"Tuhan ... Apakah hamba tidak ditakdirkan bahagia kenapa nasib hamba jadi sengsara seperti ini? Disini hamba kerja m4ti-m4tian, untuk istirahat saja bahkan terbilang hanya punya waktu terbatas, tapi kenapa bisa Ibu hamba berkata semudah itu seolah-olah aku adalah anak yang tak berguna! Ini tidak adil Tuhan ... tidak adil."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 [ Anaya di culik, akankah ia selamat?]
"Akankah hari ini hari terakhirmu?" Anaya membatin, tangannya masih mengepal gunting itu dengan erat, wajahnya sangat menunjukkan kemarahan yang tidak bisa ia sembunyikan lagi.
Tepat dibelakang Reno, gunting itu Anaya arahkan keatas, selangkah akan menancapkan, bel alarm terdengar, spontan Anaya menyembunyikan gunting itu.
"Nay?" Reno nampak terkejut seusai ia berbalik badan, Anaya sudah ada dibelakangnya.
"Iya?" ucap Reno, Anaya gugup dan langsung memeluk tubuh Lelaki itu dengan manja.
"Aku suka sama aroma tubuh kamu, bolehkah aku memelukmu seperti ini?"titah Anaya.
Bodohnya Reno percaya dengan godaan palsu Anaya, namun ia belum mengijinkan lantaran ada bel bunyi menandakan ada seseorang yang akan masuk.
"Maaf, tapi ada seseorang yang datang, jadi nanti ya?"
Reno mengelus pipi Anaya dengan manja, Anaya nampak cemberut, tapi hal ini membuat Reno nampak gemas dan sesekali mencubit pipi Anaya.
"Mas?"
Langkah kaki seseorang kembali datang, Nadia ... seseorang yang membunyikan bel alarm tadi kini sudah ada dihadapan mereka, dengan membawa satu rantang untuk makan siang, nampak ia tak lupa menunjukkan senyumannya pada sang Suami.
"Sayang ...kamu kesini kok tidak bilang-bilang sih kan aku bisa suruh Pak Anwar untuk menjemput kamu?"
Reno nampak sumringah, ia langsung menyambut sang Istri dan meletakkan satu rantang nasi itu diatas meja.
"Ya kan kalau aku memberitahu kamu terlebih dulu, itukan bukan kejutan, ya kan Nay?"
Sesekali Nadia menyenggol lengan Anaya, Reno sesekali pula melirik Anaya memahami ini mungkin ide yang diberikan Anaya kepada Nadia.
"Jadi semua ini ide Anaya?" Reno hanya menebak, tapi balasan Nadia hanya memberikan anggukannya.
"Maaf, aku bukannya ikut campur sama urusan rumah tangga kalian, sebagai sahabat aku hanya ingin melihat Nadia selalu bahagia bersama dengan pasangannya,"ujar Anaya mencari cela.
"Kamu tidak perlu cemas, aku tidak akan marah, malah aku senang dan berterima kasih kamu memberikan ide yang sangat cemerlang ini, jujur ini pertama kalinya Istriku memberikan kejutan seperti ini, makanya aku sedikit tak percaya."
Ungkapan bohong yang dilontarkan Reno, cara cepat dan kata-kata manis yang selalu dan selalu ia gunakan untuk mengambil hati sang Istri.
"Terima kasih Yang, terima kasih kamu sudah repot-repot mau membuatkan aku makan siang, sekali lagi terima kasih."
Reno mencium telapak tangan sang istri, hal itu berhasil membuat sang Istri nampak tersipu malu.
"Baiklah karena disini ada pasangan yang sungguh sangat romantis, aku mau keluar dulu tidak enak jadi nyamuk."
Anaya menyenggol lengan Nadia, sesekali ia memberikan kedipan satu mata untuk Nadia sebagai ide lain yang mungkin ia ajarkan pada Nadia.
Kedua pasangan itu nampak tersipu malu, Anaya keluar dari ruangan sana ia cukup lega hari pertama menjadi sekretaris.
Reno tak memiliki kecurigaan jika Anaya adalah orang sama yang lima tahun lalu telah ditemuinya, langkahnya kembali beranjak, namun seorang Lelaki berekpresi aneh membuntuti setiap langkahnya, tapi tak diketahui oleh Anaya, lalu ...
"Maaf."
Seorang Pria datang menghentikan langkahnya.
"Ada apa?" tanya Anaya.
"Seseorang ingin bertemu dengan anda, dia menyuruh anda untuk menemuinya di taman, katanya dia teman anda."
"Shinta? Apa mungkin dia?"batin Anaya bergumam sendiri.
"Baik, terima kasih."
"Baiklah."
Anaya beranjak dari tempat, ia menuju lokasi yang ditujukan oleh orang tadi.
"Mana orang yang dimaksud Pria tadi?"gumam Anaya bingung.
Bruk
Sebuah pukulan mendarat bebas mengenai punggung Anaya, tubuh itu roboh, spontan dua orang datang dan langsung memasukkannya kedalam mobil.
******
"Hai, sayang ...."
Mata cantik Anaya terbuka lebar, pandangannya masih samar-samar, ia terperanjat melihat siapa seseorang yang dihadapinya, akan bangkit, namun sayangnya kedua tangannya telah terikat rapat diatas kursi.
"Madam ...mana mungkin Madam tau kalau aku tinggal ditempat dekat sini? Siapa yang memberitahu Madam?"
"Aku!"sahutan yang seseorang layangkan, munculnya Kennan dari belakangnya menambah ekpresi wajahnya yang kian tak terkendali.
"Apakah kamu terkejut hari ini kamu telah kembali ke genggaman Madam?"
Madam mengerutkan dagu Anaya.
"Kamu?" Tapi kali ini pandangan Anaya bertaut pada Lelaki disamping Madam.
"Terima kasih atas kerja samanya, berkat bantuan kamu, saya tidak jadi kehilangan harta berharga yang saya miliki, sekaligus yang saya jaga mati-matian, kamu telah menolong Madam dengan cara mengembalikannya, gantinya ambillah cek ini yang bernilai 1 miliar, saya anggap antara kita sudah sama-sama impas, deal!"
"Terima kasih, saya tidak butuh cek itu, bagi saya membuang sampah ini kembali pada tempatnya sudah lebih dari cukup! Saya minta jaga dia jangan sampai dia kembali masuk dalam keluarga saya, jika perlu kurung rapat-rapat agar tidak menimbulkan penyakit!"
Ekpresi tajam Kennan ia tautkan pada Anaya, terlihat jelas lelaki itu begitu sangat benci apalagi setelah melihat dengan jelas ada niat jahat yang direncananya.
"Tidak! Kamu tidak boleh se'lancang ini? Nina masih bersama kalian ...Nina masih membutuhkan sosok Ibunya ...tolong ....."
Air mata Anaya tumpah, jika dihadapkan dengan sosok Putri kandungnya hatinya sangat pilu dan runtuh seketika.
"Nina sangat tidak membutuhkan sosok Ibu seorang pelacur, seperti anda! Saya tegaskan dia bisa hidup lebih baik tanpa hadirnya sosok Ibu disampingnya dan saya akan jamin, itu!"tegas Kennan meyakinkan.
"Tidak! Tidak ada seorang pun yang bisa memisahkan sosok Ibu dari Putri kandungnya ...kamu tidak bisa ... tidak akan bisa!"
"Saya jamin Nina akan lebih baik jika bersama kamu, jujur selama Nina ikut bersama Ibu kandungnya ia cukup menderita ... bayangkan setiap hari anak itu harus melihat perbuat Mamanya yang suka gonta-ganti Laki-laki, itu akan sangat mempengaruhi masa perkembangannya, jadi Madam minta rawat dan sayangi dia seperti Putri kamu."
Hal biasa yang selalu Madam lakukan untuk mengambil hati seseorang, dan kini sasarannya adalah Kennan.
"Madam tenanglah Nina akan lebih aman bersama keluargaku, Nina masih kecil, tidak baik dia harus hidup dalam lingkungan kotor seperti ini, ya sudah saya permisi."
"Silahkan, antarkan dia."
"Siap, Madam."
*******
"Benar-benar pertunjukkan yang sangat luar biasa kan? Sayang ya ... kamu gagal mengoda Lelaki itu untuk menjadi tameng kamu?"sindir Madam.
Madam tersenyum puas melihat Wanita ini ia perlakukan dengan cara tak manusiawi, sesama Manusia bahkan Wanita, tapi tak ada sedikitpun rasa iba pada Wanita yang kini berada dalam kurungannya.
"Apa mau Madam?" Anaya terlihat pasrah.
"Masih tetap sama, Madam ingin menjadikan kamu pundi-pundi rupiah, jutaan. Bahkan miliaran dari hasil keringat tubuhmu ...."
"Madam, kejam!"
"Kejam? Kau lupa luka ini siapa penyebabnya?"serunya sambil jarinya menunjuk arah kepala kirinya.
"Kau ingat gimana caramu memukul Madam dengan botol ini hingga membuat kepala Madam bocor? Ataukah kau juga ingin merasakannya?"
"Ini madam."
Anak buah mengulurkan satu buah botol kosong, tatapan Anaya penajam, kedua tangannya yang dipegang dengan erat oleh anak buah Madam membuatnya tak bisa berbuat banyak.
Pyar ...
Botol itu dipukulkan tepat mengenai kepala Anaya, darah seketika bercucuran, tapi tak nampak ada kesakitan yang dirasakan Anaya.
"Madam akui kau sangat kuat! Satu botol telah melayang, tapi kau masih tak menunjukkan akan ketakutan mu ...Anaya ...kau sungguh sangat kuat!"
Tak ada pepatah kata yang dilontarkan Anaya. Tak ada pula ekpresi takut, sakit, bahkan rintihan apapun setelah botol itu melayang bebas mengenai kepalanya, namun ...
Bruk
Tubuh Anaya seketika ambruk setelah tak ada tenaga yang bisa menopangnya, kepalanya terasa berkunang-kunang, pandangannya pun kabur, sesaat kesadarannya pun menghilang.
BERSAMBUNG.
lanjut 🙏