NovelToon NovelToon
Kaisar Pedang Tak Terkalahkan

Kaisar Pedang Tak Terkalahkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Sayap perak

Namanya adalah Ye Lin. Selain Ketua Pembunuh Bayaran dia juga dikenal sebagai Kaisar Pedang Tak Terkalahkan. Dalam ratusan pertarungan yang telah dilalui dia lebih banyak menang dan tak pernah sekalipun menderita kekalahan.

Namanya begitu disegani, pedangnya sangat dihormati. Namun pria yang terkenal kejam dan tak berperasaan itu pada akhirnya tewas saat berusaha menolong seorang anak muda.

Dia merasa hidup sangat tidak adil sampai jiwanya malah terjebak ditubuh anak muda yang diselamatkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch - 09 : Aula Pandai Besi

Keesokan harinya. Ketika fajar mulai menyingsing, udara hangat bertiup memasuki kediaman mengisi celah malalui langit-langit.

Di tempat tidurnya, Xiao Lingzhe tampak menggeliat bersiap untuk bangun. Tanpa merasa ada yang salah, pria tiga puluh lima tahun itu bangkit lalu berjalan keluar dari kamar.

Pada saat yang sama ada dua murid wanita yang sedang menunggunya di ruang tamu. Mereka datang untuk menyampaikan sebuah pesan, tetapi begitu melihat keadaan Xiao Lingzhe yang tidak mengenakan pakaian lengkap mereka sontak menutup mata dan berteriak.

Akh!!

Xiao Lingzhe bahkan tidak tahu apa yang sedang terjadi. Dengan wajah bingung dia menatap kedua murid wanita yang masih menutupi mata dengan telapak tangan.

"Kalian... Sebenarnya kalian sedang apa?"

Cukup lama kedua murid wanita itu membisu sampai salah satunya menunjuk dengan malu-malu. "Guru Xiao, alangkah baiknya sebelum keluar kamar memeriksa diri terlebih dahulu."

Xiao Lingzhe merasa ada yang aneh dari kalimat murid tersebut. Namun dia masih tidak berpikir kesalahan itu berasal darinya. Sampai kemudian udara dari pintu berhembus menerpa tubuhnya. Bulu kuduk berdiri, kulitnya langsung mengerut.

Dari sini Xiao Lingzhe tiba-tiba memiliki firasat yang buruk. Perlahan dia menundukkan kepala, mencari tahu alasan kenapa tubuhnya menggigil kedinginan.

Jreng...

Mulut terbuka tetapi tidak mampu berkata-kata. Dalam keterkejutan, Xiao Lingzhe segera menyilangkan tangan berusaha menutupi bagian yang sebenarnya tidak mungkin disembunyikan.

"Ka-kalian ...."

Dia langsung berlari masuk kembali ke kamarnya.

Blam!

Pintu dibanting tanpa perasaan.

Dua murid wanita tertawa tak berdaya, sedangkan Xiao Lingzhe di kamar menyembunyikan wajahnya di balik kelambu.

"Siapa... Siapa yang melakukannya?!!"

Kesal, Xiao Lingzhe kemudian berusaha mengingat apa yang terjadi kemarin malam. Namun ingatanya hanya berakhir setelah cawan arak kesepuluh yang dia habiskan.

Nafasnya memburu, dadanya tak berhenti naik turun.

"Ye Lin... Dia yang terakhir bersamaku. Pasti dia ...."

___

Sementara itu, Ye Lin yang berada di aula pandai besi terus-menerus merasakan gatal di bagian hidungnya.

Hachi...

"Tuan Muda baik-baik saja? Di sini mungkin terlalu pengap, bagaimana jika kita menunggu di tempat lain?"

Sambil bicara Huang Mei berusaha mengipas asap di sekitarnya. Namun karena mereka berada di tempat penempaan senjata, asap itu tidak mungkin menghilang dan malah terus bertambah banyak seiring jumlah tungku yang digunakan.

"Aku baik-baik saja."

Ye Lin menarik tangan Huang Mei, memintanya duduk tenang di sampingnya. Bersama dengan itu seorang pria tua berjalan menghampiri mereka. Pakaian tampak aur-auran, rambut berantakan, tangan penuh dengan noda hitam. Namun bukan dia sengaja membuat penampilannya seperti itu, dia hanya baru menyelesaikan pekerjaannya, menempa, membuat senjata.

"Aku dengar kalian mencari ku."

Ye Lin segera berdiri lalu menuangkan air untuk pria tua itu.

Namun tak langsung menerimanya, pria tua bernama Du Rumeng itu cukup lama memandang Ye Lin dan Huang Mei secara bergantian.

"Aku belum pernah melihat kalian. Seharusnya murid baru, bukan? Ada urusan apa?" tanya Du Rumeng, menerima air yang dituangkan Ye Lin.

Aula pandai besi sendiri termasuk dalam tiga aula utama yang ada di akademi. Meskipun tidak sepopuler aula pedang ataupun seramai aula obat, aula pandai besi tetap menjadi bagian yang paling penting karena di tempat tersebut semua senjata diproduksi.

Murid yang datang ke aula pandai besi, jika bukan untuk membuat senjata, maka itu harusnya untuk belajar menempa.

"Benar, kami murid baru dan pertama kali datang ke aula pandai besi. Tapi kami sangat mengetahui kemampuan Tetua Du dalam membuat senjata tidak ada yang bisa menandinginya."

Du Rumeng berdecak sambil menggelengkan kepala. "Mulutmu begitu manis, entah apa yang kau inginkan."

Ye Lin tertawa. Pada saat itu Huang Mei menjelaskan jika mereka datang untuk membuat senjata. Namun tidak ingin senjata dibuat oleh orang lain, harus Du Rumeng sendiri yang membuatnya.

"Kalian ini... Bahkan murid senior tidak akan berani memiliki permintaan semacam ini. Kalian lihat di ruangan-ruangan itu, ada puluhan pandai besi yang dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Mungkin tidak akan sangat sempurna, tapi itu tidak akan jauh berbeda. Kau bisa menjelaskan tipe dan klasifikasi senjatanya, lalu mereka akan langsung mengerjakannya."

Du Rumeng tetap bersikukuh dengan pendiriannya. Dia bahkan memanggil seorang pandai besi untuk mengerjakan pesanan Ye Lin. Namun Ye Lin tanpa ragu menolak orang tersebut.

"..."

Ekspresi Du Rumeng tidak terlihat senang. Dia merasa telah bersikap sangat baik dengan merekomendasikan orang tetapi malah ditolak tanpa berpikir panjang.

"Karena kalian tidak mau, kalian boleh mencari orang lain. Aku sangat sibuk, tidak bisa menemani kalian."

Du Rumeng melangkah dengan yakin seperti tidak akan merubah pikirannya. Namun, dia tidak tahu jika sosok pemuda yang ditemuinya sebenarnya adalah orang yang sangat mengenalnya.

Ye Lin ikut beranjak dari kursi, berdiri sambil meletakkan gelas air. Berkata, "Tetua Du memang sangat berpendirian. Dari muda sudah terobsesi dengan berbagai hal yang berhubungan dengan senjata. Pernah meneliti bijih besi hingga memasuki tambang Keluarga Feng tanpa izin. Meskipun dibuat babak belur, tetapi berhasil keluar dengan mencuri beberapa material."

Du Rumeng yang sebelumnya bahkan tidak berniat menghiraukan Ye Lin kini menahan langkahnya setelah mendengar cerita yang sangat familiar.

Benar, itu cerita tentang dirinya. Du Rumeng tak mungkin lupa karena di hari itu dirinya hampir tidak selamat. Namun, dia masih tidak mengerti bagaimana seorang murid baru mengetahui hal tersebut.

"Tetua Du, aku masih ada beberapa cerita. Bagaimana jika kita duduk bersama, mendiskusikannya dari hati ke hati."

Hati ke hati kepalamu!

Du Rumeng ingin mencincang murid baru yang songong ini. Namun dia mengingat situasinya sebagai tetua kehormatan yang tidak bisa bertindak sembarangan. Pada akhirnya, pria tua lima puluh tahun itu hanya bisa berjalan kembali ke kursinya.

"Bocah, kau jangan asal bicara. Jika ada orang Keluarga Feng di sini kau bisa membuatku dalam masalah."

Ye Lin kembali menuangkan air ke gelas Du Rumeng yang kosong. Berkata sambil tersenyum. "Janji tidak diulangi. Tapi Tetua Du, bagaimana dengan pesanannya?"

Cih!

Du Rumeng mendengus tak berdaya. Mengeluarkan selembar kertas, melemparnya ke depan Ye Lin.

"Tulis rinciannya, jika bisa sekalian modelnya."

1
Royaleia 🐲
👍👍👍👍👍
Andipujiwahono
ayo update lg jg Menantu Dewa Roh juga lanjutkan Thor
algore
jz
algore
kok mulai macet Thor
menantu dewa roh gmn ga berlanjut ksh
Andipujiwahono
ayo update lg thor
algore
joz
algore
mampus
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
Andipujiwahono
ayo thor update lg semangat💪👍
Andipujiwahono
ayo update lg
Andipujiwahono
ayo up lg
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!