Chapter 11

“Teng...teng...teng,” jam di polsek berbunyi, waktu sudah menunjukkan jam 12 malam, Rudi yang berada di dalam sel masih duduk bersender di dinding sel sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya. Air matanya deras mengalir, wajahnya terlihat merah karena marah, giginya gemeretak karena menahan geram.

“An****\, bener bener an****\, liat aja lo Don\, abis lo ntar kalo gue keluar dari sini.....gue ga boleh lama lama di dalem sini\, Rina sendirian\, gue musti gimana\, kenapa bisa seperti ini\, apa sih salah gue sebenernya\,” ujar Rudi sambil menjambak rambutnya sendiri.

Tangannya mulai terangkat dan memukul mukul dinding sel, dia sudah benar benar dendam dengan Doni yang sudah menghancurkan segalanya, dia terus memikirkan adiknya bercampur dengan kemarahannya terhadap Doni. Akhirnya dia berdiri dan langsung memegang jeruji, “klang...klang klang,” dia menggoyang goyangkan jeruji, namun tidak ada seorang pun yang datang. Tiba tiba kepala Rudi menjadi sangat pusing, dia mundur terhuyung dan duduk bersandar di dinding,

“Ke..kenapa lagi nih.....”

Karena terlalu pusing serasa di pukuli oleh orang yang sedang menabuh drum, Rudi merebahkan diri ke samping dan langsung tidak sadarkan diri.

******

Dengan perlahan, Rudi membuka mata, dia langsung terkejut tapi dia ingat kalau dia berada di dalam mimpi buruknya. “Blung,” sebuah layar langsung muncul di depan wajahnya walau dia masih berbaring dan belum tahu berada di mana,

************************************************

Daily Quest :

    Kill zombie wearing police uniform (0/5)

Main Quest :

    Kill and take bos fat giant zombie heart and eat it (0/1)

Reward :

     5.000.000 IDR.

     Job exp 5.000.

     Freedom ticket x1.

     Regain memories after wake up.

************************************************

Rudi bangun dan duduk, dia melihat sekeliling, ternyata dia berada di lobby sebuah gedung seperti gedung kantor yang nampak seperti gedung yang tidak selesai di bangun dan penuh dengan bercak darag. Banyak sekali zombie yang berlalu lalang mengenakan kemeja, blazer, jas dan lainnya layaknya pegawai kantoran yang berpakaian compang camping. Rudi menoleh ke belakang, dia melihat pintu keluar lobby di batasi oleh kawat besi, setiap jendela di palang oleh papan di tambah tulisan tulisan dengan kata kata yang kasar dan di tulis menggunakan darah.

“NS....tolong, gue sekarang sedang dalam masalah, gue ga ada waktu main main seperti ini,” teriak Rudi.

Tapi tidak ada jawaban dari NS, Rudi berdecak, mau tidak mau dia harus menyelesaikan, dia merasa tidak punya waktu untuk melakukan quest yang seperti main main ini. Suasana yang mengerikan juga tidak di gubris olehnya karena kepalanya penuh dendam terhadap Doni dan ayahnya, selain itu dia juga khawatir dengan adiknya kalau dia berada di dalam penjara. Rudi berjalan dengan cepat melewati para zombie yang berlalu lalang sambil mencari zombie yang mengenakan seragam polisi.

Ketika sampai di depan lift, dia melihat dua orang zombie mengenakan pakaian polisi yang compang camping lengkap dengan topinya dan tulangnya sudah sebagian terlihat. Wajahnya terlihat masuk ke dalam seperti habis terlindas oleh truk. Tanpa menunda lagi, Rudi melompat menempel di dinding, senyum di wajah badutnya semakin melebar dan “craass,” kepala dua zombie itu langsung jatuh ke tanah. Layar hologram terbuka [Kill zombie wearing police uniform (2/5)].

Rudi menekan tombol lift, “ting,” lift terbuka, lift yang bernuansa merah dengan genangan darah di lantai dan beberapa potong organ dalam manusia yang berserakan di lantai tidak membuat langkah Rudi berhenti, dia masuk dan menoleh melihat panel, hanya ada 3 lantai yang menyala. Pertama lantai 12, lift terbuka dan Rudi melihat dua orang zombie berpakaian polisi sedang berlalu lalang di depan lift, dia langsung melakukan hal yang sama seperti sebelumnya dan layar hologram kembali terbuka [Kill zombie wearing police uniform (4/5)].

“Ting,” lift kembali terbuka di lantai 25, Rudi keluar dan melihat seorang zombie berdiri di ujung koridor yang nampak lebih besar dari zombie lain, dia mengenakan seragam polisi yang berpangkat layaknya seorang komandan. Rudi yang melihatnya tertawa keras terkekeh karena dia melihat zombie itu benar benar mirip dengan komandan polsek yang mengatakan kepada dirinya kalau dirinya yang bersalah. Rudi menggenggam erat erat pisaunya,

“Hehehehehehe,” tanpa sadar dia terkekeh berjalan maju mendekat zombie itu.

[Acivate skill Smiling Torture]

“Hahahahahahaha,” Rudi berlari menuju ke arah zombie yang masih tidak sadar akan keberadaannya, langsung saja pisaunya menancap di punggung zombie yang menoleh, berbalik dan mengayunkan tangannya melakukan perlawanan. Rudi menangkap tangan zombie yang mengayun pada dirinya menggunakan giginya dan mencabut pisaunya. Langsung saja pisaunya di tusukkan ke dagu sang zombie sampai menembus ke atas kepalanya.

Sang zombie terjatuh dan Rudi melompat duduk di atas tubuhnya, “hahahahahahaha,” dia menyabetkan pisaunya berkali kali sampai membuat sang zombie hancur berantakan terburai burai ke segala arah. Setelah puas dan terengah engah, Rudi melihat ada sesuatu di dalam tubuh zombie yang sudah tinggal dada dan perutnya saja, dia memasukkan tangannya ke dalam perutnya dan menarik keluar sebuah pemukul baseball dari kayu yang bagian atasnya di belit oleh kawat berduri.

Rudi berjalan menuju ke lift untuk naik ke lantai terakhir sambil menyeret pemukul baseball di tanah. Setelah di dalam, dia melihat tombol terakhir di panel yaitu tombol lantai 42. Dia langsung menekannya, Rudi yang di dalam menunggu dengan sabar, senyum lebar masih menghiasi wajah badutnya, saat ini Rudi benar benar merasa puas, seakan akan dia melampiaskan semuanya di dalam mimpinya.

“Ting,” lift terbuka, mata Rudi membulat karena di depannya adalah sebuah ballroom yang bernuansa merah dan gelap, seluruh jendela di palang oleh papan, banyak tulisan tulisan aneh di langit langit tapi yang paling mengerikan adalah banyak sekali gentong gentong besar berlumuran darah di sepanjang dinding kanan dan kiri Rudi. Dia berjalan mendekati sebuah gentong besar dan menaiki tangganya untuk mengintip ke dalam.

Rudi sangat kaget karena melihat banyak sekali zombie di dalam yang nampak menyedihkan, banyak zombie ibu ibu yang menggendong anaknya, banyak zombie yang berteriak teriak memegang surat sertifikat tanah dan banyak sekali zombie zombie kurus yang sepertinya tidak makan berhari hari. Rudi kembali turun, dia menoleh melihat gentong gentong besar yang lainnya, “dasar pemeras, koruptor, penipu, tukang caplok tanah orang,” dan lain sebagainya. Teriakan teriakan itulah yang keluar dari setiap gentong yang di teriakkan oleh zombie zombie  di dalam.

Rudi berjalan menelusuri balkon yang terasa sangat panjang, sampai akhirnya dia menemukan ujungnya. Begitu sampai ujung, wajah Rudi langsung tersenyum lebar alasannya dia melihat sebuah sofa berdarah darah dengan seorang zombie yang sedang duduk dengan santai di atasnya, tubuhnya tersusun dari tubuh zombie zombie lain seperti frankenstein, bertubuh sangat gemuk dan raksasa sampai dia tidak bisa berdiri, berkepala botak dan wajahnya terlihat menjijikkan, namun wajah itu sama persis dengan wajah ayah Doni. Zombie itu di kelilingi zombie wanita wanita yang walau sudah menjadi zombie masih cantik.

Tangannya yang besar dan penuh cincin batu akik merangkul para zombie wanita yang terlihat pasrah tak berdaya dengan lidah yang panjang seperti ular menggerayangi tubuh para wanita itu.

“Pas....emang bang**** lo om\, mampus lo di sini\, ga bakal lo idup abis ini\,” gumam Rudi sambil melangkah.

Rudi melangkah maju sambil terkekeh, melihat sosok Rudi mendekat maju, para wanita zombie itu langsung berdiri melarikan diri meninggalkan zombie gendut yang tidak bisa bangun berdiri. Dengan santai Rudi memanjat pahanya dan berdiri tepat di depan wajahnya. Terluhat wajah zombie itu ketakutan, dia berusaha mengangkat tangannya tapi tidak bisa karena tangannya terlalu besar untuk melakukan perlawanan. Rudi mengangkat pemukul basebal berkawat duri yang di bawanya ke atas.

“Mati lo...mati lo...dasar penjahat, koruptor, penindas kaum lemah, lo udah ngancurin gue dan misahin gue sama adik gue...mati lo...mati lo,” teriak Rudi sambil mengayunkan pemukulnya berkali kali ke kepala zombie besar itu.

“Byek,” hantaman Rudi masuk ke dalam kepalanya, tapi dia tidak berhenti, dia terus menghantam kepala zombie ayah Doni sampai kepalanya benar benar hancur, seluruh otaknya terburai muncrat kemana mana, matanya keluar dari tempatnya, tengkoraknya sudah menyerpih dan dia masih terus memukulnya. Setelah puas dan terengah engah, Rudi berhenti dan terkekeh, kemudian dia menoleh melihat ke dadanya, tangannya merogoh masuk ke dalam dan menarik keluar jantungnya. Rudi melihat tangannya yang memegang jantung yang masih berdegup perlahan.

“Ini nih....jantung orang yang tidak punya hati....”

Rudi mengangkat jantungnya dan membuk mulutnya lebar lebar, “glup,” dia lansung menelan jantung itu sekali telan. “blung,” layar hologram terbuka,

************************************************

Daily Quest :

    Kill zombie wearing police uniform (5/5) completed.

Main Quest :

    Kill and take bos fat giant zombie heart and eat it (1/1) completed.

Reward received :

-        5.000.000 IDR.

-        Job exp 5.000.

-        Freedom ticket x1.

-        Regain memories after wake up.

************************************************

Job level               : 1 (Exp : 6.000 / 10.000)

Quest done         : 3

Total reward       : 16.000.000 IDR.

************************************************

Tiba tiba waktu terlihat seperti berhenti, semuanya menjadi sunyi, “plok..plok..plok,” terdengar suara orang bertepuk tangan di belakang Rudi. Langsung saja dia melompat turun dari lutut zombie besar itu dan berbalik, ternyata NS berdiri di belakangnya sambil bertepuk tangan,

“Hei NS, gue tidak punya waktu lama lama di sini, bawa gue keluar, banyak masalah di dunia nyata,” teriak Rudi.

“Apa kamu bersenang senang ?” tanya NS.

“Apa maksud lo ?” tanya Rudi.

“Saya melihat kamu sangat menikmati petualangan mu di sini ketika menjalanan tugas, itu artinya kamu sudah siap menerima kenyataan dan hatimu sudah bersatu dengan sistem,” jawab NS.

“Apa sih artinya, gue ga ngerti,” ujar Rudi.

“Kamu akan tahu artinya ketika kamu bangun, satu lagi pertanyaan ku, apa kamu mau mengirim uang itu untuk adikmu ?” tanya NS.

“Iya, kalau bisa, gue ga tau gue akan keluar kapan dan kapan masalah gue akan kelar,” ujar Rudi.

“Baiklah, uang itu akan di kirim kepada adikmu berserta surat penjelasannya, lalu apa kamu mau memakai reward yang kamu dapat, freedom ticket ?” tanya NS.

“Memang itu apa sih ?” tanya Rudi.

“Tiket yang bisa cepat membebaskanmu dari masalah, mau pakai ?” tanya NS.

“Kalau memang benar bisa membebaskan gue, jelas mau,” jawab Rudi.

“Baiklah, sudah saatnya kamu bangun, ‘ctak’,”

NS menjentikkan jarinya, “prak,” terdengar suara retak, “prang,” dunia hancur dan Rudi kembali jatuh ke dalam kegelapan menuju ke titik cahaya sampai melewatinya. Rudi terbangun di selnya, dia melihat ke luar, hari sudah pagi, tapi dia mendengar kegaduhan di depan, Rudi langsung berdiri dan berjalan ke jeruji, dia melihat para polisi berlarian dari kejauhan, tiba tiba Rudi memegang kepalanya, dia ingat semua mimpinya dan perutnya langsung menjadi mual.

“Oeeeek,”

Rudi berlari ke wastafel di dalam sel dan memuntahkan semua isi perutnya karena mengingat mimpinya yang mengerikan dan menjijikkan, wajahnya mendadak menjadi pucat, dia melihat tangannya yang gemetar.

“Ja..jadi...seluruh uang itu...dari NS....gi..gila...se..serem banget sih njir,” gumam Rudi sambil menutup mulutnya.

“Oeeeeek,” sekali lagi dia mengeluarkan isi perutnya, “treng,” Rudi menoleh seorang polisi berdiri di depan jeruji sedang memegang jeruji dengan tangannya yang bercincin.

“Kamu ga apa apa ?” tanya polisi itu kepada Rudi.

“Ga apa apa pak, tapi ada apa ya pak kok kayaknya sibuk sekali di depan ?” tanya Rudi sambil mengelap mulutnya.

“Kapolsek terbunuh dengan sadis semalam di halaman rumahnya, dia di bunuh oleh tetangganya yang katanya berkelahi dengannya gara gara parkiran mobil, kalau kamu sakit istirahat, kalau perlu sesuatu bunyikan saja jerujinya,” ujar polisi kemudian dia melangkah pergi meninggalkan Rudi.

Mendengar ucapan polisi itu, Rudi teringat mimpi buruknya bagaimana dia membunuh zombie kapolsek di dalam mimpinya, seketika wajahnya menjadi lebih pucat dari sebelumnya dan keringat deras membasahi tubuhnya, tapi tanpa dia sadari, dia tersenyum lebar.

“Hehe...begitu rupanya, berarti kesurupan di sekolah Rina juga sama....semua ulah si NS...hehe...gue ngerti semuanya sekarang, sekarang tinggal tunggu berita, apa yang terjadi dengan bapaknya si Doni hehe,” ujar Rudi dalam hati sambil menutup wajahnya dengan senyum lebar mengerikan masih ada di wajahnya.

Terpopuler

Comments

NICKNAME

NICKNAME

klo bisa ga usah ke bahasa inggris jadi kurang seru

2024-05-03

0

pembacasetia

pembacasetia

sadieezz tapi menarik

2024-04-07

0

☠zephir atrophos☠

☠zephir atrophos☠

ini anak dah jadi psycopat atau gimana dah

2024-04-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!