NovelToon NovelToon
Rahasia Kelam Di Balik Sutra

Rahasia Kelam Di Balik Sutra

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Rebirth For Love / Cinta Terlarang / Romansa / Cintapertama / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Novianti

Seorang putri Adipati menikahi putra mahkota melalui dekrit pernikahan, namun kebahagiaan yang diharapkan berubah menjadi luka dan pengkhianatan. Rahasia demi rahasia terungkap, membuatnya mempertanyakan siapa yang bisa dipercaya. Di tengah kekacauan, ia mengambil langkah berani dengan meminta dekrit perceraian untuk membebaskan diri dari takdir yang mengikatnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Novianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 04

"Maafkan aku..." cicit Cheng Xiao lirih, suaranya nyaris tak terdengar. Ia menunduk dalam-dalam, menyembunyikan wajahnya yang basah oleh air mata.

Rasa takut mencengkeram hatinya erat-erat. Ia belum pernah melihat Wang Yuwen semarah ini sebelumnya. Tamparan pria itu bukan hanya meninggalkan bekas merah di pipinya, melainkan juga luka menganga di hatinya yang rapuh. Lebih dari rasa sakit fisik, ia merasakan kehancuran yang mendalam.

"Keluar!" teriak Wang Yuwen dengan suara membahana, memecah keheningan yang mencekam. Nada bicaranya penuh dengan amarah dan penolakan, membuat Cheng Xiao semakin menciut.

Tanpa membantah atau mengucapkan sepatah kata pun, Cheng Xiao berbalik dan berlari keluar dari ruang baca itu secepat yang ia bisa. Ia tidak berani menatap Wang Yuwen lagi, takut melihat kebencian yang terpancar dari matanya. Sudut bibirnya terasa perih dan berdarah, pipinya memerah dan berdenyut nyeri. Namun, semua rasa sakit fisik itu tidak seberapa dibandingkan dengan sesak yang menghimpit dadanya, rasa sakit hati yang tak terlukiskan. Ia merasa hancur, ditolak, dan tidak diinginkan.

Cheng Xiao terus berlari, air mata semakin deras membasahi pipinya. Ia tidak tahu kemana harus pergi, yang ia inginkan saat ini hanyalah menjauh dari Wang Yuwen, menjauh dari tatapan kebenciannya, menjauh dari rasa sakit yang menghancurkan hatinya.

Ia terus berlari hingga akhirnya tiba di taman belakang istana putra mahkota. Kakinya terasa lemas, dan ia terjatuh berlutut di bawah pohon sakura yang sedang bermekaran. Kelopak bunga sakura yang berguguran menimpa rambut dan bahunya, seolah ikut merasakan kesedihannya.

Cheng Xiao terisak sejadi-jadinya, memeluk dirinya sendiri erat-erat. Ia merasa sangat kesepian dan tidak berdaya. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia tidak tahu bagaimana cara mendapatkan cinta Wang Yuwen. Ia tidak tahu bagaimana cara membuat pria itu melihatnya sebagai seorang istri, bukan hanya sebagai pengganti.

"Apa yang harus kulakukan?" bisiknya lirih, suaranya tercekat oleh tangis. "Apa yang harus kulakukan agar dia bisa mencintaiku?"

Tiba-tiba, ia merasakan sebuah tangan menyentuh pundaknya. Ia tersentak kaget dan mendongak. Dilihatnya seorang wanita paruh baya berdiri di hadapannya, menatapnya dengan tatapan lembut dan penuh perhatian. Wanita itu adalah dayang istana yang selama ini selalu membantunya.

"Yang Mulia Putri," sapa dayang itu dengan hormat. "Apa yang terjadi? Mengapa Anda menangis?"

Cheng Xiao tidak bisa menahan air matanya lagi. Ia langsung memeluk dayang itu dan menangis sejadi-jadinya di pelukannya. Dayang itu membalas pelukannya dengan erat, berusaha menenangkan Cheng Xiao.

"Tenanglah, Yang Mulia," bisik dayang itu lembut.

Setelah menumpahkan segala kesedihannya, kini Cheng Xiao bersiap untuk memenuhi undangan ke istana kekaisaran. Dayang tua itu dengan telaten membantu mengikatkan cadar sutra halus yang akan digunakan Cheng Xiao untuk menutupi memar yang membiru di pipinya. Sentuhan lembut dayang itu terasa menenangkan di tengah gejolak batin yang masih berkecamuk dalam diri Cheng Xiao.

"Terima kasih, Bibi," ujar Cheng Xiao lirih, tatapan matanya masih terlihat kosong dan sayu, mencerminkan luka yang belum sepenuhnya mengering.

Lian'er, pelayan setia Cheng Xiao, yang sedari tadi menunggu di luar kamar, tentu saja mengetahui apa yang telah terjadi pada nonanya. Ia bahkan telah melaporkan kejadian pahit itu kepada Adipati melalui surat yang dikirimkan dengan burung merpati. Hatinya sakit melihat penderitaan yang dialami Cheng Xiao.

Pintu kamar terbuka perlahan, dan Cheng Xiao keluar dengan anggun didampingi oleh dayang tua. "Nona, apakah kita akan berangkat sekarang?" tanya Lian'er dengan nada khawatir, menatap Cheng Xiao dengan tatapan penuh simpati.

Cheng Xiao mengangguk pelan, "Ayo," ujarnya singkat, lalu melangkah meninggalkan kamar menuju ke kereta kuda yang telah menunggu di halaman depan untuk mengantarkan mereka ke istana kekaisaran.

Cheng Xiao berjalan menyusuri lorong-lorong istana dengan langkah yang sedikit gontai, berusaha mengumpulkan kembali kekuatannya. Saat ia hampir mencapai halaman utama, tiba-tiba di lorong yang berseberangan dengannya, ia melihat Wang Yuwen berjalan ke arah yang sama bersama Zhu Tian. Pemandangan itu membuatnya tertegun sejenak, menyadarkannya akan kenyataan pahit yang harus ia hadapi. Mungkin Wang Yuwen juga akan pergi ke istana kekaisaran.

Namun, Cheng Xiao segera mengendalikan dirinya. Ia memalingkan wajahnya, mengabaikan keberadaan Wang Yuwen seolah pria itu tidak ada di sana. Ia bahkan tidak menatapnya sama sekali, berusaha menyembunyikan luka dan air mata yang masih membekas di wajahnya. Dengan langkah tegar, ia terus berjalan, tanpa menoleh sedikit pun, seolah Wang Yuwen hanyalah bayangan yang lewat begitu saja.

Cheng Xiao, yang berjalan melewati Wang Yuwen tanpa menoleh sedikit pun, membuat sang putra mahkota tertegun. Wang Yuwen bisa merasakan aura dingin dan ketegasan yang terpancar dari istrinya. Ia tahu bahwa Cheng Xiao marah dan terluka, tetapi ia tidak menyangka bahwa wanita itu akan mengabaikannya sepenuhnya.

Zhu Tian, yang menyadari perubahan ekspresi Wang Yuwen, menoleh ke arah yang sama. Ia melihat Cheng Xiao berjalan menjauh dengan anggun, dan ia tahu betul mengapa sang putri mahkota mengenakan cadar hari ini. Ia menyaksikan sendiri tamparan itu, dan bekas merah yang membekas di pipi mulus Cheng Xiao.

"Yang Mulia," panggil Zhu Tian pelan, berusaha membuyarkan lamunan Wang Yuwen.

Wang Yuwen tersentak dan menatap Zhu Tian dengan tatapan kosong. Ia tidak mengatakan apa-apa, namun Zhu Tian tahu bahwa pikirannya sedang berkecamuk.

"Apakah kita akan tetap pergi ke istana kekaisaran?" tanya Zhu Tian hati-hati.

Wang Yuwen mengangguk tanpa ragu. Ia tidak ingin terlihat lemah di depan Cheng Xiao. Ia ingin menunjukkan padanya bahwa ia tidak peduli padanya, meskipun jauh di lubuk hatinya, ia merasa bersalah atas perbuatannya.

"Ayo," ujarnya singkat, lalu melanjutkan langkahnya menuju halaman depan.

Zhu Tian menghela napas panjang dan mengikuti Wang Yuwen dari belakang. Ia merasa khawatir dengan keadaan Cheng Xiao, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ia tahu bahwa ini adalah masalah pribadi antara Wang Yuwen dan istrinya, dan ia tidak berhak untuk ikut campur, meskipun ia merasa bersalah karena tidak melakukan apa pun untuk mencegah kekerasan itu.

Sementara itu, Cheng Xiao telah tiba di halaman depan dan menaiki kereta kuda yang telah menunggunya. Ia duduk di dalam kereta dengan tatapan kosong, pikirannya melayang jauh. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi di istana kekaisaran nanti. Ia tidak tahu bagaimana cara menghadapi Wang Yuwen. Yang ia tahu hanyalah, ia harus tetap kuat dan tegar, demi dirinya sendiri dan demi keluarganya.

Kereta kuda mulai bergerak, meninggalkan istana putra mahkota dan menuju ke istana kekaisaran. Cheng Xiao menatap keluar jendela dengan tatapan kosong, hatinya dipenuhi dengan kesedihan dan ketidakpastian. Ia tidak tahu apa yang menantinya di depan sana, namun ia bertekad untuk menghadapinya dengan berani.

1
Natasya
👍
Nurhasanah
dari bab awal sampe bab ini ... fl nya cuma bisa nangis doang nggak ada gebrakan apapun😏😏
yumin kwan
ish.... kok kaisar ga langsung aja kasih dekrit perceraian....
semangat up nya 💪
Ani_Sudrajat
Cerita nya bagus ..
Marini Dewi
semangat thor biar bnyk up Nya. hehehe
Ani_Sudrajat
Orang tua mana yg tidak sedih melihat putri kesayangannya di perlakukan seperti itu??
yumin kwan
kasian sekali cheng xiao.....
semangat up lagi 💪💪💪
echa purin
👍🏻👍🏻
Ani_Sudrajat
Bagus ceritanya.
Semangat thor 💪
Marini Dewi
alur cerita y sangat menarik, semangat thor 💪💪💪
Ani_Sudrajat
Up nya tambah lagi thor 😄
Marini Dewi
bikin gregetan. up lagi Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!