Tiara pergi ke kantor catatan sipil menemani bibinya yang akan bercerai dengan suaminya. Siapa sangka seorang pria menarik tangannya dan memperkenalkan dirinya sebagai calon istri pada seorang wanita tua yang berada di sebuah kursi roda.
"Ibu, dia calon istriku. Aku pasti akan menikah lagi, dan memberikan Andrew seorang ibu. Sekarang ibu sudah mau di operasi kan?" tanya pria yang menggenggam erat tangan Tiara.
"Eh, pak ini apa..."
Mata Tiara melebar, pria itu menciumnya. Begitu saja. Lalu berbisik pada Tiara.
"Bekerja samalah dengan ku. Aku akan berikan apapun yang kamu mau!"
"Wah, kalian benar-benar mesra. Baiklah, kalau begitu langsung masuk saja. Ibu baru mau dioperasi kalau kalian sudah dapat sertifikat pernikahan!"
Rahang Tiara nyaris jatuh.
"Me.. menikah? nyonya, aku masih SMA" kata Tiara tergagap.
Pria matang dan dewasa yang menciumnya tadi cukup terkejut.
'Dia masih SMA?' batinnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Tok tok tok
"Tiara! bangun woi!"
Tiara membuka matanya perlahan. Dia sudah mimpi lumayan jauh, tapi harus balik lagi mendengar ketukan pintu dan suara fals kakaknya di luar kamarnya.
"Apasih mas? mas Fathan lapar ya? ceplok telor sendiri lah, sudah besar juga!"
Ceklek
"Eh... " Tiara sampai memundurkan wajahnya, karena Fathan, kakaknya Tiara. Meletakkan ponselnya di depan wajah Tiara.
"Ini apa?" tanya Fathan.
Tiara menggerakkan bola matanya ke arah tengah, keduanya. Dia sampai hampir juling, karena ingin melihat layar ponsel Fathan yang ada di depan hidungnya persis.
Fathan yang melihat kelakuan kurang normal adiknya itu. Langsung mendorong kening Tiara menjauh dari layar ponselnya dengan jari telunjuknya.
"Aduh" keluh Tiara.
"Ngapain mata di jereng-jerengin kayak gitu?" tanya Fathan yang sebenarnya gak butuh jawaban sama sekali.
Memangnya salah siapa dia tunjukkan itu layar ponselnya di depan batang hidung Tiara yang mancungnya kayak Alia Bhatt itu.
"Sehat ente? yang narik itu hape depan mata siapa?" tanya Tiara kesal.
"Ini apa? kenapa ada postingan kamu menjalin hubungan dengan siapa ini, Andrew. Ini apa? kamu pacaran? bocah bau kencur, pacaran!" sindir Fathan.
"Enak aja bau kencur. Sabun Tiara wanginya lavender ya! mana ada bau kencur!" protes Tiara.
Tiara pun meraih ponsel kakaknya. Dia melihat layar ponsel kakaknya itu cukup lama.
"Idih, lagian ngapain mas Fathan berteman sama si Andrew?" tanya Tiara.
"Mas, berteman sama semua pengikut kamu! Semua postingan Andrew itu flexing, Tiara. Dia anak pejabatt? hati-hati kamu bergaul sama orang-orang kayak gitu! bisa jadi kambing guling kamu!" Fathan bicara seperti itu karena dia perduli pada adiknya.
Tapi mendengar ucapan Fathan, Tiara loading. Dan butuh effort sampai beberapa detik untuknya bisa paham ucapan kakaknya itu.
"Mas, kambing hitam kali. Kambing guling? laper ente?" tanya Tiara mengejek kakaknya.
"Jangan mengalihkan pembicaraan Tiara Camelia!" sela Fathan.
"Tiara gak ada hubungan sama itu orang, suer mas!" kata Tiara.
Kali ini dia memang berkata jujur. Sekarang dia memang sudah tidak punya hubungan apapun dengan Andrew. Mereka sudah putus. Jadi, Tiara memang tidak berbohong pada kakaknya.
"Yang benar?" tanya Fathan lagi.
"Benar mas, suer. Berani deh Tiara gak mimpiin moon junhui lagi kalau Tiara bohong!" kata Tiara mengedipkan matanya beberapa kali di depan kakaknya.
'Biar diganti mimpiin Xu Minghao aja' batinnya.
"Moon junhui, bukannya namanya Wen junhui. Ya sudahlah, kamu masih kecil Tiara. Tinggal beberapa bulan lagi kamu ujian kelulusan. Jangan terganggu dengan hal-hal semacam ini! Block saja dia!" kata Fathan.
Benar kan? meski kata-katanya dan tatapannya seperti sedang menegur. Sebenarnya Fathan sangat perduli pada Tiara.
Tiara mengangguk dengan patuh.
"Tiara janji mas, nanti Tiara blok!"
"Kenapa nanti, kan bisa sekarang!" kata Fathan mendesak.
"Sekarang gak bisa, hape Tiara lagi disita. Begitu hape Tiara di pulangin sama itu si ATM berjalan, Tiara akan block... mamvusss!"
Mata Tiara melebar, sangat lebar. Dia keceplosan.
"Hape disita? Tiara!"
Tiara meringis takut. Dia keceplosan.
'Aduh, kenapa pakai keceplosan segala sih? panjang udah ini urusannya!' batin Tiara.
Tiara menelan salivanya dengan susah payah, ketika kakak laki-lakinya satu-satunya itu menutup pintu kamar Tiara dan menguncinya.
Fathan meletakkan ponselnya di atas meja belajar Tiara. Dan menarik kursi, pria yang usianya terpaut 7 tahun dari Tiara itu duduk dengan tangan dilipat di depan dada. Dan pandangan mata penuh selidik.
"Jelaskan!" perintah Fathan yang langsung membuat Tiara terduduk lemas di tepi tempat tidurnya.
**
Empat jam telah berlalu, setelah ibunya Nicholas, nyonya Margaretha. Keluar dari ruangan operasi dan berada di ruangan rawat vip di rumah sakit itu.
Meski ada dua orang pria yang memang sedang menungguinya di dalam ruangan. Tapi keduanya sama sekali tidak saling melihat, atau saling menyapa.
Keduanya sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Nicholas sibuk dengan laptop dan pekerjaannya. Sedangkan Andrew sibuk membalas komentar yang datang setelah dia memposting jika dia dan Tiara kembali menjalin hubungan. Biasanya kan memang begitu, kalau mereka putus. Tidak akan lebih dari tiga hari saja. Itulah yang membuat Andrew nekat memposting hal itu.
Nicholas yang memang tidak mau mencari keributan. Hanya minta Will menyiapkan makanan dan minuman untuk Andrew. Dia juga meminta Will, jam 10 malam nanti mengirimkan pesan pada Andrew supaya Andrew pulang karena besok dia harus sekolah.
Sebenarnya Nicholas adalah ayah yang cukup perhatian. Semua yang diinginkan Andrew, hanya dilihat saja, ketika Nicholas sedang berada disana, pasti Nicholas belikan untuk putranya itu.
Bahkan ketika dia mendapatkan laporan dari Trenz atau Chiko, tentang apapun yang sedang di inginkan Andrew. Nicholas juga selalu memberikannya. Hanya saja, Nicholas memang jarang bicara pada Andrew, karena setiap kali Andrew di ajak bicara, pemuda itu akan sangat marah. Pikirannya sudah terkontaminasi oleh kata-kata nenek dari pihak ibunya. Jadi, dia memang seolah sangat membenci Nicholas.
Nicholas melihat bagian bawah layar laptopnya. Sudah jam 10 malam, seharusnya Will sudah mengirim pesan pada Andrew.
Dan benar saja, Andrew menerima pesan itu. Lalu segera berdiri dari duduknya. Andrew menghampiri tempat tidur Margaretha. Andrew memegang tangan Margaretha perlahan.
"Nek, Andrew pulang dulu ya. Besok pagi sebelum sekolah, Andrew ke sini lagi. Nenek cepat pulih ya!" kata Andrew yang meletakkan tangan neneknya di pipinya.
Saat mendengar itu, Nicholas ingin sekali menoleh ke arah putranya dan ibunya itu. Dua orang yang saat ini adalah yang paling penting untuk Nicholas. Namun, dia tidak mau membuat anaknya emosi dan marah. Anaknya masih harus berkendara saat pulang. Dia tidak ingin terjadi apa-apa pada Andrew.
Makanya, meski ingin sekali menoleh. Nicholas dengan susah payah menahan diri. Dia terus menatap layar laptopnya itu, padahal dia juga tidak fokus.
Ceklek
Suara pintu kamar itu tertutup. Barulah Nicholas menutup laptopnya dan menoleh ke arah pintu.
"Hati-hati di jalan nak!" ucap Nicholas sangat pelan.
***
Bersambung...
malu Ama umur pak? tengah jalan di culik anak mu baru tau rasa🫣
kalau tuan nya ditalak 3😜🤣🤣
kira kira Tiara akan nurut gak ya 🤔🤔
jadi gaes,selama masih bisa dengerin Omelan mamah kalian
nikmati aja. percayalah ketika itu sudah ga kedengaran. rasanya malah hampa🥹
tapi ada benernya si
tapi..kalau mau disalahkan,ya bibinya
ngapain anak gadis ditinggalkan sendirian
kangen mamah ku🥹🥹🥹
tapi emang beda sih horang kayah smaa yg kayah" pas dulu cari receh di Singapura laki CEO bininya setara lah pergi cuma pakai sederhana make up pun tipis
pasti klu Andrew tau ya cuman dikit ada perang dunia ke3😃😃
biar seruuu
aku mau tau si Andrew playboy cap Kampak itu Tau mantannya jadi ibu tiri 🤣🤣😜
ug bertanggung jawab,penuh dukungan Ampe kadang rada jorokin.
Ama bau uit lah kyk om nicho🫣😜🤣
kalau mau ngurusin pernikahan Tiara itu gampang tinggal nanti aja setelah Tiara lulus bikin resepsi mewah, kan menantu mu si gapura kabupaten orang kaya tujuh turunan 🤣
bener apa enggak belakang
🤣🤣