyaan Rina dan membuat Rina semakin penasaran karena melihat Rudi yang diam,

“Jelasin kak, semenjak dua hari lalu, ketika aku di keluarin dari sekolah, kakak tiba tiba dapet 10 juta, kemarin dapet 1 juta, nah tadi pagi bangun bangun di sebelahku ada buku tabungan atas namaku dan isinya 5 juta, semua duit itu dapetny dari mana kak, lagian kapan kakak ke bank buka rekening atas namaku ?” tanya Rina.

“Um...aku dapat dari pekerjaan sih,” jawab Rudi pucat.

“Kerjaan ? kerja apa kak lagian halal ga ? kita selalu bareng, setauku kakak cuman kuliah dan pulang, aku tidak pernah liat kakak kerja. Di kampus ngapain aja kak ? kakak ga terlibat dengan yang aneh aneh kan ? ini di penjara gara gara kasus kemarin aja kan, bukan gara gara kasus lain ?” tanya Rina bertubi tubi.

“Waduh kok dia pinter sih, mati gue, jawab apa nih,” ujar Rudi di dalam hati.

“Bukannya ga percaya ama kakak, tapi aku heran aja kak, baru dua hari lalu kita sengsara, naik motor bareng keliling kota, keujanan, mohon mohon ama ibu kos. Jujur aku penasaran banget kak,” ujar Rina.

“Iya, aku akan ceritain nanti, tapi ga di sini, kalau aku udah keluar aku jawabnya ya (oi Neos, gimana nih, alaaah dia diem aja lagi),” balas Rudi.

“Braak,” Tiba tiba pintu menuju ruang sel di buka kencang, Rudi langsung menoleh, dia melihat Santi berdiri di depan pintu dengan wajah marah, Farah yang menangis terlihat memegangi Santi, di sebelah Farah ada seorang pemuda bertubuh besar berseragam sma dan di belakangnya ada Meli bersama Sari dengan wajah bingung. Santi langsung mendekati Rudi yang sedang berbicara dengan Rina.

“Oi Rud, lo kelewatan ya, bisa ga sih lo dengerin dulu,” teriak Santi.

“Mau ngapain lagi sih kesini...”

“Diem lo, anak kecil ga usah ikut ikutan,” teriak Santi menoleh ke Rina dan memotong ucapan Rina.

“Udah San...udah...tolong dong...udah,” ujar Farah.

“Ampun deh, apa lagi sih ini,” ujar Rudi.

“Lo tahu ga kenapa Farah hamil hah...lo tahu ga kenapa gue putus sama Bambang, ga tau kan lo ? lo ga ikut outing ke puncak waktu itu gara gara anak tuyul ini sakit, bener ga ?” teriak Santi sambil menunjuk Rina.

“Apa apaan lo maen tunjuk tunjuk ngatain gue,” teriak Rina berniat maju menghajar Santi.

Tiba tiba Meli dan Sari memegangi Rina, kemudian keduanya membisiki Rina dan membuat wajah Rina berubah seketika kemudian menoleh melihat ke arah Farah.

“Udah kak Santi, biar gue yang jelasin,” pemuda berbaju sma itu memegang pundak Santi.

Pemuda itu maju ke depan dan berdiri di depan Rudi, tentu saja Rudi mengenal siapa pemuda itu, pemuda itu adalah Arya, adik dari Farrah yang sepertinya datang bersama Santi ke kalpolsek.

“Lo ikut ikutan Arya ?” tanya Rudi geram.

“Tenang dulu kak, gue sudah tahu cerita sebenarnya dari si Bambang, gue nyamperin dia bareng temen temen gue ketika tau apa yang terjadi waktu itu, hampir aja gue kalap waktu dia cerita, untung dia cemen ga ngelawan, kalo ga udah nyungsep die,” ujar Arya.

Rudi menoleh melihat Farah yang tidak berani menatapnya dan bersembunyi di belakang Santi yang masih berwajah garang. Akhirnya Rudi menghela nafas,

“Ya udah, ceritain,” ujar Rudi.

“Gue ceritain kak, tapi lo yang sabar ya kak, bener loh, lo tau gue kan, gue ga pandang bulu hajar siapa aja,” ujar Arya menatap Rudi.

“Gue tau lo, ceritain aja,” ujar Rudi yang juga menatap Arya.

“Ok gue cerita semua yang gue denger dari si Bambang itu,” ujar Arya.

******

Dua minggu yang lalu, ketika acara outing kampus bersama sama, Rudi saat itu tidak bisa ikut karena Rina sedang sakit dan dia harus menemani Rina. Jadi kelompok mereka berkurang satu orang, yang pergi adalah Doni, Farah, Santi, Bambang dan salah satu sahabat Farah juga Santi yang bernama Lisna, tapi karena satu kelompok harus enam orang, Lisna mengajak temannya yang bernama Eko untuk pergi bersama sama. Eko adalah teman sma Lisna, Farah dan Santi, sejak sma dia sudah menaruh hati kepada Farah tapi karena dia tidak setampan Rudi, dia rela mengalah. Mereka pergi menggunakan mobil Doni karena memang mereka harus pergi masing masing berkelompok dan berkumpul di tempat outing.

Ketika mereka sampai di villa milik Doni, malam sebelum menuju ke tempat outing akbar, Eko yang memang terkenal bandel dan selalu bergaul dengan para preman pengedar narkoba, membawa beberapa pil perangsang di dalam tasnya. Dia menghasut Doni supaya memasukkan pil pil itu ke minuman Farah, Santi dan Lisna untuk kemudian bersenang senang dengan mereka. Doni yang juga selalu berpikiran kotor langsung menyetujuinya bersama dengan Bambang, mereka langsung membeli sebotol besar minuman bersoda dan menuangnya di gelas plastik. Mereka memasukkan pil pil itu sampai larut di dalam gelas.

Setelah itu, mereka memberi ketiga gadis itu minuman yang sudah di campur oleh pil, tentu saja ketiganya langsung teler. Awalnya Eko ingin membawa Farah ke kamar, namun Doni mencegahnya, akhirnya Eko langsung membawa Lisna ke kamar, sementara Bambang membawa kekasihnya Santi ke kamar. Doni masih berpikir dua kali karena dia tahu kalau Farah adalah kekasih sahabatnya. Tapi hawa nafsu mengalahkan akal sehatnya ketika melihat Farah tak berdaya tapi menggoda akibat obat di sebelahnya dan akhirnya Doni membawa Farah masuk ke dalam kamar. Setelah itu, seminggu kemudian, barulah di ketahui Farah hamil karena dia terlambat datang bulan.

“Klang,” Rudi langsung memukul jeruji dengan tangannya setelah mendengar penjelasan dari Arya. Wajahnya terlihat sangat merah, dia benar benar dendam dengan Eko dan Doni,

“Eko yang mana orangnya\, gue keluar dari sini\, bakal gue cari\, anj*** tuh orang\,” ujar Rudi geram.

“Gue juga nyari dia kak, tenang aja, ntar gue temenin, kalo kita berdua pasti beres die,” balas Arya sambil memukulkan tinjunya ke telapaknya.

Rudi langsung menoleh melihat Farah yang masih bersembunyi di balik Santi, kemudian dia menunduk,

“Maaf Far, aku tidak tahu,” ujar Rudi.

“Enak aja lo main minta maaf, tadi lo ga mau dengerin penjelasan dia, sekarang lo tahu kan kenapa gue putusin Bambang, dia merkosa gue Rud,” teriak Santi dengan mata berair dan tangan gemetar.

“Gue minta maaf ama lo berdua, gue bener bener ga tau. Waktu kita makan di padang lo kenapa ga  cerita San ?” tanya Rudi.

“Lo pikir bisa cerita soal ginian di restoran, abis dari restoran gue emang udah janjian ketemu Farah di kampus, trus kita berdua ke kosan lo buat jelasin semuanya, kita berdua udah ngumpulin keberanian buat jelasin sama lo, tapi ni bocah ngalangin kita,” ujar Santi sambil menoleh dan menunjuk ke arah Rina.

“Ma..maaf kak Santi, aku tidak tahu waktu itu, aku hanya kesal kenapa kakak ku di kecewakan seperti itu, maaf,” ujar Rina menunduk.

“Ya udahlah, sekarang kan lo semua udah tahu, trus gimana ? bisa ga lo maafin Farah, Rud ?” tanya Santi tegas.

“Jadi ini maksud Neos....liat aja lo pada, gue ga akan tinggal diam,” ujar Rudi dalam hati sambil menggenggam jeruji.

“Maafin aku Rud....beb,” ujar Farah.

“Iya...aku maafin kamu.....beb,” ujar Rudi.

Mendengar Rudi memanggilnya seperti waktu mereka berpacaran, Farah langsung lari keluar dari balik Santi menuju ke jeruji dan memeluk Rudi sambil menangis tersedu sedu. Rudi memeluk Farah dan mendekapnya, tapi dia masih menggertakkan giginya.

“Neos, lo tahu kan apa yang harus lo lakukan,” ujar Rudi di kepalanya.

[Affirmative]

[New Quest received]

[Installing module......done]

Terpopuler

Comments

lyv.vee

lyv.vee

hilang respect aku kalo gini/Scream/

2024-04-15

0

PotatoBoy

PotatoBoy

jir pacar udah hamil masih balikan, ente terlalu naif, masa iya mau merawat anak orang wkwkwkwk. padahal MC nya psikopat wkwkwkwk

2024-04-06

2

☠zephir atrophos☠

☠zephir atrophos☠

waktunya kerja!!!

2024-04-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!