Nightmare System

Nightmare System

Chapter 1

“Rudi, habis ini kamu ke kantor admistrasi ya, kamu di panggil..,” ujar seorang dosen ketika mau keluar dari ruang kuliah.

“Baik, pak..,” jawab Rudi.

Langsung saja dia bergegas keluar dari ruang kuliah dan menuju kantor admisnistrasi yang berada di lantai satu. Ketika sampai, dia mengetuk pintu,

“Permisi..,”

“Oh...Rudi ya, sini masuk...,” balas seorang pria paruh baya yang memiliki jabatan wakil yayasan.

Pria itu mengajak Rudi masuk ke dalam sebuah ruang kosong yang biasa di gunakan untuk konsultasi dan pertemuan dengan mahasiswa. Rudi di persilahkan duduk, kemudian pria itu keluar dan menutup pintunya, sedikit banyaknya Rudi sudah tahu kenapa dia dipanggil kedalam ruang administrasi.

“Pasti masalah uang kuliah nih...,” Pikir Rudi.

Tak lama kemudian, pria paruh baya itu kembali masuk dan membawa berkas yang sedikit tebal, seorang wanita paruh baya juga masuk bersama dengan pria itu, wanita itu adalah dekan falkutas yang di ambil Rudi.

“Benar nih rasanya, urusan uang kuliah..,” Pikir Rudi.

“Sepertinya kamu sudah tahu ya kenapa kamu di panggil..,” ujar pria itu.

“Kira kira sih pak....mohon maaf pak, bulan ini saya juga belum ada uang untuk melunasi sks dan administrasi kuliah pak..,” balas Rudi langsung.

Mendengar perkataan Rudi, pria itu menoleh kepada wanita di sebelahnya dan meletakkan map tebal nya di meja.

“Jadi begini Rudi, kamu sejak masuk 3 bulan lalu belum melunasi apa apa, aku dan ibu Nur mengerti kondisi kamu, tapi kita di sini kan yayasan, kita juga butuh pemasukan, tentunya kamu mengerti kan,” ujar pria itu.

“Aku mengerti pak..,” balas Rudi.

“Aku sudah bicara dengan ibu Nur sebagai dekan kamu, nilai kamu kan bagus, jadi aku bermaksud memberi mu cuti kuliah dulu sementara dan kamu bekerja sampai bisa membayar paling tidak administrasi nya dulu...bagaimana menurut mu Rud ?” tanya pria itu.

“Kerja pak ? magang gitu ?” tanya Rudi.

“Iya Rud, makanya ibu bawa transkrip nilai kamu, kamu sekarang kan sudah tingkat 2, paling tidak pasti ada kantor yang mau terima kamu, ibu juga sudah membuatkan cv kamu dan memberikan nya pada perusahaan rekanan kita, jadi kamu tunggu saja ya panggilannya..,” ujar ibu Nur.

“Jadi sementara saya berhenti kuliah dulu ya bu ?” tanya Rudi.

“Apa boleh buat sebab dari atas terus mempertanyakan masalah ini kepada kita, tapi tenang saja, kamu tidak berhenti kok, kamu bisa meneruskan lagi nanti...saya dan pak Heru menjamin itu,” jawab ibu Nur.

“Baiklah bu Nur, pak Heru, saya mengerti..,” balas Rudi sambil menunduk.

“Maaf ya Rud, kami tidak bisa memperjuangkan kamu lagi, tapi seperti yang ibu Nur bilang, kamu bisa kembali kapan saja,” balas pak Heru.

“Baiklah pak, kalau begitu kapan mulai efektif nya ?” tanya Rudi.

“Besok kamu libur saja dulu tidak apa apa, yang penting telepon kamu aktif terus ya..,” jawab pak Heru.

“Baik pak, kalau begitu saya permisi dulu pak..,” balas Rudi.

“Iya silahkan, sekali lagi maaf ya Rud..,” balas pak Heru.

“Aku doakan kamu sukses ya Rud..,” tambah ibu Nur.

“Terima kasih pak Heru, ibu Nur....permisi,”

Rudi langsung keluar dari ruangan dan menutup kembali pintunya, perasaannya tidak menentu karena dia tahu pembicaraan barusan hanyalah pembicaraan manis supaya dia tidak khawatir, dia sudah merasa dia di keluarkan dari kampus dan masa depan nya menjadi tidak pasti. Dengan langkah gontai dia berjalan menuju keluar dari kantor admistrasi. Baru saja menutup pintu, punggung nya di tepuk seseorang,

“Hoi Rud, gue dari tadi cari lo..,” ujar seorang pria berambut gondrong dan berpakaian rapi.

“Eh elo Don....ada apa ?” tanya Rudi.

“Um...bisa ga kita bicara.,” ujar Doni dengan wajah serius dan terlihat grogi.

“Kok kayaknya lo serius, ada apa sih ?” tanya Rudi yang melihat wajah teman nya.

“Ikut gue aja dulu ya..,” jawab Doni.

“Ya udahlah..,” balas Rudi.

Doni mengajak Rudi ke pujasera yang berada di dalam kampus, begitu masuk, Doni seperti mencari seseorang, tiba tiba Rudi melihat pacarnya Farah duduk di sebuah meja dan terlihat murung, dia melambaikan tangan memberi kode pada Rudi dan Doni. Keduanya menghampiri meja Farah dan duduk, tapi Rudi heran karena Doni duduk di sebelah Farah yang seharusnya dirinya.

“Trus, apa yang mau di omongin...kok lo duduk di samping Farah, Don ?” tanya Rudi.

“Um...Rudi, sebelumnya maaf, tapi ada yang mau ku sampaikan sama kamu..,” jawab Farah.

“Santai dulu ya Rud, gue pesen minum dulu..,” ujar Doni mau berdiri.

“Udahlah, cepet aja omongin, pala gue lagi cenat cenut nih..,” balas Rudi.

Doni kembali duduk, kemudian dia menoleh melihat Farah yang menunduk di sebelah nya.

“Rud, sebelumnya sorry ya, tolong lo jangan marah...,” ujar Doni.

“Ada apa sih...lo berdua aneh..,” balas Rudi.

“Gini Rud, gue mau nikahin Farah..,” ujar Doni.

“Hah ? lo bilang apa ? lo mau nikahin Farah ? lo tau kan Farah cewe gue ?” tanya Rudi sambil berdiri.

Farah diam saja, dia mengambil sesuatu dari kantung kemeja kotak kotaknya, kemudian menaruhnya di meja, Rudi melihat benda yang di taruh di meja dan mengambilnya, dia kaget karena benda itu adalah sebuah test pack yang baru saja di pakai dan ada tanda dua garis di indikatornya.

“Maksudnya apa ini ?” tanya Rudi bingung sambil memegang test pack nya.

“Aku hamil Rud, anak Doni,” jawab Farah.

Kepala Rudi langsung seperti tersambar petir yang kencang dan keras, dia langsung jatuh terduduk di kursi nya dengan wajah tertegun. Dia menoleh melihat Doni, ingin sekali rasanya dia memukul wajah Doni, tangannya mengepal, semua terasa bagai mimpi buruk yang datang  tiba tiba, dia langsung memastikannya.

“Lo hamil Far...dan lo bilang anak Doni...jadi kalian selama ini di belakang gue,” ujar Rudi.

“Maaf Rud, semua gara gara kita berdua terbawa suasana....gue tau lo ngejaga Farah banget dan tidak menyentuh dia...waktu sama gue dia bilang memang pertama kali...maafkan gue Rud..gue benar benar khilaf,” balas Doni sambil menunduk sampai menempelkan kepalanya ke meja.

Farah yang duduk di sebelah Doni mengelus ngelus punggung Doni dan membuat Rudi menjadi lebih naik pitam, dia melihat kekasihnya mengelus ngelus sahabat yang sudah di anggap nya saudara sendiri,

“Kalian benar benar keterlaluan ya....gue ga nyangka lo kayak gitu Far, ya sudah lah, terserah lo orang aja,” ujar Rudi sambil berdiri dan berjalan.

“Rud tunggu, biar kita jelasin dulu,” teriak Farah.

“Apa lagi...lo udah hamil kan anak dia, inget ya, gue ga pernah ngapa ngapain lo...udah lah, gue doain lo berdua bahagia,” balas Rudi.

Rudi langsung berjalan meninggalkan Doni dan Farah yang masih duduk di meja dengan perasaan yang hancur, dia takut kalau dia lebih lama di sana dia akan kehilangan rasionalitasnya dan menerkam Doni sekuat tenaganya, seluruh orang yang sedang makan atau hanya sekedar duduk di pujasera menoleh melihat Rudi.

Kepala Rudi sudah kosong dan tidak berpikir apa apa sama sekali, dia melangkah berjalan keluar dari komplek kampusnya untuk kembali ke kos kosan nya. Sepanjang jalan, Rudi sudah seperti zombie yang tidak punya gairah hidup dengan pandangan kosong lurus ke depan. Begitu sampai di depan kos kosannya, dia melihat adik perempuannya yang masih sma kelas 3 berdiri di depan kos kosannya dengan dua koper di dekat kakinya.

“Loh Rin, kenapa kamu di sini ? kamu tidak sekolah ?” tanya Rudi.

Adiknya menoleh melihat Rudi dengan pandangan mau menangis, dia langsung memeluk Rudi dan mengeluarkan semua kesedihannya. Rudi memeluk adiknya sambil mengelus ngelus kepalanya.

“Ada apa Rin ?” tanya Rudi.

“Kak, aku di keluarin dari sekolah, lalu ketika aku pulang kata ibu kos kita harus keluar, makanya aku berberes dan menunggu kakak di sini..,” ujar Rina.

Rudi tidak bisa berkata apa apa, dia memeluk adiknya yang masih menangis di pelukannya. Setelah tenang kembali,

“Kak, sekarang kita harus kemana ?” tanya Rina.

“Aku tidak tahu....kita coba ke rumah papa mama saja yuk..,” jawab Rudi.

“Naik apa kesana ?” tanya Rina.

“Motor saja...barang kita bawa sebisa kita saja, aku akan bicara sama ibu kos supaya di titip dulu barang yang lain sebentar di sini nanti kita ambil,” ujar Rudi.

“Iya kak...coba deh,” balas Rina.

Keduanya masuk ke dalam dan bicara dengan ibu penjaga kos untuk menitipkan barang sementara. Ibu kos mengijinkannya, setelah memasukkan kembali barang mereka, keduanya naik motor milik Rudi dan berjalan menuju rumah orang tua mereka yang sudah meninggal.

Terpopuler

Comments

White Mist (Trisha)

White Mist (Trisha)

ayo gabung di grup saya!! Labirin of horor 😎

2024-03-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!