Dengan kekuatan meringankan tubuh yang telah di dapat Marcus, pria itu dengan cepat membawa mereka ke tempat tinggal Felicia.
Sebuah rumah sederhana, di pinggiran kota dekat sebuah danau.
"Masuklah, Tuan!" ujar Felicia seraya membuka pintu rumahnya.
Dengan perlahan, Marcus masuk ke dalam rumah Felicia yang kecil.
"Apakah kamu selama ini tinggal di sini?" tanya Marcus, seraya mengedarkan pandangannya, melihat seisi rumah Felicia.
"Iya, karena di sini sangat bagus untuk memulihkan tubuh, suasananya sangat tenang dan udaranya juga sangat bersih!" kata Felicia.
Ruang utama rumah, bergabung dengan ruang makan dan dapur, sementara kamar ada di lantai dua.
Bangunan dalam dan luar rumah terlihat berbeda, tembok luar terlihat memakai bangunan beton.
Sementara tembok dalam rumah tampak di lapisi memakai panel kayu, sehingga rumah terlihat begitu nyaman.
Felicia naik ke lantai atas, gadis itu masuk ke kamar tamu, untuk mengisi bathtub dengan air hangat.
Sementara Marcus berkeliling di dalam rumah Felicia, melihat setiap sudut dekorasi rumah.
Dalam rumah tidak terlalu tinggi, karena antara kepala Marcus dengan plafon rumah, sekitar dua puluh sentimeter lagi, akan menyentuh kepala pria itu.
Di tembok kayu rumah, ada beberapa foto di gantung dengan rapi.
Marcus melihat beberapa foto, yang kelihatannya foto jadul.
Mata Marcus nanar melihat foto-foto tersebut, satu persatu.
Marcus terkejut melihat foto jadul itu, ada foto orang tuanya saat masih muda, bersama dengan pasangan muda lainnya.
Mata Marcus membesar melihat gadis pasangan pria, di samping orang tuanya, sangat mirip dengan Felicia.
"Tuan, air hangatnya sudah siap, anda pergilah mandi!" sahut Felicia dari lantai atas, lalu kemudian gadis itu menuruni anak tangga.
Marcus tidak menjawab, ia masih fokus melihat foto jadul, yang tergantung di tembok kayu rumah Felicia.
"Apakah ini ke dua orang tuamu?" tanya Marcus, dengan mata masih terus menatap foto tersebut.
"Iya!" jawab Felicia.
"Jadi, Mama sebenarnya sudah tahu siapa kamu, karena itu ia membawa kamu ke Mansion Norton!" ucap Marcus, kemudian memandang Felicia dengan tatapan kagetnya.
"Iya!"
"Tapi, kenapa Mama memberikan nama belakangnya padamu?"
"Supaya tidak ada yang bisa mengenali saya, karena Tuan sudah memilih seorang wanita lain, menjadi tunangan anda!"
"Jadi...!"
"Nyonya Anastasya, hanya menunggu waktu yang tepat untuk memberitahukan, siapa saya sebenarnya, tetapi...ternyata keluarga James, lebih dahulu mengetahuinya!" kata Felicia menjelaskan.
Marcus terdiam di tempatnya, dia memang pria bodoh, dasar sampah! bisik hati Marcus, mengutuki dirinya.
Terlalu percaya, dengan apa yang dikatakan perempuan ja-lang, yang dia pikir sangat mencintainya.
Marcus menatap Felicia dengan lekat, ada perasaan campur aduk yang di rasakannya saat ini.
"Anda harus membersihkan badan, Tuan!" sahut Felicia membuyarkan lamunan Marcus.
Marcus mengedipkan matanya, setelah ia mengetahui sebagian tentang, siapa Felicia sebenarnya, Marcus merasa sedikit canggung dengan panggilan Felicia tersebut.
"Jangan panggil aku Tuan!" ujar Marcus, mengoreksi panggilan Felicia terhadap dirinya.
"Tapi...!"
"Panggil namaku saja!"
"Tidak! anda adalah Tuan saya, itu keharusan pada hubungan kita, anda sebagai Tuan, dan saya bawahan anda!" kata Felicia menjelaskan.
"Bagaimana mungkin seperti itu! kamu adalah calon istri ku yang sebenarnya, dan kekasihku!"
"A..apa? kita belum resmi menjadi sepasang kekasih, dan anda seorang Pemimpin Norton, saya harus menaruh rasa hormat pada and...em!"
Marcus dengan cepat membungkam mulut Felicia, dengan ciumannya.
Tangan Marcus dengan erat merangkul pinggang Felicia, dan menekan ciumannya semakin dalam.
Mata Felicia terbelalak, dengan tindakan Marcus yang spontan tersebut.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Nuri Maulidia
sikat
2024-05-22
0
Jimmy Avolution
ayo
2024-05-21
0
Mr. Smile
hmm
2024-05-13
0