Ch.2 Berpikir Positif

Kebiasaan Zola adalah bangun di saat semua orang masih terlelap. Bukan tanpa alasan, ia harus segera mengerjakan tugas-tugasnya dari menyapu, mencuci, hingga menyiapkan sarapan. Semua harus dikerjakan ketika semua orang terhadap agar saat mereka bangun pekerjaannya telah selesai dan ia tinggal pergi bekerja.

"Hoam ... masih ngantuk!" gumamnya seraya melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 4 pagi. Lalu ia beralih mengambil pigura foto ibunya dan menatapnya sendu. "Hai mom, Zola sangat merindukan mommy, apa mommy merindukan Zola? Mom, jujur, Zola lelah, Zola pingin ikut mommy. Hanya mommy yang benar-benar tulus menyayangi Zola." lirih Zola dengan mata berkaca-kaca. "Tapi mom tenang, Zola nggak akan nekat melakukan hal-hal aneh kok. Zola tetap akan berjuang. Zola yakin, Zola akan mendapatkan kebahagiaan Zola nanti." imbuhnya seraya tersenyum. Lalu ia beralih menatap layar ponselnya, ternyata pesannya pada Regan semalam belum ada yang dibaca. 'Apa dia pulang larut, ya jadi nggak sempat buka pesanku?' gumamnya dalam hati.

Lalu ia segera meletakkan ponselnya, mengikat rambut, lalu pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi. Setelah selesai, iya segera turun ke lantai bawah, masuk ke ruang cuci pakaian, memilah pakaian, dan memasukkannya ke mesin cuci. Sembari menunggu pakaian-pakaian itu selesai dicuci, ia segera bersih-bersih rumah, dan terakhir ia menyiapkan sarapan. Setelah semua pekerjaannya selesai, ia pun bergegas mandi.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 7, Zola pun menuruni tangga dengan setelan formalnya. Kemeja putih, yang dipadukan rok navy selutut, dan fitted blazer berwarna navy. Rambut coklatnya ia jalin menjadi satu di belakang hingga memamerkan leher jenjangnya yang putih nan mulus. Penampilan Zola memang selalu memukai karena itu di perusahaan Shoppa Lova, ia termasuk jajaran 'the most wanted beautiful girl'. Hal inilah yang membuat Clara iri. Di merasa selalu kalah dari Zola. Beruntung ia tidak digabungkan dalam satu divisi bersama Zola, kalau tidak kejadian lalu ia yang selalu dibanding-bandingkan di kampus dengan Zola akan terulang kembali. Ya, Clara pun bekerja di perusahaan yang sama dengan Zola. Tapi, usia Clara 1 tahun di atas Zola, sehingga ia lebih dahulu masuk ke perusahaan itu.

Zola sudah duduk di meja makan dan mulai menyantap sarapan yang dibuatnya tadi.

"Zola, kamu itu udah besar, jangan mentang-mentang kamu kerja jadi kamu nggak ada tanggung jawab sama keluarga. Harusnya kamu contoh Clara, pagi-pagi dia sudah bangun dan bantu mommy siapin sarapan bukan kayak kamu yang cuma bisa tidur. Bangun juga selalu siang. Clara juga kerja, tapi dia masih sempat bantu-bantu mommy." ucap Jordan dengan sorot mata tajam.

Zola hanya memutar bola matanya jengah, selalu seperti ini. Apa-apa Catherine dan Clara, Zola merasa ayahnya telah benar-benar berubah. Apakah ia lupa rasa masakan ini? Semua ia yang menyiapkannya. Pernah Zola memberi pelajaran dengan tidak menyiapkan sarapan, tidak beres-beres rumah, tidak mencuci, tapi dengan mulut sakti ibu tirinya itu, lagi-lagi ia yang disalahkan. Duo racun itu pura-pura tak enak badan, jadi tak sempat menyiapkan sarapan dan bersih-bersih, akhirnya Zola lagi yang kena semprot ayahnya. Mungkin kemampuan akting Catherine dan Clara sudah sebanding dengan artis top papan atas. Haruskah ia memberikan penghargaan kepada dua wanita itu.

"Jangan bersikap kurang ajar kamu, Zola!" bentak Jordan saat menyadari raut wajah jengah Zola. Sedangkan Clara, ia menyeringai senang, karena lagi-lagi ayah sambungnya itu memojokkan Zola.

Zola hanya bisa menghela nafas. Ia lirik, si ibu tiri yang kejamnya sedang berakting menenangkan sang ayah dengan mengusap punggungnya.

"Sudah, dad, jangan marah-marah, nanti jantungmu kumat! Kita hanya perlu mendidiknya dengan lembut. Mom yakin, lama-kelamaan dia akan paham akan tanggung jawabnya." ujar Catherine yang membuat Zola rasanya ingin terkekeh geli , namun harus ia tahan, ia tak mau ayahnya makin marah.

"Aku sudah kenyang. Aku berangkat." ucap Zola datar. Jordan menggebrak meja makan hingga ada beberapa makanan yang tumpah. Zola terkejut, tetapi ia pura-pura tidak tahu. Rasanya ia ingin sekali segera keluar dari rumah layaknya neraka itu. Ia sudah tidak sabar ingin menikah dengan kekasihnya, Regan.

Setibanya di kantor, ia disambut rekan-rekan kerjanya dengan hangat. Hanya rekan sekantornya saja yang menganggap keberadaannya.

"Hai Zo, apa kabarmu pagi ini?" sapa Keira sahabat tersayangnya.

"Huft, begitulah, Kei, tiada yang istimewa. Kau tau kan bagaimana pagiku yang menjemukan." sahutnya dramatis.

"Hmm ... I see, pasti seperti biasa, duo mak lampir itu membuatmu terpojok lagi, kan?" tebak Keira yang langsung mengenai sasaran dan Zola hanya tersenyum kecut.

"Hai cantik, this is your favorit coffee." ucap Roland seraya menyerahkan satu cup kopi kesukaannya. Roland adalah teman satu divisi Zola dan Keira.

"Thanks, Land! Kamu emang yang terbaik." ucap Zola seraya mengedipkan sebelah matanya membuat Roland salah tingkah. Keira dan Zola hanya terkekeh melihat tingkah Roland yang begitu mudah salah tingkah bila diusili Zola.

"Oh iya Zo, kemarin aku kan sama Roland makan siang di cafe X, terus pas mobil kami baru tiba, kami liat Regan sama Clara keluar dari cafe barengan. Kalau loe nggak percaya, tanya aja tuh Roland, ya nggak Land?" ujar Kerira seraya meminta dukungan Roland.

"Hmm ... itu benar, Zo, mereka ngobrol mesra banget." ujar Roland membuat Zola mengerutkan keningnya.

'Sejak kapan mereka dekat? Ah, bisa saja mereka ada urusan pekerjaan kan mereka satu divisi.' Zola masih berusaha berpikir positif.

"Mungkin mereka ada urusan kan mereka satu divisi, Kei, Land." imbuhnya tak mau memupuk kecurigaan. Ya, Zola mang selalu berusaha berpikir positif karena itu banyak teman dan rekan kerja yang menyukainya.

"Stop ngobrolnya, waktunya kerja." pungkas Zola seraya menunjukkan jarum jam yang sudah menunjukkan pukul 8.

Keira pun berlalu dari hadapan Zola seraya menepuk pundak sahabatnya itu, begitu pun Roland segera beralih ke meja kerjanya setelah sebelumnya memberikan senyuman manis pada Zola.

Zola pun mulai berkutat dengan angka-angka yang tertera di layar komputernya. Berkutat dengan angka-angka, membuat Zola harus benar-benar fokus karena salah satu titik atau koma apalagi angka saja bisa berakibat fatal.

Setelah selesai, Zola meregangkan otot-ototnya dengan mengangkat tangannya ke atas, ke kiri, dan ke kanan. Lalu ia mengambil ponselnya dan menghentikan sebuah pesan di sana.

💌[Sayang, pulang nanti ke cafe yuk!]

💌[Oke, tunggu aku di lobi ya, sayang!] balas Regan membuat Zola tersenyum senang. Tidak sulit membuat Zola senang hanya sekedar nongkrong di cafe pun ia sudah sangat bahagia.

...***...

...Happy Reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Edah J

Edah J

Reagen mungkin muna kali yaa🙄

2024-05-10

0

Alivaaaa

Alivaaaa

kasihan Zola 😔

2024-04-20

0

𝐀⃝🥀Angelyo❤️⃟Wᵃfᴳ᯳ᷢ

𝐀⃝🥀Angelyo❤️⃟Wᵃfᴳ᯳ᷢ

laki laki buaya buntung tuh regan

2024-04-14

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1 Zola Amaria
2 Ch.2 Berpikir Positif
3 Ch.3 The Most Wanted Beautiful Girl
4 Ch. 4 Perkenalkan Zola dan Ellard
5 Ch.5 Mantan The Most Wanted Handsome Man
6 Ch.6 Hubungan Simbiosis Mutualisme
7 Ch.7 Memergoki mereka
8 Ch.8 Keputusan terbaik
9 Ch.9 Finally
10 Ch.10 Lembaran baru
11 Ch.11 Sahabat
12 Ch.12 Seseorang, tolong aku!
13 Ch.13 Menyelamatkan Zola
14 Ch.14 Ke Club' malam
15 Ch.15 Hanya ingin membantu
16 Ch.16 Kau harus bertanggung jawab
17 Ch.17 Calon istri
18 Ch.18 Morning Kiss
19 Ch.19 Tuan Muda Miguel
20 Ch.20 CEO baru
21 Ch.21Menikahlah denganku
22 Ch.22 Maafkan Daddy, Zo!
23 Ch.23 My Lovely Wifey
24 Ch.24 Daddy
25 Ch. 25 Lamaran dadakan
26 Ch.26 Janji Ellard
27 Ch.27 Resmi Menikah
28 Ch.28 Malam pertama sebenarnya
29 Ch.29 Penjelasan Ellard
30 Ch. 30 Pernikahan Regan dan Clara
31 Ch.31 Sekretaris CEO
32 Ch.32 Mencari Ellard
33 Ch.33 Merindu
34 Ch.34 Grup perpesanan perusahaan
35 Ch.35 Bertemu Raline
36 Ch.36 Belum tentu seperti yang terlihat
37 Ch.37 Keira
38 Ch 38 Cerita
39 Ch.39 Zo, kau dimana?
40 Ch.40 Aku mencintaimu, Ell.
41 Ch.41 Mimpi
42 Ch.42 Benarkah ini pria yang dinikahinya?
43 Ch.43 Pulang
44 Ch.44 Please, forgive me!
45 Ch.45 Mommy dan daddy
46 Ch.46 Mommy and Daddy II
47 Ch.47 Vitamin
48 Ch.48 Ancaman Regan
49 Ch.49 Belive it or not
50 Ch.50
51 Ch.51 Memecat OB
52 Ch.52 Ya, ini aku.
53 Ch. 53 Mengapa
54 Ch.54 Kucing dan ikan
55 Ch.55 It's time to show
56 Ch.56 Sebuah kalimat
57 Ch.57 Sifat asli
58 Ch.58 Aksi Nekat Clara
59 Ch.59 tiga bedebah
60 Ch.60
61 Ch.61 Suara hati Zola
62 Ch.62 Baby Girl
63 Ch.63 My precious, Wifey.
64 Ch.64 Bingung mengambil keputusan
65 Ch.65 Peraturan
66 Ch.66
67 Ch.67 Bagian masa lalu
68 Ch.68 Membantu ala Zola (End)
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Ch. 1 Zola Amaria
2
Ch.2 Berpikir Positif
3
Ch.3 The Most Wanted Beautiful Girl
4
Ch. 4 Perkenalkan Zola dan Ellard
5
Ch.5 Mantan The Most Wanted Handsome Man
6
Ch.6 Hubungan Simbiosis Mutualisme
7
Ch.7 Memergoki mereka
8
Ch.8 Keputusan terbaik
9
Ch.9 Finally
10
Ch.10 Lembaran baru
11
Ch.11 Sahabat
12
Ch.12 Seseorang, tolong aku!
13
Ch.13 Menyelamatkan Zola
14
Ch.14 Ke Club' malam
15
Ch.15 Hanya ingin membantu
16
Ch.16 Kau harus bertanggung jawab
17
Ch.17 Calon istri
18
Ch.18 Morning Kiss
19
Ch.19 Tuan Muda Miguel
20
Ch.20 CEO baru
21
Ch.21Menikahlah denganku
22
Ch.22 Maafkan Daddy, Zo!
23
Ch.23 My Lovely Wifey
24
Ch.24 Daddy
25
Ch. 25 Lamaran dadakan
26
Ch.26 Janji Ellard
27
Ch.27 Resmi Menikah
28
Ch.28 Malam pertama sebenarnya
29
Ch.29 Penjelasan Ellard
30
Ch. 30 Pernikahan Regan dan Clara
31
Ch.31 Sekretaris CEO
32
Ch.32 Mencari Ellard
33
Ch.33 Merindu
34
Ch.34 Grup perpesanan perusahaan
35
Ch.35 Bertemu Raline
36
Ch.36 Belum tentu seperti yang terlihat
37
Ch.37 Keira
38
Ch 38 Cerita
39
Ch.39 Zo, kau dimana?
40
Ch.40 Aku mencintaimu, Ell.
41
Ch.41 Mimpi
42
Ch.42 Benarkah ini pria yang dinikahinya?
43
Ch.43 Pulang
44
Ch.44 Please, forgive me!
45
Ch.45 Mommy dan daddy
46
Ch.46 Mommy and Daddy II
47
Ch.47 Vitamin
48
Ch.48 Ancaman Regan
49
Ch.49 Belive it or not
50
Ch.50
51
Ch.51 Memecat OB
52
Ch.52 Ya, ini aku.
53
Ch. 53 Mengapa
54
Ch.54 Kucing dan ikan
55
Ch.55 It's time to show
56
Ch.56 Sebuah kalimat
57
Ch.57 Sifat asli
58
Ch.58 Aksi Nekat Clara
59
Ch.59 tiga bedebah
60
Ch.60
61
Ch.61 Suara hati Zola
62
Ch.62 Baby Girl
63
Ch.63 My precious, Wifey.
64
Ch.64 Bingung mengambil keputusan
65
Ch.65 Peraturan
66
Ch.66
67
Ch.67 Bagian masa lalu
68
Ch.68 Membantu ala Zola (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!