Chapter 2

Rudi memacu motornya menuju rumah orang tuanya yang berada di bagian timur kota, mereka akhirnya sampai di sebuah pasar yang menjual batu akik, mereka masuk ke samping nya dan menuju rumah orang tua mereka yang berada di belakang pasar itu. Tapi ketika mereka sampai di depan rumahnya, keduanya kaget karena mereka melihat spanduk besar yang bertuliskan “di lelang,”

“Aduh...rumah papa mama di sita bank,” ujar Rudi.

“Sekarang kita harus kemana kak ?” tanya Rina.

“Aku tidak tahu Rin....aku tidak tahu....hiks...maafkan aku ya Rin..,” jawab Rudi sedih.

“Hiks...tidak apa apa kak...hiks...bener tidak apa apa..,” balas Rina sambil memeluk Rudi dari belakang.

Tiba tiba, “Gruyuuk,” Perut keduanya berbunyi, Rudi langsung melihat sekeliling, dia melihat warung makan sederhana di tepi jalan, kemudian dia merogoh kantungnya dan melihat uang yang ada di kantungnya, masih ada uang selembar warna hijau dan selembar warna biru.

“Makan dulu yuk Rin, aku lapar..,” ujar Rudi.

“Iya kak...aku masih ada uang sedikit..,” balas Rina.

“Simpan saja, buat bensin nanti..,” balas Rudi.

“Iya kak..,”

Keduanya memarkir motor mereka dan berjalan masuk ke dalam warung makan. Di dalam Rudi meminta Rina mengambil apa yang dia sukai, sedangkan dia sendiri hanya makan memakai sedikit sayur dan kerupuk. Melihat kakaknya makan dengan irit, Rina yang mengambil ikan memberikan sebagian ikannya kepada Rudi, keduanya langsung makan dengan lahap karena mereka sudah beberapa hari tidak makan. Selesai makan, keduanya keluar dari warung dan termenung.

“Sekarang...kemana kak ?” tanya Rina.

“Belum ada gambaran, Rin,” jawab Rudi pasrah ketika melihat wajah adiknya yang cemas.

“Dling,” smartphone Rudi berbunyi, dia langsung mengambil smartphone dari kantung dan melihat layarnya, ada pesan dari Farah yang mengatakan kalau dia sudah mengetahui masalah yang sedang di alami Rudi dari dekan yang berbicara kepada dirinya yang di antar Doni untuk mengatakan pada dekan kalau dia akan berhenti kuliah karena kehamilannya. Rudi yang baru membaca sekilas langsung menghapus pesannya sekaligus memblok nomor Farah dan memasukkan kembali smartphonenya ke dalam kantungnya. Tapi tanpa sengaja Rina melihat pesan di smartphone Rudi,

“Kak, kak Farah hamil ?” tanya Rina langsung.

Rudi tidak menjawab, dia hanya mengangguk menjawab pertanyaan adiknya, Rina yang masih memakai seragam putih abu abunya menggandeng lengan Rudi tanpa bicara apa apa. Rudi menutup wajahnya dengan tangannya, dia sudah tidak bisa membendung air matanya yang membasahi wajahnya. Rudi menangis sejadi jadinya tanpa bersuara, Rina yang melihatnya juga menitikkan air mata karena dia tahu betul betapa sayangnya Rudi kepada Farah juga betapa akrabnya Farah dengan dirinya.

“Jeder,” terdengar suara petir di langit, hujan deras mulai turun dengan mendadak membasahi kota. Rudi mengangkat tangannya menutupi kepalanya dan kepala Rina di sebelahnya,

“Kita neduh dulu Rin,” ujar Rudi.

Dia menoleh ke arah warung dan “jreeng,” sudah ada barisan pengemudi ojek, ibu ibu basah, pegawai toko yang mengamankan barang bawaaannya di depan warung berdesak desakan. Rudi menoleh melihat sekeliling, tidak ada lagi tempat berteduh,

“Paksain jalan aja Rin, ayo,” ujar Rudi.

“Iya kak, cepet kak,” balas Rina.

Keduanya langsung naik ke atas motor, setelah keduanya mengenakan helm, Rudi memacu motornya meninggalkan wilayah tempat mereka di besarkan dan berjalan tanpa arah tujuan. Tanpa henti, keduanya berjalan sampai mereka akhirnya tiba di sebuah terowongan yang terkenal angker, namun banyak pengemudi motor yang meneduh di tepi di dalam terowongan. Rudi memarkir motornya berbaur dengan para pengemudi yang senasib dengan dirinya dan Rina. Selagi berdiri merapat ke dinding, Rudi merasa banyak orang melihat ke arah dirinya, ternyata yang di lihat bukanlah Rudi.

Mata para pengemudi yang juga berteduh tertuju kepada Rina yang seksi dengan seragam putih basah tembus pandang, Rudi membuka jaketnya dan memakaikannya kepada Rina sambil sedikit menggeram kepada para pengemudi yang melihat adiknya dengan gratis dan tidak malu malu. “Dling,” terdengar suara smartphone berbunyi, kali ini ternyata ada pesan yang masuk ke dalam smartphone Rina. Dia langsung mengambil smartphone di tasnya kemudian membaca pesannya. Wajah Rina berubah dan dahinya mengerut, kemudian dia menutup pesannya dan menaruh smartphonenya kembali di dalam tas.

“Siapa ?” tanya Rudi.

“Anto, temen sekelasku, dia udah denger aku di keluarin dari sekolah,” jawab Rina.

“Maaf ya Rin,” ujar Rudi.

“Kenapa kakak minta maaf, ini kan bukan salah kakak, kalau ada yang mau di salahkan ya papa dan mama, bukannya ninggalin warisan malah hutang,” balas Rina kesal.

“Jleger,” terdengar suara petir yang keras tepat setelah Rina selesai berucap, Rudi langsung memeluk Rina yang ketakutan dan bergumam minta maaf karena mendapat teguran langsung, Rina mulai menangis dan memeluk Rudi. Setelah Rina kembali tenang,

“Kita balik ke kos kosan dulu Rin, kita ngomong lagi deh sama ibu kos, minta waktu satu atau dua hari menginap di kos sambil cari cara,” ujar Rudi.

“Iya kak, kita coba lagi aja,” balas Rina.

“Abis ujan berenti, kita jalan, kamu pakai jaketku aja, biar ga masuk angin,” balas Rudi.

“Trus kakak ?” tanya Rina.

“Aku kan ga basah,” jawab Rudi.

“Iya deh,” balas Rina.

Setelah hujan berhenti, matahari kembali bersinar, Rudi dan Rina kembali berada di atas motor menuju ke mantan kos kosannya untuk berbicara lagi kepada ibu kos. Begitu sampai dan turun dari motor, keduanya menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya untuk mengumpulkan keberanian mereka, dengan yakin keduanya masuk ke dalam,

“Kok balik lagi ?” tegur ibu kos.

Melihat tatapan ibu kos yang sangar dan wajahnya yang galak, membuat hati Rudi dan Rina sedikit ciut walau sudah mengumpulkan keberanian mereka.

“Bu, saya dan adik saya minta tolong bu, ijinkan kami berdua di sini semalam lagi, besok kami pasti pergi, janji,” ujar Rudi sambil memelas.

“Walah mana bisa, kamar kalian sudah ada yang dp barusan, nanti sore mau masuk, tidak ada kamar lagi, semua penuh,” balas ibu kos dengan nada tinggi.

“Tolong bu, saya dan adik saya belum dapat tempat lagi, semalam saja, kita ga minta banyak banyak, ga usah di kamar, di gudang juga ga apa apa,” balas Rudi memelas.

“Astaga, kalian ini gimana sih, sudah nunggak tiga bulan tidak bayar sekarang malah mohon mohon sama saya, saya tidak mau tahu, itu bukan masalah saya kan, sudah sana pergi, saya masih banyak pekerjaan,” balas ibu kos sambil berbalik.

“Aduh bu, tega amat sih, saya kan ga minta saya kos lagi disini, saya hanya minta waktu satu hari bu untuk cari tempat,” ujar Rudi.

“Jadi maksud kamu, aku yang jahat gitu, mikir, kamu tidak bayar selama tiga bulan, kalaupun bayar selalu telat, saya selama ini sudah nombok banyak buat kalian tau ga,” teriak ibu kos.

“Ya sudah bu kalau begitu, maaf bu, terima kasih,” Rudi yang pasrah akhirnya menyerah dan menggandeng tangan Rina untuk keluar dari mantan rumah kos mereka.

Tapi ketika Rudi mau membuka pintu, ibu kos tiba tiba menepuk punggung Rudi dari belakang, Rudi berbalik melihat ibu kos,

“Lo orang bikin perasaan gue jadi ga karuan, gini aja deh, di atas loteng ada kamar yang sudah lama tidak di buka, lo orang di atas aja, tapi janji ya, malam ini aja,” ujar ibu kos.

“Beneran bu, makasih ya bu, bener bener makasih bu,” Rudi langsung menjabat tangan ibu kos dengan kedua tangannya dan menunduk mengucapkan terima kasih.

“Iya iya..udah sono naek, oh barang lo di sini aja, ogah gue ngangkut barang lo ke atas, ambil yang di pake aja,” ujar ibu kos.

“Iya bu, sekali lagi makasih bu,” balas Rudi.

“Makasih bu,” tambah Rina.

Akhirnya mereka mengambil pakaian ganti untuk tidur malam ini dan naik ke atas di antar oleh ibu kos. Loteng kos kosan itu berupa dak dan memang ada sebuah kamar kecil berukuran 3x3 yang sebenarnya di khususkan untuk pegawai kos kosan. Tapi ketika ibu kos membuka kamarnya, Rudi dan Rina melihat banyak sekali barang barang bekas di dalam, rupanya ibu kos memfungsikan kamar itu sebagai gudang kecil, walau begitu, Rudi dan Rina tetap senang dan terus berterima kasih.

“Kamar mandinya masih bisa di pake, lo orang pake aja ga usah bayar,” ujar ibu kos sambil menunjuk sebuah kamar mandi kecil tepat di sebelah kamar.

“Iya bu, makasih bu,” jawab Rudi.

Ibu kos turun ke bawah meninggalkan mereka, Rudi dan Rina masuk ke dalam kamar dan mulai menyingkirkan barang barang supaya mereka bisa tidur di dalam kamar. Setelah menggelar tikar di lantai, keduanya duduk di atas tikar,

“Bersyukur ya Rin, malam ini kita aman,” ujar Rudi.

“Iya kak\, *haciiih* *sruuuk*\,” jawab Rina.

“Duh kamu basah nih, sono mandi duluan,” ujar Rudi.

“Iya kak, aku mandi duluan ya,” balas Rina.

“Iya sana,” balas Rudi.

Rina berdiri mengambil handuk dan pakaian ganti kemudian keluar dari kamar untuk mandi di kamar mandi sebelah. Rudi yang duduk di atas tikar merenung, tangannya mengusap rambutnya dan memegang keningnya, air matanya mulai keluar lagi, seluruh yang dia alami hari ini terulang di benaknya, mulai dari di panggil bagian administrasi, di khianati kekasih dan sahabatnya, di usir dari kosnya, melihat rumah orang tuanya di lelang dan tidak punya sepeserpun di kantungnya.

“Apa ya salah gue, sampai gue di hukum seperti ini, paling tidak gue ingin Rina bisa makan dan meneruskan kembali sekolahnya,” gumam Rudi di batinnya.

“Kling,” terdengar suara sesuatu di dalam ruangan, Rudi menoleh ke arah terdengarnya suara, ada sesuatu yang berkilau di lantai di antara tumpukan dus dus yang berada di sudut ruangan, dia berdiri dan menghampiri sesuatu yang berkilau itu. Dia memungutnya dari lantai dan melihat kalau benda berkilau itu adalah sebuah koin yang berwarna perak. Rudi mengamati koin itu, di salah satu sisinya ada sebuah tulisan “Nightmare land adventure.”

“Hmm...koin timezone jadul, punya anaknya ibu kos kale, dah taro aja di sini,” gumam Rudi.

Namun ketika dia mengangkat koinnya untuk menaruh di atas dus, tiba tiba tangannya seperti tersengat sesuatu yang tajam dan membuatnya kaget, koin itu terjatuh kembali ke bawah menggelinding ke balik dus. Rudi langsung jongkok berusaha memungut koin itu, tapi tiba tiba,

“Loh...pusing banget....apa nih.....apa gara gara keujanan tadi....pusing...”

“Gedubrak,” Rudi terjatuh menimpa dus di depannya tidak sadarkan diri, beberapa dus jatuh ke bawah menimpa tubuh Rudi. Mendengar suara keras di dalam kamar, Rina yang baru selesai mandi membuka kamar, dia melihat Rudi tersungkur tertimpa beberapa dus di dekat sudut ruangan.

“Kakak....” teriak Rina berlari menghampiri Rudi.

Dia langsung mengangkat dus dus yang menindih kakaknya, dia langsung menggotong Rudi dan membaringkannya di tikar,

“Kak...kak...kenapa kak....aduh jangan begini kak...tolong....tolong...kakak...jangan tinggalkan Rina kak....” teriak Rina sambil menggoyangkan tubuh sang kakak yang terbaring tidak sadarkan diri.

*******

[Nightmareland Sytem activated]

[Scanning new host (menghitung) 100% done]

[Host registration :

        Name                     : Rudi Kuncoro,

        Age                         : 19 year old,

        Pyshical ability     : excellent.

        Mind ability           : excellent.

        Looks                     : good.

Registration completed.]

[Preparing Nightmare module...done]

[Preparing quest and reward....done]

[Installing Nightmare land]

[Install completed]

[Welcome to Nightmareland, registration reward : 10.000.000 IDR]

[Begin tutorial ? ...........{Yes}]

[Commencing]

Terpopuler

Comments

hasbullah 123

hasbullah 123

novel ini seharusx semua berbahasa indonesia biar ngerti man TDK semua org bisa bahasa asing

2024-05-16

0

☠zephir atrophos☠

☠zephir atrophos☠

wadih!! banyak amat

2024-04-01

0

miyamura kun~

miyamura kun~

kata2 nya lebih bagus dong make aku kamu aja Thor 👍

2024-03-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!