Kirana berusaha menjaga keluarga, sementara Riana menyimpan rahasia. Cinta terlarang menguji mereka. Antara keluarga dan hati, pilihan sulit menanti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Gemini 75, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bangkit dari Puing-Puing Cinta
Sementara itu, di apartemennya yang nyaman di kawasan The Kalindra, Riana sedang berjuang dengan badai perasaannya sendiri. Kabar tentang rencana pernikahan adiknya dengan Raka menghantamnya bagai gelombang tsunami yang menyapu bersih semua yang ia yakini. Apartemen yang dulunya menjadi tempat perlindungan dan kebebasan, kini terasa sempit dan menyesakkan, seolah dinding-dindingnya ikut berbisik tentang pengkhianatan.
Riana merasa marah yang membakar, kecewa yang menusuk, dan sedih yang melumpuhkan. Ia marah pada Raka karena telah mengkhianati cintanya, merusak kepercayaan yang telah ia berikan sepenuhnya, tanpa sisa. Ia kecewa pada Kirana, adiknya sendiri, darah dagingnya, karena telah merebut kebahagiaannya, menghancurkan ikatan persaudaraan yang seharusnya suci dan tak ternodai. Ia sedih karena masa depannya yang telah ia impikan bersama Raka, masa depan yang penuh tawa dan cinta, kini hancur berkeping-keping, menjadi puing-puing yang tak mungkin lagi disusun.
Malam-malam di The Kalindra menjadi siksaan yang tak berujung. Riana terjaga hingga fajar menyingsing, pikirannya dipenuhi bayangan Raka dan Kirana. Ia mencoba mencari jawaban, mencari alasan mengapa semua ini harus terjadi padanya. Apakah ia kurang mencintai Raka? Apakah ia terlalu percaya pada Kirana? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di kepalanya, tanpa memberikan jawaban yang memuaskan.
Namun, di tengah pusaran emosi negatif yang menyesakkan itu, secercah kelegaan mulai menyelinap masuk, seperti sinar matahari yang menembus celah awan kelabu. Ia lega karena akhirnya kebenaran terungkap, meski pahitnya bagai empedu. Ia lega karena tidak perlu lagi hidup dalam kebohongan, berpura-pura bahagia di depan orang-orang yang telah menusuknya dari belakang, tersenyum palsu di tengah luka yang menganga.
Setelah berhari-hari merenung, berjalan tanpa arah di sekitar The Kalindra, menikmati kesendirian yang pahit, dan membiarkan air mata membasahi pipinya, membasuh luka di hatinya, Riana akhirnya membuat keputusan yang akan mengubah hidupnya. Ia tidak akan membiarkan dirinya terpuruk dalam kesedihan dan amarah. Ia tidak akan membiarkan Raka dan Kirana merenggut seluruh kebahagiaannya, menghancurkan semangatnya. Ia akan bangkit, menghadapi kenyataan yang pahit, dan membangun kembali hidupnya, batu demi batu.
Dengan hati yang berat namun dipenuhi tekad yang membaja, Riana mulai menyusun rencana untuk masa depannya. Ia tahu, kembali ke rumah orang tuanya di Batu bukanlah pilihan yang tepat saat ini. Suasana di sana pasti akan sangat tegang dan menyakitkan, dipenuhi tatapan iba dan pertanyaan yang tak ingin ia jawab. Ia membutuhkan ruang dan waktu untuk memulihkan diri, untuk menata kembali hatinya yang hancur, untuk menyembuhkan luka-luka yang menganga.
Riana memutuskan untuk fokus pada karirnya sebagai seorang arsitek. Ia akan bekerja lebih keras, mengambil proyek-proyek yang menantang, mencapai lebih banyak prestasi, dan membuktikan kepada semua orang, termasuk Raka, bahwa ia bisa sukses tanpa dirinya. Ia akan menunjukkan bahwa ia adalah wanita yang kuat, mandiri, dan berbakat.
Ia juga akan membuka diri untuk kemungkinan cinta yang baru. Mungkin, suatu hari nanti, di tempat yang tak terduga, ia akan menemukan seseorang yang benar-benar mencintainya, menghargainya apa adanya, dan tidak akan pernah mengkhianatinya. Seseorang yang akan mengisi hatinya dengan kebahagiaan yang tulus, bukan dengan luka dan air mata.
Riana menarik napas dalam-dalam dan menatap pantulan dirinya di cermin. Matanya masih merah dan bengkak karena menangis, namun ada secercah harapan yang terpancar dari sana, seperti bintang yang bersinar di tengah malam. Ia tahu, perjalanan di depannya tidak akan mudah, akan ada tantangan dan rintangan yang harus ia hadapi, namun ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menyerah. Ia akan bangkit dari keterpurukan, menjadi wanita yang lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih bahagia dari sebelumnya. Ia akan membuktikan bahwa cinta sejati masih ada, dan ia pantas untuk mendapatkannya. Ia akan menulis ulang kisah hidupnya, dengan tinta keberanian dan harapan.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*